You are on page 1of 5

Artikel Pertemuan ke-2 Kelompok 3: Adi Putra Citra Wahyuni Peni Septiani Pendidikan fisika Reguler 2010 Sumber:

Diposting oleh lukman firdaus http://psikologi-artikel.blogspot.com (3215102355) (3215102338) (3215102346)

KONSEP DAN PRINSIP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN a. Konsep Psikologi Perkembangan Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan interaksi lingkungan. Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .

Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah kuat untuk berjalan.

Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.

Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.

Istilah perkembangan sendiri mulanya berasal dari biologi, kemudian pada abad ke-20 ini kata perkembangan dipergunakan oleh psikologi . Oleh karena itu ada istilah lain yang digunakan oleh para ahli untuk menyebut psikologi perkembangan yaitu: genetic psychology

(psikologi genetik), kata ini berasal dari kata genese yang artinya pertumbuhan, untuk selanjutnya ada sebagian ahli yang menggunakan istilah Child Psychology (psikologi anak), hal ini disebabkan karena dalam kenyataan pembahasannya lebih banyak diperhatikan tentang perkembangan bayi, anak, dan remaja. Reese dan Lipsitt (1970) meringkas berbagai usaha untuk membedakan psikologi perkembangan, psikologi anak, dan perkembangan anak. Mereka menggambarkan psikologi perkembangan sebagai studi tentang perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan perubahan umur manusia. Kemudian mereka menguraikan studi perkembangan tingkah laku selama masa kanak-kanak sebagai bagian dari psikologi perkembangan yang disebut sebagai psikologi anak . Konsep perkembangan sendiri dirumuskan oleh H. Werner (1957) sebagai berikut: Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis yang mengemukakan bahwa perkembangan berlangsung dari keadaan yang global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana diferensiasi, artikulasi dan integrasi meningkat secara bertahap . Suatu definisi yang relevan juga dikemukakan oleh Mnks sebagai berikut: Perkembangan psikologis merupakan proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menentukan tingkah laku apa yang akan menjadi actual dan terwujud. Umur kalender di sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan merupakan suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada. Konsep perkembangan menurut pandangan islam juga disebutkan dalam ayat Al-Quran, sebagai salah satu contoh adalah firman Allah dalam QS.As-Sajdah ayat 9 yang artinya: Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi kamu sedikit sekali bersyukur. Faktor perkembangan yang bersifat fisik digambarkan pada pendengaran dan penglihatan, sedangkan yang bersifat psikis ada pada hati manusia yang mana kedua faktor ini dipengaruhi kematangan biologis, dalam ayat disebutkan dengan diciptakannya tubuh yang sempurna, dan interaksi lingkungan yang mana ditiupkannya roh ciptaan-Nya dalam tubuh manusia dengan dibekali akal dan nafsu yang cenderung menyukai keindahan dunia b. Prinsip Psikologi Perkembangan

Dr. H. Syamsul Yusuf dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja menjelaskan adanya 6 prinsip dalam perkembangan yaitu: 1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process) Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua. 2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi. 3. Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya. 4. Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). 5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam mempelajari perkembangan individu. 6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembangan Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. METODE POWER TEACHING

Power Teaching merupakan metode belajar yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Metode tersebut cukup menarik, karena mampu meningkatkan motivasi, perhatian, konsentrasi, dan pemahaman siswa dalam belajar. Untuk itu metode belajar ini layak untuk dikembangkan oleh para pendidik di Indonesia. Adapun langkah-langkah kegiatan metode Power teaching, sebagai berikut : Langkah pertama disebut dengan Class- Yess. Pada tahap ini guru mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pemebeajaran dengan mengucap kata class dengan intonasi tertentu. Siswa menjawa ucapan dengan kata Yess dengan intonasi kata yang sama dengan intonasi guru. Langkah kedua disebut dengan Micro Lecture. Pada langkah ini guru menyampaikan bahan ajar dalam waktu kurang dari 30 detik. Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan guru. Guru menuliskan point-poin yang dirasa perlu di papan tulis. Langkah ketiga disebut dengan Teach-Oke. Setelah guru melakukan micro lecture guru mengucapkan kata Teach jika perlu dengan tepuk tanga , siswa menjawab dengan kata Oke .Setelah menjawab Oke siswa mengulang apa yang telah disampaikan guru secara berhadaphadapan kepada siswa lain. Lagkah keempat disebut dengan Score board . Pada langkah ini guru melakukan penilaian terhadap kienerja siswa pada papan tulis yang telah dibuat tabel dengan dua kolam dimana kolom pertama bagian atas diberi ikon wajah orang tersenyum sedang kolom kedua bagian di atas diberi ikon gambar orang sedih.Kolom wajah gembira diberi skor satu jika guru menilai kinerja siswa dianggap sesuai dengan harapan guru. Sedang kolom kedua jika kinerja siswa dianggap kurang baik. Langkah kelima disebut dengan Hand and eyes . Setelah guru memeberi penilaian siswa menanggapi sesuai dengan nilai yang diperolehnya. Jika ia mendapat penilaian wajah tersenyum siswa meneriakkan kata Oh yeah jika perlu dengan tepukkan tangan. Jika mendapat nilai wajah sedih siswa pura-pura menangis dengan mengusap-usap mata dengan tangan. Dari angkah satu sampai dengan langkah kelima diulang-ulang sesuai dengan materi yang ingin disampaikan.

Langkah keenam disebut dengan komprehension Chek. Pada tahap ini siswa diminta mengulang secara lesan semua materi yang telah disampaikan oleh guru. Pada saat siswa mengulang materi yang diajarkan, guru berkeliling melakukan checking terhadap kegiatan siswa. Metode ini tepat untuk mengajarkan materi-materi berkaitan dengan pemahaman konsep. Dengan pengucapan berulang pada saat Teach-Oke . Siswa diharapkan lebih memahami konsep yang diajarkan. Dengan metode ini juga membangun komunikasi antar siswa. Metode ini menuntut adanya partisipasi peserta didik yang sangat tinggi. Karena pelaksanaan metode ini terdapat unsur bermain, sehingga berpotensi kelas menjadi ramai dan memancing siswa untuk bermain-main. Kelemahan pada metode ini lebih menonjolkan aktifitas lesan semata. Pada pelajaran matematika, metode ini kurang tepat untuk materi penerapan dan pemecahan masalah mengingat, karena pada materi tersebut tidak cukup dengan aktifitas lesan semata. Berkaitan dengan materi pemahaman konsep yang mengajarkan simbol-simbol dan fakta fakta, maka tentunya metode ini kurang tepat untuk diterapkan. Tampaknya tepat adanya ungkapan yang menyatakan tidak ada metode atau model belajar yang paling bagus. Karena sebuah metode atau model pembelajaran hanya tepat pada materi dan kondisi tertentu yang mendukung terlaksananya metode tersebut. Sebagai sebuah metode belajar Power Teaching perlu untuk dicoba untuk dikembangkan di Indonesia. Power Teaching tampaknya akan menambah perbendaharaan metode pembelajaran yang sudah ada di Indonesia.

You might also like