You are on page 1of 89

LAPORAN KEGIATAN TECHNICAL ASSITANCE (TA)

PELATIHAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH POPULER BAGI MAHASISWA JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK, FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS JAMBI

Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S. IKom., M.Sc., Ph.D

KATA PENGANTAR Pelatihan penyusunan karya ilmiah popular amat penting artinya bagi bukan saja mahasiswa tetapi juga bagi dosen. Kemampuan menulis karya ilmiah popular merupakan jembatan bagi mereka untuk menuangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan mereka kepada masyarakat umum. Hal ini dikarenakan ada perbedaan dalam hal bahasa dan istilah yang digunakan antara karya ilmiah dan karya ilmiah popular. Dengan terampilnya mahasiswa menulis karya ilmiah popular, selain mereka mampu mengenalkan pengetahuan mereka kepada masyarakat, juga mereka mendapat manfaat lainnya seperti mendapat honor. Tambahan dana ini tentu saja akan memperlancar studi mereka. Disamping itu, dengan kemampuan ini mereka akan menjadi seorang sarjana dengan nilai plus. Akhirnya, hal ini akan bermanfaat ketika mereka sudah terjun ke masyarakat luas. Akhirnya tiada gading yang tak retak, TA mohon saran dan kritik guna perbaikkan diri TA di masa yang akan dating.

Bengkulu,

Nopember 2008

Technical Assitance

(Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D) NIP. 131 619 670

PELATIHAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH POPULER BAGI MAHASISWA JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK, FAKULTAS PETERNAKAN, UNIVERSITAS JAMBI

A. LATAR BELAKANG Kelemahan sebagian besar mahasiswa antara lain adalah kekurangmampuan mereka dalam mengungkapkan ide atau gaasan mereka ke media massa. Kelemahan ini disebabkan oleh terlatihnya mereka oleh tugas-tugas menulis yang sifatnya ilmiah. Di perguruan tinggi, mereka terbiasa dilatih oleh para dosen mengungkapkan fenomena atau fakta secra ilmiah. Hal ini menyebabkan mahasiswa menjadi terbiasa menulis karya ilmiah, yang tentu saja menggunakan bahasa ilmiah. Padahal, mahasiswa selain mempunyai tugas dalam pendidikan dan pengajaran serta pengembangan ilmu, mereka juga berkewajiban untuk menyampaikan pengetahuan dan keterampilan mereka ke masyarakat. Ada beberapa manfaat bagi mahasiswa jika mereka mampu mencerahkan masyarakat, yaitu: 1) sumberdaya manusia di masyarakat meningkat tajam, karena masyarakat banyak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru, 2) mahasiswa berlatih mengaplikasikan ilmunya ke masyarakat, 3) mahasiswa terbantu dalam hal mendapatkan tambahan dana untuk memperlancar kuliah mereka, 4) mahasiswa akan menjadi sarjana plus ketika mereka memasuki dunia kerja. Salah satu jembatan untuk menghubungkan antara dunia ilmiah yang ditekuni oleh mahasiswa dengan masyarakat umum adalah melalui tulisan karya ilmiah popular di media masaa, seperti koran, majalah, tabloid dan bentuk media massa lainnya. Tulisan ini berupa tulisan yang memuat fenomena atau fakta ilmiah yang ditulis dalam bahasa yang

biasanya dipakai oleh masyarakat umum. Mengapa perlu ada jembatan tersebut? Karena ada perbedaan yang sangat nyata antara tulisan ilmiah dengan tulisan ilmiah popular. Hal ini menyebabkan mahasiswa yang terlatih menulis karya ilmiah sering mengalami kesulitan ketika mereka mencoba mengungkapkan fenomena atau fakta yang ditemukan itu dalam bahasa populer. Oleh sebab itu, pelatihan penyusunan karya ilmiah populer sangat penting bagi mahasiswa. Keterampilan tersebut juga menurut hemat TA juga sebaiknya dikuasai pula oleh para dosen.

B. TUJUAN PELATIHAN 1. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang teknik menulis karya ilmiah populer. 2. Melatih mahsiswa menulis karya ilmiah populer. 3. Menyamakan persepsi tentang etika penulisan, menulis karya ilmiah bertaraf internasional dan proposal penelitian berskala nasional, terutama yang berkaitan dengan kiat menggali dan merumuskan masalah penelitian.

C. MANFAAT PELATIHAN 1. Mahasiswa menjadi terampil dalam menulis karya ilmiah populer. 2. Mahasiswa memahami etika penulisan. 3. Dosen mempunyai kesamaan persepsi dalam etika penulisan, penulisan karya ilmiah bertaraf internasional dan menulis proposal penelitian bertaraf nasional.

D. METODE PELATIHAN Berdasarkan tujuan dan manfaat yang hendak dicapai, maka metode pelatihan penyusunan karya ilmiah populer dibuat secara bertahap, dengan tahapan sebagai berikut: 1) Pemberian materi Dalam pelatihan ini, TA menyampaikan beberapa materi sebagai berikut: a. Teknik penulisan karya ilmiah populer: Materi ini membahas bagaimana teknik penulisan karya ilmiah populer dari teknik memperoleh ide, gagasan atau tema, membuat pokok pikiran, membuat kerangka tulisan, judul, lead (teras artikel), pendahuluan, isi tulisan sampai penutup. Disini juga diberikan materi pasca penulisan draft, teknik penyuntingan, dan kiat-kiat agar fisik naskah menarik perhatian editor. b. Etika penulisan tulisan ilmiah populer. Materi ini membahas tentang dari

pengertian etika sampai dengan jenis-jenis plagiat beserta contohnya serta cara untuk menghindari plagiat. c. Buku ide, suatu kebutuhan yang terlupakan. Dalam materi ini dibahas bagaimana calon penulis mengelola ide atau gagasan yang muncul. Materi ini sangat berguna untuk mendokumentasikan semua ide atau gagasan yang muncul. Dengan adanya buku ide ini, calon penulis atau penulis tidak akan mengalami kesulitan ketika mereka bermaksud menulis.

Dalam pelatihan ini digunakan metode pembelajaran interaktif melalui komunikasi dua arah. Agar komunikasi berjalan dengan lancar, TA mempergunakan alat bantu berupa tayangan power point. Materi diberikan secara bertahap dari pengetahuan teoritis sampai

contoh-contoh untuk masing-masing sub pokok bahasan. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa akan dengan mudah memahami dan mempraktekkannya.

2) Latihan Setiap sub pokok bahasan, mahasiswa dilatih dan praktek langsung. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa mampu menerapkan kerangka teoritik yang telah diberikan. Hasil praktek mahasiswa dikoreksi, diberi komentar serta saran perbaikkanya. 3) Tugas Tahap berikutnya, mahasiswa dibagi dalam enam kelompok dan kemudian diberi tugas untuk menulis karya ilmiah populer. Hasil tulisan mereka kemudian dikoreksi, diberi komentar dan saran perbaikkannya. Mereka kemudian diminta memperbaiki karya mereka dan kemudian menyerahkan kembali kepada TA. Tulisan yang telah diperbaiki kemudian dikoreksi kembali oleh TA dan diberi saran perbaikan. Pada tahap akhir TA kemudian menilai karya ilmiah populer yang layak untuk dikirim ke media massa.

4) Tambahan Semula hanya mahasiswa yang dilatih, tetapi kemudian berkembang bahwa

bukan hanya mahasiswa yang perlu tetapi juga dosen. Hasil diskusi, kemudian disetujui persamaan persepsi tentang etika penulisan, teknik menulis karya ilmiah bertaraf internasional dan teknik menulis proposal penelitian bertaraf nasional terutama teknik menggali dan merumuskan masalah penelitian. Permintaan tersebut ditindaklanjuti oleh TA. Adapun materi yang didiskusikan adalah sebagai berikut:

a. Penelitian dan etika penelitian b. Kiat-kiat penulisan artikel ilmiah dalam jurnal ilmiah internasional c. Penggalian dan perumusan masalah penelitian

E. PESERTA Peserta pelatihan ini adalah: 1) Mahasiswa Jurusan Nutrisi dan Makanan ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi. 2) Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Jambi.

F. RESPON PESERTA 1) Mahasiswa Dari pelatihan tersebut dapat dibaca bahwa mahasiswa Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jambi masih sangat lemah kemampuan menulisnya, baik dalam menulis karya ilmiah dan terlebih lagi dalam menulis karya ilmiah populer. Ini terlihat dari tidak sinkronnya antara judul dan isi tulisan, tidak konsistensi mereka dalam penggunaan istilah, tulisan ilmiah populernya masih bercorak ilmiah, tidak jelas pendahuluan, isi dan simpulan, tidak ada benang merah antara judul, pendahuluan dan simpulan. Juga, jika dilihat dari kelancaran alur gagasan kurang sistematis dan terasa tersendat-sendat pengungkapannya. Dalam karya mereka juga masih banyak ditemukan tidak berkesinambungannya antara satu alinea dengan alinea lainnya. Selain itu, dalam hal keterbacaan, tingkat keterbacaan tulisan mereka yang rendah. Ini ditandai oleh banyaknya kalimat yang sulit dimengerti.

Selain kelemahan tersebut, ditemukan beberapa indikasi bahwa mahasiswa hanya memindahkan tulisan orang lain ke dalam tulisan mereka. Hal ini tentu saja tulisan mereka penuh dengan plagiat. Jika tulisan itu dikirim ke media massa, tentu saja akan menimbulkan dampak negatif yang nyata. Kelemahan-kelemahan tersebut telah terbaca oleh TA, dan TA secara bertahap menuntun mereka bagaimana memperbaiki karya mereka. Mahasiswa diberi waktu untuk memperbaiki draft awal tersebut. Meskipun TA telah memberikan masukan yang sangat berharga bagi perbaikan tulisan tersebut, ternyata perbaikan yang dilakukan oleh mahasiswa masih jauh dari harapan TA. TA kemudian mengoreksi kembali dan menugaskan mahasiswa untuk kembali memperbaikinya. Dari perbaikan tersebut, TA menilai bahwa dari enam karya ilmiah populer yang ditulis oleh mahasiswa, hanya ada satu yang layak untuk dikirim ke media massa. Itupun masih cukup banyak perbaikkan yang harus dilakukan.

2) Dosen Pada mulanya TA hanya diminta memberikan masukan kepada dosen tentang kiat menulis proposal berskala nasional, terutama dalam menggali dan merumuskan masalah penelitian. Akan tetapi diskusi berkembang sehingga pembahasan tidak hanya itu, tetapi juga mencakup etika penulisan dan teknik penulisan karya ilmiah bertaraf internasional serta sertifikasi dosen. Oleh karena TA meang cukup menguasai materi-materi tersebut, maka TA berusaha menguraikan hal tersebut secara singkat, akurat dan jelas. Secara umum, terjadi persamaan persepsi diantara dosen dalam hal etika penulisan, penyusunan karya ilmiah internasional, penulisan proposal peneltian serta

sertifikasi dosen. Memang, materi-materi tersebut sangat dibutuhkan oleh dosen untuk meningkatkan prestasi mereka.

G. KENDALA YANG DIHADAPI 1) Mahasiswa Kendala yang dihadapi oleh TA selama pelatihan untuk mahasiswa antara lain: a) kurang aktifnya mahasiswa, b) internet yang tidak lancar, c) kurang disiplinnya mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh TA. Kurang aktifnya mahasiswa dicoba atasi oleh TA dengan beberapa tindakan, yaitu: a) memotivasi mereka untuk bertanya, b) menunjuk mereka untuk bertanya, c) meminta mahasiswa untuk menjawab pertanyaan TA dan mahasiswa lainnya. Dengan cara ini, tingkat keaktfan mahasiswa dalam pelatihan dapat ditingkatkan. Sementara, kurang disiplinnya mahasiswa dalam menyelesaikan tugas antara lain diatasi dengan memberikan gambaran manfaat apa yang mereka peroleh jika mereka pandai menulis karya ilmiah populer. Saya juga mengenalkan blog saya, yaitu http://uripsantoso.wordpress.com kepada mahasiswa. Disana mahasiswa dapat lebih banyak berlatih, dan TA menyanggupi jika mereka ingin berlatih lebih lanjut.

2) Dosen Pada dasarnya tidak ada kendala, karena dosen fakultas Peternakan, Universitas Jambi sangat aktif dalam persamaan persepsi tersebut. Hasil pengamatan TA, para dosen termotivasi untuk berkarya lebih prestatif.

H. SARAN Berdasarkan temuan pada saat pelatihan untuk mahasiswa dan persamaan persepdi dengan para dosen, ada beberapa saran yang TA sampaikan, yaitu: a) Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk menulis karya ilmiah populer. Fakultas Peternakan dapat membuat program insentif bagi mahasiswa yang menulis di media massa, jurnal atau lainnya. b) Memberikan insentif kepada dosen yang mempublikasikan karyanya baik di media massa maupun dijurnal ilmiah. c) Meningkatkan kemampuan dosen dalam menyusun proposal penelitian bertaraf nasional melalui bedah proposal. d) Meningkatkan kemampuan dosen dalam menulis karya ilmiah bertarap internasional.

Technical Assitance

(Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D) NIP. 131 619 670

LAMPIRAN 1) Riwayat hidup TA


DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Umum

Nama Lengkap Jenis Kelamin Tempat/Tgl. Lahir Pekerjaan Pangkat/Golongan/Jabatan NIP Alamat rumah

Alamat kantor

Prof. Ir. Urip Santoso, S. IKom., M.Sc., Ph.D. Pria Brebes, 21 September 1960 Dosen Pertanian, Universitas Bengkulu Pembina Utama/IVb/Guru Besar 131 619 670 Jl. Unib Permai II/47 Bengkulu 38125; Telp./Faks (0736) 28616; HP 08153806740. Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu; Telp. (376) 21170 extension 219, 110

B. Riwayat Pendidikan dan Pelatihan/Kursus No. 1 2 3 4 5 Jenis Pendidikan Sekolah Dasar Negeri S M P Negeri S M A Negeri Fakultas Peternakan, UGM Pasca Sarjana (S2) Fakultas Pertanian, Universitas Gifu Pasca Sarjana (S3) Fakultas Pertanian, Universitas Gifu Jurusan Komunikasi, FISIP, Universitas Terbuka Pelatihan Penerjemah Buku Ajar Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Pelatihan Pembelajaran Bermutu Tempat Randudongkal, Pemalang Randudongkal, Pemalang Pemalang Yogyakarta Gifu, Jepang Tahun Lulus 1973 1976 1980 1985 1992

Gifu, Jepang

1995

7.

Jakarta

2007

8. 9. 10.

Padang (DIKTI) Jakarta (Dikti) Bengkulu (Dikti)

2001 1999 2000

10

11. 12 13 14 15 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

1996 1997 Desember 0216 Maret 03 Kursus bahasa Inggris Unib, Bengkulu (level 6) 1987-1988 Kursus bahasa Jepang IPB, Bogor 1989 Kursus bahasa Jepang Universitas Nagoya, Jepang 1989 Kursus bahasa Jepang Universitas Gifu, Jepang 1990-1991 Kursus bahasa Inggris Unib, Bengkulu (Post 2000 Intermediate) Pelatihan pembuatan Bengkulu (Unib) 2002 RKBM dan SAP Pelatihan pembuatan buku Bengkulu (Unib) 1999 petunjuk praktikum Kursus Bahasa Inggris Yogyakarta (intermediate) 1983 Pelatihan pembuatan P2AP-UNIB 2004 butir-butir soal. Pembelajaran interaktif Jurusan Peternakan 2004 Pelatihan calon penilai KLH-regional Sumatera 2005 Adipura

Magang Biofermentasi Pelatihan Metodologi Penelitian dan Kerjasama Pelatihan TQM dan AA Pelatihan EWMP Sandwich program

BPT Ciawi Bogor Bengkulu (Dikti) Bengkulu (Unib) Bengkulu (Unib) Gifu, Jepang (3 bulan)

1999 1999

C. Kegiatan Pendidikan dan Pengajaran

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Jenis Kegiatan Mengajar Reproduksi Ternak Mengajar Nutrisi Ternak Unggas Mengajar Genetika Mengajar Nutrisi Ternak Unggas Mengajar Nutrisi Ternak Monogastrik Mengajar Tingkah laku Hewan Mengajar Ilmu Reproduksi Ternak Mengajar Biokimia

Tempat UMB UMB Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu

Tahun 1995-1997 1995-1997 1986-1989 1995-2000 2000 sekarang s/d

Mengajar Nutrisi Ternak Universitas Bengkulu Dasar Mengajar Bahan makanan Universitas Bengkulu

1995 sekarang 1995 sekarang

s/d s/d

11

11. 12.

13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

Ternak dan Formulasi Ransum Mengajar Penyajian Ilmiah Mengajar Metodologi Penelitian Produksi Ternak Mengajar Penyuluhan Peternakan Mengajar Pangan dan Gizi Membimbing dan menguji skripsi mahasiswa Membimbing dan menguji skripsi mahasiswa Membimbing praktikum mahasiswa Membimbing praktikum mahasiswa Membimbing pelaksanaan penelitian mahasiswa S2

Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu

2000 sekarang 2003 sekarang 1999-2000 2001-2002 1995-1997

s/d s/d

Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu UMB Universitas Bengkulu UMB Universitas Bengkulu Gifu University, Japan

1996 s/d sekarang 1995-1997 1986 s/d sekarang 1994-1995

D. Inovasi Pembelajaran

No 1. 2.

Judul Penelitian Penerapan metode pembelajaran berorientasi lingkungan pada matakuliah Penyajian Ilmiah Penerapan Pemberian Tugas pada Matakuliah Nutrisi Monogastrik

Jumlah Dana (Rp) 10.000.000

Sumber dana SP4 Mandiri

Ketua/angg ota Ketua

Tahun 2004 2005

Ketua

E. Studi Kelayakan Pembukaan Program

No 1. 2.

Judul Penelitian Studi Kelayakan Pendirian Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, UNIB

Jumlah Dana (Rp) 1.000.000 10.000.000

Sumber dana UNIB DUE-Project

Ketua/angg ota Ketua

Tahun 1997 2002

Studi kelayakan pembukaan Program Pasca Sarjana di Fakultas Pertanian UNIB

Ketua

F. Kemahasiswaan

No 1.

Judul Kegiatan Pembina Kegiatan Penalaran

Jumlah Dana (Rp)

Sumber dana

Ketua/an ggota Pembina

Tahun 96-

12

2.

Mahasiswa UNIB Pengaruh penggunaan tepung daun sukun terhadap kualitas karkas ayam broiler (penelitian)

6.000.000

Diknas Kota Bengkulu

Pembimbing

2002 2006

G. Kegiatan Penelitian

1. Bidang Peternakan No Judul Penelitian 1.

3.

4.

5.

Penggunaan cacing tanah sebagai pakan berprotein tinggi pada ayam broiler Pengaruh naungan terhadap produksi dan kecernaan in vitro Pueraria phaseoloides. Effect of early feed restriction on growth and body composition in broiler chickens (dua penelitian) Effect of methionine and cystine on growth, fat accumulation and lipogenic enzyme activities in finisher broilers Effect of garlic on HMG-CoA reductase activity in growing chicks. Effect of methionine and cystine on growth, fat accumulation and lipogenic enzyme activities in starter broilers Studies on effect of early feed restriction on growth and body composition in broiler chickens (3 penelitian) Effect of early feed 21.860.000 restriction on growth, breast and thigh composition and fat deposition in mixed-sex broiler 20.000.000 Effect of early feed restriction on growth, breast and thigh composition and fat deposition in mixed-sex

Jumlah Dana (Rp) 300.000

Sumber dana LKIP, Dikti

Ketua/an ggota Ketua

Tahun 1982

Skripsi S1

1985

Thesis S2

1992

Jepang

Coresear cher

1993

Coresear cher
Jepang

1993

Coresear cher

1994

Disertasi S3

1995

URGE, DIKTI

Ketua

1996

URGE, DIKTI

Ketua

1997

13

10

11

12

broiler Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan terhadap pertumbuhan dan konsentrasi fraksi lipid pada ayam broiler Effect of early feed restriction-refeeding on growth, body composition and lipid accumulation in broiler mixed-sex Pengaruh daun keji beling pada pertumbuhan dan akumulasi lemak pada broiler
Tu-chung Leaf Meal Supplementation Reduced an Increase in Lipid Accumulation of Chickens Stimulated by Dietary Cholesterol Effects of fermented chub mackerel extract on lipid metabolism of rats fed a high-cholesterol diet

Mandiri

Ketua

1996

13.000.000

ITSF

Ketua

1996

Mandiri

Ketua

1997

13

14

15

16 17

18

Effect of fermented chub mackerel extract on lipid metabolism of rats fed diets without cholesterol. Karakteristik berbagai formula sakura block Uji palatabilitas dan daya simpan sakura block, dan pengaruhnya terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organic pada kambing Populasi dan penyebaran ayam Burgo di Kabupaten Rejang Lebong
Effect of Fermented Chub Mackerel Extract on Lipid Metabolism of Diabetic Rats (Penelitian kerjasama dengan Keiichi Tanaka) Pengaruh level EM4 sebagai inokulum terhadap kandungan HCN pada daun ubi kayu

Kerjasama dg. Prof. Keiichi Tanaka, JEPANG Kerjasama dg. Prof. Keiichi Tanaka, JEPANG JEPANG

Dana mandiri Ketua Dana mandiri Ketua

2000 2000

Unib-Due Like JEPANG

anggota

2000

19

2001

20. 21. 22.

Dana Mandiri Mandiri Semi-Que 3

Ketua anggota anggota

2001 2001 2001

Tabut sebagai pakan suplemen pada sapi laktasi Penggunaan tabut untuk

14

23

24.

25

26

27

28

29

30

31

32

33

meningkat-kan produksi susu pada sapi perah Pengaruh penggunaan sakura block sebagai feed supplement pada sapi Bali. Aplikasi ekstrak daun katuk pada peternakan broiler rakyat.(pengabdian + penelitian) Effect of CLA on lipid metabolism in animal (literature research) Pengaruh pemberian pakan berprotein tinggi plus berlemak tinggi selama refeeding terhadap pertumbuhan dan akumulasi lemak pada broiler umur duapuluh delapan hari Effects of Dried Bacillus subtilis Culture during Refeeding on the Performance and Chemical Carcass Composition of Broiler Chicken Pengaruh tipe pembatasan pakan dan pemberian pakan berprotein berbeda selama refeeding terhadap akumulasi lemak pada broiler Pengaruh pemberian mengkudu terhadap kadar kolesterol telur ayam ras Penggunaan ekstrak daun katuk sebagai feed additive untuk memproduksi meat designer Teknologi tabut untuk memodifikasi produksi dan asam lemak omega 3 dan CLA susu. Teknologi tabut untuk memodifikasi produksi dan asam lemak omega 3 dan CLA susu. Pengaruh tepung daun sukun

Demplot Vucer 5.000.000 Ipteks-Dikti

Ketua

2001

Ketua

2002

Gifu University, Japan Small research in Japan Ketua

2003

Small research in Japan

Ketua

Small research in Japan

Ketua

1.200.000

Mandiri

Ketua

2003

65.000.000

Dikti (Hibah Pekerti)

Ketua

2004

33.000.000

Dikti (Hibah Bersaing)

Anggota

2005

35.000.000

Dikti (Hibah Bersaing)

Ketua

2006

Mandiri

Ketua

2006

15

terhadap performans, mutu daging dan penimbunan lemak pada broiler 34


Pengkayaan zat-zat gizi dalam telur dengan ekstrak daun katuk dan minyak ikan lemuru plus vitamin e

Dikti (Hibah Bersaing)

Ketua

2007

2. Bidang Sosial & budaya No Judul Penelitian 1 Peranserta wanitatani pada program penyuluhan di pedesaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Studi kasus di sentra-sentra usaha sapi potong rakyat Propinsi Bengkulu Kontribusi dan status wanita pada usaha sapi potong (kajian wanita) Faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi dan status wanita pada usaha sapi potong (starter grant) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengambilan keputusan wanita pada usaha sapi potong (penelitian dasar) Kontribusi wanita tani ternak pada usaha sapi potong di kecamatan Sukaraja. Pengaruh film kartun doraemon terhadap perilaku anak Sekolah Dasar. Studi kasus di Perumnas Unib. Analisis sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat di wilayah wisata pantai kota Bengkulu

Jumlah Dana (Rp) 10.000.000

Sumber dana Penelitian Dasar, DIKTI

Ketua/an ggota Ketua

Tahun 2001

5.000.000

DIKTI

Anggota

1998

10.000.000

DIKTI

Anggota

1999

13.000.000

DIKTI

Anggota

1999

3.000.000

UNIB

Anggota

2000

500.000

Dana Mandiri

Anggota

2004

7.

5.000.000

Ketua

2007

16

3. Bidang Lingkungan No Judul Penelitian 1. Penggunaan sampah daun pisang sebagai pakan ayam broiler Pemanfaatan umbi pisang untuk pembuatan bolu, sabun dan keripik Effect of dried Bacillus subtilis on hepatic lipogenic enzyme activities, fat accumulation and ammonia production in poultry Pengaruh ekstrak daun katuk terhadap pertumbuhan, akumulasi lemak dan jumlah mikrobia feses pada ayam broiler Effect of dried Bacillus subtilis on growth, body composition and ammonia production in broilers

Jumlah Dana (Rp) 300.000

Sumber dana LKIP, Dikti

Ketua/an ggota Ketua

Tahun 1983

2.

300.000

LKIP, Dikti

Ketua

1984

Joint research dengan Prof. Keiichi Tanaka, Jepang Mandiri

1995

Ketua

1997

7.

8.

Pengaruh ekstrak daun katuk terhadap performans, akumulasi lemak dan mikrobia daging pada broiler Penggunaan ekstrak daun katuk untuk meningkatkan produksi dan kualitas telur yang ramah lingkungan pada ayam petelur Penggunaan ekstrak daun katuk untuk meningkatkan produksi dan kualitas telur yang ramah lingkungan pada ayam petelur

2.900.000

Joint research dengan Keiichi Tanaka, Jepang UNIB

1997

Ketua

1998

42.000.000

Hibah Bersaing (Dikti)

Ketua

2002

36.100.000

Hibah Bersaing (Dikti)

Ketua

2003

H. Penelitian Kerjasama No Judul Penelitian 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi

Jumlah Dana (Rp)

Sumber dana LIPI

Ketua/an ggota Anggota

Tahun 1995

17

2 3

penggembalaan ternak liar di Taman Hutan Raya, Bengkulu Kajian kualitas sakura block 3.000.000 pada berbagai formula. Penggunaan sakura block 6.000.000 untuk meningkatkan produktivitas kambing kacang Studi daya dukung lingkungan di 128.500.000 Enggano (kerjasama) + 100.000.000 Pengembangan Enggano 147.000.000

Batan-UNIB Batan-UNIB

Ketua Ketua

2000 1999

BappedaldaKLH-P2LH P2LHBappedalda P2LHBappedalda

Penanggung jawab

2005

Inventarisasi sumberdaya alam di Propinsi Bengkulu


Publikasi Ilmiah

Penang2006 gungjawa b anggota 2006

I.

No . 1

Judul artikel

3 4 5

Effects of fermented products from chub mackerel extracts on growth and carcass composition, hepatic lipogenesis and on contents of various lipid fractions in the liver and the thigh muscle of broiler. Effect of dietary cholesterol on 3-hydroxy-3methylglutaryl CoA reductase activity of growing chicks. Effects of early feed restriction on growth performance and body composition in broilers. Effects of early skip day feeding on growth performance and body composition in broilers. The effect of dietary fats on the hepatic and intestinal 3-hydroxy-3-methylglutaryl coenzyme A reductase activities in chicks. Early skip-a-day feeding of female broiler chicks fed high-protein realimentation diets. Performance and body composition. Effect of dried Bacillus subtilis culture on growth and lipogenic enzyme activity in female broiler chicks. Does feed-restriction refeeding program improve growth characteristics and body composition in broiler chicks? The effect of supplementing methionine plus cystine to a low-protein diet on the growth performance and

Nama, volume, halaman, dan tahun pada jurnal/Prosiding Anim. Sci. Technol. 63: 3237.

Anim. Sci. Technol. 64: 1156-1162. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 6: 401-410. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 6: 451-461. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 6: 281-290. Poultry Sci. 74: 494-501.

Br. J. Nutr. 74:523-529.

Anim. Sci. Technol. 66: 715. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 10: 185-191.

18

10

fat accumulation of growing broiler chicks. Dried Bacillus subtilis culture reduced ammonia gas release in poultry house. Effect of sex on growth, body composition and fat deposition in broiler strain Chunky Reduction of triglyceride content by early feed restriction in broiler chicks. Effect of Keji Beling Extract on Growth and Fat Accumulation in Broiler Chickens Tu-chung leaf meal supplementation reduced an increase in lipid accumulation of chickens stimulated by dietary cholesterol. Effects of fermented chub mackerel extract on lipid metabolism of rats fed a high-cholesterol diet. Effect of fermented chub mackerel extract on cholesterol metabolism of rats Pengaruh strain terhadap aktivitas enzim lipogenik, kadar fraksi lipid dan komposisi kimia karkas pada broiler Effect of fermented product from Bacillus subtilis on feed conversion efficiency, lipid accumulation and ammonia production in broiler chicks Reduction of fat accumulation in broiler chickens by Sauropus androgynus (Katuk) leaf meal supplementation. Effect of fermented chub mackerel extract on lipid metabolism of rats fed diets without cholesterol Effect of high-protein realimentation diet on lipid accumulation in broiler chicks. Effect of age on hepatic lipogenic enzyme activities and fat accumulation in broiler chicks. Effects of early feed restriction on growth, fat accumulation and meat composition in unsexed broiler chickens Effect of Sauropus androgynus Extract on the Carcass Quality of Broiler Chicks Effect of Sauropus androgynus Extract on the Performance of Broiler Effect of Sauropus androgynus Extract on Organ Weight, Toxicity and Number of Salmonella sp and Escherichia coli of Broilers Meat The usefulness of Sauropus androgynus as feed

11

12 13 14

15

16 17

Asian-Australasian Journal of Animal Science 12: 806809 (1999) Jurnal Peternakan dan Lingkungan 6 (3): 51-56 (2000) Buletin Peternakan 24: 5763 (2000) Jurnal Peternakan dan Lingkungan 6 (2): 10-14. Asian-Australasian Journal of Animal Science 13: 1758-1763 (2000) Asian-Australasian Journal of Animal Science 13: 516520 (2000) Seri Akta Agrosia 4 (2): 279-282 (2000) Seri Akta Agrosia 4 (2): 282-284 (2000) Asian-Australasian Journal of Animal Science 14: 333337 (2001) Asian-Australasian Journal of Animal Science 14: 346350 (2001) Asian-Australasian Journal of Animal Science 14: 535539. Buletin Peternakan, 26 (1): 8-12. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 6 (2): 89-93. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (11): 1585-1591. Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan 7: 22-28 Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan 7: 15-21 Buletin Ilmu Peternakan dan Perikanan, 7 (2): 162169 Poultry International 19

18

19

20

21. 22 23

24 25 26

27

28

29

supplement in broiler chickens Pengaruh pemberian pakan berprotein tinggi plus berlemak tinggi selama refeeding terhadap pertumbuhan dan akumulasi lemak pada broiler umur duapuluh delapan hari Effects of Sauropus androgynus (Katuk) leaf extract on growth, fat accumulation and fecal microorganisms in broiler chickens. Effects of early feed restriction on breast and leg meat composition, and serum lipid concentration in unsexed broiler chickens reared in cages. Effects of early feed restriction on the occurrence of compensatory growth, feed conversion efficiency and mortality in unsexed broiler chickens reared in cages. Effects of early feed restriction on internal organ and carcass weights of unsex broilers. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional (buku). Effects of early feed restriction and high-fat realimentation diet on growth and fat deposition in broiler chicks. Perbaikan penampilan dan komposisi kimia karkas broiler oleh pemberian kultur Bacillus subtilis selama refeeding. Effects of early physical feed restriction on growth, serum lipid fraction and meat composition in unsexed broiler chicken Pengaruh tipe pembatasan pakan dan pemberian pakan berprotein berbeda selama refeeding terhadap akumulasi lemak pada broiler Pengaruh produk fermentasi Bacillus subtilis terhadap fraksi lipid pada karkas broiler

Jurnal Peternakan dan Lingkungan, 7 (3): 1-5

Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 6 (4): 220-226

30

Asian-Aust. J. Anim. Sci. 15 (9): 1319-1325 Asian-Aust. J. Anim. Sci. 15 (10): 1475-1481.

31

32

33 34.

Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 27: 6166. Bhratara Karya Aksara, Jakarta (1987) Media Veteriner 8 (1): 1822. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 29: 7679 Majalah Ilmiah Peternakan 5 (3): 75-79 Majalah Ilmiah Peternakan, 6: 51-55

35

36

37.

38.

39 40

Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 27: 103106. Pengaruh tipe kandang dan pembatasan pakan di awal Jurnal Ilmu Ternak dan pertumbuhan terhadap performans dan akumulasi lemak pada Veteriner 7 (2): 84-89.
broiler unsexed Studi perbandingan karakteristik performans dan metabolisme lemak pada broiler yang dipelihara pada musim panas dan musim gugur

41

42

Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 28: 185190 Studi perbandingan karakteristik performans dan metabolisme Prosiding Seminar Nasional lemak pada ayam bertumbuh yang dipelihara pada musim yang di Fakultas Pertanian berbeda UNILA tahun 2001. Change in composition of cassava leaves fermented Belum dipublikasikan

20

by EM4 43
Pengaruh strain dan pembatasan pakan terhadap performans dan akumulasi lemak pada broiler.

44 45

Chemical composition change of layer feces fermented by effective microorganism (EM4)


The beneficial effect of early feed restriction on growth, body composition and fat accumulation in broiler chickens The effect of fermented feces on growth, fat deposition and carcass quality in broiler chickens Pengaruh cara pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) terhadap penampilan dan kualitas karkas ayam pedaging Produksi susu sapi potong laktasi dengan teknologi tabut. Effect of Sauropus androgynus (Katuk) extract on egg production and lipid metabolism in layers.

46. 47 48. 49

Prosiding Seminar Nasional di Fakultas Pertanian UNILA 2001 Majalah Ilmiah Peternakan, 7: 90-93. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 28 (1): 39-48. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis 29: 2732. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 7 (3): 143148. Media Peternakan 24 (2): 51-53. Asian-Australasian Journal of Animal Science Maret 2005 Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 30 (4): 237-241. Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan. Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan

50

51 52. 53. 54. 55 56 57. 58. 59. 60. 61 62 63 64 65 66

Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk dalam ransum terhadap produksi, kadar nitrogen dan forsor, dan jumlah koloni mikrobia pada feses ayam petelur. Katuk (buku) Ilmu Formulasi Ransum (buku) Biokimia (Buku) Nutrisi Ternak Monogastrik (Buku)
Menyingkap Tabir Ilmu Gizi Dalam Al Quran Pemanfaatan Daun dan Umbi Pisang (buku) Pengaruh pembatasan pakan di awal pertumbuhan terhadap keseimbangan energi dan protein pada ayam broiler (artikel ilmiah) Sex and Hatchability Prediction of Eggs Using Kikriki (artikel ilmiah) Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk terhadap mikroflora, kadar nitrogen dan fosfor pada ayam petelur. Pengaruh pemberian ekstrak daun katuk terhadap kualitas telur. The effect of conjugated linoleic acid on growth and lipid metabolism in animals. Effect of level and duration of early feed restriction on growth and lipid accumulation in unsexed broilers aged forty two days Effect of initial age and type of feed restriction on growth and lipid accumulation in broilers aged forty two Pengaruh program pembatasan pakan terhadap berat organ dalam pada ayam broiler Effect of Fermented Chub Mackerel Extract on Lipid Metabolism of Diabetic Rats The effect of non-alkaloid and alkaloid extracted from Sauropus androgynus leaf on growth and lipid metabolism in

21

67 68 69 70 71 72 73 74

layer. Pengaruh partisi non-alkaloid dan alkaloid cari daun katuk terhadap mutu telur Pengaruh partisi non-alkaloid dan alkaloid dari daun katuk terhadap toksisitas, kelainan organ dalam, dan glucose darah pada ayam petelur. Kamus istilah peternakan (buku) Pengaruh pemberian sakura block terhadap performans kambing kacang Daya simpan sakura block dan pengaruhnya terhadap kecernaan nutrisi pada kambing kacang. Konsentrat nabati berbahan ocal untuk meningkatkan produktivitas kambing rakyat.

Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan

Dharma Raflesia 1 (1): 1418. Penggunaan limbah restoran sebagai bahan pakan untuk Dharma Raflesia 1 (1): 40meningkatkan efisiensi produksi pada peternakan broiler 45.
rakyat. Uji palatabilitas, daya simpan dan pengaruh sakura block terhadap kecernaan bahan kering, bahan organic dan bahan anorganik pada kambing kacang jantan.

75

Pengaruh suplementasi pertumbuhan kambing kacang

urea-multinutrien

Pedoman Praktikum Biokimia (2001)

Jurnal Penelitian Lembaga Penelitian UNIB, 12 (1): 26-31. terhadap Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis, 30 (3): 157-161 Tidak dipublikasikan Tidak dipublikasikan

76. 77.

Pedoman Praktikum Penyajian Ilmiah (2002)

J. Artikel Ilmiah Populer No Judul artikel . 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penggunaan asam pantotenat pada industri ternak. Aplikasi teknologi pembatasan pakan pada industri broiler. Mikrobia efektif meningkatkan produksi dan mutu karkas broiler. Mengenal daun katuk sebagai feed additive pada broiler. Permasalahan peternakan di era otonomi daerah. Menciptakan broiler yang seragam. Lumpur minyak sawit sebagai makanan ternak. Kondisi industri ayam petelur di Jepang. Konsumsi protein asal ayam ras. Benarkah produk unggas mahal.

Nama, volume, halaman, dan tahun pada jurnal/Prosiding Poultry Indonesia 231: 3638 Poultry Indonesia 229: 3234 Poultry Indonesia 233: 3839 Poultry Indonesia 242: 5960. Poultry Indonesia 247: 2529.
Poultry Indonesia 239: 56-58.

Poultry Indonesia 238: 5152. Poultry Indonesia 187: 4042. Poultry Indonesia 237: 4647. Poultry Indonesia 192: 6-7. 22

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Tinja, dari ayam untuk ayam. Kondisi industri broiler di Jepang. Penggunaan limbah sawit dalam ransum broiler. Kondisi dosen di daerah. Budidaya cacing tanah sebagai makanan unggas. Arah pengembangan sumber makanan ternak unggas di Indonesia. Meningkatkan produktivitas ternak dengan zeolit Setetes air buat ayam kita Menentukan jenis kelamin telur sebelum ditetaskan Pentingnya udara bagi ayam Setetes darah buat ayam Sebutir telur buat kita Dll. Di Poultry Indonesia, Ayam dan Telur, Swadaya Peternakan Indonesia, Semarak dan Simponi

Swadaya Peternakan Indonesia 43: 24-25. Poultry Indonesia 197: 5658. Poultry Indonesia, 203: 2122. Simponi 7 Agustus 1988. Poultry Indonesia 50: 1618. Poultry Indonesia 63: 11-14 Poultry Indonesia 266: 3435. Poultry Indonesia Swadaya Peternakan Indonesia tahun 1989. Poultry Indonesia Ayam dan Telur. Poultry Indonesia, Juni 2004

K. Seminar 1. Seminar Peternakan No Tahun Institusi 1 1983

Topik Seminar

1987

1991

1992

1992

1992

Himpunan Mahasiswa Budidaya cacing tanah Peternakan, Fak. Peternakan UGM Fakultas Pertanian, Pengaruh pemberian daun UNIB pisang pada penampilan ayam broiler Japanese Society of Pembatasan pakan pada Zootechnical Science, broiler Yokohama, Jepang Persatuan Pelajar Pembatasan pakan pada Indonesia di Jepang, broiler Kyoto Japanese Society of Pembatasan pakan pada Zootechnical Science, broiler Hiroshima, Jepang The Asian-Australasian Pembatasan pakan pada Association of Animal broiler production (held in Bangkok, Thailand)

Sifat Partisipasi Presenter

Presenter

Presenter

Presenter

Presenter

Presenter (anggota)

23

1993

8 9

1993 1993

10

1994

11

1994

12

1995

13

1996

14

1996

15

1997

16

1997

17 18

1997 1998

19 20

1998 1998

21 22

1999 1999

Japanese Society of Pembatasan pakan pada Zootechnical Science, broiler Tokyo, Jepang Canada Pembatasan pakan pada broiler Persatuan Pelajar Pembatasan pakan pada Indonesia di Jepang, broiler Sendai Japanese Society of Bacillus subtilis pada broiler Zootechnical Science, Tokyo, Jepang Japanese Society of Metionin-sistin pada broiler Zootechnical Science, Tokyo, Jepang Japanese Society of Metionin-sistin pada broiler Zootechnical Science, Kyushu, Jepang Jurusan Peternakan Early skip-a-day feeding of female broiler chicks fed high-protein realimentation diets. Jurusan Peternakan Beneficial effect of dried Bacillus subtilis culture on growth and lipogenic enzyme activity in female broiler chicks. Jurusan Peternakan, Reduction of fat Fakultas Pertanian UNIB accumulation in broiler chicks by katuk leaves supplementation Jurusan Peternakan, Antilipid and Antibacterial Fakultas Pertanian UNIB properties of katuk (Sauropus androgynus) extract in broiler chickens IP2TP Ransum ayam buras Jurusan Peternakan Lipid metabolism of growing chicks fed tu-chung supplemented diet Jurusan Peternakan Fermented mackerel extract as feed supplement. Jurusan Peternakan Penggunaan panthethine sebagai pakan imbuhan pada ternak. PTN-BKS Barat, Daun katuk pada broiler Pekanbaru Dikti (URGE) Effect of early feed

Presenter

Presenter (anggota) Presenter

Presenter (anggota) Presenter (anggota) Presenter (anggota) Presenter

Presenter

Presenter

Presenter

Presenter Presenter

Presenter Presenter

Presenter Presenter

24

23

1999

Dikti (Ipteks)

24

2000

PTN-BKS Bengkulu

Barat,

25 26

2000 2000

27 28 29 30

2001 2001 2001 2001

PTN-BKS Barat, Bengkulu The International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences, Bangkok, Thailand Dinas Peternakan Tk. I Bengkulu PTN-BKS Barat, Lampung PTN-BKS Barat, Lampung ITSF (dalam seleksi ITSF award)

restriction on growth, meat and breast composition in broiler chickens Aplikasi teknologi diet dilution pada peternakan broiler rakyat Metabolisme kolesterol pada tikus yang diberi produk fermentasi mackerel Pengaruh strain terhadap aktivitas enzim lipogenik. Chemical composition change of layer feces fermented by EM4 Ransum ayam berbasis bahan local. Strain dan pembatasan pakan pada broiler Musim dan akumulasi lemak dan aktivitas enzim lipogenik. Beneficial effect of medical herb, early feed restriction and effective microorganism in monogastric animals Tabut bagi kambing laktasi

Presenter

Presenter

Presenter Presenter (held in Bogor) Presenter Presenter Presenter Presenter

31 32

2001 2003

IPB UNIB (orasi ilmiah)

33 34

2003 2003

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian UNIB Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian UNIB

35 36

2004 2004

Fak. Pertanian (orasi ilmiah) DIKTI (Pekerti)

UNIB

37

2005

Pidato Pengukuhan Guru Besar

Anggota presenter Manfaat katuk bagi kesehatan Pemakalah manusia dan produktivitas Utama pada ternak Sebutir telur buat kita. Pemakalah Utama Supplementation of tabut on Pemakalah milk production and nutrient Anggota digestibility of lactating dairy cow Langsing dengan katuk Pemakalah Utama Penggunaan ekstrak daun Pemakalah katuk untuk memproduksi utama meat designer yang efisien Bioteknologi meat designer

25

2. Seminar Lingkungan No Tahun Institusi 1 2002

2003

3.

2004

2007

5. 6

2007 2007

7.

2007

Sifat Partisipasi DIKTI (Hibah bersaing Penggunaan ekstrak daun Presenter tahun 1) katuk untuk meningkatkan produksi dan kualitas telur yang ramah lingkungan pada ayam petelur DIKTI (Hibah bersaing Penggunaan ekstrak daun Pemakalah tahun 2) katuk untuk meningkatkan Utama produksi dan kualitas telur yang ramah lingkungan pada ayam petelur DIKTI (Hibah Bersaing) Penggunaan ekstrak daun Pemakalah katuk untuk meningkatkan Utama produksi dan kualitas telur yang ramah lingkungan pada ayam petelur PPLH-Regional Masalah lingkungan hidup Pemakalah Sumatera dan solusinya di Prop. Bengkulu PPLH-Sumatera Masalah mangrove dan Pemakalah solusinya PPLH-Sumatera Masalah lingkungan dan Pemakalah solusinya di propinsi bengkulu, bangka belitung dan lampung PPLH-Sumatera Kualitas Lingkungan Hidup Pemakalah Propinsi Bengkulu

Topik Seminar

No 1 2 3 4

1. Seminar Sosial-Budaya Tahun Institusi 1997 2000 2000 2000

2001

2001

Sifat Partisipasi Universitas Bengkulu Urgensi penelitian bagi Presenter pembangunan masyarakat ISMAPETI Permasalahan peternakan di Presenter Indonesia ISMAPETI Pengembangan SDM Presenter peternakan Fakultas Pertanian UNIB Perbaikan pengelolaan Presenter adminis-trasi akademik di Jurusan peternakan Dinas Peternakan Tk. I Beberapa pengamatan Presenter Bengkulu pelaksanaan program Upsus Gema Proteina 2001 Dinas Peternakan Tk. I Pelaksanaan Upsus Gerakan Presenter

Topik Seminar

26

2001

2001

9 10.

2002 2004

Peningkatan Produksi Ternak Sapi melalui Pemberdayaan Peternakan Raykat Di Kabupaten Rejang Lebong PTN-BKS Barat, Faktor-faktor yang Lampung mempengaruhi curahan kerja dan pengambilan keputusan wan-ita pada usaha sapi potong Dinas Peternakan Tk. I Pengembangan SDM di Bengkulu Propinsi Bengkulu pada Era Otonomi Daerah DIKTI. Peran serta wanita tani dalam penyuluhan. Ismapeti (Seminar Peternakan Antara Das Nasional) Sollen dan Das Sein

Bengkulu

Anggota presenter

Presenter

Presenter Pemakalah Utama

L. Pengabdian pada Masyarakat

No 1. 2.

3. 4. 5. 6.

7. 8.

9. 10.

Judul Penyuluhan pertanian di desa Air Muring. Upaya memasyarakatkan Perda No. 4/1990 tentang Pengandangan Ternak Liar di Desa Tanjung Terdana Guna menunjang Program Bengkulu sebagai Kota Semarak Pelatihan Manajemen Sapi Potong di Desa Tanjung Terdana Alat pencampur pakan Aplikasi Teknologi Diet Dilution pada Broiler Aplikasi Teknologi Kikriki dan Mesin Tetas Termodifikasi terhadap Efisiensi Penetasan Penggunaan Lumpur Minyak Sawit Fermentasi pada Ayam Buras Penggunaan Sakura Block untuk Meningkatkan Efisiensi Produksi pada Sapi Potong Aplikasi Teknologi Tabut pada Sapi Potong Laktasi Pemberdayaan masyarakat di sekitar unit pembibitan ternak daerah (UPTD) Dinas Peternakan Daerah

Sumber Dana Mandiri (1987) OPF, UNIB (1995)

Kedudukan Penyuluh Anggota

OPF, UNIB (1996) Dikti (Vucer) (1997) Dikti (Ipteks) (1998) Dikti (Vucer) (1999)

Ketua Anggota Ketua Ketua

Dikti (Vucer Ketua Lingkungan) (1999) Dikti (Vucer) (2000) Ketua

Dikti (Vucer) (2001)

Anggota

Dikti (Semi-QUE 3) Koordinator (2001) Kegiatan A

27

11 12.

13. 14.

15

Tingkat I Bengkulu Aplikasi teknologi ekstrak daun katuk pada broiler Pembina peternak ayam broiler di Riaksiabun, Sukaraja, Kab. Bengkulu Selatan Penggunaan catatan usaha pada peternakan ayam buras Aplikasi penggunaan limbah restoran pada peternakan broiler rakyat Konsentrat nabati berbahan local untuk meningkatkan produktivitas ternak kambing.

Dikti (Ipteks) (2002) Dana mandiri (2002).

Ketua Pembina

Dana DPP/SPP UNIB Anggota (2002) Dikti (Ipteks) (2003) Ketua

Dikti (Vucer) (2003)

Anggota

M. Kerjasama Pengabdian kepada Masyarakat No 1. 2. Sumber Dana Kedudukan Dinas Peternakan Tk. I Anggota Penulis Bengkulu (2001) Pilot proyek pengelolaan sampah KLH-Sumatera (2005) Ketua Pelaksana perkotaan pada kota Argamakmur (kerjasama) Koordinator bidang lingkungan Mitra Bahari (20052006) Pokja Pengelolaan Ekosistem Pemda Tk. I Bengkulu Anggota Mangrove Propinsi Bengkulu (2006) Program Aksi Pengelolaan Bapedalda-PSL Penanggungjawab Lingkungan Hidup dan SDA Proyek Penyebaran Ayam Buras UNIB dan Anggota Departemen Transmigrasi (19961997 Pengenalan Teknologi Nuklir Kerjasama Batan, Anggota untuk Pertanian (Bid. Universitas Bengkulu dan Pemda Tk. I Peternakan) Bengkulu (1998-2000) Pendamping Teknologi pada Dinas Peternakan Ketua Proyek Gema Proteina Tingkat I, Bengkulu Pendamping (1999) Tim BukuKualitas Lingkungan KLH Regional Anggota Tim Hidup Sumatera Sumatera-PSL se Sumatera. Judul Beternak Sapi Bali (buku)

3. 4. 5. 6

7.

8.

9.

28

N. Pengalaman Pekerjaan

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8 9 10. 11. 12.

Jenis Pekerjaan Asisten Muda Tidak Tetap Dosen Luar Biasa U M B Konsultan Lokal Bank Dunia Dosen Tetap UNIB Ketua PS Produksi Ternak Ketua Jurusan Peternakan Anggota senat Fakultas Pertanian Anggota senat universitas Ketua P2LH-UNIB Dosen tidak tetap Pascasarjana (S2) Ketua Tim Penalaran Mahasiswa UNIB Koordinator Divisi Perencanaan di Badan Perencanaan & Pengembangan UNIB PIC SP4 Jurusan Peternakan PIC A2 Jurusan Peternakan Ketua Badan Perencana dan Pengembangan UNIB

Tempat Fak. Peternakan UGM Bengkulu Bappeda, Bengkulu


Bengkulu

Tahun 1983-1985 1995-1997 1996 1986 sekarang 1997-1999 1999-2000 1999 s/d 2002; 2005-skr. 2004 s/d skr 2004-2007 2005-sekarang 2006-2007 2006

Fakultas Pertanian, UNIB Fakultas Pertanian, UNIB


Fakultas Pertanian UNIB UNIB FKIP-UNIB UNIB UNIB

13. 14. 15.

UNIB UNIB UNIB

2004-2005 2006-2007 2007

O. Penghargaan/Tanda Kehormatan

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Jenis Penghargaan
Penulis Ilmiah Populer Terbaik

Institusi Poultry Indonesia Pemda DKI Jakarta


Dikti Indonesia Toray Science Foundation

Tahun 1985 1986 1995 1996 1997 1997 2000 2001

Penulis buku ilmiah (juara 5) Penulis artikel ilmiah tingkat internasional Science and Technology Research Grant Dosen Teladan I Dosen Teladan II Penulis artikel ilmiah tingkat internasional dan nasional Penulis artikel ilmiah tingkat internasional dan nasional

Fakultas Pertanian UNIB UNIB UNIB UNIB

29

O. Penghargaan/Tanda Kehormatan

No. 9.

Jenis Penghargaan Salah Satu dari Empat Nominator pada seleksi Indonesia Toray Science Foundation Award Penulis artikel ilmiah dan ilmiah popular Penulis artikel ilmiah terproduktif Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 tahun Penulis artikel ilmiah tingkat internasional Kegiatan Pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi dosen Pelatihan penulisan karya ilmiah mahasiswa Pelatihan penulisan proposal penelitian bertarap nasional Kursus Bahasa Jepang D3 Bahasa Inggris (Matakuliah Bahasa Jepang 1) Pelatihan penulisan karya ilmiah mahasiswa Pelatihan penulisan karya ilmiah mahasiswa Matrikulasi mahasiswa jalur PPA Instruktur pada pelatihan WUB Usaha Tani Terpadu Yayasan Harapan Makmur Bengkulu. Pelatihan penulisan artikel ilmiah bagi dosen PTN-PTS se Sumatera.
Pelatihan penulisan karya ilmiah bagi dosen PTN-PTS se Propinsi Bengkulu Pelatihan strategi promosi Jurusan Peternakan Pelatihan penulisan karya ilmiah Pelatihan penulisan karya ilmiah Pengenalan Kehidupan Kampus Sosialisasi Adipura 2005/2006

Institusi (gagal mendapat award)

Tahun 2001

10. 11 12. 13

Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Presiden Republik Indonesia


Dikti

2002 2002 2003 2004

P. Instruktur

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Institusi Jurusan Peternakan, Faperta UNIB Universitas Bengkulu


Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, UNIB UPT Bahasa Inggris UNIB D3 Bahasa Inggris, FKIP Fakultas Pertanian UNIB Jurusan Sosial-Ekonomi Pertanian UNIB Pertanian UNIB Yayasan Harapan Makmur

Tahun 2000 1996sekarang 2001 1999 s/d sekarang 2003 Rutin Rutin 2003-2004 1999

10. 11. 12 13. 14. 15 16

LPM-UNIB bekerja sama dengan DIKTI LP-UNIB dan DIKTI Jurusan Peternakan UNIB Jurusan Sosek, Pertanian Jurusan Peternakan (A2) UNIB UNIB Pemkot Bengkulu

2003 2004 2004 2005 2005 2005-2007 2005

30

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pelatihan metodologi Penelitian untuk mahasiswa Pelatihan proposal penelitian Pelatihan penulisan proposal dan karya ilmiah Pelatihan penulisan proposal PKM Pelatihan metodologi penelitian Teknik Penilaian Adipura Pelatihan penulisan proposal Pelatihan penulisan proposal Sampah sebagai sumber daya Pelatihan kewirausahaan

UNIB Jurusan Sosek (A2), Pertanian Jurusan Peternakan (A2) FMIPA Balitbangprov Pemkot UNIB-Dikti UNIHAS-Dikti Kimpraswil-Bengkulu UNIB

Rutin 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 Tahun 1985 1986 1995 1996 1997 1997 2000 2001 2001

O. Penghargaan/Tanda Kehormatan

Jenis Penghargaan
Penulis Ilmiah Populer Terbaik

Institusi Poultry Indonesia Pemda DKI Jakarta


Dikti Indonesia Toray Science Foundation

10. 11 12. 13

Penulis buku ilmiah (juara 5) Penulis artikel ilmiah tingkat internasional Science and Technology Research Grant Dosen Teladan I Dosen Teladan II Penulis artikel ilmiah tingkat internasional dan nasional Penulis artikel ilmiah tingkat internasional dan nasional Salah Satu dari Empat Nominator pada seleksi Indonesia Toray Science Foundation Award Penulis artikel ilmiah dan ilmiah popular Penulis artikel ilmiah terproduktif Tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya 10 tahun Penulis artikel ilmiah tingkat internasional

Fakultas Pertanian UNIB UNIB UNIB UNIB (gagal mendapat award)

Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu Presiden Republik Indonesia


Dikti

2002 2002 2003 2004

Q. Juri

No. 1. 2. 3.

Kegiatan Juri (reviewer) proposal penelitian dosen (DPP/SPP-rutin) UNIB. Juri lomba karya tulis mahasiswa Juri lomba karya tulis mahasiswa

Institusi Lembaga Penelitian UNIB Universitas Bengkulu ISMAPETI

Tahun s/d Maret 2004 Rutin 2000 31

4 5. 6. 7. 8. 9. 10 11 12 13. 14 15 16 17

Juri lomba karya tulis mahasiswa (3 x dalam setahun) Anggota Dewan Penyunting Jurnal Peternakan dan Lingkungan Reviewer Penelitian Dosen Muda (Dikti) Juri (reviewer) proposal penelitian dosen. Juri mahasiswa berprestasi utama Juri (reviewer) pada penilaian karya ilmiah pada kenaikkan jabatan dosen Juri (reviewer) pada penilaian proposal dosen pada kegiatan SP4 Juri dalam pemilihan dosen teladan Fakultas Pertanian-UNIB Juri dosen berprestasi Universitas Bengkulu Evaluator Penerapan Ipteks (Dikti)
Tim Monitoring PKM-UNIB

Fakultas Pertanian UNIB Fakultas Peternakan UNAND Dikti Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian UNIB
UNIB

s/d 2005 Juli 2002 s/d sekarang 2002 2002-2003 2003-2006 2000 s/d sekarang 2004-2005

Universitas Bengkulu Universitas Bengkulu


Pertanian UNIB Universitas Bengkulu

2004-2006 2004 2004 2005 s/d sekarang 2005-2007 2005

DIKTI
UNIB

18. 19. 20 21 22 23 24 25 26. 27. 28.

Reviewer Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Penyunting Jurnal Lembaga Penelitian Tim juri LKTM tingkat wilayah bidang IPA (wilayah Indonesia Bagian Barat) Tim pemantauan adipura Propinsi Bengkulu Tim Penyunting Prosiding BPTP 2005 Tim koordinasi penanggulangan dampak lingkungan Kota Bengkulu
Tim akreditasi jurnal nasional

Faperta UNIB Lembaga Penelitian UNIB UNIB-DIKTI

PEMPROV BPTP, Bengkulu Pemkot Bengkulu


DIKTI LP UNIB Faperta UNIB Lembaga Penelitian UNIB Dikti KLH UNIB UNSOED

2005 2005 2005 2005-2006 2005-2007 2006 2006-2007 2006 2005-2006 2005-2007 2006

Anggota Dewan Penyunting Jurnal Lembaga Penelitian Juri dosen berprestasi Tim pertimbangan Lembaga Penelitian Tim pendamping Monev Penelitian Dosen Muda dan Kajian Wanita Tim Penilai Adipura Mitra Bestari pada Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia Mitra Bestari pada Jurnal Pembangunan Pedesaan LPUNSOED

32

R. Pengalaman Organisasi

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11.

Nama Organisasi HMI ICMI Persatuan Pelajar Indonesia wilayah Gifu, Jepang (1989-1995) Muslim Indonesia Gifu (1992-1995) Gifu Moslem Association (1992-1995)
Japanese Society of Zootechnical Association

Jabatan Anggota Anggota Ketua


Ketua Ketua Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Ketua

Tahun 1980-1985 1992 s/d 2002 1993 1993 1994 1991-1995 1992-1995 1992 s/d skr 1993sekarang 2004 s/d skr. 10-12-03 s/d 28-11-04. Keduduka n Ketua Ketua

Japan Poultry Science Association Worlds Poultry Science Association The Asian-Australasian Association of Animal Production Societies Masyarakat Ilmu Perunggasan Indonesia (MIPI) Pengurus RT 12, RW 3, Pematang Gubernur, Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu Tempat

S. Kepanitiaan No. Jenis Pekerjaan 1. 2. Pendirian Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian UNIB Akreditasi PS Produksi Ternak, Fakultas Pertanian UNIB Program kompetitif UNIB-Due Like Akreditasi PS Produksi Ternak, UNIB Penyusunan Proposal Program Semi-Que 4 Jurusan Peternakan Lokakarya pendirian pasca sarjana di Fakultas Pertanian UNIB Penyusunan proposal SP4 Jurusan Peternakan Penyusunan proposal A2 Jurusan Peternakan Lokakarya metodologi penelitian bagi dosen Peternakan Panitia SPMB-UNIB

Tahun

UNIB (berhasil 1997 didirikan) UNIB (terakreditasi 1997 C) UNIB (didanai) 1998

3. 4. 5.

Ketua Anggota Anggota

UNIB (terakreditasi 2001 B) UNIB (didanai) 2001

6.

UNIB

2002

Ketua

7. 8. 9.

UNIB (didanai) UNIB (didanai)

2003 2004

Anggota Anggota Ketua

Program A2- 2005 Jurusan Peternakan UNIB 2005

10.

Penanggu

33

11.

Panitia SPMB-UNIB

UNIB

12. 13. 14. 15. 16.

17. 18.

19. 20. 21. 22. 23. 24.

25. 26. 27. 25.

Lomba Karya Tulis Mahasiswa Tingkat Universitas Pelatihan Kewirausahaan bagi Mahasiswa UNIB Penyusunan Rencana Strategis UNIB 2006-2016 Penyusunan RPKA Tahunan Pendirian Program Pasca Sarjana Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan UNIB Akreditasi PS Produksi Ternak, Pertanian, UNIB Tim evaluasi angka kredit dosen bidang penelitian dan pengembangan ilmu tingkat universitas Tim insentif karya ilmiah bagi dosen tingkat universitas Lokakarya manajemen akademik Jurusan Peternakan Tim penyusun IMHERE Program study Koordinator tim insentif karya tulis mahasiswa Koordinator penyusunan hibah kompetisi kemahasiswaan Seminar Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan di Propinsi Bengkulu Tim penyusun SOP Pelayanan Tim penyusun K1 Tim Penyusun Monevin Duduk pada kepanitiaan

UNIB UNIB UNIB UNIB UNIB proses)

ngjawab sektor 2006 Penanggu ngjawab lokasi 2006-2007 Ketua 2006 2006 Ketua Ketua

2006-2007 Anggota (dalam 2006 Ketua

UNIB UNIB

2006 2002-skr.

Sekretaris Anggota

UNIB Faperta UNIB UNIB UNIB UNIB UNIB-KLH

2004, Anggota 2006-2007 2006 Ketua 2006 2006 2007 2007 Anggota Koordinat or Koordinat or Koordinat or Koordinat or Bidang Anggota Koordinat or

UNIB

2007 2007 2007

UNIB Pedoman UNIB

1995 s/d berbagai Universitas Bengkulu, Fakultas sekarang Pertanian, Jurusan Peternakan & PS Produksi Ternak.

34

T. Analisis Dampak Lingkungan No. 1. Jenis Pekerjaan Komisi Tetap ANDAL/AMDAL Propinsi Bengkulu AMDAL Kawasan Wisata Internasional, Propinsi Bengkulu AMDAL Jalan Bypass Kota Bengkulu-Kepahyang-Rejang Lebong-Batas Sumsel Tempat Bapedalda Propinsi Keduduka n 2004-2007 Anggota Tahun

2.

UNIB-Pemda Tk I 2007 Bengkulu UNIB-Pemda Tk I 2007 Bengkulu

Anggota

3.

Anggota

Daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya. Bengkulu, Nopember 2008

(Prof. Dr. Ir. Urip Santoso, M.Sc) NIP 131 519 670

35

2. Materi-Materi Pelatihan PENYUSUNAN KARYA ILMIAH POPULER1 Oleh: Urip Santoso2 Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu Ilutrasi John seorang mahasiswa tingkat satu di suatu universitas. Ia sangat gemar membaca baik bahan kuliah, iptek, pengetahuan umum, novel, cerita bersambung, cerpen dan sebagainya. Ia tidak habis mengerti, mengapa para penulis atau pengarang begitu pandai bercerita lewat tulisan atau karangan yang runtut, menarik dan mengesankan. Ia juga banyak mendengar dari teman-temannya yang pandai menulis atau mengarang bahwa honorariumnya cukup lumayan sebagai tambahan biaya hidup. Yah, sebagai seorang mahasiswa dari keluarga yang kurang berada, maka imbalan yang didengarnya cukup menggiurkan. Ah, kalau seandainya aku bisa menulis, pasti aku tak usah minta kiriman uang. Kasihan ortu. Mereka sangat lelah, angannya. John ternyata tidak hanya berangan-angan. Ia wujudkan angan-anganya dengan perbuatan. Ia pergi ke perpustakaan, diskusi dan wawancara dengan para pakar. Ia juga melahap buku-buku yang membahas cara menulis dan mengarang. Ah, rasanya sih mudah menulis, pikirnya. Aku tinggal membuat ide yang sebetulnya sudah bertimbun dalam otakku --, menulis tema, pokok pikiran, judul, kerangka tulisan, mencari bahan dan menulis. Ah, gampang, batinnya. Iapun mulai mencari bahan-bahan tulisan yang ia harapkan dapat mendukung tulisan yang hendak ia buat. Setelah bahan tulisan tersedia, iapun mulai menulis. Namun, begitu pena menyentuh kertas, setumpuk ide yang ada dalam otaknya tidak mau keluar. Macet! Ah, kenapa seret amat, keluhnya. Ia coba dan coba sampai akhirnya ia putus asa dan berhenti menulis. Ah, barangkali aku tidak bakat, pikirnya. -----000----Bakat barangkali sangat mendukung seseorang untuk menjadi penulis atau pengarang yang baik. Namun tanpa latihan, mustahil seseorang akan bisa menjadi seorang penulis atau pengarang. Pada hemat saya, kemampuan menulis lebih banyak ditentukan oleh latihan yang intensif. Banyak diantara kita yang berhenti menulis pada tahap awal seperti John. Ketika penanya seret, mereka berhenti menulis serta menganggap bahwa mereka tidak berbakat. Sebenarnya, langkah-langkah yang ditempuh oleh John sudah benar. Ia belajar terlebih dahulu teori atau tuntunan menulis, baru setelah memahaminya ia mencari bahan untuk ditulis. Ia juga telah mencoba menulis berulang kali. Namun ia merasa gagal. Padahal ia belum cukup banyak berlatih. Einstein bilang: Jika anda telah gagal sepuluh
Disampaikan dalam pelatihan penulisan karya ilmiah popular di Universitas Jambi tanggal 10 Nopember 2008. 2 Ketua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan, dan Ketua Pembina Penalaran Mahasiswa Universitas Bengkulu.
1

36

ribu kali maka cobalah lagi barangkali pada yang ke sepuluh ribu satu kali anda berhasil. Ya, kita harus mempunyai motivasi yang kuat untuk berlatih terus sampai sukses menjemput kita. Ada langkah yang barangkali cukup praktis. Jika anda merasa pena sudah mulai seret, berhentilah menulis. Simpan tulisan itu dan kemudian baca ulang tulisan itu pada kesempatan yang lain. Anda akan melihat berbagai kelemahan dan kekurangan tulisan anda. Jika anda sudah tahu kekurangan tulisan itu, saya yakin anda akan mengetahui cara untuk memperbaikinya. Sebagai langkah awal, anda bisa menulis apa saja, asal sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting, untuk menjaga agar pena anda tidak seret kembali, dan agar berbagai ide dalam otak anda bisa dituangkan ke dalam tulisan. Baru setelah selesai, anda bisa mengoreksi draft kasar sampai tulisan itu anda nilai sudah baik. Draft terakhir sebaiknya dibaca oleh teman anda. Sebab seringkali kita sudah menilai bahwa tulisan kita sangat sempurna, setelah dibaca oleh orang lain ternyata masih banyak bolong-bolongnya. Tujuh Unsur Tulisan Untuk membuat tulisan yang menarik, anda sebaiknya memperhatikan tujuh unsur, yaitu informasi, signifikansi, fokus, konteks, wajah, bentuk, dan suara. Setelah mendapatkan tema yang menarik, anda seyogyanya mengumpulkan informasi secara detail, teliti dan akurat tentang tema tersebut. Informasi adalah batu bata penyusun sebuah tulisan. Tanpa informasi yang sempurna, sebuah tulisan akan tidak mempunyai arti apa-apa. Tulisan anda dilirikpun tidak, apalagi dibaca. Sebuah tulisan yang baik memberikan dampak (yang potisif tentunya) kepada pembaca yang signifikan. Tulisan yang mengingatkan kepada hal-hal yang dibutuhkan oleh pembaca akan segera menarik. Tulisan yang menguraikan bagaimana tips mendulang uang, bagaimana menjaga kesehatan, dan lain-lain akan menarik perhatian pembaca. Tulisan yang sukses biasanya justru yang pendek, terbatasi secara tegas dan fokus. Oleh sebab itu, sebuah tulisan sebaiknya hanya membahas satu hal tetapi mendalam, akurat dan menarik. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan kemana mengalir, seberapa jauh dampaknya dan seberapa tipikal. Manusia suka membaca tulisan tentang manusia lainnya. Tulisan akan efektif jika penulisnya mampu mengambil jarak dan membiarkan pembacanya bertemu, berkenalan serta mendengar sendiri gagasan/informasi/perasaan dari manusia-manusia di dalamnya. Tulisan yang efektif memiliki sebuah bentuk yang mengandung dan sekaligus mengungkapkan cerita. Umumnya berbentuk narasi. Dan sebuah narasi bakal sukses jika memiliki semua informasi yang dibutuhkan pembacanya dan jika ceritanya bisa diungkapkan dalam pola kronologis aksi-reaksi. Penulis harus kreatif untuk menyusun sebuah bentuk yang memungkinkan pembacanya memiliki kesan sempurna. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi bahwa seorang penulis tengah bertutur kepada pembacanya. Secara ringkas, tulisan yang baik mengandung informasi menarik dan berjiwa. Menarik karena penting, terfokus dan berdimensi. Serta berjiwa, karena berwajah, berbentuk dan bersuara.

37

Pemilihan Tema Tema merupakan pokok masalah yang akan diuraikan dalam sebuah tulisan. Tema harus ditentukan sebelum mulai mengarang. Tanpa tema, tidak akan dihasilkan tulisan yang baik. Tema dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman, hasil penelitian, survei, pengamatan, wawancara, kreasi imajinatif dll. Karangan-karangan narasi, deskripsi biasanya bersumber dari sumber-sumber tersebut. Akan tetapi tulisan argumentatif atau persuasi umumnya bersumber dari pendapat dan sikap penulis. Agar terhindar dari kesulitan memperoleh tema, beberapa hal harus diperhatikan, antara lain: 1. selalu menambah pengalaman, banyak melihat, mendengarkan, membaca, berdiskusi, mengalami sendiri berbagai peristiwa. 2. selalu rajinmengamati sesuatu yang terjadi di sekitar kita atau membaca buku, jurnal, majalah, koran yang merupakan hasil pengamatan/penelitian orang lain. 3. selalu mengembangkan imajinasi dan kreativitas. 4. sering mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat dan mempertahankannya dengan argumentasi dan contoh yang baik dan tepat serta memperluas cakrawala berpikir. Setelah kita mendapatkan tema, kita belum bisa menulis. Sebaiknya tema yang kita pilih diuji. Ada lima tahap pengujian, yaitu : a) apakah tema itu penting bagi sejumlah besar orang?; b) dapatkah tema ini disempitkan sehingga mempunyai fokus yang tajam?; c) apakah tema itu terikat waktu?; d) apakah tema itu segar dan memiliki pendekatan yang unik?; e) apakah tema anda akan diterima oleh penerbit? Untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berbobot, penulis harus memilih tema yang menarik, memungkinkan untuk digarap, ruang lingkup yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit, dan hangat. Coba anda bandingkan tema-tema di bawah ini: 1. Curah hujan di Indonesia vs Curah hujan di pulau Jawa 2. Sejarah seni lukis di Indonesia vs Seni lukis di zaman kemerdekaan 3. Perkembangan Islam vs Sebabnya Islam cepat tersiar 4. Pembangunan di Indonesia vs Pembangunan ekonomi pada Pelita III 5. Pengaruh kebijakan 15 Nopember 1978 terhadap masyarakat vs Pengaruh kebijakan 15 Nopember 1978 terhadap usaha kerajinan rotan di Amuntai 6. Perkembangan pers di Indonesia vs Perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya. Sering kita mendapatkan tema, ide atau gagasan secara tiba-tiba. Bisa ketika kita membaca, bisa ketika kita melihat sesuatu, atau bisa seketika atau bahkan dalam mimpi. Kilasan-kilasan ide atau gagasan atau tema sering mudah kita lupakan. Jika hal itu tidak segera kita tangkap, maka mereka akan segera menghilang dari pikiran kita. Oleh sebab itu, ide-ide tersebut harus segera dicatat. Adalah hal yang menarik jika ide-ide itu kita dokumentasikan dalam sebuah buku ide. Sewaktu-waktu kita dapat mengingat kembali ide-ide kita yang dituangkan ke dalam sebuah buku. Kita tinggal memilih ide atau tema mana yang kita nilai sangat menarik bagi pembaca, dan mulailah kita menulis. Menulis dan menulis, sebagai wahana latihan tanpa mengenal lelah dan putus asa. Jika anda malas dengan buku ide, anda mungkin dapat sediakan guci ide. Tulis setiap ide yang muncul

38

dalam secarik kertas dan masukkan ke dalam guci. Atau anda dapat juga menulisnya dalam secarik kertas. Ide atau gagasan yang saling berkait dirangkai dan kemudian disimpan. Praktis bukan? Kerangka Tulisan Setelah menentukan tema, langkah berikutnya adalah membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini sangat penting untuk memandu tahapan menulis agar tidak menyimpang dari tema. Kerangka tulisan ini selain sangat berguna bagi penulis pemula, juga berguna untuk menghindari kemungkinan terlupa dan bermanfaat untuk mengkaji sekali lagi point-point yang penting itu secara kritis. Ada beberapa macam tipe susunan kerangka tulisan antara lain: 1. Berdasarkan urutan kronologis. Susunan kerangka diatur menurut susunan waktu kejadian peristiwa yang hendak diuraikan. 2. Berdasar urutan lokal. Susunan kerangka diatur menurut susunan lokal (ruang/tempat) dari obyek yang hendak diuraikan. 3. Berdasar urutan klimaks. Susunan kerangka diatur menurut jenjang kepentingannya. 4. Berdasar urutan familiaritas. Susunan kerangka diatur menurut dikenal-tidaknya bahan yang akan diuraikan. 5. Berdasar urutan akseptabilitas. Susunan kerangka diatur menurut diterimatidaknya prinsip yang dikemukakan. 6. Berdasar urutan kausal. Susuanan kerangka diatur menurut hubungan sebabakibat. 7. Berdasar urutan logis. Susunan kerangka diatur menurut aspek umum dan aspek khusus. 8. Berdasar urutan apresiatif. Susunan kerangka diatur menurut pemilikan burukbaik, untung-rugi, berguna-tidak berguna, benar-salah, dst. Untuk bisa membuat kerangka tulisan yang baik, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mencatat di atas kertas segala gagasan yang timbul dari perkiraan, atau yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada hubungan dengan tema yang telah dirumuskan. 2. Kemudian, mulailah gagasan-gagasan tadi diatur, diorganisasi dan disitematisasikan. 3. Mengkaji sekali lagi gagasan-gagasan yang telah dikelompokkan dalam bab-bab dan pasal-pasal. 4. Membuat kerangka tulisan yang lengkap dan terperinci yang sudah bebas dari coretan-coretan. Dalam tahap ini dicantumkan tema, judul dan pokok pikiran yang mendasari kerangka tulisan tersebut. Contoh: Tema: Bermahasiswa yang benar. Pokok pikiran: Menjadi mahsiswa bukan untuk menaikkan status sosial atau untuk tujuan-tujuan lain, melainkan untuk belajar lebih banyak dan lebih intens sebagai bekal menghadapi masa depan bangsa. Kerangka tulisan

39

Pendahuluan (Masih banyak diantara mahasiswa belum menyadari dengan baik untuk apa sebenarnya dia menjadi mahasiswa) I. Motivasi masuk perguruan tinggi A. Untuk memperoleh status sosial yang tinggi B. Untuk menghindari menjadi penganggur C. Untuk mengembangkan kemampuan diri II. Karakteristik perguruan tinggi A. Antara perguruan tinggi dengan sekolah lanjutan B. Perguruan tinggi sebagai simbol peradaban bangsa III. Mahasiswa yang ideal A. Selalu melipatgandakan usaha studi B. Selalu melatih diri dalam keterampilan memimpin Beberapa persyaratan membuat kerangka tulisan antara lain: 1. Kerangka harus mengandung pokok-pokok yang cukup mendalam. 2. Kerangka harus disusun secara cermat dan logis. 3. Kerangka yang baik, pokok-pokok yang sejajar harus diberi nomor atau huruf yang sejenis. Dalam membuat kerangka tulisan tidak boleh ada pembagian yang pincang. Pemilihan Judul Setelah menentukan tema, pokok pikiran dan kerangka tulisan, langkah selanjutnya adalah membuat judul. Judul, selain harus menarik perhatian pembaca, juga harus mencerminkan tema tulisan. Hal ini sangat penting artinya bagi pembaca. Setelah pembaca tertarik terhadap judul yang terpampang di majalah atau koran, maka ia ingin segera tahu apa isinya. Pembaca akan kecewa jika isi yang ditulis ternyata tidak sesuai atau semenarik sebagaimana judulnya. Menarik bukan berarti bombastis. Judul-judul yang bombastis sekilas memang menarik perhatian pembaca. Akan tetapi pembaca akan segera kecewa ketika membaca isi tulisan tersebut. Sebab judul yang bombastis itu biasanya tidak mencerminkan isi tulisan yang dibahas. Betapa sering kita dikecewakan oleh judul-judul buku yang seperti ini. Membaca judul dan sinopsis buku yang biasanya ditulis di kover belakang kita sering tertarik untuk membelinya. Akan tetapi, ketika setelah sampai di rumah dan membacanya kita menjadi sangat kecewa. Demikian pula ketika kita membaca koran atau majalah atau tulisan apapun, sering dikecewakan oleh judul yang bombastis tetapi isinya tidak relevan. Perhatikan juduljudul di bawah ini. 1. Aerodynamika msyarakat serangga Ternyata hanya membahas cara terbang serangga. 2. Razzia penduduk sungai Ternyata bercerita tentang orang cari ikan 3. Hotel internasional di Teluk Banten Ternyata berceritera tentang suaka burung 4. Klinik bersalin masyarakat ikan Ternyata berisi sarang ikan dan cara menetaskan telur.

40

Judul-judul tersebut memang sangat menarik, namun bisa jadi pembaca sangat kecewa karena isinya tidak seperti yang dibayangkan oleh pembaca sewaktu membaca judul. Contoh-contoh berikut ini merupakan contoh-contoh judul yang kurang baik dan berkesan membosankan dan melelahkan. 1. Setiap empat jam ada orang ditabrak trem di Betawi 2. Varietas-varietas atau strain-strain ikan mas dan masalahnya dalam pemuliaan. 3. Perlu kita perhatikan adanya serangan penyakit pada tanaman kacang tanah, terutama becak dan belang daun. Judul-judul tersebut di atas dapat diperbaiki sebagai berikut: 1. Tiap empat jam ada orang ditabrak trem 2. Masalah strain ikan mas dalam pemuliaan 3. Perlu perhatian terhadap serangan penyakit pada kacang tanah Judul sebaiknya juga tidak terlalu pendek. Mungkin judul-judul pendek hanya sesuai pada karangan seperti novel, cerpen, puisi dll. Jika anda ingin tetap menggunakan judul pendek karena hal tersebut dapat mencerminkan sesuatu bahasan yang hendak anda tonjolkan, maka judul pendek itu bisa dibuat, dengan catatan menambah sebjudul di bawahnya. Contoh: 1. Sapi Bali Riwayat penciptaan dan cara peternakannya 2. Daun Katuk Sebagai obat pelangsing tubuh yang manjur 3. Bulu entok Sebagai bahan pembuatan bola bulu tangkis 4. Kijing Taiwan Benar-benar menyelundup ke Indonesia Bagaimana pendapat anda tentang judul-judul berikut ini? 1. Kolesterol? Siapa takut! vs Jangan Takut Sama Kolesterol 2. Dunia Adalah Panggung Sandiwara vs Dunia Itu Panggung Sandiwara 3. Ketika Keinginan Tidak Terpenuhi vs Manakala Keinginan Tak Terwujud 4. Penyusunan Artikel Ilmiah Populer vs Menulis Artikel di Koran Itu Gampang 5. Empat Langkah Kerja Humas vs Tips Sukses Kerja Humas 6. Kesengsem kepada Sultan (Kompas, 1 Nopember 2008) 7. Kita Tak Habis Mengerti (Kompas, 1 Nopember 2008) 8. Babak Baru Indonesia Jepang (Kompas, 1 Nopember 2008) 9. Aplikasi Teknologi Pembatasan Pakan pada Industri Broiler 10. Persahabatan Mikrobia, Ternak dan Lingkungan (Poultry Indonesia, 259:54, 2001) 11. Mari Makan Bakteri! 12. Seandainya Telur Bisa Bicara (Poultry Indonesia, 259: 44) 13. Kemitraan Broiler Makin Diminati 14. Peluru Gizi yang Ajaib vs Telur, Peluru Gizi yang Ajaib Agar judul yang anda buat mencerminkan isi tulisan, and sebaiknya membuat sinopsis. Sinopsis dibuat untuk mendapatkan gambaran menyeluruh isi tulisan. Setelah

41

itu buatlah paling sedikit 3 judul. Di bawah ini merupakan ringkasan proses pembuatan judul. Tabel 1. Proses pembuatan judul No. Tema Sinopsis 1. Dengan pupuk a. Arti dan jenis pupuk majemuk kita majemuk melipatgandakan hasil b. Pengaruhnya terhadap bumi dalam rangka tanaman pangan partisipasi dalam c. Cara pemakaiannya pembangunan

2.

Penggunaan jaring trawl yang benar, dalam peningkatan pemanfaatan sumber ikan demersal yang hidup di dekat dasar laut

Judul 1. Gunakan pupuk majemuk demi suksesnya pembangunan 2. Arti, pengaruh dan cara pemakaian pupuk majemuk 3. Pupuk majemuk * Pengaruh dan pemakaiannya bagi peningkatan hasil tanaman a. Pengertian ikan demersal 1. Jaring trwal dan daerah penyebarannya 2. Ikan demersal dan cara yang b. Cara penangkapan ikan penangkapannya demersal dengan jaring benar dengan jaring trawl 3. Penangkapan ikan dasar trawl dengan jaring trawl

Judul ibarat kail ikan. Jika anda ingin mendapatkan ikan yang baik, maka kailnya harus mampu menarik perhatian sang ikan dan sesuai dengan selera mereka. Demikian pula dengan judul. Ia harus sesuai dengan selera pembaca. Tidak mudah memang! Sebagai langkah awal, anda dapat membaca judul-judul tulisan di koran atau majalah. Anda perhatikan dan pelajari, dan dilanjutkan dengan latihan membuat judul. Yakinlah, anda akan terkesiap ketika anda mendapatkan diri anda sangat lancar membuat judul tulisan anda. Lancar tanpa tekanan. Lead yang Menarik Lead, atau teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, akan mendorong pembaca untuk terus membaca isi tulisan yang anda buat. Contoh 1. Awal yang baik akan memberikan hasil yang baik. Ternyata, pepatah kuno tersebut juga berlaku pada kegiatan pemeliharaan ayam modern. Sebab, kesalahan pada penanganan awal telah terbukti mengakibatkan penampilan ayam selanjutnya tidak prima. Apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam penanganan awal tersebut? Contoh 2 Ketidakseragaman berat badan akan meningkatkan biaya produksi, sehingga menurunkan pendapatan peternak. Ada cara praktis untuk mendapatkan broiler yang seragam.

42

Contoh 3 Ada beberapa kendala berat yang harus dihadapi oleh dunia peternakan dalam era otonomi daerah. Antisipasinya? Contoh 4 Limbah minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan baku pakan penghasil energi bagi unggas. Ada beberapa kendala yang harus diperhatikan. Contoh 5. Indonesia dan Jepang adalah dua bangsa yang mempunyai sentimen dan hubungan sejarah yang panjang sebelum dan sesudah kemerdekaan (Kompas, 1 Nopember 2008) Contoh 6 Setelah diguyur hujan, cuaca Yogyakarta benar-benar cerah pada Selasa, 28 Oktober lalu. Kota perjuangan dan kota pelajar itu pun teras hingar bingar dengan hadirnya rakyat dari berbagai penjuru Yogyakarta ke alun-alun untuk menghadiri Pisowanan Ageng (Kompas, 1 Nopember 2008) Contoh 7. Di tengah gejolak nilai tukar rupiah saat ini, pengusaha isndustri kaus di Bandung, Jawa Barat, tetap bertahan. Mereka kreatif memanfaatkan euforia pilkada dan pemilu. Ada pula yang jeli bermain di ceruk pasar atau niche market (Kompas, 1 Nopember 2008) . Contoh 8. Ketenangan hidup Ahmad Benyamin belakangan ini terusik. Ia risau melihat petani yang tetap saja berekonomi serba pas-pasan walau sudah bekerja keras. Ia pun terdorong untuk berbuat sesuatu bagi mereka (Kompas, 1 Nopember 2008). Contoh 9: Kebutuhan zat gizi ayam harus disesuaikan dengan fase dan tujuan pemeliharaannya. Kebutuhan mineral pada ayam, terutama imbangan kalsium dengan fosfor menentukan tampilan produksi daging maupun telur. Apa saja yang bisa menjadi sumber mineral? (Poultry Indonesia, 259: 48. Pendahuluan Setelah pembaca tertarik dengan judul yang anda tampilkan, maka pembaca akan segera melirik ke pendahuluan. Mereka mengharapkan membaca sesuatu yang menarik sesuai dengan persepsi pembaca ketika membaca judul. Minat membaca akan menurun atau meningkat tergantung dari sajian dalam pendahuluan. Oleh karena itu, subpendahuluan perlu mendapat perhatian yang serius. Dalam tulisan populer dan ilmiah populer, anda tidak perlu menulis Pendahuluan untuk menunjukkan sub-bagian pendahuluan sebagaimana dalam tulisan ilmiah. Anda langsung saja menulis apa yang akan anda kemukakan dalam sub-bagian pendahuluan itu. Ada tujuh macam bentuk pendahuluan, yang dapat kita pilih yaitu: 1. Ringkasan. Pendahuluan berbentuk ringkasan ini nyata-nyata mengemukakan topik dan pokok isi tulisan secara garis besar.

43

Contoh: Tuntutan mewujudkan usaha perunggasan menjadi industri yang berbasiskan sumberdaya lokal, merupakan kebutuhan yang dirasakan kian mendesak dihubungkan dengan iklim perdagangan bebas yang menghadirkan persaingan sangat terbuka hari-hari ini. Tuntutan demikian menjadi terasa lebih aktual lagi manakala dikaitkan dengan terus terpuruknya nilai rupiah terhadap dolar AS, yang berdampak langsung mendongkrak naik tingkat harga semua sarana produksi perunggasan (Poultry Indonesia, 254: 5, 2001). 2. Pernyataan yang menonjol. Kadang-kadang disebut juga pendahuluan kejutan. Biasanya diikuti dengan kalimat kekaguman. Contoh: Telur adalah salah astu umber protein hewani yang lezat dan mudah dicerna. Secara ajaib, telur dikonversikan oleh ayam dari bahan nutrisi di dalam pakannya menjadi sumber gizi bagi manusia (Poultry Indonesia, 259: 40, 2001). 3. Pelukisan. Pendahuluan yang melukiskan suatu fakta, kejadian atau hal. Contoh 1: Setelah menjalani berbagai suka dan duka pada era prakemerdekaan, sejak tahun 1958 Indonesia dan Jepang resmi menjalani hubungan doplomatik sebagai negara yang samasama merdeka. Tepat pada tahun 2008, lima puluh tahun sudah kedua negara menjalin persahabatan dan kemitraan dalam berbagai hal, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga sosial budaya (Kompas 1 Nopember 2008). Contoh 2: Masih ada waktu untuk mencapai pemilu presiden dan legislatif Indonesia pada April 2009. Maksudnya, masih ada waktu untuk menimba pelajaran berharga dari kisah perjalanan pemilu presiden dan legislatif AS pada 4 Nopember ini. Menimba pelajaran ini tidak saja bagi para kandidat presiden dan legislatif, tetapi juga partai dan para pendukung partai. Contoh 3: Menu ayam goreng atau ayam pop tentu sudah tidak asing lagi bagi mereka yang gemar mengkonsumsi masalah Padang. Dua jenis hidangan ini begitu dikenal dan disukai karena rasa dan tekstur dagingnya sangat dekat dengan ayam kampung (Poultry Indonesia, 259: 26, 2001). 4. Anekdot. Contoh: Suatu pagi di warung kopi. Ah, jika diantara caleg ada beruk, saya akan pilih beruk! Lho?? Iya, beruk kan tidak akan berjanji apalagi mengingkari. Kalau toh korupsi paling hanya sesisir pisang. Itupun tidak habis. Ya, obrolan santai ini menggambarkan betapa masyarakat telah kecewa terhadap perilaku para pimpinan di negeri ini. Mereka

44

sangat kecewa karena para pemimpin yang telah berjanji muluk-muluk, mengingkari begitu saja setelah mereka terpilih. Mereka lupakan janji mereka. Jika diingatkan, mereka berkilah dengan santainya. 5. Pertanyaan. Pendahuluan berbentuk pertanyaan yang merangsang keingintahuan merupakan pendahuluan yang bagus. Contoh 1: Sebenarnya kita semua tidak habis mengerti, mengapa di sebuah gedung di negeri ini, yang seharusnya merupakan kompleks yang disucikan dan bermartabat, harus dikotori peristiwa pembunuhan. Mengapa gedung yang seharusnya dimuliakan diinjakinjak? Contoh 2: Anda ingin kaya, bukan? Ya, tentu saja! Tentu itu jawaban anda. Jika anda ingin kaya ada beberapa hal yang mesti anda lakukan. 6. Kutipan orang lain. Pendahuluan berupa kutipan ucapan seseorang (tentunya orang terkenal) dapat langsung menyentuh rasa pembaca. Contoh: Penurunan harga bahan bakar minyak masih sulit dilakukan tahun ini. Alasannya, selain harga minyak mentah dunia masih belum stabil, dan dana subsidi bahan bakar minyak di APBN 2008 pun telah teralokasikan seluruhnya sehingga sulit ditarik kembali. Demikian disampaikan Wakil Presiden amuhammad Jusuf Kalla, Jumat (31/10), di Istana Wakil Presiden. 7. Amanat langsung. Pendahuluan berbentuk amanat (pesan) langsung kepada pembaca sehingga terasa akrab. Contoh: Anda sebagai seorang peternak mesti ingin sukses. Kesuksesan yang anda dambakan tidak bisa datang dari langit begitu saja. Anda tidak boleh hanya berangan-angan. Tapi anda mesti melakukan upaya. Upaya itu mesti anda pelajari. Anda dapat membaca buku tentang kiat sukses sebagai pengusaha atau anda dapat bertanya kepada pengusaha sukses. Tidak itu saja. Anda lalu berusaha menerapkannya dalam bisnis anda. Anda tekuni dan pantang berputus asa. Berikut ini, cara sukses yang bisa menjadi salah satu acuan anda. Bagian pendahuluan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pemancing minat dan mengatur pembaca ke arah pembahasan. Hal terakhir ini sering kali lebih sulit daripada menulis judul atau isi. Seringkali kita mengalami kesulitan sehingga kita menjadi kesal dan putus asa. Jika anda mengalami hal ini, maka langkah yang sebaiknya dilakukan adalah menunda dulu bagian pendahuluan iniu dan menulis bagian lain, misalnya isi tulisan. Baru setelah dirasa bisa melanjutkan, anda dapat menulis pendahuluan kembali.

45

Seringkali pendahuluan mengalami perubahan berulangkali untuk memperoleh alinea pendahuluan yang dapat memancing minat. Misalnya contoh proses pembuatan judul dan alinea pendahuluan di bawah ini. Konsep awal: PERGANTIAN KELAMIN DAN CARA BETERNAK BELUT Ikan belut yang kita kenal enak dagingnya itu ternyata mempunyai cara hidup yang aneh. Kalau muda berupa betina semua, dan kalau tua berganti kelamin menjadi jantan semua. Dalam tulisan di bawah ini akan dikemukakan tingkah laku mereka dalam perkawinan, dan cara beternak mereka di kolam air tawar. Setelah konsep ditulis ulang, alinea pembuka itu menjadi: SKANDAL SEKS KAUM BELUT Sebagai ikan buas yang suka berlindung dalam sarang penyamunnya, lindung atau belut menarik perhatian, karena skaldal seksnya. Kalau masih muda mereka menikmati hidup sebagai juwita belut betina, maka setelah tua mereka berganti kelamin menikmati Sorga Dunia untuk kedua kalinya sebagai Don Juan belut jantan. Tingkah lakunya yang aneh dalam perkawinan, antara lain membentuk sarang busa, kita pakai untuk mengambil tindakan teknis dan cara beternak mereka di kolam air tawar. Revisi ini mungkin bukan tulisan akhir, karena barangkali perlu dicekulang lagi. Bila anda merasa revisi itu sudah baik dan tidak tahu lagi bagian mana yang perlu direvisi, maka ada baiknya anda minta tolong kepada teman anda untuk membacanya. Biasanya teman anda akan lebih jeli dalam melihat kelemahan tulisan anda. Tidak selamanya usaha membuat pendahuluan demikian dapat berhasil, terutama jika sinopsis artikel yang bersangkutan tidak menarik. Dalam hal ini, pendahuluannya sebaiknya kita susun berupa sari yang disarikan dari sinopsis yang paling menonjol dan menarik perhatian. Misalnya contoh sebagai berikut: Judul MENUJU TENAGA SURYA Novelty lead Kali ini seorang presiden pun naik ke atap rumah dalam rangka Usaha melawan krisis energi. Cina memasak dengan tenaga matahari. Tapi listrik tenaga surya masih mahal harganya. Diharapkan makin murah, nanti menjelang tahun 2000. Tubuh utama Mungkin baru kali ini seorang Presiden Amerika Serikat naik ke Atap Gedung Putih. Ini terjadi ketika Jimmy Carter meresmikan pemakaian alat pemasak air yang menggunakan tenaga matahari tanggal 20 Juni 1979 yang lalu. (Dan seterusnya).

Cara lain untuk memancing minat baca ialah mengingatkan seseorang (pembaca) kepada kejadian serupa, atau juga berupa dongeng, kisah atau cerita yang familiar dari orang lain. Misalnya contoh sebagai berikut; Judul AIR KELAPA . 1000 liter sehari terbuang . Siapa yang mau ikut memanfaatkannya? Pendahuluan Air kelapa yang pertama kali kita dengar ialah air kelapa Ki

46

Ageng Giring dalam Babad Tanah Jawi dulu. Kata sahibulhikayat, kelapa yang dipetiknya di atas pohon diringi oleh suara gaib yang mengiang di telinganya: Pengumuman! Barang siapa yang bisa minum air kelapa yang ini sekaligus dalam satu tarikan, ia akan menurunkan raja-raja Mataram! Contoh lain Judul : Meningkatkan Produktivitas Ternak dengan Zeolit Pendahuluan : Problema industri peternakan di Indonesia dewasa ini selain menekan biaya produksi semaksimal mungkin dengan produktivitas yang memadai, juga dihadapkan kepada perubahan konsumen yang sudah memperhatikan mutu daging. Bandingkan dengan yang di bawah ini. Judul : Zeolit Ampuh Meningkatkan Produktivitas Ternak Pendahuluan : Dewasa ini, industri peternakan di Indonesia dihadapkan kepada problema ganda. Selain ia masih harus bergelut agar usahanya lebih efisien, ia pun dituntut untuk menghasilkan daging yang bermutu. Satu pertanyaan lagi, sebaiknya pendahuluan disusun dari pernyataan yang penting, atau justru dari pernyataan yang kurang penting? Masing-masing cara mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Jika kita mulai sebuah artikel dengan pernyataan yang penting, pembaca bisa saja hanya membaca alinea pertama. Karena ia telah mendapatkan informasi yang ingin ia peroleh. Kelebihannya, bisa jadi pembaca terkesan dan ingin mengetahui lebih jauh lagi. Sebaliknya, jika artikel dimulai dengan pernyataan yang kurang penitng, pembaca menjadi tidak punya selera untuk membaca lebih lanjut. Kelebihannya, pembaca merasa ditantang untuk membaca lebih jauh. Apapun yang anda pilih, anda mesti bisa menumbuhkan daya imajinasi pembaca agar mereka terdorong untuk membaca tulisan anda lebih lanjut. Isi Tulisan Pada alinea atau kalimat terakhir dari pendahuluan sangat dianjurkan merupakan alinea atau kalimat penghubung antara pendahuluan dan isi tulisan. Hal ini perlu diperhatikan agar pembaca tidak merasa ada sesuatu yang hilang sewaktu membaca isi utama tulisan anda. Jika tidak ada kalimat penghubung, seolah-olah pembaca diajak melompat sehingga terasa mengganjal. Untuk menghindari pembaca cepat bosan, maka isi utama tulisan sebaiknya dibagi ke dalam sub-sub. Sub-sub ini juga perlu dipilih kata-kata yang menarik tanpa meninggalkan maknanya. Memang cukup sulit. Untuk mengtasi hal ini, maka pertamatama tulis dahulu sub yang sesuai walaupun belum terasa menarik. Cara ini adalah untuk memandu jalannya tulisan yang sedang disusun. Baru setelah sub-sub tersusun, kita dapat memeriksanya kembali. Setelah judul sub dibuat, kita mulai menulis pikiran, gagasan, fakta dll. sesuai dengan judul sub tersebut. Agar sub-sub menarik, maka harus dibuat alinea-alinea yang menarik, berkesinambungan dan dinamis serta cepat berpindah tepat pada waktunya. Dengan adanya alinea-alinea, pembaca akan tahu, suatu gagasan pokok dimulai dan

47

diakhiri, serta kemudian berpindah ke gagasan berikutnya. Dengan demikian, pembaca dapat dengan mudah menelusuri anak-anak tangga tanpa kesulitan. Contoh alinea yang baik: Sebagai ikan buas, para kakap jelas tidak cocok untuk dipelihara dalam tambak bersama ikan bandeng dan udang, karena terang mereka akan menghabiskan benih bandeng dan udang, yang sangat berharga. Tetapi di India, ikan kakap justru sengaja dipelihara dalam tambak juga, meskipun dengan pemberian makanan tambahan berupa udang kerdil setengah mati. Sedangkan di Muangthai, ikan kakap dipelihara dengan pemberian makanan berupa ikan rucah sebangsa teri. Dari contoh di atas, jelas bahwa sebuah alinea yang menarik harus beruntut atau berkesinambungan. Namun alinea yang beruntun saja masih belum tentu enak dibaca. Harus pula diusahakan agar tiap kalimat dalam alinea itu merupakan irama yang teratur. Contoh: Pikiran masih jernih, dan badan masih segar Berikut contoh alinea yang kalimatnya tidak berirama: Praktis semua orang tua mengetahui bahwa kebiasaan caranya memakan sirih adalah suatu etiket pergaulan resmi yang pada jaman dahulu kala tidak semua orang menguasainya, bilamana ingin diterima di kalangan para pembesar dan para raja-raja. Alinea itu dapat disusun kembali dan terasa lebih berirama sebagai berikut: Praktis semua orang tua tahu, bagaimana cara makan sirih. Yaitu menggoyanggoyangkan rahang menguyah daun sirih, kapur dan pinang, kemudian menyumbat mulut dengan segumpal tembakau. Susur, namanya. Pada jaman dahulu, semua orang yang akan menghadiri rapat para pembesar sipil dan militer harus memakan sirih. Waktu itu, kebiasaan ini merupakan etiket yang harus dikuasai oleh semua orang, bila ingin diterima di kalangan mereka. Alinea yang tidak dinamis akan membuat sebuah alinea terasa lamban. Contoh: Seringnya terjadi permasalahan yang dihadapi oleh peternak, perusahaan pakan maupun pembibitan, ditinjau secara global dari aspek pengembangan industri, maka kemungkinan yang menjadi permasalahannya yaitu akibat kondisi struktur industri yang belum berkembang secara seimbang. Artinya yang baru berkembang adalah sektor industri proses produksi dan sarana produksi, sedangkan sektor industri pasca produksi belum mengalami perkembangan yang berarti. Bagaimana perbaikkannya? Permasalahan yang dihadapi oleh baik peternak, pengusaha pakan maupun pembibitan disebabkan antara lain oleh kondisi struktur industri yang belum seimbang. Dalam dunia peternakan, sektor industri proses produksi dan sarana produksi berkembang pesat. Lain halnya dengan sektor industri pasca produksi yang masih tersendat-sendat. Lebih baik bukan? Mungkin anda bisa memperbaikinya lebih bagus!

48

Contoh isi tulisan (Kompas 1 Nopember 2008) Babak baru Hubungan kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang juga ditandai pesatnya perkembangan perusahaan Jepang di Indonesia. Di bidang investasi, sejak tahun 1966 hingga 2006, total foreign direct investment Jepang di Indonesia tercatat yang terbesar, yaitu 40 miliar dolas AS atau mencakup sekitar 13 persen dari seluruh investasi asing di Indonesia. Setelah melewati setengah abad, kini hubungan Indonesia-Jepang memasuki babak baru, setidaknya dengan ditandatangani dokumen perjanjian kerja sama ekonomi tahun lalu (2007, red) oleh Presiden Susilo bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang saat itu Shinzo Abe. Banyak kalangan menilai dokumen yang dikenal sebagai Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) sebagai perjanjian yang strategis dan memberikan peluang besar bagi Indonesia. Dalam satu kesempatan, Menteri Perdagangan Mari Pangestu memprediksikan IJ-EPA akan mendorong volume investasi Jepang ke Indonesia dan diperkirakan bisa mencapai 65 miliar dollar AS dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Angka ini meliputi pembangunan capacity building di 10 sektor industri, yakni industri otomatif, elektronik, konstruksi, mesin, fasilitas publik, promosi, makanan, tekstil, besi dan kimia, serta petrokimia. Di sektor perdagangan, Indonesia akan memotong tarif impor lebih dari 10,350 kategori, sementara Jepang akan mengurangi tarif impor untuk 8,350 kategori. Dengan perimbangan seperti ini, ekspor Indonesia ke Jepang akan melonjak 14 persen pada tahun pertama dan 4,7 persen pada tahun berikutnya. Penutup Sebagaimana pendahuluan, maka kata penutup sebagai isyarat penutup sebuah tulisan tidak dicantumkan pada tulisan populer. Penutup ini dapat berupa alinea terakhir dari sebuah tulisan. Penutup biasanya bergaya pamit. Gaya pamit itu biasanya cukup dihasilkan dengan menyelipkan kata demikian, jadi, maka, akhirnya atau kalimat pertanyaan. Contoh 1 Demikianlah beberapa alternatif yang penulis sarankan guna meningkatkan mutu universitas, sehingga generasi yang akan datang akan lebih bermutu. Hal ini memerlukan kerjasama yang baik dari masyarakat, universitas dan pemerintah.. Contoh 2 Jadi, program pembatasan pakan di awal pertumbuhan sangat berpotensi untuk memenuhi tuntutan konsumen, yaitu karkas rendah lemak, sekaligus mampu meningkatkan keuntungan produsen broiler, yaitu melalui meningkatnya efisiensi usaha. Contoh 3 Jelaslah, mikrobia efektif dapat diberikan kepada unggas untuk meningkatkan produksi, dan mutu daging dan telur. Contoh 4

49

Akhirnya, suplementasi pantetine dengan dosis 100 ppm setiap kg pakan mampu mendongkrak produksi dan mutu produk pada unggas. Setelah anda selesai menulis artikel, sebaiknya anda memeriksa draft artikel anda. Pasti akan anda dapati beberapa kelemahan dan kekurangan. Beberapa hal harus menjadi perhatian anda. Dalam pendahuluan anda periksa antara lain: a) apakah kalimat pembuka bisa menarik pembaca?, b) dapatkah pembaca mengerti ide yang kita tuangkan?, c) adakah kata-kata yang sembarangan?, d) apakah pembukaan tersedia informasi? Kemudian pada isi tulisan anda dapat mengajukan beberapa pertanyaan: a) apakah kalimat pendukung sudah benar-benar mendukung pembukaan?, b) apakah masingmasing kalimat berhubungan dengan ide pokok?, c) apakah antar paragraf terjadi urutan yang logis? Untuk kesimpulan: a) apakah kesimpulan disajikan cukup kuat?, b) apakah kesimpulan mencakup intisari tulisan?, c) bagaimana reaksi kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan?, d) sudah cukup yakinkah kita bahwa pembaca pun akan memiliki reaksi yang sama? Format Tulisan Agar tulisan kita bisa dimuat di suatu majalah, koran, jurnal atau yang sejenisnya, kita harus memperhatikan format dan bahasa media masa tersebut. Kalau anda perhatikan, setiap media masa biasanya mempunyai format tulisan dan gaya bahasa yang berbeda. Bahkan, kadangkala kualitas bahasa dari suatu media masa akan menunjukkan bobot media masa tersebut. Untuk itu, anda harus menyesuaikan dengan gaya bahasa media masa tersebut. Jika anda merasa belum mampu, maka anda dapat memilih media masa yang belum mempunyai bentuk dan gaya bahasa. Kadang kala sebuah media tidak begitu peduli terhadap gaya bahasa naskah yang masuk. Yang mereka perhatikan adalah isi tulisannya. Apakah isi tulisan itu hangat dibicarakan oleh masyarakat atau tidak. Apakah tulisan itu mampu menyedot perhatian pembaca atau tidak. Apakah tulisan itu dibahas secara logis, akurat, lengkap dll. Atau tidak. Dan mungkin masih ada beberapa pertanyaan yang dijadikan pedoman oleh redaktur dalam menilai mutu tulisan tersebut. Masalah bahasa? Biasanya, suatu media mempunyai tim korektor yang mengedit tulisan dari sisi gaya bahasa. Merekalah yang berperan mengubah tulisan yang dikirim yang bervariasi gaya bahasanya ke dalam sebuah tulisan yang mempunyai gaya bahasa tertentu yang mencirikan media masa tersebut. Meskipun demikian bukan berarti anda dapat menulis artikel secara serampangan. Persiapan Naskah Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mempersiapkan naskah. Betapapun bagusnya tulisan kita, mungkin sekali setelah sampai di meja redaksi langsung dibuang ke tong sampah. Mengapa? Alasannya sederhana! Naskah kotor! Ya, jika naskah anda tidak terbaca atau menyakitkan mata pembaca juga bisa jadi menjadi sebab ditolaknya naskah anda. Oleh sebab itu, anda harus teliti dalam menyiapkan naskah anda. Anda harus membuat naskah anda menarik dan menyenangkan jika dilihat. Coba ketika anda membuat surat lamaran, anda berupaya agar tampilan fisik surat lamaran tampak menarik bukan? Ya, naskah yang menarik secara fisik ikut meneceritakan diri anda

50

kepada redaktur. Jika anda menulis naskah tidak rapi, bisa jadi redaktur menilai anda tidak cermat dan akhirnya meragukan naskah anda tanpa membacanya. Ya, naskah anda harus rapi. Mudah-mudahan redaktur tertarik menerbitkan naskah anda pada pandangan pertama. Tapi ingat, isi tulisan anda juga harus terus memikat redaktur agar ia tidak kecewa. Daftar Pustaka Banjarnahor, G. 1994. Wartawan Freelance: Panduan menulis artikel untuk media cetak dan elektronik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Brotowidjoyo, M. D. 1995. Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi Kedua. Akademika Pressindo. Jakarta. Haryanto, A. G. 2000. Penelusuran pustaka. Dalam: Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah (Haryanto, A. G., H. Ruslijanto dan D. Mulyono ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Haryanto, A. G., H. Ruslijanto, D. Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Penebit Buku Kedokteran, Jakarta. Lindsay, D. 1988. A Guide to Scientific Writing. (Penerjemah S. S. Achmadi). UI-Press, Jakarta. Manalu, W. 1999. Penulisan artikel ilmiah pada jurnal ilmiah internasional. Makalah Pelatihan Penatar Penulisan Artikel Ilmiah di Perguruan Tinggi, DIKTI, Jakarta. Mullins, C. J. 1980. The Complete Writing Guide to Preparing Reports, Proposals, Memos, Etc. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, NJ. Nafiah, A. H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang? Usaha Nasional, Surabaya. Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Penerbit ITB, Bandung. Purwoko, A. 2006. Mencari dan merumuskan topik penelitian. Disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah, Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Rifai, M. A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. UGM Press, Yogyakarta.

51

Santoso, U. 1998. Penyusunan penulisan ilmiah populer. Pelatihan penulisan ilmiah populer bagi mahasiswa, Bengkulu. Soeseno, S. 1984. Teknik Penulisan Ilmiah Populer. PT Gramedia, Jakarta. Wiradi, G. 1996. Etika Penulisan Karya Ilmiah. Akatiga. Bandung. Lampiran Lampiran 1. Pedoman penulisan artikel ilmiah populer bagi pemula Bagi penulis pemula, ada baiknya menulis artikel dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah menyusun draft artikel 1. Pada tahap ini kita menulis artikel secara tidak berurutan. Tulis bagian artikel yang paling mudah. Jika anda macet ketika menulis pendahuluan anda dapat meloncat ke isi tulisan. Pada tahap ini semua ide ditulis tanpa memperhatikan bahasa, keberkesinambungan antar paragraf, dll. Tahap kedua, kita memperbaiki draft 1 dengan meneliti kelancaran/ keberkesinambungan aliran dari artikel. Selama meneliti kelancaran aliran, mungkin ditemukan kalimat yang berbelit-belit atau terlalu panjang, tidak adanya kesinambungan antar bagian, kalimat atau kata yang sulit dimengerti, adanya pengulangan kalimat yang sama, atau bahkan kalimat yang salah. Setelah dilakukan uji kelancaran, maka dilakukan pengulangan penulisan. Perbaiki draft 1, sehingga draft berikutnya (draft 2) dapat tersaji lebih baik, satu dengan lainnya tersambung dengan baik. Tahap ketiga adalah memperbaiki penulisannya sehingga mudah dimengerti oleh pembaca, dan dalam satuan-satuan paragraf yang jelas. Keterbacaan adalah unsur yang mengakibatkan kelancaran dan pertalian dalam menulis. Tahap keempat adalah tahap penyuntingan. Pada tahap ini, artikel diperbaiki sesuai dengan persyaratan dari media masa yang anda tuju. Anda sebaiknya membaca artikel yang disajikan dalam media masa yang akan anda tuju. Setelah itu, artikel diperiksa agar tidak terdapat kesalahan. Lampiran 2. Contoh artikel 1. Kondisi Dosen di Daerah Jika orang awam mendengar si Amat jadi dosen di universitas anu apalagi di universitas bonafide berdecaklah mereka karena kagumnya. Masih muda, ya, komentarnya. Terbayang dalam benak mereka, si Amat sekarang sumber ilmu, tempat bertanya. Kamus berjalan, istilah populernya. Anggapan ini masih bersemayan di dada sebagian masyarakat kita. Hal ini membawa dua akibat yang saling berlawanan, menyudutkan dan sekaligus memompa semangat. Menyudutkan karena dosen harus mampu menjawab pertanyaan yang mereka ajukan, yang seringkali di luar disiplin ilmunya. Menambah semangat karena dosen terdorong menimba ilmu sebanyak-banyaknya. Tentu saja sebagai manusia biasa sulitlah bagi sang primadona memenuhi harapan masyarakat ini. Di kalangan mahasiswa pun opini tersebut masih berdengung pula. Kondisi ini dikarenakan tak terjalinnya hubungan yang akrab antara sebagian besar mahasiswa dengan dosennya. Pada jaman yang serba canggih ini, tidaklah mustahil kalau mahasiswa justru dapat memberikan informasi tentang disiplin ilmu yang ditekuni

52

dosennya. Dengan cara saling tukar informasi inilah dosen akan terpacu untuk belajar serta mengikuti perkembangan ilmu baik teoritis ataupun praktek, karena tentu saja ia tidak mau tertinggal dari mahasiswanya. Semangat untuk saling bersaing sehat inilah yang akan membawa kemajuan. Kedudukan Dosen Idealnya, dosen merupakan tulang punggung universitas. Artinya, kemajuan perguruan tinggi sebagian besar bergantung kepada mutu dosen yang ada. Semakin tinggi mutu dan jumlahnya, akan semakin majulah perguruan tinggi tersebut. Dampak positif darinya adalah mutu lulusan pun akan semakin dapat diandalkan. Diharapkan pula, dengan mutu dosen yang tinggi, mahasiswa akan terpacu untuk berkreatif dan bertanya, serta mendorong mahasiswa untuk memberikan input yang membangun. Tentu saja, keaktifan mahasiswa yang tinggi ini akan lebih mendorong dosen untuk menimba ilmu lebih banyak lagi. Kemampuan yang tinggi dari dosen dalam menanggapi kreativitas mahasiswa akan memotivasi mahasiswa untuk lebih berkreatif. Disini, akan terjadi persaingan yang sehat antar dosen dan mahasiswa. Sebagai orang yang dekat dengan mahasiswa artinya sehari-hari berhubungan dengan mahasiswa ia dapat menganalisis minat dan kemampuan mahasiswa. Dengan analisis yang tepat mereka dapat mengarahkan kemana sebaiknya universitas dikembangkan. Dalam kaitannya dengan kegiatan akademik, dosen memegang peranan penting. Dapat dinyatakan dosen merupakan organisatornya. Fungsi atau tugas lain yang tidak kalah pentingnya, dosen harus mampu mengembangkan ilmunya melalui penelitian dan mengabdikan dirinya kepada masyarakat. Jika mutu dan tingkat pengabdian pengajar universitas cukup tinggi, diharapkan perkembangan daerah pun akan maju pesat. Ringkasnya, dosen harus mampu menjadikan dirinya sebagai inovator dan motivator bagi mahasiswa dan masyarakat. Beberapa Kriteria Untuk dapat menjalankan tugasnya, dosen dituntut memenuhi beberapa kriteria. Kriteria yang sangat penting adalah berkepribadian baik, adil, mengabdi bagi kepentingan akademik dan dapat memberikan dorongan dan rangsangan bagi mahasiswa. Dengan kepribadian yang baik diharapkan mahasiswa atau masyarakat mau mengubah sikap mereka yang kurang baik. Dengan kata lain dosen harus mampu menjadi suri tauladan. Kriteria lain, dosen harus memiliki kemampuan menyuguhkan dan menyampaikan materi perkuliahan secara obyektif. Artinya, penyampaian informasi harus sesuai dengan kebenaran ilmu yang mereka sampaikan. Jangan sampai diisi oleh kepentingan lain yang justru merusak ilmu yang disampaikan. Dengan demikian dosen harus mampu menguasai ilmu yang disampaikannya, sehingga mahasiswa tidak menerima ilmu yang salah. Dosen harus mampu memodifikasi teori yang menyangkut materi perkuliahan ke arah teori yang komunikatif terhadap kenyataan yang ada. Hal ini akan mempermudah mahasiswa memahami materi tersebut serta mempraktekkannya. Agar ilmu yang disampaikan menarik, maka komunikasi dua arah harus diciptakan. Dalam hal ini, kedua belah pihak harus mampu dan mau memberi dan menerima. Jadi, jika ada mahasiswa yang justru lebih tahu dalam beberapa hal, itu adalah sesuatu yang wajar saja. Dalam hal ini dosen harus mau menerima kebenaran ilmu yang diajukan oleh mahasiswa. Cara ini akan mampu memotivasi kedua belah pihak untuk

53

belajar lebih jauh, sebab masing-masing ingin menjadi orang pertama yang tahu suatu permasalahan. Dengan metode ini, dosen mampu memotivasi mahasiswa untuk mencari sendiri pola dan cara baru yang dapat dipertanggungjawabkan. Dosen juga diharapkan mampu memberikan evaluasi dan nilai obyektif sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi mahasiswa. Untuk dapat memenuhi kriteria tersebut, dosen memerlukan fasilitas yang memadai. Sebagai contoh, untuk dapat mengembangkan ilmunya, maka universitas harus dilengkapi dengan perpustakaan, laboratorium, dana, motivasi serta sarana dan prasarana lain yang memadai termasuk kesejahteraan mereka. Perguruan Tinggi Daerah suatu Permasalahan Kalau kita tengok sejenak, tampaknya seolah-olah ada ketidakadilan. Perguruan tinggi di daerah tersendat, sementara di pusat, perguruan tinggi tampak maju pesat. Di pusat serba lengkap, sehingga memungkinkan dosen atau mahasiswa mengembangkan ilmunya, sekaligus mampu menambah penghasilannya. Lain halnya kondisi universitas di daerah. Semuanya serba kurang jika dibandingkan dengan standard yang seharusnya. Dosen justru tersendat perkembangan ilmunya, atau bahkan mungkin mandeg. Yang lebih tragis, mungkin sekali tingkat pengetahuan di bidang disiplin ilmunya justru menurun. Sebab, mereka tidak bekerja sesuai dengan ilmu yang diperolehnya, sehingga mereka harus memulai dari nol. Dengan demikian sulitlah bagi dosen untuk mampu menyuguhkan dan menyampaikan ilmu secara optimal. Sementara, jika mengalami kesulitan, sulit bagi mereka mendapatkan informasi yang cepat, karena terbatasnya dosen senior disana. Laboratorium, perpustakaan, dana dan sarana prasarana lainnya juga terbatas. Suatu dilema yang memusingkan. Di satu sisi dosen dituntut mengembangkan ilmu dan pengabdiannya, di sisi lain sarana dan prasarana sulit dipenuhi. Sebagai contoh, banyak dosen yang mengalami kesulitan mengidentifikasi dan memecahkan masalah, menemukan ide baru, karena segalanya amat terbatas. Kondisi ini berakibat kepada mutu dosen masih harus ditingkatkan lagi agar memenuhi standard. Bagaimanapun berbakatnya seorang dosen muda di daerah, ia akan kalah jika dibandingkan dengan dosen di perguruan tinggi yang maju dan serba lengkap fasilitasnya. Tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap mutu lulusan, dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada universitas tersebut. Tugas lain seorang dosen adalah mengadakan penelitian yang berbobot. Karena biaya yang terbatas, pimpinan universitas menganjurkan untuk meneliti sesuai dengan sarana dan prasarana yang terbatas ini. Memang hal ini dapat kita terima untuk sementara. Namun karena pendapatan dosen relatif kecil, tentu saja hal ini sulit dilakukan. Hanya karena pengabdian yang tinggi sajalah seorang dosen mau menyisihkan sebagian uangnya untuk menunjang tugasnya. Namun demikian, kondisi yang serba terbatas ini tidak boleh dijadikan alasan untuk pindah ke universitas lain. Justru seharusnya dosen mau mengorbankan kepentingannya untuk sementara demi memajukan universitas dimana mereka bertugas. Ya, mereka harus mampu menjadikan dirinya pelopor dan motivator bagi pembangunan daerah. Memang serba sulit. Dengan terbatasnya sarana dan prasarana ini wajarlah jika kemampuan dosen kurang berkembang. Faktor lain yang juga sangat berpengaruh, sebagian besar dosen baru lulusan S1 yang keterampilan ilmunya masih dasar dewasa ini sebagian PTN di

54

daerah sudah banyak dosen berkualifikasi S2 dan S3 Sementara mereka jarang atau bahkan tidak mendapat bimbingan dari dosen yang berpengalaman. Mereka dituntut untuk berkreatif sendiri mengembangkan ilmunya, metode mengajar, dan melakukan hubungan di luar yang intentif agar mereka dapat dipercaya kemampuannya. Suatu kerja keras yang menuntut kesabaran. Alternatif Pemecahan Masalah ini harus segera dicarikan jalan keluarnya secara efisien dan konsekuen. Perhatian khusus terus menerus perlu ditingkatkan bagi universitas yang masih memerlukan bimbingan. Artinya adanya prioritas-prioritas, baik di bidang administrasi, edukatif, maupun sarana dan prasarana yang menunjang kemajuan suatu universitas. Di bidang edukatif, alangkah baiknya jika dosen yang telah berpengalaman itu mau membina di universitas yang ketinggalan itu Dewasa ini Dikti telah ada program detasering dimana dosen-dosen yang telah berpengalaman di bidang tertentu dikirim ke universitas yang memerlukannya . Tentu saja dengan jumlah yang memadai. Hal ini mengingat dosen di universitas daerah banyak yang masih berstatus asisten ahli, yang pasti masih memerlukan binaan. Memang selama ini telah dijalankan alternatif ini, namun jumlahnya masih perlu ditingkatkan lagi. Sementara itu, dalam usaha melengkapi sarana dan prasarana, bantuan luar negeri hendaknya didistrubusikan secara merata. Artinya tidak terpusat pada satu universitas saja. Memang, penyebarluasan ini harus diimbangi oleh para teknisi yang telah berpengalaman dalam jumlah yang memadai, sehingga sarana tersebut tidak mubazir. Adalah gagasan yang menarik bahwa pusat pengembangan universitas dalam kaitannya dengan ilmu dilakukan secara rayon. Artinya di daerah yang mempunyai potensi kehutanan, hendaknya didirikan universitas atau institut yang titik berat pengembangannya di sektor kehutanan, dan universitas ini merupakan pusat pendidikan, penelitian dan pengabdian serta kegiatan lainnya yang ada kaitannya dengan kehutanan. Jadi, jika seseorang ingin memperdalam ilmu kehutanan, ia dapat belajar ke daerah yang merupakan pusat kegiatan ilmu itu. Demikian pula bidang-bidang keilmuan lainnya harus disesuaikan dengan potensi yang ada di daerah tersebut. Memang gagasan ini masih perlu dibuktikan keunggulannya, perlu dievaluasi sebelum diterapkan, dan dilakukan secara bertahap. Peningkatan mutu dosen juga merupakan alternatif lain yang tidak boleh diabaikan. Usaha ini telah banyak dilakukan oleh universitas-universitas daerah. Mengingat, bahasa inggris merupakan media komunikasi dan media peningkatan ilmu, maka usaha peningkatan kemampuan berbahasa inggris ini harus diintensifkan. Tanpa penguasaan bahsa asing ini, komunikasi bisa mandeg, yang berakibat seretnya peningkatan ilmu pengetahuan yang kita peroleh. Kesadaran ini perlu ditanamkan pada setiap mahasiswa atau calon dosen atau calon ilmuwan. Namun, penentuan atau seleksi dosen mana yang diberi kesempatan untuk meningkatkan ilmunya lebih dahulu harus didasarkan pada seleksi sehat, artinya tidak ada unsur lain yang dinilai selain prestasi. Hal ini untuk menghindari adanya iri hati, yang justru dapat membahayakan kestabilan universitas. Bagi yang belum mendapat kesempatan, hendaknya meningkatkan kemampuannya, sehingga mampu membina dan memperlancar jalannya proses belajar-mengajar di universitas tersebut.

55

Usaha peningkatan mutu universitas ini tentu saja memerlukan dana yang besar. Mengingat dana yang ada kurang memadai, maka harus dicari sumber dana yang lain. Sebagai contoh, gagasan untuk membentuk BP3 di universitas tampaknya merupakan satu alternatif yang cukup menarik untuk dipertimbangkan. Bukankah dengan demikian daerah merasa memiliki universitas? Sebagian universitas telah mencoba menerapkan ide ini, namun dalam pelaksanaannya BP3 (atau apapun namanya) masih belum efektif sebagaimana yang diharapkan. Dosen diharapkan mampu mengefisienkan kerjanya melalui pusat-pusat studi yang ada di universitas. Tampaknya, pusat-pusat studi yang telah dibentuk seringkali tidak diimbangi dengan dana operasional, sehingga banyak pusat-pusat studi yang tidak mampu berkembang. Bahkan, pusat-pusat studi justru diminta untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar tanpa bantuan dana operasional. Akibatnya, kadang mereka harus merogoh kocek pribadi, meskipun jika mendapat kegiatan uang pribadi tersebut dapat tergantikan. Kecenderungan ini kemudian memunculkan opini bahwa kegiatan yang diperolehnya merupakan kegiatan pribadi, yang kemudian berakibat lebih lanjut kepada tidak terdistribusinya informasi kegiatan atau proyek ke semua dosen. Idealnya, pusatpusat studi merupakan pusat kegiatan bagi dosen untuk melakukan kegiatan secara profesional. Demikianlah beberapa alternatif yang penulis sarankan guna meningkatkan mutu universitas, sehingga generasi yang akan datang akan lebih bermutu. Hal ini memerlukan kerjasama yang baik dari masyarakat, universitas dan pemerintah.. Lampiran 3. Contoh 2. APLIKASI TEKNOLOGI PEMBATASAN PAKAN PADA INDUSTRI BROILER Dewasa ini industri broiler dituntut untuk menghasilkan daging rendah lemak, karena lemak mempunyai pengaruh negatif terhadap kesehatan konsumen. Disamping itu, karkas yang dihasilkan broiler saat ini juga mempunyai kandungan lemak yang berlebihan di daerah perut dan visera yang harus dipisahkan dari karkas. Keuntungan yang diperoleh oleh industri pengolahan akan menurun, karena lemak mempunyai nilai jual yang sangat rendah jika dibandingkan dengan karkas. Hasil estimasi menunjukkan bahwa pabrik yang memroses 50.000 ekor broiler per hari akan menghasilkan lemak rata-rata 6.250 kg/hari, yang mengakibatkan perusahaan tersebut kehilangan 812.500 dolar per tahun. Jika diasumsikan kadar lemak (yang tampak) pada broiler yang kira-kira 3,5% dapat diturunkan menjadi 1% saja, akan menaikkan keuntungan sebesar 177 juta dolar per tahun. Selain itu, saat ini industri broiler menghadapi problema yang sangat mendesak, yaitu rendahnya efisiensi produktivitas. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya efisiensi adalah mahalnya harga pakan. Hal ini dikarenakan biaya pakan pada industri broiler menempati 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang aplikatif untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut di atas. Salah satu cara termudah dan termurah adalah menggunakan teknologi pembatasan pakan di awal pertumbuhan. Beberapa peneliti telah melakukan percobaan tentang pembatasan pakan pada ayam broiler untuk memperbaiki performans, baik efisiensinya maupun komposisi kimia karkasnya.

56

Pada dasarnya pembatasan pakan merupakan program untuk memberikan pakan pada ternak sesuai dengan kebutuhan hidup pokoknya pada umur dan periode tertentu. Program ini didasarkan kepada asumsi bahwa pemberian pakan secara terus menerus merupakan kondisi buatan, sedangkan pembatasan pakan pada ayam broiler adalah upaya mengembalikan ternak pada kondisi alaminya. Penelitian tentang pembatasan pakan pada broiler telah menunjukkan bahwa program ini sangat potensial untuk meningkatkan efisiensi pakan sekaligus menurunkan kadar lemak. Secara umum, pembatasan pakan mampu meningkatkan efisiensi pakan dan menurunkan lemak tubuh, tetapi berat badannya tetap normal. Baik ayam broiler jantan maupun betina yang dibatasi pakannya menunjukkan efisiensi pakan yang lebih baik. Juga, penimbunan lemaknya lebih rendah. Anehnya, pembatasan pakan tidak menurunkan berat badan. Bahkan dalam kasus tertentu malah berat badannya lebih tinggi. Kejadian ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang sangat cepat melebihi kecepatan yang normal ketika broiler tidak lagi dibatasi pakannya. Hasil ini juga didukung oleh banyak peneliti lainnya yang melaporkan ayam broiler yang dibatasi pakannya menunjukkan efisiensi pakan yang lebih baik dan terjadi penurunan kandungan lemak tubuh. Ada seorang peneliti yang membatasi pakan broiler dengan cara berselang-seling sehari selama enam hari berturutturut, mencapai berat badan akhir yang sama pada umur 42 hari jika dibandingkan dengan ayam broiler yang diberi pakan bebas. Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari program pembatasan pakan adalah dapat mengurangi angka kematian, kelainan kaki dan penyakit metabolik seperti ascite, sudden death syndrome dan stress panas. Pembatasan pakan bahkan meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap penyakit. Program pembatasan pakan juga menaikkan kandungan mineral tubuh serta menurunkan trigliserida dan kolesterol darah dan kadar lemak dalam tubuh dan daging. Melihat beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui teknologi pembatasan pakan, maka aplikasi di lapangan sangat penting untuk segera diperkenalkan kepada masyarakat peternak di Indonesia. Faktor-faktor yang berperan Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar teknologi pembatasan pakan berhasil, yaitu: 1. Berat atau tidaknya tingkat pembatasan pakan. Semakin berat pembatasan akan semakin berat pula tingkat laju pertumbuhan cepat selama pemberian pakan bebas kembali. Namun, tingkat pembatasan pakan yang sangat berat, akan menimbulkan penurunan berat badan walaupun efisiensi dan kadar lemaknya rendah. 2. Lamanya pembatasan pakan. Secara umum semakin lama pembatasan pakan yang dilakukan, broiler akan lebih sulit menutupi kehilangan berat badan selama periode pembatasan pakan. Untuk mencapai hasil yang baik, pembatasan pakan pada ayam

57

broiler jantan tidak lebih dari tujuh hari, dan untuk broiler betina tidak lebih dari lima hari. 3. Waktu pembatasan pakan. Pada periode akhir (5-8 minggu), ayam broiler yang mendapat perlakuan pembatasan pakan ternyata tidak memberikan respon yang baik untuk terjadinya hasil yang baik, karena kesempatan broiler untuk mendapatkan laju yang cepat menjadi sangat berkurang. Akibatnya, walaupun efisiensi pakan lebih baik dan kadar lemaknya rendah, berat badannya tidak mencapai ukuran normal. Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi broiler di awal pertumbuhannya, yaitu pada umur tiga sampai dengan sebelas hari untuk ayam broiler jantan, dan tidak lebih dari umur lima hari untuk ayam broiler betina. 4. Lamanya waktu selama periode refeeding (pemberian pakan bebas setelah pembatasan). Program pembatasan pakan mempunyai pengaruh terhadap penundaan umur fisiologis ternak. Dimana ayam broiler akan mempertahankan semaksimal mungkin pertumbuhannya pada umur yang sesuai. Oleh sebab itu, ketika broiler diberi pakan bebas setelah periode pembatasan, mereka akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dari normal untuk mengejar ketinggalannya selama pembatasan pakan. Oleh sebab itu, untuk mencapai berat badan yang normal serta efisiensi pakan yang tinggi maka waktu refeeding harus mencukupi. 5. Konsumsi pakan selama refeeding. Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka pada saat periode refeeding, ayam broiler harus mendapat kesempatan makan yang lebih banyak untuk mengejar ketinggalan pertumbuhan. Selama periode ini penggunaan pakan oleh broiler lebih efisien, sehingga efisiensi pakan kumulatif menjadi lebih baik. Selama periode awal refeeding pertumbuhan lemak naik drastis, namun satu minggu kemudian turun drastis sehingga akumulasi lemaknya pada usia pasar menjadi lebih rendah. 6. Jenis kelamin broiler. Perbedaan jenis kelamin broiler akan memberikan respon yang berbeda terhadap pembatasan pakan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari laju pertumbuhan dan kandungan lemak tubuhnya. Ayam jantan mempunyai respon yang lebih baik daripada broiler betina. Hasil penelitian Santoso menunjukkan bahwa ayam broiler betina merespon lebih baik dalam penurunan berat lemak, sedangkan broiler jantan merespon lebih baik pada efisiensi pakan dan pencapaian berat normal. Aplikasi di tingkat peternak. Biaya dapat mencapai sekitar 60-70% dari total biaya produksi dalam usaha peternakan ayam broiler Oleh karena itu dalam melakukan program pembatasan pakan perlu diperhatikan persyaratan yang dapat menunjang peningkatan efisiensi usahanya. Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah kepraktisan ( kemudahan untuk dilakukan ) dan tidak atau sedikit menambah biaya. Pembatasan pakan secara kuantitatif akan lebih efektif, karena metode ini selain dapat memberikan hasil yang sama terhadap berat badan akhir dan mengurangi lemak tubuh juga mudah untuk dilakukan.

58

Untuk ayam broiler yang dipanen pada umur 42 hari, pembatasan pakannya dimulai pada umur 7 hari selama tiga hari pada tingkat pembatasan 25%. Artinya, jika menggunakan pembatasan harian maka setiap hari tingkat 25%. Artinya, jika menggunakan pembatasan harian maka setiap hari ayam diberi pembatasan 75% dari biasanya. Cara ini tentunya memerlukan data konsumsi harian. Namun, sayangnya catatan harian di tingkat peternak biasanya tidak ada. Selain itu, cara ini lebih repot. Ada cara lain yang lebih praktis, yaitu diet dilution. Diet dilution adalah teknik pembatasan pakan dengan cara mencampur pakan jadi dengan sekam atau bahan lain. Perbandingan antara pakan jadi dan sekam yang terbaik adalah 75% pakan jadi dan 25% sekam. Ada cara yang lebih mudah, yaitu dengan memuasakan ayam broiler selama 6 jam setiap hari selama tiga hari. Hasil percobaan ditingkat peternak dengan menggunakan program puasa selama enam jam selama tiga hari dimulai pada umur 8 hari (skala usaha 1100 ekor) ternyata memberikan hasil yang memuaskan. Teknologi ini mampu meningkatkan efisiensi pakan dan menurunkan angka kematian, sehingga tingkat keuntungan peternak meningkat pula. Untuk ayam broiler yang dipanen pada umur 56 hari, broiler dapat dibatasi sampai 75% selama 6 hari. Artinya, jika menggunakan pembatasan harian maka setiap hari ayam diberi 25% dari biasanya. Seperti pada broiler yang dipanen pada umur 42 hari, cara tersebut dapat diganti dengan teknologi yang lebih mudah, yaitu dengan memuasakan ayam broiler selama 18 jam setiap hari selama 6 hari. Jadi, program pembatasan pakan di awal pertumbuhan sangat berpotensi untuk memenuhi tuntutan konsumen, yaitu karkas rendah lemak, sekaligus mampu meningkatkan keuntungan produsen broiler, yaitu melalui meningkatnya efisiensi usaha.

(KUNJUNGI BLOG SAYA: http//uripsantoso.wordpress.com. Anda akan memetik keberuntungan yang tidak terduga).

59

Makalah 2 PENGGALIAN DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN Pendahuluan Penelitian merupakan kegiatan yang amat penting bagi pemenuhan hajat hidup masyarakat. Tanpa penelitian atau pemikiran yang matang dan berkesinambungan sulit diperoleh kemajuan yang berarti bagi kesejahteraan manusia. Memang, ada sebagian kejadian bahwa penemuan terjadi secara tidak disengaja. Namun, hal tersebut tidak bisa dijadikan patokan untuk memperoleh kajian ilmiah yang mapan dan berlaku universal. Jepang, sebagai salah satu negara maju selalu mengedepankan penelitian sebelum melepas produknya. Sebagai contoh, ketika saya berkunjung di kota Toyota, saya mendapat penjelasan mengapa perusahaan Toyota memilih kijang sebagai nama mobil produknya. Ternyata mereka telah melakukan penelitian yang mendalam tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kesukaan orang Indonesia. Setelah penelitian selesai dan disimpulkan, maka barulah mereka memproduksi mobil sesuai dengan selera konsumen di Indonesia. Jadilah kijang dengan bentuk, model, warna, dan lain-lain asesoris yang disukai oleh konsumen Indonesia. Peristiwa tersebut menggambarkan betapa pentingnya penelitian bagi lancarnya usaha. Barangkali kita membayangkan bahwa karya ilmiah adalah sesuatu yang amat sulit dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sebetulnya tidak selalu benar. Banyak hasil kegiatan masyarakat yang merupakan dari pengamatan atau penelitian yang amat sederhana nyaris tidak memerlukan biaya. Sebagai contoh, penemuan tusuk telinga, tusuk gigi, perubahan bentuk sikat gigi merupakan hasil penemuan yang sederhana namun besar manfaatnya bagi manusia. Penelitian bermula dari masalah-masalah yang dapat timbul dari kehidupan sehari-hari atau kejelian atau bahkan imajinasi seseorang atau sekelompok orang. Mereka kemudian termotifasi untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu pemecahan masalah tersebut adalah melalui penelitian, pengamatan atau gagasan-gagasan ilmiah. Uraian di bawah ini menjelaskan bagaimana kita menggali masalah, merumuskannya dan kemudian merumuskan judul berdasarkan rumusan masalah. E. Menggali masalah penelitian Banyak masalah yang terdapat di alam semesta ini. Dari masalah sosial manusia, hewan atau mungkin juga tumbuhan sampai dengan masalah-masalah eksakta, dan bahkan masalah gaib. Masalah tersebut ingin dijawab, dipecahkan, diatasi, dicari jalan keluarnya secara ilmiah. Memang tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan kajian ilmiah atau hasil pikir manusia, misalnya masalah yang berkaitan dengan hal-hal yang gaib. Menggali masalah barangkali berbeda dengan mencari-cari masalah. Menggali masalah berarti mengungkapkan masalah-masalah yang ada, menyeleksi masalah yang penting dan mencoba memecahkan masalah tersebut untuk kesejahteraan bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu, penelitian juga sebaiknya memperhatikan tata nilai di masyarakat. Penelitian-penelitian yang bertentangan dengan tata nilai masyarakat memang perlu dihindari. Hal ini untuk mencegah timbulnya perilaku masyarakat yang cenderung negatif. Dalam masyarakat Islam, misalnya, adalah kurang tepat jika seorang peneliti meneliti bagaimana memproduksi babi yang efisien. Akan tetapi, barangkali akan relevan

60

jika seorang peneliti meneliti dampak negatif mengkonsumsi daging babi dipandang dari sudut kesehatan. Masalah penelitian bisa muncul dari ; 1. Dari kehidupan sehari-hari yang kita amati, rasakan, kita hayati dan kita renungkan. Misal: - mengapa kayu mengapung dan besi tenggelam? - penggunaan pompa listrik memerlukan daya listrik yang tinggi. Bagaimana cara membuat pompa yang dapat mempergunakan daya listrik yang rendah (cukup 40 watt), sehingga hemat listrik. - Mungkinkah penggunaan udara/angin untuk menghemat bensin pada mobil. - Bensin yang merupakan eksplorasi minyak bumi dalam waktu tertentu akan habis. Masalah ini kemudian menimbulkan ide untuk membuat bensin alternatif (misalnya bensin dari kelapa sawit). 2. Dari pembicaraan masyarakat luas yang sedang hangat. Misalnya dewasa ini masyarakat banyak membicarakan tentang penggunaan nuklir sebagai sumber tenaga listrik. Masyarakat amat meragukan keamanan nuklir terhadap lingkungan. Berdasarkan isu tersebut, maka kita dapat mengangkat topik penelitian tentang keamanan teknologi tersebut. 3. Dari prioritas nasional dan atau prioritas topik penelitian yang diminta oleh penyandang dana, misalnya seperti RUT dan penelitian dasar. Penyandang dana biasanya telah menentukan topik-topik penelitian yang menjadi prioritas. Dalam kasus ini, kita dapat memilih topik penelitian yang dapat kita lakukan. 4. Dari berbagai tulisan yang dimuat di berbagai media masa. Misalnya dalam berbagai media masa ditulis tentang teknologi pengawetan pangan yang sekarang diterapkan ternyata banyak sisi negatifnya antara lain menurunnya nilai gizi pangan tersebut. Kita bisa mengangkat masalah ini dan meneliti metode pengawetan pangan yang sedikit menurunkan nilai gizi. Misalnya kita mengajukan alternatif penggunaan sinar gama untuk mengawetkan bahan pangan. 5. Dari buku-buku pelajaran yang memuat berbagai teori, konsep, atau prinsip. Setelah membaca buku tentang berbagai kasus, sering timbul ide untuk meneliti atau menulis. 6. Dari hasil-hasil penelitian baik dari peneliti maupun dari orang lain. Setelah kita membaca penelitian, timbullah ide untuk melanjutkan penelitian sebelumnya. Dalam suatu karya penelitian kadang dikemukakan teori-teori, gagasangagasan baru. Nah, kita termotifasi untuk membuktikan teori yang dikemukakan. 7. Dari diskusi-diskusi ilmiah, seminar, kuliah, wawancara dll. Sering terjadi ide penelitian terlintas di pikiran kita setelah kita berdiskusi, berseminar, mendengarkan kuliah atau wawancara. 8. Pengalaman pribadi atau orang lain. Pengalaman pribadi atau orang lain juga dapat digunakan sebagai sumber untuk menggali masalah penelitian. Sering terjadi setelah mendengar penuturan pengalaman orang lain atau pribadi timbullah ide untuk meneliti atau menulis masalah tersebut. Salah seorang teman penulis sering kali mendapatkan ide menulis setelah menggali pengalaman orang lain. 9. Praktek serta keinginan masyarakat. 61

Praktek dan keinginan masyarakat dapat pula sebagai sumber untuk meneliti dan menulis. Sebagai contoh, misalnya di suatu daerah terpencil mereka selalu menggunakan air kotor untuk minum, makan, mandi dll. Kita kemudian termotovasi untuk meneliti atau menulis tentang dampak menggunakan air kotor tersebut dalam jangka panjang terhadap kesehatan masyarakat tersebut. Keinginkan masyarakat juga dapat merupakan sumber penelitian dan ide menulis. Misalnya masyarakat di suatu lokasi peternakan menghadapi masalah kelumpuhan kaki pada ayam broilernya. Maka timbul ide untuk meneliti atau menulis mengapa itu terjadi dan bagaimana cara pemecahannya. Untuk dapat mengangkat masalah-masalah yang berkembang hangat dan menjadi prioritas, maka kita harus jeli dan peka, dan tentunya mempunyai kemampuan ilmiah dan pengetahuan yang memadai di bidangnya. Yang menjadi masalah adalah: persoalan, masalah, problema apakah yang bisa dianggap patut, layak, untuk diangkat menjadi topik atau objek penelitian. Secara ringkas masalah yang bisa diangkat menjadi topik penelitian yang baik itu sebaiknya yang memenuhi patokan sebagai berikut. a. mempunyai arti penting baik bagi keperluan ilmu pengetahuan (dan atau) bagi keperluan kehidupan sehari-hari (significance of topics). Persoalan yang perlu dijawab berkaitan dengan hal ini antara lain: 1) apakah hasil dari pembahasan masalah penelitian itu akan memberikan sumbangan yang berharga untuk bangunan ipteks yang sudah ada, 2) apakah masalah penelitian tersebut bukan hanya diaplikasikan saja dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan?, c. apakah lapangan studi itu memang benar-benar memerlukan pengolahan kembali?, d. apakah suatu ketidak-puasan terhadap penelitian yang terdahulu sehingga perlu dipilih masalah yang sama untuk diteliti kembali?, e. apakah masalah penelitian itu mempunyai minat akademik yang berarti ataukah mempunyai kegunaan praktis yang sangat mendesak?, f. apakah cukup banyak orang yang tertarik pada hasil penelitian atas masalah tersebut? b. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian tersebut mempunyai jangkauan luas dan dalam kurun waktu yang cukup panjang serta baru. c. Mempunyai daya tarik yang kuat, baik dalam arti menarik perhatian umum maupun peneliti itu sendiri (interested topics). Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan pada interested topics antara lain: 1) apakah suatu masalah penelitian dapat membangkitkan minat atau mengaktifkan minat yang pasif?, 2) apakah tidak ada hadiah yang tersembunyi di balik hasil-hasil penelitian, jika penelitian itu dapat sukses?, 3 jika minat terlalu besar terhadap suatu masalah penelitian, apakah minat itu benar-benar timbul dari keabsahan ilmiah ataukah dari perilaku yang bias? d. Secara operasional masalah itu bisa dan mungkin diteliti. Masalah tidak terlalu luas atau sempit, dapat diuji, cukup tersedia data/pustaka untuk dibahas (obtainable topics). Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab pada obtainable topics antara lain: 1) apakah sumber-sumber kepustakaan untuk mengembangkan hipotesis cukup tersedia?, 2) apakah teknik-teknik untuk mengumpulkan data sudah dikuasai sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan dasar untuk membahas masalah penelitian?, 3) apakah tidak ada factor-faktor pribadi dan factor-faktor luar yang mungkin akan merintangi pengumpulan data guna 62

memecahkan masalahnya? Selain itu penelitian bisa dilaksanakan tindakan untuk pemecahan masalahnya, fasilitas yang ada, dan peneliti/penulis mampu melaksanakannya (manageable topics). Meskipun anda tertarik terhadap masalah penelitian tertentu, bukan berarti anda mempunyai kemampuan yang memadai untuk memecahkan masalah. Ada satu saran yang perlu mendapat perhatian kita yaitu: Jangan melakukan sesutau yang ada di luar kemampuan. Oleh sebab itu anda perlu memperhatikan hal-hal berikut ini: 1) apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dipilih?, 2) apakah syarat-syarat yang berupa biaya sudah atau akan cukup tersedia?, 3) apakah batas waktu mengijinkan untuk menyelesaikan semua persoalan yang berkaitan dengan masalah penelitian?, 4) apakah masalah penelitian tersebut tidak menimbulkan kesulitan untuk mencari sponsor atau konsultan?, 5) apakah anda akan memperoleh kerjasama dengan hipak-pihak lain dalam pelaksanaan penelitian dengan masalah penelitian itu? Agar terhindar dari kesulitan memperoleh masalah karya ilmiah, beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan: a. b. Selalu berusaha menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengarkan, membaca dan mengalami sendiri berbagai peristiwa. Selalu rajin mengamati-amati sesuatu yang terjadi di sekitar kita, atau membaca buku-buku, jurnal, majalah yang merupakan hasil pengamatan /penelitian orang lain. Selalu mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Sering mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat dan mempertahankannya dengan argumentasi dan contoh yang baik dan tepat, serta memperluas cakrawala berpikir.

c. d.

Kiat Menggali Masalah Sering timbul keluhan sulitnya menemukan masalah yang hangat dan penting karena keterbatasan sarana dan prasarana dimana dosen atau peneliti bekerja. Barangkali penggalian masalah atau topik yang menarik tidak menjadi masalah di perguruan tinggi atau isntitusi yang sarana dan prasarananya cukup lengkap dan modern. Lain halnya dengan perguruan tinggi atau instituasi yang sarana dan prasarananya sangat terbatas. Sering hal ini menjadi penghalang untuk membuat proposal yang hangat, menarik, penting dan dibutuhkan. Sebab, dengan sarana dan prasarana terbatas tersebut seorang peneliti sangat sulit berkompetisi di tingkat nasional dan internasional. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah tersebut antara lain: 1. Untuk mengatasi masalah keterbatasan sarana dan prasarana, maka peneliti dapat melakukan kolaborasi penelitian. Hal ini akan memperluas jangkauan imajinasi kita untuk menggali masalah yang hangat, menarik, penting dan dapat dilakukan secara operasional. Dikti kini telah menjembatani jenis penelitian ini yang disebutnya Pekerti (Penelitian Kerjasama Perguruan Tinggi). Dengan penelitian kerjasama ini diharapkan peneliti di perguruan tinggi yang sarana dan prasarananya kurang atau masih sebagai peneliti muda dapat bekerjasama dengan dosen senior berprestasi di perguruan tinggi yang telah mapan. Penelitian ini

63

dapat dikatakan sebagai sarana bagi peneliti muda atau peneliti yang belum berprestasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam meneliti. Diharapkan kerjasama tersebut dapat berlanjut meskipun penelitian kerjasama telah berakhir. 2. Ada cara lain agar masalah tersebut dinilai penting untuk diteliti. Berikut beberapa kiatnya: a. Buat sesuatu yang tidak berguna menjadi sesuatu yang berguna. b. Buat sesuatu yang usang menjadi menarik, penting dan dibutuhkan atau menjadi baru. c. Buat sesuatu yang sederhana menjadi menarik dan penting. Kiat ini sangat berguna terutama bagi para peneliti yang sarana dan prasarananya sangat terbatas. Kiat 2.a. dapat kita contohkan misalnya sampah. Sampah jelas dianggap sebagai sesuatu yang tidak berguna bahkan menimbulkan berbagai masalah. Nah, jika kita dapat membuat sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis misalnya, maka proposal anda menjadi menarik dan dinilai penting. Sebagai contoh seorang dosen ITB mengajukan penelitian tentang abu terbang yang tentunya dianggap tidak berguna dan menimbulkan masalah pencemaran. Ia dapat mengubah abu terbang tersebut menjadi bahan baku beton atau bantalan kereta api yang lebih kuat dan lebih ringan daripada semen. Kiat 2.b. dapat kita misalkan sebuah baju bekas yang barangkali sudah dianggap usang, namun jika dicuci kembali, diseterika, diberi manik-manik dan parfum barangkali baju yang tadinya kurang menarik menjadi menarik. Misalnya dalam dunia peternakan, penelitian tentang pembatasan pakan barangkali sudah dianggap usang Akan tetapi jika kita mampu memberikan argumentasi tentang perlunya pembatasan diteliti kembali berkaitan dengan masalah tertentu yang sedang hangat, maka penelitian tersebut menjadi baru dan menarik. Kiat 2.c. berkaitan dengan masalah-masalah yang sederhana, yang mungkin tidak dilirik oleh peneliti di perguruan tinggi atau institusi yang lengkap peralatannya. Peneliti yang jeli akan menggali hal-hal yang sederhana tetapi unik. Dalam penelitian sosial banyak sekali objek-objek penelitian yang unik dan berdaya jual. Sebagai contoh, seorang peneliti mengungkapkan tentang hukum adat di pulau Enggano. Penelitian ini menarik dan dapat biaya penelitian yang besar karena keunikannya yaitu hukum adat di pulau Enggano. Peneliti lain meneliti bahasa Rejang yaitu Ka Ga Nga yang dianggap unik, menarik dan penting untuk digali. Peneliti ini telah mendapat dana penelitian jenis Hibah Bersaing dan Riset Unggulan Terpadu. Kita juga dapat menggali plasma nutfah yang sederhana dan belum tersentuh para peneliti senior. Caranya kita dapat menggali kebiasaan-kebiasaan di masyarakat, misalnya dalam hal pengobatan berbagai penyakit dengan bahan dari tumbuhan dan/atau hewan. Kita sering mendengar bahwa benalu kopi sering digunakan sebagai obat kanker di masyarakat. Nah, kita dapat meneliti benalu ini tentang kandungan zat-zat aktifnya dan mengujinya apakah benar senyawa aktif dalam benalu dapat menghambat atau bahkan menghentikan pertumbuhan sel kanker. Merumuskan masalah Setelah menemukan masalah yang menarik, langkah berikutnya adalah merumuskan masalah. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan agar supaya masalah yang dipilih nantinya akan menjadi rumusan yang baik (yaitu yang penting, menarik,

64

punya arti yang luas dan secara operasional dapat diteliti). Untuk itu, diperlukan kajian yang cukup agar suatu masalah dapat dirumuskan. Untuk itu yang bisa dilakukan antara lain adalah: menetapkan alternatif masalah. Mengadakan telaah kepustakaan dan studi pendahuluan. Pilih salah satu masalah yang terbaik. Telaah kepustakaan dan studi pendahuluan khusus. Pahami kait berkaitnya masalah. Nilailah luas sempitnya masalah. Tetapkan sudut pandang atau pendekatan. Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti/ditulis. Uraikan pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang diteliti/ditulis (kerangka pemecahan masalah), hipotesis (jika ada) yang akan diuji atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi dan lingkup yang menjadi batasan penelitian/tulisan. Uraian perumusan masalah tidak selalu dalam bentuk pertanyaan. Kerangka pemecahan masalah merupakan kerangka berpikir secara teoritis maupun empirik untuk memecahkan masalah yang sudah diidentifikasi. Disini digambarkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan untuk memecahkan masalah yang dirumuskan. Bagaimana proses pemilihan alternatif itu sampai terpilih cara pemecahan yang paling baik yang akan dilakukan. Kemukakan alternatif terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Uraikan alasan logiknya mengapa kita mengemukankan hal tersebut. Kemukakan kelebihan metode pemecahan masalah dibandingkan dengan yang sudah ada sehingga diharapkan metode tersebut dapat memecahkan masalah tersebut di atas. Metode pemecahan masalah inilah yang nantinya dijabarkan dalam materi dan metode penelitian. Perumusan masalah ini sangat penting artinya karena: a. Pembaca akan lebih mudah memahaminya. b. Tidak akan menimbulkan salah tafsir akan maknanya antara penyusun proposal dengan orang lain. c. Orang lain mudah melaksanakan penelitian tersebut. d. Mudah dipahami dan mudah diingat. e. Merupakan pedoman yang kuat bagi pelaksanaan penelitian. f. Membatasi masalah yang diteliti. Pada umumnya perumusan masalah sebaiknya dilakukan dengan kondisi sebagai berikut: a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. b. Rumusan hendaklah jelas dan padat. c. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah. d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis. e. Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian. Kata kunci diambil dari variable atau parameter penting yang terdapat dalam permasalahan dan perumusan masalah yang dikemukakan dan hendak dipecahkan.

65

Simpulan Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa menggali dan merumuskan masalah merupakan titik awal penelitian atau karya tulis ilmiah. Tidak semua masalah perlu diteliti. Hanya masalah-masalah yang penting dan dapat dipecahkan yang kita pilih sebagai topik penelitian. Masalah dapat digali dari berbagai sumber. Masalah terpilih kemudian dirumuskan dengan batasan yang jelas, dan kemudian dicarikan metode pemecahannya. Metode pemecahan terpilih inilah yang kemudian diteliti. Makalah 3 Buku Ide, Sebuah Kebutuhan yang Tak Disadari Oleh: Urip Santoso Ani sedang gundah gulana. Apa pasal? Sang dosen yang terkenal dengan sebutan killer melancarkan serangan mematikan. Dengan kejamnya sang killer memberi tugas yang sangat dibencinya. Buat karya tulis, perintah sang killer tanpa ekspresi. Celakanya lagi, ia hanya memberi waktu dua minggu. Ketika beberapa mahasiswa protes karena waktunya dianggap terlalu singkat, dengan santainya sang dosen berkata:Terserah anda, kalau tidak menyelesaikan tugas ya nggak ada nilai. Dengan mengumpat dalam hati tentunya, sang mahasiswa terpaksa diam seribu bahasa. Sudah seminggu ini Ani mengobrak-abrik perpustakaan. Dari perpustakaan jurusan, fakultas, universitas sampai perpustakaan daerah. Segala macam buku, jurnal, majalah, surat kabar sampai surat cinta telah dilalapnya. Tapi tak satu pun yang nyantol. Otak jadi butek. Akibatnya ia sering uring-uringan: Dasar sang killer tak tahu perasaan dongkolnya. Ternyata tidak hanya si Ani, teman-temannya pun tidak jauh keadaannya. Pusing, tujuh keliling. Semua itu tidak akan terjadi jika jauh-jauh hari sang mahasiswa telah mencatat ide-ide yang mungkin muncul di sembarang waktu dan tempat. Saya yakin, hampir setiap hari terlintas di pikiran kita suatu ide. Kadang di pagi hari, kadang di tengah malam yang kelam atau bahkan ketika di WC atau sedang bercengkerama dengan sang isteri/suami. Ide-ide itu sering kali diremehkan. Jika anda menganggap penting pun kadang anda menundanya sampai besok. Apa yang terjadi? Besoknya lupa bin lupa. Anda rugi bukan? Oleh sebab itu, alangkah baiknya jika ide itu sesegera mungkin dicatat. Buruh tidak butuh, penting tidak penting, sepele tidak sepele tidak perlu dipikirkan. Tulis ide yang terlitas meskipun hanya sekilas dan samar-samar. Jika anda belum merasa perlu menyediakan buku khusus, cukup anda sediakan lembaran kertas, yang tentu saja perlu disimpan di tempat tertentu agar aman. Mungkin agak aneh, anda sebaiknya selalu membawa pena dan secuil kertas. Gunanya untuk mencatat ide yang sering kali datangnya tidak terduga. Cuilan kertas tersebut yang berisi ide kemudian dapat dirangkai dan kemudian ditempatkan dalam file. Dengan cara ini ide-ide anda tidak terbuang percuma. Namun, ketika kita melihat sambungan-sambungan kertas barangkali menjadi kurang tertarik untuk membacanya. Apa pasal? Yah, karena kita merasa terganggu oleh kertas-kertas yang bersambung tidak tertata rapi. Akan tetapi cara ini cukup efektif untuk mengelola dan menjaga ide-ide anda. Ada beberapa penulis yang membuat bentuk ini. Ada cara lain yang lebih rapi. Anda dapat mencatat ide-ide anda dalam sebuah buku yang dapat anda

66

sebut sebagai buku ide. Buatlah tabel ide, dengan kolom yang berisi nomor ide (kolom 1), judul ide (kolom 2), topik (kolom 3), dan uraian singkat tentang ide (kolom 4). Akan lebih baik lagi jika anda menambah satu kolom lagi yaitu bidang kajian (kolom 5). Ideide yang mempunyai bidang kajian yang sama ditempatkan dalam satu kelompok ide. Jika cara terakhir ini bikin pusing, maka cara satu pun juga cukuplah. Yang penting ide tidak hilang percuma. Kata orang ide ibarat angin, jika tidak ditangkap ia akan hilang tanpa bekas. Jika anda ketika tercetus ide dan ide itu menurut anda dapat menjadi tulisan yang menarik serta anda ada waktu, maka jangan ditunda-tunda. Tulis dan tulis sampai anda merasa buntu. Inilah yang dimaksud dengan menangkap ide. Mungkin anda hanya bisa menulis satu kalimat atau satu alinea tidak jadi apa. Yang penting ide anda tidak hilang. Bahkan bagi mereka yang sudah terlatih, begitu mereka ada waktu untuk menulis maka tulisannya begitu saja mengalir dan mengalir. Akhirnya dalam waktu singkat ide tersebut sudah berubah bentuk menjadi sebuah artikel yang menarik dan siap dipasarkan. Ada beberapa keuntungan jika anda rajin menulis ide. Pertama, anda akan terlatih atau terbiasa menulis ide. Jika ada permintaan tulisan tentang sesuatu hal, dimana topik itu belum ada dalam buku ide maka anda akan dengan mudah mendapatkan ide. Dengan membaca sebuah artikel pun anda akan dengan segera memperoleh ide. Kedua, anda punya koleksi ide, yang sewaktu-waktu dapat anda seleksi mana ide-ide yang dapat dijadikan sebuah tulisan yang utuh dan mana ide-ide yang sulit dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Ketiga, menulis ide merupakan sebuah langkah awal untuk menulis sesuatu. Jika anda mempunyai buku ide anda akan mermotivasi untuk mewujudkan ideide anda dalam sebuah tulisan. Hal ini akan memotivasi anda untuk berlatih dan berlatih. Berlatih menulis atau berlatih menuangkan ide secara utuh. Keempat, jika anda sukses anda akan mendapatkan keuntungan baik material maupun non-material. Disamping anda dapat tambahan penghasilan, anda juga menjadi lebih percaya diri, anda mampu mengaktualisasi diri anda, anda dinilai oleh masyarakat sebagai seorang yang kredibel dalam bidang tertentu dan manfaat lainnya yang sering kali tidak terduga. Bahkan, kemampuan menulis dapat dijadikan pekerjaan utama yang mendatangkan pendapatan diatas rata-rata. Ide perlu dikelola dengan baik, yaitu dari bagaimana menangkap ide, menulis ide, menjaga ide, sampai mengembangkan ide menjadi sebuah tulisan. Untuk menangkap ide anda tentunya harus membiasakan diri membaca, membaca bukan saja yang tertulis tetapi juga yang tak tertulis. Anda juga dapat secara rutin berdiskusi, seminar atau bentukbentuk lainnya. Pengalaman hidup anda juga merupakan sumber ide yang tidak akan habis-habisnya. Mengenai bagaimana menggali ide anda dapat membaca lebih lanjut pada buku-buku yang membahas tentang teknik menulis artikel atau yang sejenis. Jadi, tangkaplah ide dan jangan biarkan ia berlalu begitu saja dari hadapan anda. (http://uripsantoso.wordpress.com/2008/05/30/buku-ide-sebuah-kebutuhan-yang-takdisadari)

67

Makalah 4 PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN Oleh: Urip Santoso Pendahuluan Segala aktivitas manusia di dunia ini pastilah selalu diatur oleh norma-norma yang berlaku di sustu masyarakat. Norma-norma atau aturan-aturan diperlukan untuk mengatur kegiatan individu ataupun kelompok indidvidu agar satu dengan yang lainnya tidak berbenturan atau merugikan bagi individu atau kelompok individu lainnya. Nah, dalam kehidupan sehari-hari kita diikat oleh suatu etika. Jika anda seorang wartawan, maka anda diharapkan mematuhi etika yang berlaku bagi para wartawan. Jika anda tidak mematuhi maka anda akan mendapat sangsi. Jika anda seorang dosen, anda juga diikat oleh etika dalam tugas anda sebagai dosen. Demikian pula jika kita menjadi seorang peneliti dan penulis kita juga diikat oleh etika-etika yang berlaku dalam dunia tulis menulis. Kita, pernah membaca berita tentang seorang doktor yang dijatuhi sangsi akademik berupa dicopotnya gelar akademiknya. Kesalahan yang dilakukannya adalah ternyata disertasinya menjiplak skripsi mahasiswa S1. Kita mungkin juga pernah membaca buku tulisan ilmuwan Indonesia yang ternyata isinya sama dengan buku yang ditulis oleh ilmuwan mancanegara. Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang serupa tapi tak sama lainnya. Mengapa hal itu terjadi. Sedikitnya ada dua hal yang barangkali menjadi sebab. Sebab pertama adalah karena peneliti atau penulis tidak tahu norma-norma atau etika dalam dunia tulis-menulis. Hal ini tentunya seharusnya tidak terjadi pada para ilmuwan. Agar supaya kita tidak terjebak oleh perbuatan tersebut di atas tanpa sepengetahuan kita, maka kita sebagai peneliti dan penulis karya ilmiah harus mempelajari dan memahami betul etika yang berlaku dalam dunia penelitian dan tulis-menulis. Sebab kedua adalah mereka memahami etika tersebut, tetapi mereka melanggarnya karena kepentingan tertentu. Sebagai contoh, seorang dosen mempublikasikan karya ilmiah yang bukan merupakan hasil penelitian mereka sendiri. Misalnya, seorang dosen mempublikasikan skripsi mahasiswa bimbingannya. Perbuatan ini sebenarnya telah melanggar etika, karena yang meneliti adalah bukan dosen tersebut tetapi mahasiswa bimbingannya. Mahasiswalah yang telah meneliti dengan biaya yang diusahakannya sendiri atau bahkan mungkin idenya pun berasal dari mahasiswa. Ada dosen yang berusaha mencari pembenaran perbuatan mereka dengan alasan bahwa ide dari skripsi tersebut berasal dari dosen. Sering masalahnya menjadi semakin rumit ketika hasil skripsi mahasiswa merupakan bagian dari hasil penelitian dosen. Idealnya, skripsi mahasiswa yang merupakan bagian dari penelitian mahasiswa itu dirancang sedemikian rupa sehingga variabel-variabel yang menjadi pokok bahasan skripsi mahasiswa tersebut berada di luar variabel-variabel yang terdapat dalam laporan penelitian dosen. Jika ini dilakukan maka skripsi yang dihasilkan benar-benar merupakan pengembangan dari penelitian dosen. Hal ini tentu saja akan sangat menguntungkan bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk menghindari perbuatan yang kurang baik ini, maka menjadi wajib hukumnya bagi peneliti, penulis ataupun siapapun yang bergerak di bidang penelitian dan tulis menulis memahami dan melaksanakan etika meneliti dan menulis karya ilmiah. Sebagian karya ilmiah ini ditulis berdasarkan ilham yang penulis peroleh dari buku yang

68

berjudul Etika Penulisan Karya Ilmiah karangan Gunawan Wiradi (1996) , Akatiga, Bandung. Pengertian Etika Etika menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W. J. S. Poerwadarminta (1976) adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Menurut William Benton, dalam Encyclopedia Britannica (1972) yang dikutip oleh Sumarno et al. (2000) etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti karakter. Menurutnya etika adalah studi yang sistematis dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan sebagainya atau tentang prinsip-prinsip umum yang membenarkan kita dalam penerapannya di dalam segala hal disebut juga filsafat moral. Etika dan moral sering kali diidentikkan, padahal dalam penggunaannya berbeda. Menurut Soemarmo et al. (2000) etika lebih ditujukan kepada suatu system pengkajian, suatu sudut pandangan yang dalam Islam lebih dikenal dengan Ilmu Akhlak. Sedangkan moral lebih ditujukan kepada suatu yang dikaji atau tingkah laku perbuatan itu sendiri atau dalam Islam disebut dengan Akhlak. Dari pengertian etika tersebut, maka etika penulisan karya ilmiah mempelajari tentang nilai baik dan buruk tentang perbuatan penulis, aturan penulisan, sikap seharusnya bagi seorang penulis dsb. Nah, seorang penulis setelah memahami etika, diharapkan mampu menunjukkan perilaku/akhlak yang sesuai dengan etika yang berlaku dalam dunia penulisan, yang keberlakuannya bersifat universal. Hak Peneliti dan Penulis Hak menurut Poerwadarminta (1976) adalah kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu. Hak juga berarti kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh aturan, undang-undang dsb). Makna lain dari hak adalah kewenangan, milik atau kepunyaan. Hak ada yang bersifat asasi. Hak asasi merupakan hak yang diperoleh atau dimiliki manusia sejak kehadirannya di dunia. Yang mendasari hak asasi adalah pemikiran bahwa manusia harus memperoleh kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, kemampuan dan cita-citanya. Hak-hak asasi itu bersifat asasi dan universal dalam pengertian bahwa ia dimiliki manusia dimanapun berada, tanpa memperhatikan perbedaan bangsa, ras, agama, maupun jenis kelamin. Dalam kaitannya dengan hak asasi penulis, kita dapat baca dalam Perjanjian Hakhak Sipil dan Politik pasal 19 yaitu hak untuk menyatakan pendapat tanpa mengalami gangguan. Juga pasal 18 yang menjamin hak atas kebebasan berpikir. Salah satu hak peneliti dan penulis yang paling dasar adalah perlindungan terhadap karya, gagasan, ide, temuan mereka. Di Indonesia perlindungan ini tercantum dalam UU RI No. 19 tahun 2002 tentang hak cipta. Hak Cipta Seorang ilmuwan sebelum melakukan aktivitasnya perlu memahami hak cipta. Hak cipta menurut UU RI No. 19 Tahun 2002 adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

69

Berdasarkan pasal 12 ayat 1 UU tersebut, ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup: a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. drama atau drama musical, tari, koreografi, pewayangan, dan pantonim; f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; g. arsitektur; h. peta; i. seni batik; j. fotografi; k. sinematografi; l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. Perlindungan terhadap ciptaan tersebut termasuk juga semua ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya tersebut (Pasal 12 ayat 3). Selanjutnya pada pasal 13 UU Hak Cipta ini diuraikan tentang hal-hal yang tidak ada hak cipta yaitu: a. hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara; b. peraturan perundang-undangan; c. pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah; d. putusan pengadilan atau penetapan hakim; atau e. keputusan badan arbitase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya. Namun dalam pasal 14 sampai dengan pasal 18 dicantumkan pembatasan hak cipta. Pasal yang berkaitan dengan tatacara mengutip tercantum dalam pasal 15. Pada pasal 15 dijelaskan bahwa dengan syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta. Salah satunya adalah penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana teknik menggunakan hak cipta orang lain untuk keperluan karya tulis atau untuk bahan rujukkan penelitian? Apakah jika kita mengutip semua hal dalam karya orang lain dengan menyebutkan sumbernya sudah cukup? Atau dengan kata lain bukan pelanggaran? Nah, untuk itu kita perlu memahami etika kutip-mengutip tersebut agar karya kita tidak disebut plagiat. F. Hak peneliti dan penulis lainnya Dalam kaitannya dengan publikasi ilmiah di jurnal ilmiah ada beberapa hak penulis antara lain adalah hak untuk mempublikasikan karyanya, hak untuk mendapat dana publikasi dari institusi tempat penulis bekerja, hak mendapat kesempatan yang sama untuk mempublikasikan karyanya. Dalam proses publikasi, maka penulis berhak mendapatkan pemberitahuan tentang sampainya karyanya di meja redaksi, diterima atau ditolaknya karyanya disertai dengan alasan penolakan dan hasil koreksi dari reviewer. 70

Jika penulis mendapatkan adanya ketidakobyektifan dalam penilaian, maka penulis berhak untuk mengajukan keberatan-keberatan dengan disertai argumentasi yang ilmiah. Dalam hal-hal tertentu, penulis juga berhak mendapat royalty, honorarium atau bentuk lain atas karyanya. Biasanya mengenai hal ini tertuang dalam surat perjanjian antara penerbit dan penulis. Dalam hal penerbit tidak dapat melakukan cetak ulang atau edisi revisi, maka penulis berhak mendapatkan haknya kembali. Dalam hal ini penulis berhak untuk menerbitkan kembali baik dilaksanakan sendiri ataupun menyerahkan penerbitan karyanya kepada penerbit lain. Kewajiban Peneliti dan Penulis Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilakukan. Atau juga berarti tugas (pekerjaan, perintah) yang harus dilakukan (Poerwadarminta, 1976). Ada beberapa kewajiban penulis yaitu: a. Menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai orang terpelajar. b. Tanggap terhadap usul/koreksi dari penyunting. c. Menjunjung tinggi hak, pendapat, temuan orang lain (yaitu menghormati dan mengakui karya orang lain). d. Menghormati pembaca dengan cara menulis karyanya dengan jelas, tepat, singkat, padat dan obyektif. e. Merevisi karyanya jika diminta penerbit. f. Melaksanakan atau memberi izin untuk perbanyakan ciptaan/penerjemahan di wilayah Republik Indonesia dalam waktu tertentu (UU Hak Cipta pasal 16). g. Dalam kaitannya dengan publikasi ilmiah, maka penulis hanya mengajukan naskah sesuai dengan format baku dan format media yang bersangutan, mengutip secara benar, pentingnya penyunting bagi karyanya, jujur, tidak melakukan plagiat. h. Membantu penerbit mencari dana tambahan dan menggalakkan promosi atas karyanya. Tanggung Jawab Peneliti dan Penulis Tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dsb (Poerwadarminta, 1976). Dalam kaitannya dengan penulisan karya ilmiah, maka penulis bertanggungjawab terhadap semua kesalahan isi terbitan, plagiat yang dilakukan, ketidakbenaran isi tulisan dan menanggung segala bentuk hukuman yang berlaku. Jika terdapat kesalahan dalam tulisannya, maka penulis harus secara jujur mengoreksinya. Sebagai contoh, saya pernah berkirim surat ke penulis tentang tulisannya. Penulis tersebut secara jujur menyatakan bahwa terdapat beberapa kesalahan pada karyanya. Namun alangkah baiknya, jika ia mengoreksi karyanya melalui media. Sayangnya, sejauh pengetahuan saya, jarang sekali ada jurnal yang menyediakan kolom koreksi dari penulis. Beberapa jurnal menyediakan ruang bagi komentar pembaca dan jawaban penulis. Selain itu, penulis bertanggungjawab untuk menulis karya yang tidak menimbulkan keresahan pada masyarakat.

71

Plagiarism Plagiarism adalah hal pembajakan/pencurian berupa penggunaan fakta, penjelasan, ungkapan dan kalimat orang lain secara tidak sah. Hasil penggunaan secara tidak sah tersebut disebut plagiat. Menurut Poerwadarminta (1976) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia plagiat adalah mengambil atau pengambilan karangan (pendapat dsb) orang lain dan disiarkan sebagai karangan (pendapat dsb) sendiri. Memang, dalam dunia tulis menulis tidak mungkin dihindari penggunaan karya orang lain untuk berbagai kepentingan seperti untuk memperkuat argumentasi karya yang ditulisnya. Sulit sekali, jika ada, suatu karya yang merupakan karya asli bin asli. Atau dengan kata lain sulit ditemukan karya ilmiah yang ditulis tanpa mengacu kepada penelitian sebelumnya. Jadi memang sulit untuk tidak menggunakan karya orang lain. Memakai karya orang lain untuk keperluan penulisan karya, gagasan, ide dll. tidak dilarang, asal sesuai dengan kaidah pengutipan. Ada beberapa cara untuk menyatakan bahwa ide atau gagasan tersebut bukan merupakan ide atau gagasan kita. Cara pertama adalah dalam prakata. Penulisan sumber dengan cara ini dilakukan apabila sumber-sumber materi dari tulisan asli digunakan secara ekstentif. Cara kedua adalah dalam halaman khusus. Dalam karya ilmiah biasanya ada sub bab khusus tentang ucapan terima kasih (acknowledgement). Isinya berupa pernyataan terima kasih yang tulus terhadap orang atau lembaga yang telah memberikan kontribusi kepada penulis. Cara ketiga adalah dalam uraian pokok. Pada sebagian besar karya ilmiah sumber kutipan biasanya dicantumkan dalam teks. Cara lain adalah dengan penggunaan catatan kaki. Catatan kaki menunjuk kepada kutipan kalimat atau bagian kalimat secara eksklusif dan bukan saduran. Catatan kaki biasanya terdiri atas nama, atau nama dan gelar, keterangan singkat, sumber dan nomor halaman. Cara yang terakhir adalah dalam daftar pustaka. Pencantuman pustaka dalam daftar pustaka juga merupakan cara untuk menyatakan bahwa penulis mengutip karya tersebut sekaligus sebagai ucapan terima kasih (Brotowidjoyo, 1996: ibid.). G. Jenis-jenis plagiat Plagiat kata per kata (verbatim plagiarism) Plagiat ini menunjukkan kepada penjiplakan mutlak yaitu menjiplak kata demi kata dari tulisan aslinya. Atau dapat juga hanya sekedar menggati satu atau dua kata saja. Patchwork plagiarism Jenis plagiat ini merupakan jiplakkan yang hanya memindah kata-kata dari tulisan aslinya. Plagiat kata-kunci atau frase-kunci. Jenis plagiat ini hampir mirip dengan patchwork hanya bedanya yang dicuri adalah kata atau frase kunci yang terdapat dalam tulisan asli. Plagiat struktur gagasan

72

Plagiat ini yang sangat sulit untuk dilacak, karena yang dicuri adalah pola gagasan, pola ide dll., sementara cara penulisannya sudah jauh berbeda dari aslinya.

Daftar Pustaka Anonim. 2002. Undang-Undang Perlindungan terhadap Kekayaan Intelektual. Citra Umbara. Bandung. Asian-Australasian Journal of Animal Science. 2003. Guide for authors. AAAP, Korea. Banjarnahor, G. 1994. Wartawan Frelance. Ghalia Indonesia. Jakarta. Brotowidjoyo, M. D. 1995. Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi Kedua. Akademika Pressindo. Jakarta. Echols, J. M. dan H. Shadily. 2000. Kamus Inggris Indonesia. Cetakan XXIV. Gramedia. Jakarta. Mullins, C. J. 1980. The Complete Writing Guide to Preparing Reports, Proposals, Memos, Etc. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, NJ. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta. Purbo-Hadiwidjoyo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Penerbit ITB. Bandung. Rifai, M. A. 1995. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sumarno, A. P., K. E. Karimah dan N. A. Damayani. 2000. Filsafat dan Etika Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. Wiradi, G. 1996. Etika Penulisan Karya Ilmiah. Akatiga. Bandung.

73

Makalah 5 KIAT-KIAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL Oleh: Urip Santoso Pendahuluan Penulisan artikel ilmiah dalam jurnal internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun lokal. Namun barangkali ada sedikit perbedaan yang perlu disampaikan yang akan diuraikan pada makalah ini. Salah satu kriteria artikel ilmiah bertaraf internasional adalah bahwa artikel ilmiah tersebut haruslah diminati oleh dunia internasional. Jadi sifatnya universal. Hanya jurnaljurnal ilmiah pada bidang tertentu saja (bahasa, budaya dll.) yang dapat memuat tentang artikel ilmiah berskala lokal kedaerahan. Ciri utama jurnal bertaraf internasional adalah menggunakan bahasa internasional, editorial boards-nya berasal dari berbagai negara atau paling sedikit mempunyai consulting editor dan reviewer dari berbagai negara serta peredaran jurnal sangat luas di berbagai negara. Namun, sebuah jurnal berskala internasional tidak harus memenuhi semua kriteria tersebut di atas. Kriteria utama jurnal berskala internasional adalah bahwa jurnal tersebut diakui mutunya dan menjadi referensi para ilmuwan internasional. Semakin banyak dan sering ilmuwan internasional menyitasi isi jurnal bagi keperluan tulisan ilmiah internasional maka semakin baik mutu jurnal yang bersangkutan. Jadi, jurnal yang berbahasa Inggris tidak otomatis menjadi jurnal internasional. Mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal bertaraf internasional mempunyai beberapa manfaat antara lain artikel ilmiah sebagai hasil kegiatan penelitian kita dapat dibaca oleh para ahli di seluruh dunia, yang dapat membawa nama kita pribadi dan institusi menjadi harum. Selain itu, berdasarkan peraturan baru tentang persyaratan kenaikkan pangkat dan jabatan dosen, publikasi ilmiah internasional mendapat angka kredit yang besar yaitu 40. DIKTI melalui proyek URGE di masa lalu menyediakan hadiah sebesar sepuluh juta rupiah bagi para penulis yang mampu menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal internasional yang berkualitas. 1. Beberapa Definisi a. Buku adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 49 halaman dan terjahit pada satu sisinya serta terlindung dalam sampul sehingga merupakan satu jilid. b. Pamflet adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 5 tetapi tidak lebih dari 48 halaman. c. Berkala adalah terbitan dengan judul khas yang muncul secara teratur (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan) atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas. d. Majalah (magazine) adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi berhalaman terpisah, biasanya diidentifikasikan dengan tanggal dan bukan dengan nomor berseri. 74

e. Jurnal (journal) adalah berkala berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. f. Buletin (bulletin) adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil, dan laporan kegiatan dalam suatu bidang. g. Warkat warta (newsletter) adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan keilmuah yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam. h. Risalah (proceeding) berisi catatan jalan pertemuan, beserta pembahasan yang terjadi, dan transaksi yang mumuat makalah yang dibacakan dalam pertemuan ilmiah termaksud. i. Majalah teknis ilmiah adalah berkala ilmiah yang berisi laporan hasil dan temuan baru penelitian. j. Berkala semi ilmiah adalah majalah sekunder yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat siklopedia dan ditujukan buat kalangan terpelajar yang buka ahli dalam bidang termaksud, k. Berkala penyari (abstracting journal) adalah berkala sekunder yang hanya berisikan abstrak atau ringkasan majalah primer. l. Berkala tinjauan (review journal) adalah berkala yang memuat pembahasan berbagai artikel ilmiah sejenis untuk memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik. m. Majalah populer adalah berkala yang berisi tulisan ilmiah untuk orang awam. Artikel dalam sebuah jurnal dapat dibagi menurut jenisnya yaitu artikel asli (original papers atau regular papers), artikel tinjauan (review papers), catatan penelitian (research note) dan surat pembaca (letter to the editor). Artikel asli biasanya merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Artikel tinjauan biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas permintaan editor. Catatan penelitian merupakan laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah sangat penting untuk segera dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan komentar yang membangun terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan dalam suatu jurnal. Penulis dapat memberikan jawaban atau penjelasan atas komentar pembaca. 2. Pemilihan Jurnal Ilmiah Setelah selesai melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus dapat menentukan derajat keaslian sumbangan ilmiahnya, dapat menentukan keterkaitan dan ruang lingkup disiplin ilmu yang tertarik akan hasilnya, serta macam masyarakat ilmiah yang berminat akan simpulan yang dihasilkan. Macam media mana yang dipilih untuk menerbitkan temuan ilmiah tersebut harus sudah ditentukan dengan baik sebelum naskah ditulis. Cara yang paling sederhana adalah pergi keperpustakaan untuk mendapatkan jurnal ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kita. Pertama-tama kita baca keterangan dalam halaman dalam depan atau belakang atau

75

dalam Instuction for Authors tentang cakupan bidang ilmu yang sesuai dengan jurnal tersebut. Jika di perpustakaan tidak ada, maka dapat berkonsultasi dengan kolega kita di lembaga lain untuk membicarakan ke jurnal mana artikel tersebut paling tepat dikirim. Survey mengenai jurnal ilmiah juga dapat dilakukan melalui internet. Seorang pemula mungkin akan mengalami kesulitan untuk memilih jurnal yang tepat jika tersedia banyak pilihan. Sebagai patokan mulailah mempertimbangkan kemungkinan untuk memasukkannya ke dalam berkala superspesialis. Jika setelah dinilai belum cukup mendalam, maka lanjutkan penjajakan ke berkala spesialis cabang ilmu yang melingkupinya. Sebagai alternatif terakhir baru kemudian persiapkan artikel untuk berkala bidang ilmunya. Dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau jurnal yang merupakan bunga rampai bermacam ilmu. Berkala seperti ini tidak akan sampai ke tangan ilmuwan sebidang. 3. Instruction for Authors Setelah diperoleh jurnal yang tepat, segera simaklah gaya penyajiannya dengan membaca beberapa tulisan yang dimuat dalam nomor-nomor atau jilid terakhir. Perhatikan pula tentang Objective of the Journal yang biasanya memuat tentang cakupan bidang ilmu yang diutamakan, jenis karya tulis yang diminta (artikel asli saja, artikel tinjauan saja, atau kedua-duanya). Setelah itu pelajari Instruction for Authors pada jurnal tersebut. Pemunculan Instruction for authors untuk setiap jurnal berbeda-beda. Jika pedoman tersebut pendek biasanya ditulis pada setiap satu nomor penerbitan jurnal. Akan tetapi jika panjang biasanya ditulis sekali dalam satu tahun, bisa pada awal tahun atau akhir tahun. Jika tidak dapat diperoleh di perpustakaan maka kita dapat mengirim surat ke Editor in Chief atau Technical Editor untuk mendapatkannya. 4. Penulisan Artikel Kita harus membaca pedoman penulisan artikel dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Memang derajat pedoman tersebut berbeda-beda pada setiap jurnal dari yang hanya garis besar saja sampai dengan yang sangat rinci. Informasi umum yang diberikan dalam panduan penulisan itu adalah format penulisan (ukuran dan jenis kertas, spasi, penomoran halaman, jumlah baris per halaman, margin dan penomoran setiap baris tulisan), penulisan title page (judul artikel, penulis berserta alamatnya, alamat korespondensi dan permintaan reprint), penulisan badan artikel. Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu format harus dicermati. Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas. Pada umumnya ukuran yang digunakan adalah A4 atau letter dengan berat 80 gram. Setelah itu perhatikan ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi tergantung jurnal), ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran halaman (atas atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan, jumlah baris per halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap baris pada setiap halaman diberi penomoran pada sisi kiri kertas.

76

Penomoran baris sangat penting sebagai rujukan bagi reviewer atau editor serta penulis pada waktu memberi jawaban atas ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu diperhatikan boleh tidaknya pemenggalan kata dan penggunaan right justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan jenis huruf yang digunakan. 4.1. Penulisan Title Page Pada tittle page (lihat lampiran 2) biasaya ditulis judul artikel, nama penulis dan alamat lembaga dimana penelitian itu dilakukan, dan alamat penulis korespondensi. Umumnya Running head little yaitu judul artikel dalam bentuk singkat (yang nantinya akan muncul pada halaman tertentu pada artikel yang telah dicetak bersama dengan nama penulis) juga dicantumkan pada halaman judul ini. Cara penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal berbeda-beda. Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal, miring, huruf kapital atau huruf kecil. Secara umum judul ditulis paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang menentukan judul dicetak tebal, nama penulis dan alamat dicetak miring. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan ukuran huruf. Justifikasi judul, nama penulis dan alamat juga perlu diperhatikan. Alamat penulis dalam jurnal bertaraf internasional adalah lembaga yang betulbetul memberi sumbangan dan ikut ambil bagian dalam penelitian. Sebagai contoh, seorang dosen melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Andalas. Setelah lulus ia pulang kembali ke institusi dimana ia bekerja. Jika ia mempublikasikan hasil penelitiannya, maka alamat penulis adalah Universitas Andalas. Penulis dapat mencantumkan alamat sekarang (alamat dimana ia bekerja) pada catatan kaki. Judul biasanya diminta sesingkat mungkin tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah termaksud. Singkatan biasanya tidak dianjurkan dalam judul. Jumlah huruf pada running head bervariasi (biasanya tidak lebih dari 55 huruf ). Nama penulis yang dicantumkan biasanya yang benar-benar memberikan kontribusi pada penelitian tersebut. Memang tidak ada patokan yang berlaku. Bisa saja, pencantuman nama penulis tergantung pada kesepakatan di antara penulis. Jika penulis lebih dari satu, maka cantumkan penulis yang bertanggungjawab dalam surat-menyurat. Biasanya penulis atau peneliti senior. Peneliti senior tidak harus sebagai penulis utama. 4.2. Abstract dan Keywords Format abstrak juga bervariasi, sehingga kita harus benar-benar teliti membaca pedoman penulisan pada jurnal tersebut yang meliputi format (kapital atau tebal, center atau pada baris baru yang diikuti oleh kalimat pertama abstrak, spasi). Pada umumnya, jurnal meminta abstrak ditulis pada halaman terpisah. Untuk mempermudah, sebaiknya kita memperhatikan contoh artikel terbaru. Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan penelitian, materi dan metodologi penelitian, hasil utama penelitian, kesimpulan dan kata kunci (key words). Jika artikel tersebut berupa tinjauan pustaka, abstrak berisi tentang latar belakang, hasil utama berupa temuan teoritik, kesimpulan dan kata kunci. Pada abstrak biasanya tidak terdapat pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam abstrak. Abstrak inilah yang biasanya digunakan dalam abstracting yang akan disebarluaskan baik secara elektronik maupun cetak. Oleh sebab itu kita harus mampu mengungkapkan hasil penelitian kita secara menyeluruh sehingga pembaca bisa

77

menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel yang lengkap. Pembaca yang tertarik biasanya akan mencari artikel lengkapnya. Jumlah kata maksimum dalam abstract umumnya dibatasi antara 100 dan 250 kata. Namun ada juga jurnal yang memberi batasan sampai dengan 400 kata. Satu kata ditetapkan sebagai kumpulan karakter yang diapit oleh space. Abstract ditulis dengan kalimat past tense, dan umumnya tidak diperkenankan lagi mengulangi judul artikel dalam isi abstract. Abstract biasanya akan ditutup dengan kata kunci (keywords). Kata kunci sangat penting dalam pengideksan artikel. Jika pembaca ingin mencari artikel dengan kata kunci, maka salah satu kata kunci yang kita tulis akan bisa membuka artikel tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memilih kata kunci yang paling baik mewakili topik yang dibahas. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3-6. Tata cara penulisan key words bervariasi. Ada jurnal yang menuliskan kata kunci berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang berdasarkan urutan dimulai dari kata kunci spesifik sampai dengan kata kunci umum atau sebaliknya. Ada juga yang dimulai dari kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting atau sebaliknya. Lihat contoh abstract pada lampiran 3. 4.3. Introduction Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang yang memuat tentang pentingnya permasalahan tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang relevan pada pendahuluan. Pada sebagian besar jurnal Introduction ditulis dalam kalimat present tense. Perlu diperhatikan apakah introduction ditulis segera setelah abstract, atau harus pada halaman baru. 4.4. Materials and Methods Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Dalam bagian ini umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan materi dan metodologi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer akan banyak menekankan pemeriksaan pada materi dan metode ini. Karena, kevalidan hasil yang kita peroleh ditentukan oleh penggunaan materi dan pendekatan metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap jenis materi dan metodologi yang kita lakukan dalam penelitian, sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang digunakan dalam penelitian. Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar untuk memperjelas dan meringkas informasi yang akan ditulis. Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense. Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita tidak perlu menuliskannya secara mendalam. Cukup ditulis bahwa pengukuran apa menggunakan metode siapa. Contoh: a. Dry matter, crude protein and total ash were determined according to AOAC (1990).

78

b. Neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin and hemicellulose were determined as described by Van Soest et al. (1991). Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Kita tidak perlu mencantumkan model matematikanya. Contoh: The effect of two season i.e. spring and winter on the nutrient composition and in situ DMD was analysed using a t-test (Steel and Torrie, 1980). Dalam artikel tinjauan, biasanya tidak dicantumkan materi dan metode penulisan yang digunakan. 4.5. Results and Discussion Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau yang fleksibel dalam bagian ini. Ada jurnal yang memisahkan Results dari Discussion, atau menyatukannya, dan ada pula yang menyerahkannya kepada penulis sesuai dengan kenyamanan dalam penyajiannya. Jika Results terpisah, bagian ini hanya menyajikan hasil penelitian tanpa membahasnya. Keuntungan cara ini adalah pembahasan bisa lebih terarah dan menyeluruh karena bisa membahas variabel atau parameter yang saling berhubungan sekaligus. Keburukannya adalah bahwa dalam membahas kita cenderung memulai lagi sedikit dengan hasil, sehingga akan mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam hasil. Jika results digabung dengan discussion, pembahasan bisa langsung mengikuti penyajian hasil. Keuntungan cara ini adalah setiap hasil langsung dibahas, sehingga tidak perlu menyinggung lagi jika membahasnya. Keburukkannya adalah kita cenderung mengulang pembahasan yang saling berkaitan. Namun untuk menulis pada salah satu cara di atas kita bisa menggunakan teknik yang baik sehingga penyajian hasil dan pembahasan bisa lebih menarik. Dalam penyajian results ungkapkan hasil yang diperoleh secara jelas dan lugas tanpa komentar. Pembaca diundang untuk mengambil kesimpulannya sendiri, kemudian membandingkannya dengan pernyataan penulis setelah pembaca sampai pada bagian discussion. Sajikan data terpilih dengan ringkas. Pada tahap ini, penulis sebaiknya membentuk argumen yang akan menjadi tulang punggung discussion. Dengan demikian, hal-hal pokok dalam results perlu diberi penekanan. Pada bagian results, biasanya digunakan kalimat past tense yang sederhana. Untuk penyajian data yang sederhana gunakan tabel. Untuk data yang rumit dan banyak gunakan gambar. Tidak dibenarkan menyajikan gambar dari tabel yang telah disajikan. Rataan angka yang disajikan dalam tabel dan gambar pada sebagian besar jurnal internasional disertai oleh ukuran penyebaran seperti SD, SE. Results harus ditulis secara sistematis. Kita tulis hasil mulai dari hasil utama baru diikuti oleh data atau hasil pendukungnya atau sebaliknya, dari data pendukung baru ke hasil utamanya. Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik ditulis dalam teks hasil. Sebagai contoh kalimat Body weight was significantly affected by treatments (P<0,01) adalah kalimat statistik, yang sangat sulit dipahami oleh pembaca. Oleh sebab itu sebaiknya tulis saja secara langsung, misalnya Probiotik supplementation at level of 1% significantly increased body weight of broiler chickens (P<0,01). Dalam bagian discussion yang perlu kita bahas adalah hasil tersebut apakah menerima atau menolak hipotesis yang kita kemukakan. Jadi disini dibahas kenapa

79

hipotesis diterima atau ditolak. Biasanya discussion akan ditutup dengan kesimpulan jika tidak ada heading khusus untuk kesimpulan. Agar discussion menarik untuk dibaca, maka mulailah dengan kata-kata kunci. Demikian pula setiap paragraf sebaiknya dibuka dengan kalimat topik yang membawa gambaran jelas kepada pembaca. Sebaiknya discussion dirancang dengan argumen yang kuat. Ini akan memberikan kesempatan kepada penulis untuk merangsang minat pembaca, sehingga pembaca tertarik untuk membaca seluruh artikel. Spekulasi dapat dibenarkan dalam discussion sepanjang didukung oleh argumen yang kuat. Kutipan dalam discussion sangat penting untuk memperkuat argumentasi penulis. Kutipan harus memberikan informasi yang benar. Hal ini sangat penting bagi pembaca yang ingin mengikuti argumen penulis dengan seksama, agar dengan tepat menemukan apa yang dicarinya dalam artikel asli sesuai dengan pengarahan penulis. Acuan mempunyai banyak kegunaan, antara lain dapat dijadikan otoritas tertinggi yang menjadi dasar argumen. Acuan dapat menjadi otoritas sementara yang keabsahannya menjadi tantangan pembaca, atau bahkan ternyata salah sama sekali. Mungkin saja penulis dapat memberikan penekanan pada waktu penulisan kutipan dalam teks. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: Semua bakteri aerobil peka terhadap umtomycin (Burhan, 1979). Pernyataan ini menyiratkan bahwa konsep tersebut dapat diterima. Burhan adalah orang pertama yang mengemukakan, dan penulis menyetujuinya. Burhan (1979) menemukan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin. Pernyataan ini menyiratkan konsep yang kurang dikenal, Burhan yang menyimpulkan, dan penulis setuju dengan pendapatnya. Burhan (1979) menyatakan bahwa semua bakteri aerobik peka terhadap umptomycin. Dalam kalimat ini tersirat bahwa pendapat Burhan mungkin bertentangan dengan pendapat umum, dan penulis untuk sementara tidak menentukan pilihan dalam masalah ini. 4.6. Conclusion atau Implication atau Summary Dalam conclusion sarikan apa yang menjadi hasil utama penelitian (menolak atau menerima hipotesis) dalam kalimat yang sederhana. Hindari kalimat berbau statistik. Conclusion disusun berdasarkan fakta yang ditemukan dalam penelitian. Beberapa contoh conclusion 1. Basing on the quality and quality of meat and wool produced it may be concluded that CSM may serve as suitable substitute to replace at least 50% of costly and scarce DPNM in the diets of growing lambs reared for meat and wool production. 2. It can be concluded that both Jackfruit and Flemingia are potential supplements for goats fed grasses and CWSC. Implikasi penelitian ditulis untuk memperjelas manfaat atau sumbangan yang dihasilkan dari penelitian. Saran penelitian lebih lanjut dapat dikemukakan pada bagian ini. Beberapa contoh implications 1. The results of both experiments suggest that this carbohydrate by-product can replace at least 50% of the total lactose in phase I and phase II diets without having a

80

detrimental effect on pig performance. This by-product may be an economical alternative to lactose in starter pig diets. 2. Supplementing Phytezyme to an corn-wheat-soybean meal diet for growing pigs increased growth performance and nutrient digestibility. The present experiment demontrates the potential for complete replacement of inorganic phosphorus addition by Phytezyme to maximize performance and nutrient availability. 3. Extrusion cooking would be a way to improve the stability of rice bran. Feeding rancid rice bran gives negative effects on growth performance and pork quality in growing-finishing pigs. Therefore, it is very important to use rice bran as a feed ingredient when it is fresh or stabilized. 4.7. Acknowledgement Ucapan terima kasih biasanya ditempatkan pada akhir tulisan sebelum daftar pustaka. Biasanya yang perlu disebutkan adalah penyandang dana. Berikan nomor kontraknya jika ada, karena ini juga nanti sebagai dokumentasi bagi pemberi dana bahwa penelitian yang dibiayai telah dipublikasikan di tingkat internasional. Ucapan terimakasih juga dapat diberikan kepada perorangan, lembaga atau kelompok yang telah memberi bantuan teknis dan saran. Ucapan terimakasih sebaiknya ditulis dengan sederhana. Beberapa contoh acknowledgments. 1. This study was supported by a research grant for food and meat products from the Ito Memorial Research Foundation, Tokyo, Japan. We also thank the Livestock Improvement Association of Miyazaki Prefecture, and Miyazaki Prefectural Meat Inspection Center of Miyakonojo-Devision, for providing frozen semen and the ovaries. 2. This work was supported in part by a grant from the Council of Agriculture, Executive Yuan [#81 Rural Restruction-12.1-AID-67(43)]. 3. The autrhors thank Dr. D. H. Min in Michigan State University and Prof. L. D. Muller in Pennsylvania State University for advice in writing of this manuscript. This study was supported in part by Kangwon National University. 4. This work was supported in part by a grant from the Korea Science and Enginering Foundation (KOSEF 951-0607-011-2) to YSK. 5. The authors would like to thank the National Science Council of the Republic of China for financial support of this experiment under Contract No. NSC 84-2321-B021-010. 4.8. References Penulisan daftar pustaka bervariasi tergantung kepada format setiap jurnal. Untuk itu, kita harus mengacu kepada pedoman penulisan pada jurnal tersebut. Secara umum, penyusunan daftar pustaka terdiri atas dua jenis, yaitu dengan cara penomoran dan penyusunan secara alfabetis. Daftar pustaka yang digunakan diutamakan dari artikelartikel yang telah dipublikasikan secara internasional. Daftar pustaka dari publikasi nasional dapat digunakan pada jumlah terbatas. Tesis dan disertasi dapat pula digunakan sebagai daftar pustaka. Kadang subuah artikel ditolak karena daftar pustaka hanya berasal dari hasil penelitian yang tidak dipublikasikan, seperti misalnya laporan penelitian, atau hanya berasal dari publikasi lokal. 4.9. Penulisan Tabel

81

Dalam penerbitan jurnal internasional, tabel selalu ditulis dalam halaman terpisah dari teks, biasanya setelah daftar pustaka. Tabel diberi nomor urut mengikuti angka arab, dan setiap tabel diketik dalam halaman terpisah. Sebelum membuat tabel perhatikan dulu format yang ada pada contoh artikel terbaru. Umumnya garis horisontal sepanjang halaman yang diperbolehkan hanya tiga, yaitu pada bagian atas (judul kolom) dan satu pada penutup tabel. Garis vertikal sama sekali tidak diperbolehkan. Judul tabel biasanya ditempatkan di atas tabel. Perhatian format penulisan judul tabel. Sistem penulisan satuan variabel yang ditabulasikan juga perlu diperhatikan dengan cermat. Syarat yang selalu ditekankan dalam pembuatan tabel adalah bahwa pembaca bisa memahami dan menginterpretasikan tabel itu sendiri tanpa harus membaca teks. Susunlah data pada tabel sesuai dengan urutan penyajian dan pembahasan dalam teks. Kelompokkan data sejenis dalam satu tabel. 4.10. Figure Legends atau Judul Gambar Biasanya judul gambar dilampirkan setelah tabel. Tuliskan judul gambar dalam halaman terpisah dari gambarnya. Jika ada beberapa gambar, bisa diberi nomor dan judulnya dan mengetiknya dalam satu halaman. Perhatikan format penulisan judul gambar pada artikel contoh. 4.11. Figure Gambar digunakan untuk menyajikan data yang sangat banyak. Setiap gambar dicetak pada halaman terpisah. Untuk tidak membingunkan, tuliskan nomor gambar dan nama penulis dibalik (halaman belakang) gambar tersebut. Selain itu, untuk gambar yang tidak langsung kelihatan mana bawah dan atas, harus ditunjukkan di margin gambar tersebut dengan pensil. Karena gambar tidak disertai dengan judulnya, jangan sampai salah memberikan nomor di belakang gambar atau salah mengurutnya dalam teks. 5. Pengiriman Artikel Setelah artikel selesai ditulis dengan baik, sekali lagi periksa kelengkapan dan kesesuaian dengan format. Yang penting diperhatikan adalah aturan bahasa yang digunakan apakah sudah sesuai, dan apakah ejaaannya benar. Jika perlu, sebelum kita mengirimkan naskah tersebut ke jurnal yang dituju, ada baiknya kita mintakan kolega kita di dalam dan di luar negeri untuk membacanya dan memberikan komentar. Pada sebagian besar jurnal internasional, penulis yang bukan native speaker biasanya disarankan agar naskahnya dikoreksi pemakaian bahasanya oleh native speaker. Hal ini untuk menghindari pemakaian bahasa asing yang tidak standar. Sering terjadi, artikel ditolak karena pemakaian bahasa asing yang tidak standar. Jika sudah siap, maka artikel diperbanyak sesuai dengan permintaan dan mengirimkannya ke Editor-in-Chief. Setelah artikel difotokopi, maka sekali lagi periksa kelengkapan halaman. Buatlah surat pengantar yang memohon redaktur untuk mempertimbangkan penerbitan atikel anda, lengkap beserta alamat lengkap untuk keperluan surat-menyurat. Selain itu, sejumlah jurnal juga mensyaratkan adanya surat pernyataan dari semua peneliti yang isinya tentang persetujuan antar peneliti tentang isi artikel, keaslian hasil penelitian/tulisan, dan pernyataan lain yang dipersyaratkan. Artikel dikirim beserta kelengkapannya. Artikel dibungkus dalam amplop besar (artikel jangan dilipat) dan kuat.

82

6. Pengembalian Artikel oleh Editor-in-Chief Biasanya setelah artikel tersebut diterima oleh Editor-in-Chief, mereka akan mengirimkan surat pemberitahuan bahwa artikel tersebut telah sampai di meja redaksi (received) yang biasanya disertai nomor yang diberikan oleh editor ke artikel tersebut. Dalam beberapa bulan, artikel akan dikembalikan oleh Editor-in-Chief dengan dua kemungkinan. Yang pertama artikel ditolak sama sekali, atau diterima (accepted) yang umumnya dengan perbaikan. Artikel dapat diperbaiki sesuai dengan komentar reviewer jika kita setuju. Kita dapat tidak setuju dengan komentar reviewer dengan mengemukakan alasan ilmiahnya. 7. Perbaikan Artikel Artikel yang telah dikembalikan untuk diperbaiki biasanya disertai dengan lembaran komentar reviewer yang bisa bersifat umum dan spesifik. Selain itu juga Editor-in-Chief juga menambahkan beberapa catatan dan perbaikan pada artikel. Perbaiki artikel sesuai dengan saran dan komentar serta koreksian yang diberikan. Biasanya kita diminta untuk memberikan jawaban secara rinci baris demi baris apa. Disini kita dapat tidak setuju dengan saran para reviewer, dengan mengemukakan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Disini kita juga dapat menambahkan hal-hal yang kita anggap penting, meskipun tidak ada saran dari para reviewer. 8. Pengiriman Kembali Artikel Setelah semua diperbaiki, kita kirim kembali artikel tersebut beserta jawaban atau komentar kita terhadap saran para reviewer, yang biasanya disertai dengan artikel yang lama yang berisi koreksian. Perhatikan surat dari Editor in Chief berapa kopi kita harus mengirim. Jika tidak ada surat pemberitahuan yang meminta artikel diperbaiki kembali, maka kita tinggal menunggu galley proof. Pada saat revisi terakhir biasanya kita juga diminta untuk mengirimkan artikel elektronik dalam disket, sehingga proses setting lebih cepat. 9. Pemeriksaan Galley Proof, Penyelesaian Administrasi dan Pemesanan Reprints Setelah artikel diterima, proses setting akan dilakukan. Artikel akan diketik sesuai dengan format cetak halaman jurnal tersebut. Walaupun page layout untuk tabel dan grafik mungkin belum seperti bentuk akhir pada saat dicetak. Hasil setting seperti inilah yang disebut galley proof. Jika proof sudah diterima, maka koreksilah dan kirim kembali. Biasanya galley proof harus dikirim dalam waktu 24-48 jam setelah diterima. Jadi proof sebaiknya dikirim lewat faks atau EMS (express mail service). Perbaikkan proof biasanya hanya diperkenankan yang berkaitan dengan kesalahan yang tidak fatal seperti salah ketik, atau perlu ditambahkan kata imbuhan. Tidak dibenarkan untuk mengubah pernyataan, mengganti kalimat dll. Oleh sebab itu, yakinkan tidak ada kesalahan yang prinsip pada draft artikel terakhir. Pada saat pengiriman galley proof, Editor-in-Chief juga mengirimkan formulir untuk pemesanan reprints dan faktur untuk pembayaran page charge. Page charge ini harus dibayarkan bersamaan dengan pengiriman kembali galley proof. Ada sebagian

83

jurnal yang mensyaratkan bahwa pada saat pertama kali pengiriman artikel disertai dengan pengiriman biaya koreksi. Kita dapat tidak membayar biaya koreksi tersebut dengan membuat pernyataan tertulis bahwa anda tidak mempunyai dana untuk keperluan tersebut. Setelah artikel sampai pada tahap galley proof dan ada permintaan biaya publikasi, penulis dapat mengajukan bebas biaya dengan melampirkan surat pernyataan dari lembaga tempat kerja penulis bahwa tidak ada dana untuk keperluan publikasi. Selesailah proses pembuatan artikel dan kita tinggal menunggu reprints yang dipesan. Reprints dapat kita kirimkan kepada kolega kita di dalam maupun di luar negeri. Daftar Pustaka Animal Science and Technology. 1998. Japanese Society of Zootechnical Science, Japan. Animal Science Journal. 1999.Instrictions to Authors. Japanese Society of Zootechnical Science, Japan. Asian-Australasian Journal of Animal Science. 2003. Guide for authors. AAAP, Korea. Japanese Poultry Science. 1995. Japan Poultry Science Association, Japan. Journal of Nutritional Science and Vitaminology. 1998.Instrictions to authors. Center for Academic Publications, Japan. Haryanto, A. G., H. Ruslijanto, D. Mulyono. 2000. Metode Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah. Penebit Buku Kedokteran, Jakarta. Lindsay, D. 1988. A Guide to Scientific Writing. (Penerjemah S. S. Achmadi). UI-Press, Jakarta. Manalu, W. 1999. Penulisan artikel ilmiah pada jurnal ilmiah internasional. Makalah Pelatihan Penatar Penulisan Artikel Ilmiah di Perguruan Tinggi, DIKTI, Jakarta. Nafiah, A. H. 1981. Anda Ingin Jadi Pengarang? Usaha Nasional, Surabaya. Poltry Science. 1999. Poultry Science Association, U S A. Purbo-Hadiwidjojo, M. M. 1993. Menyusun Laporan Teknik. Penerbit ITB, Bandung. Rifai, M. A. Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia. UGM Press, Yogyakarta. Santoso, U. 1998. Penyusunan penulisan ilmiah populer. Pelatihan penulisan ilmiah populer bagi mahasiswa, Bengkulu.

84

Worlds Poultry Science Journal. 1994.Notes for Contributors. The Worlds Poultry Science Association, UK Lampiran 1. Pedoman penulisan artikel ilmiah bagi pemula Bagi penulis pemula, ada baiknya menulis artikel ilmiah dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah menyusun draft artikel 1. Pada tahap ini kita menulis artikel secara tidak berurutan. Tulis bagian artikel yang paling mudah. Biasanya materials and methods sampai ke bagian yang paling sulit. Pada tahap ini semua ide ditulis tanpa memperhatikan bahasa, keberkesinambungan antar paragraf, dll. Tahap kedua, kita memperbaiki draft 1 dengan meneliti kelancaran/ keberkesinambungan aliran dari artikel. Selama meneliti kelancaran aliran, mungkin ditemukan kalimat yang berbelit-belit atau terlalu panjang, tidak adanya kesinambungan antar bagian, kalimat atau kata yang sulit dimengerti, adanya pengulangan kalimat yang sama, atau bahkan kalimat yang salah. Setelah dilakukan uji kelancaran, maka dilakukan pengulangan penulisan. Perbaiki draft 1, sehingga draft berikutnya (draft 2) dapat tersaji lebih baik, satu dengan lainnya tersambung dengan baik. Tahap ketiga adalah memperbaiki penulisannya sehingga mudah dimengerti oleh pembaca, dan dalam satuan-satuan paragraf yang jelas. Keterbacaan adalah unsur yang mengakibatkan kelancaran dan pertalian dalam menulis. Tahap keempat adalah tahap penyuntingan. Pada tahap ini, artikel diperbaiki sesuai dengan persyaratan dari jurnal. Untuk itu penulis harus membaca Intruction for Authors dengan teliti. Setelah itu, artikel diperiksa agar tidak terdapat kesalahan. Tabel 1. Daftar untuk Tahap Penyuntingan Tahapan Jenis Penyuntingan. Tahap 1 Apakah tulisan anda telah dibaca dan dikomentari oleh: a. Rekan sejawat dalam bidang anda? b. Rekan dari bidang lain? c. Rekan yang lancar berbahasa Inggris (terutama untuk penulis bukan penutur Inggris). Tahap 2 Apakah anda telah memilih jurnal yang akan anda kirimi tulisan dan membuat salinan dari Instruiction for Authors? Tahap 3 Dengan bantuan petunjuk untuk format (tahap 2), apakah anda telah memeriksa: a. Bagian References? b. Semua acuan dalam tubuh artikel? H. Taha Apakah anda telah melakukan perbaikan berdasarkan tahap 1 dan 2 mengenai: p4 a.Judul? b. Abstrak? c. Format dalam judul, subjudul, kata-kata kunci. d.Semua butir-butir yang dikomentari dalam tahap 1? Tahap 5 Apakah anda telah memeriksa kembali: a. Ketepatan pustaka dengan memeriksa kembali sumber aslinya, baik diperpustakaan atau dikumpulan salinan anda? b. Kesesuaian dengan sumber yang diacu dalam artikel yang tertulis dalam References

85

Tahap 6

Apakah anda telah memeriksa hasil ketikan dalam hal: a. Kekurangannya dari teks asli? b. Kesalahan pengetikan, terutama ejaan, bilangan, rumus, tabel dan gambar?

Lampiran 2. Contoh tittle page. FERMENTED MACKEREL EXTRACT AS FEED SUPPLEMENT

Effects of Fermented Product from Chub Mackerel Extracts on Lipid Metabolism of Rats Fed High-Cholesterol Diet By U. SANTOSO1, M. ISHIKAWA2 and K. TANAKA3 Division of Bioresources and Bioproduction, Faculty of Agriculture, Hokkaido University, Sapporo 060-0809, Japan

Section: Nutrition and Metabolism

Department of Animal Science, Agriculture Faculty, Bengkulu University. Bengkulu, Indonesia39582*1 2 Poultry Institute, Gifu Prefecture, Seki, Gifu, Japan 3 To whom correspondence should be addressed 86

Lampiran 2. Contoh tittle page 2. TU-CHUNG LEAF MEAL REDUCED LIPID ACCUMULATION Key Words: Tu-chung Leaf Meal, Dietary Cholesterol, Lipid Accumulation, Chickens. Tu-chung Leaf Meal Supplementation Reduced an Increase in Lipid Accumulation of Chickens Stimulated by Dietary Cholesterol U. Santoso1,2, S. Ohtani1,3 and K. Tanaka1,* 1 Laboratorium of Animal Nutrition, Division of Bioresources and Bioproduction, Graduate School of Agriculture, Hokkaido University, Sapporo 060-0809, Japan Corresponding Author: Dr. Keiichi Tanaka Laboratorium of Animal Nutrition, Division of Bioresources and Bioproduction, Graduate School of Agriculture,Hokkaido University, Sapporo 060-0809, Japan Phone : +81-11-706-2476 Fax : + 81-11-706-2476 E-mail : ketanaka@anim.agr.hokudai.ac.jp. _______________________ * Reprint requests: Keiichi Tanaka, Laboratorium of Animal Nutrition, Division of Bioresources and Bioproduction, Graduate School of Agriculture,Hokkaido University, Sapporo 060-0809, Japan. Tel/Fax: +81-11-706-2476, E-mail : ketanaka@anim.agr.hokudai.ac.jp. 2 Present address : Department of Animal Science, Faculty of Agriculture, Bengkulu University, Bengkulu, Indonesia. 3 Present address: Department of Animal Science and Technology, Faculty of Agriculture, Gifu University, Gifu, Japan.

87

Lampiran 3. Contoh abstract. Tu-chung Leaf Meal Supplementation Reduced an Increase in Lipid Accumulation of Chickens Stimulated by Dietary Cholesterol U. Santoso, S. Ohtani and K. Tanaka* Laboratorium of Animal Nutrition, Division of Bioresources and Bioproduction, Graduate School of Agriculture, Hokkaido University, Sapporo 060-0809, Japan ABSTRACT: The advantage of tu-chung leaf meal on reducing lipid accumulation in chickens fed 1% cholesterol containing diet was studied. Forty male White Leghorn chickens aged 56 day were weighed and divided into four groups of ten chickens, and fed diets with or without 1% dietary cholesterol, which was supplemented with 0 and 5% tuchung, respectively. Tu-chung supplementation to the diet without cholesterol increased acetyl-CoA carboxylase (p<0.01) but decreased 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA reductase activities (p<0.01) with no effect on fatty acid synthetase activities. However, its supplementation to the diet with cholesterol had no effect on these three enzyme activities as compared with the cholesterol containing diet without tu-chung. Tu-chung supplementation to the diet without cholesterol increased hepatic triglyceride (p<0.01), whereas its supplementation to the diet with cholesterol decreased it (p<0.01). Tu-chung supplementation to the diet with cholesterol decreased plasma cholesterol ester, free cholesterol, phospholipids (p<0.05) and triglyceride (p<0.01) as compared with the cholesterol containing diet without tu-chung. Supplementation of tu-chung to the diet without cholesterol decreased plasma free cholesterol (p<0.05). In conclusion, tu-chung leaf meal reduced an increase in lipid accumulation of chickens stimulated by 1% cholesterol feeding. Key Words: Tu-chung leaf meal, Dietary Cholesterol, Lipid Accumulation, Chickens

88

You might also like