You are on page 1of 28

123

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Unsur merupakan zat kimia yang paling sederhana yang tidak dapat
diuraikan lagi secara kimia menjadi zat yang lebih sederhana. Di dalam
unsur pada umumnya terdapat berupa senyawa, contohnya adalah hidrogen
yang terdapat di dalam air dan natrium yang terdapat pada garam dapur.
Beberapa unsur juga terdapat juga sebagai senyawa dalam keadaan bebas,
seperti oksigen, nitrogen, emas dan belerang. Jenis-jenis unsur tidaklah
terlalu banyak. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan unsur di alam yang
hanya terdapat 90 unsur.
Unsur dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu unsur logam dan
unsur non logam. Pada praktikum kali ini, jenis unsur yang akan dibahas
adalah unsur yang bersiIat logam. Dalam sistem periodik unsur, unsur-
unsur yang bersiIat logam berada pada golongan IA dan golongan II A.
Logam alkali adalah unsur-unsur yang termasuk golongan I A
(kecuali hidrogen) yaitu litium, natrium, rubidium, sesium, dan Iransium.
Unsur-unsur ini memiliki susunan elektrn ns
1
pada kulit terlurnya, bersiIat
sangat reaktiI dan jika bereaksi dengan air akan membentuk basa kuat.
Logam alkali tanah adalah unsur-unsur yang termasuk golongan II
A, yaitu berilium, magnesium, kalsium, strontium, barium, dan radium.
Logam alkali tanah juga akan membentuk basa apabila bereaksi dengan
air, tetapi biasanya lebih lemah daripada logam alkali. Tidak seperti logam
alkali, alkali tanah tidak semuanya dapat larut dengan air. Unsur-unsur
golongan II A umumnya ditemukan didalam tanah berupa senyawa tidak
larut.
Pada percobaan ini, akan dibahas beberapa siIat-siIat unsur
golongan I A dan II A dalam kereaktiIan unsur-unsurnya, kelarutan garam
sulIat serta kelarutan garam hidroksida dari endapan yang terbentuk. Tidak
126

hanya itu, kita juga dapat mengetahui manIaat-manIaatnya dari siIat-siIat
unsur kimia seperti mengetahui kegunaannya yang biasa diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Percobaan
engetahui beberapa siIat-siIat unsur golongan I A dan II A.
engetahui reaksi-reaksi yang terjadi dalam percobaan.
engetahui perbedaan kelarutan antara garam sulIat dan garam
hidroksida.





















127

BAB 2
TIN1AUAN PUSTAKA

Dalam sistem periodik, unsur-unsur alkali dan alkali tanah terdapat pada
golongan I A dan II A, merupakn unsur yang sangat rektiI jika dibandingkan
dengan unsur pada golongan yang lainnya.(Syukri,1999)
Unsur alkali terletak pada golongan I A (kecuali hydrogen), yaitu litium,
natrium, rubidium, sesium, dan Iransium. Unsur alkali ini mempunyai satu
elektron valensi (ns
1
). Logam alkali merupakan reduktor kuat karena mudah
melepaskan satu elektron pada kulit terluarnya. ReaktiIitas unsur ini dalam satu
golongan bertambah dari atas ke bawah. Karena unsur alkali ini sanagt reaktiI,
maka tidak terdapat dalam keadaan bebas di alam, tetapi ditemukan dalam bentuk
senyawa. Unsur yang banyak ditemukan di dalam aur tanah dalam bentuk garam
tanah yang terdapat pada silvite (KCL). Karnelite (KCL-gCl
2
.6H
2
O).
(Brady,1999)
Logam alkali ini sangat reaktiI, mudah bereaksi dengan air dan oksigen,
maka gas H
2
yang dihasilkan akan segera terbakar dan menyala disertai nyala api
dan larutan yang terbentuk akan bersiIat basa dan berubah warnanya menjadi
merah saat ditetesi indikator PP (FenolItalien). Warna merah menggambarkan
bahwa baa yang terbentuk berupa basa kuat. (Syukri, 1999)
Setiqp golongan pada sistem periodik kiia mempunyai siIat Iisika dan siIat
kimiawi yang bermacam-macam untuk membedakan dengan golongan yang
lainnya. SiIat Iisis (Iisika) dari logam alkali dijabarkan dalam tabel di bawah ini.
SiIat Litium Natrium Kalium Rubidium Sesium
Nomor atom 3 11 19 37 55
KonIigurasi elektron (He) 2s (Ne)3s (Ar) 4s (Kr) 5s (Xe) 6s
Jari-jari atom 1,57 1,86 2,31 2,44 2,62
Jari-jari ion 0,60 0,95 1,33 1,48 1,69
Titik cair 181 97,8 63,6 38,9 28,4
Titik didih 1347 883 774 688 678
128

Rapatan 0,53 0,97 0,86 1,53 1,88
Energi pengionan
(tingkat pertama) 520 496 419 403 376
(tingkat kedua) 7298 4562 3051 2632 2420
keelektronegatiIan 1,0 0,9 0,8 0,8 0,7
Kekerasan 0,6 0,4 0,5 0,3 0,3
Daya hantar listrik 17,4 35,2 23,1 13,0 8,1
Warna nyala
erah-
tua
kuning ungu
erah-
biru
biru
Potensial reduksi
standar
-3,04 -2,71 -2,92 -2,92 -2,92

Secara singkat, dapat ditarik suatu kesimpulan dari tabel siIat Iisika
golongan alkali diatas, yaitu sebagai berikut:
1. Jari-jari atom semakin kebawah semakin membesar
2. Energi ionisasi, aIinitas, elektron, dan keelektronegatiIan semakin kebawah
semakin rendah
3. KereaktiIan unsur semakin ke bawah semakin menguat
4. Reduktor yang kuat
5. Bereaksi hebat debgan air, hidrogen, oksigen, dan halogen
6. Pengantar panas yang baik
7. Logam yang paing lunak.
Sedangkan bebeapa siIat kimiawi yang dimiliki logam alkali adalah
sebagai berikut:
1. udah bereaksi dengan udara, membentuk oksida dan garam karbonat
2. Bereaksi dengan beberapa unsur non logam, misalnya dengan oksigen akan
membentuk oksida.
2N O
2


Na
2
O
3. Bereaksi dengan asam klorida, menghasilkan gas hidrogen (H
2
)
129

2K 2HCl 2K H
2


Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan air, hidrogen, oksigen, serta
halogen. Berikut adalah penjabaran dari reaksi antara logam alkali dengan air,
hidrogen, oksigen, dan halogen.
1. Reaksi dengan air (H
2
O)
Semua logam alkali yang bereaksi dengan air akan membentuk basa dan gas
hidrogen. Litium bereaksi lambat, natrium bereaksi hebat, sedangkan kalium,
rubidium, dan sesium akan meledak jika dimasukkan ke dalam air. Oleh
karena itu, reaksi ini sangat eksoterm, dan gas H
2
yang terbentuk akan segera
meledak.
2 2H
2
O 2OH H
2

2. Reaksi dengan hidrogen (H
2
)
Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas H
2
, membentuk
hibrida.
2 H
2
2H
3. Reaksi dengan oksigen (O
2
)
Logam alkali terbakar dalam oksigen akan membentuk senyawa oksida,
peroksida, atau superoksida. Reaksi yang akan menghasilkan senyawa oksida
adalah seperti berikut.
4 2O
2
2
2
O
Jika oksigen berlebihan, natrium dapat membentuk senyawa superoksida
dalam oksigen yang belebihan.
O
2
O
2
4. Reaksi dengan halogen (golongan VII A)
Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk garam halida.
2 X
2
2X di mana X adalah unsur halogen

Alkali mempunyai warna khas dan dapat dibuat melalui proses elektrolisis.
Salah satu ciri khasnya adalah spektrum emiisinya. Unsur-unsur logam dapat
130

teretalisasi dengan memanaskan senyawa pada nyala api, misalnya pembakaran
spritus. Akan lebih baik jika menggunakan garam klorida dikarenakan mudah
menguap. Logam-logam alkali yang berbentuk senyawa banyak dimanIaatkan
dalam kehidupan sehari-hari . beberapa kegunaan logam dan senyawa alkali
diantaranya adalah :
1. Logam Na digunakan sebagai agen pereduksi, bahan pembuatan TEL (Tetra
Ethyil Lead), cairan pendingin pada reaktor atom, dan penerang jalan raya.
2. Senyawa natrium digunakan sebagai garam dapur dan industri pada
pembuatan klorin (NaCl), industri sabun, detergen, plastik, dan kertas
(NaOH), kaca dan sabun (Na
2
CO
3
), serta pengembang adonan kue (soda kue
atau NaHCO
3
)
3. Litium digunakan sebagai paduan logam (alloy)dengan alumunium dan
magnesium, serta anode pada baterai.
4. KCl dan K
2
SO
4
digunakan untuk pupuk.
5. KNO
3
digunakan sebagai bahan peledak
6. Logam Cs dan Rb digunakan sebagai katode pada lampu elektronik
Beberapa cara memperoleh logam alkali adalah sebagai berikut.
1. Logam Na diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl cair pada temperatur
600
o
C dengan elektroda besi
2. Logam K diperoleh dengan cara mengalirkan uap natrium dalam lelehan KCl
dan menggunakan prinsip Le Chatelier.
3. Logam Rb dan Cs diperoleh dengan prinsip Le Chatelier menggunakan logam
Ca sebagai agen produksi.
Dalam sistem periodik, letak unsur-unsur alkali tanah terletak pada
golongan IIA, yaitu satu lajur disebelah kanan golongan alkali. Unsur-unsur
golongan ini disebut alkali tanah karena unsur ini bersiIat alkalis (basa) seperti
golongan IA. Unsur golongan IIA adalah Berium (Be), agnesium (g).
Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), Radium (Ra). Unsur-unsur ini
mempunyai susunan elektron valensi ns
2
. Logam alkali tanah juga bersiIat
131

reduktor karena mudah melepaskan dua elektron pada klit terluarnya. (Brady,
1999)
Jika dibandingkan dengan logam alkali, logam alkali tanah tidak sereaktiI
dengan alkali, selain itu juga daya reduktor logam alkali tanah lebih lemah
daripada logam alkali. Logam alkali tanah juga dapat bereaksi dengan unsur non
logam dan air, kemudian akan membentuk basa dan hidrogen. Berilium tidak
bereaksi engan air ataupaun uap air. agnesium bereaksi dengan air panas,
sedangkan kalsium, stronsium, dan barium bereaksi dengan air dingin. (Brady,
1999)
2H
2
O (OH)
2
H
2

Alkali tanah tidak sereaktiI logam alkali, karena dalam satu peiode, jari-
jari atom alkali tanah lebih kecil daripada alakli, dan energi ionisasi serta
keelektronegatiIan alkali tanah lebih besar daripapa alkali. Larutan yang terbentuk
dari reaksi antara logam alkali tanah dengan air akan membentuk larutan basa
yang akan berubah warnanya menjadi merah muda pada saat ditetesi indikator
IenoItalien (PP). Larutan berwarna pink dikarenakan basa yang terbentuk lebih
lemah dibandingkan dengan basa dari logam alkali. (Syukri, 1999)

SiIat-siIat Iisika dari logam alkali tanah dapat digunakan didalam tabel
seperti berikut.
SiIat Be g Ca Sr Ba
Nomor atom 4 12 20 38 56
KonIigurasi elektron |He| 2s |Ne| 3s |Ar| 4s |Kr| 5s |Xe| 6s
Titik cair 1278 649 839 769 725
Titk didih 2970 1090 1484 1384 1640
Rapatan 1,85 1,74 1,54 2,6 3,51
Energi pengionan
tingkat pertama
899 738 590 590 503
Energi pengionan
tingkat kedua
1757 1451 1145 1064 965
132

Energi pengionan
tingkat ketiga
14848 7733 4912 4210 3430
KeelektronegatiIan 1,5 1,2 1,0 1,0 0,9
Potensial reduksi
standar
-1,70 -2,38 -2,76 -2,89 -2,90
Jari-jari atom 1,11 1,60 1,97 2,15 2,17
Jari-jari ion 0,30 0,65 0,99 1,13 1,35
Kekerasan 5 2,0 1,5 1,8 2
Daya hantar listrik 8,8 36,3 35,2 7,0 -
Warna nyala
Tidak
ada
Tidak
ada
Jingga
merah
erah Hijau

Secara singkat, dapat ditarik suatu kesimpulan dari tabel siIat Iisika
golongan alakli tanah diatas, yaitu sebagai berikut.
1. Jari-jari atom lebih kecil daripada logam alkali seperiode
2. Titik cair dn kekerasan melebihi alkali
3. Garam logam alkali tanah mengahasilkan nyala dengan warna-warna tertentu
4. Energi ionisasi, aIinitas elektron, dan kelektronegatiIan lebih besar daripada
logam alkali seperiode
5. Logam alkali tanah kurang reaktiI dibanding logam alkali seperiode
6. Reduktor yang baik (daya reduktor lebih lemah dibandingkan logam alkali).
(Petruci, 1987)

Sedangkan beberapa siIat kimiawi dari logam alkali tanah adalah sebagai
berikut.
1. Reksi dengan air (H
2
O)
Kalsium, stronsium, dan barium bereaksi baik dengan air dingin, dan
membentuk basa serta gas hidrogen. agnesium bereaksi dengan air panas,
dan berilium tidak dapat bereaksi.
2H
2
O (OH)
2
H
2
133

2. Reaksi dengan udara
Semua logam alkali tanah akan terkorosi teru menerus diudara dan
membentuk oksida, hidroksida, atau karbonat, kecuali berilium dan
magnesium. Berilium dan magnesium juga bereaksi dengan oksigen di udara,
tetapi lapisan oksigen yang terbentuk melekat kuat pada permukaan logam
sehingga menghambat korosi berlanjut. Apabila dipanaskan dengan suhu
tinggi, semua logam alkali tanah, termasuk berilium dan magnesium terbakar
di udara membentuk oksida dan nitrat.
2 O
2
2O
3 N
2

3
N
2

3. Bereaksi dengan halogen (golongan VII A)
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan halogen membentuk garam halide.
Lelehan halide dari berilium mempunyai daya hantar listrik yang buruk. Hal
itu menunjukkan bahwa halide berilium bersiIat kovalen.
X
2
X
2
4. Reaksi dengan asam dan basa
Semua logam alkali tanah bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl)
membentuk garam dan gas hydrogen. Reaksi makin hebat dari atas ke bawah
didalam satu golongan IIA.
2 HCl Cl
2
H
2

Berilium juga bereaksi dengan basa kuat, membentuk Na
2
Be(OH)
4
dan gas
H
2
.
Be 2NaOH 2H
2
O Na
2
Be(OH)
4
H
2
.

(Petruci, 1987)

Logam alkali terdapat dialam dalam bentuk senyawa, bukan dalam bentuk
unsur bebas. Contohnya adalah gipsum (CaSO
4
. 2H
2
O) dan karnalit (gCl
2.
KCl.
6H
2
O). Logam golongan II A ini umunya juga ditemukan berupa senyawa tak
larut. Logam alkali tanah mempunyai beberapa kegunaan, antara lain ;
1. Berilium digunakan untuk membuat logam campuran dan jendela sinar-X
134

2. agnesium dan senyawanya dugunakan untuk membuat logam camuran.
Kembang api, lampu blitz, elapisi tanah dalam pembakaran semen, serta
bahan obat maag.
3. Kalsium dan senyawanya digunakan sebagai elektroda dalam aki dan
reduktor atau pengikat pengotor dalam pengolahan logam.
4. Senyawa stronsium digunakan untuk membuat kembang api. (Brady, 1999)

Beberapa cara memperoleh logam alkali tanah adlah sebagai berikut :
1. Berilium diperoleh melalui elektrolisis lelehan berilium klorida dengan
penambahan suatu elektrolit.
2. agnesium diperoleh dari ekstrak karnalit atau dolomit (CaCO
3
.gCO
3
)
dalam proses calcining. (Brady, 1999)
SiIat-siIat unsur logam dalam sistem periodik meliputi jari-jari atom,
keelektronegatiIan, energi ionisasi, dan aIinitas elektron. Khas jari-jari, dalam satu
golongan, semakin membesar. Sedangkan keelektronegatiIan, energi ionisasi, dan
aIinitas elektron, dalam satu golongan, semakin keatas, dan dalam satu periodik,
semakin ke kanan, harga-harganya akan bertambah besar. (Syukri, 1999)











133

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Tabung reaksi
Gelas kimia
Hot plate
Pipet
Pinset
Gunting
3.1.2 Bahan-bahan
Pita g
Logam kalium
Larutan CaCl
2
0,1
Larutan BaCl
2
0,1
Larutan H
2
SO
4
1
Larutan NaOH 1
Akuades
Kertas label
Indikator PP

3.2 Prosedur Percobaan
3.1.1 Kelarutan Garam SulIat
Disiapkan 2 tabung reaksi.
Diisi masing-masing tabung reaksi berturut-turut dengan CaCl
2
0,1 dan BaCl
2
0.1 dengan volume masing-masing 1 pipet.
Ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut
larutan H
2
SO
4
1 masing-masing sebanyak 1 pipet.
136

Diamati endapan yang terbentuk (bandingkan endapan yang
ada pada setiap tabung reaksi).
3.1.2 Kelarutan Garam Hidroksida
Disiapkan 2 tabung reaksi.
Diisi masing-masing tabung reaksi dengan CaCl
2
0,1 dan
BaCl
2
0,1 denagn volume masing-masing 1 pipet.
Ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut
larutan NaOH 1 masing-masing sebanyak 1 pipet.
Diamati endapan yang terbentuk (bandingkan endapan yang
ada pada setiap tabung reaksi).
3.2.3 ReaktiIitas Unsur
3.2.3.1 Pita g akuades indikator PP
Disiapkan glas kimia dan diisi oleh akuades
secukupnya.
Dipanaskan akuades tersebut hingga medidih dengan
digunakan hot plate.
Dimasukkan potongan pita g.
Diamati reaksi yang terjadi (ditandai dengan adanya
gelembung-gelembung gas H
2
).
Ditetesi indikator PP dengan pipet.
Diamati perubahan warna yang terjadi.
3.2.3.2 Logam K Akuades indikator PP
Disiapkan gelas kimia dan diisi akuades secukupnya.
Dimasukkan sedikit logam kalium dengan
menggunakan pinset.
Diamati ledakan kecil yang terjadi (jangan terlalu
dekat).
Diteteskan indikator PP dengan pipet.
Diamati perubahan warna yang terjadi.
137

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Kelarutan garam sulIat
No. Percobaan Pengamatan


1.












2.










CaCl
2
0,1 H
2
SO
4
1
Diambil tabung reaksi.
Dimasukkan 1 pipet
CaCl
2
0,1 ke dalam
tabung reaksi.
Ditambahkan 1 pipet
H
2
SO
4
1 ke dalam
tabung reaksi tersebut.
Diamati.




BaCl
2
0,1 H
2
SO
4
1
Diambil tabung reaksi.
Dimasukkan 1 pipet
BaCl
2
0,1 ke dalam
tabung reaksi.
Ditambahkan 1 pipet
H
2
SO
4
1 ke dalam
tabung reaksi tersebut.




- Larutan CaCl
2
0,1
awalnya berwarna
bening.
- Larutan H
2
SO
4
1
awalnya berwarna
bening.
- Setelah
dicampurkan,
menghasilkan warna
sedikit keruh dan
terdapat sedikit
endapan.



- Larutan BaCl
2
0,1
awalnya berwarna
bening.
- Larutan H
2
SO
4
1
awalnya berwarna
138

Diamati. bening.
- Setelah
dicampurkan,
menghasilkan warna
putih susu (keruh)
dan terdapat banyak
endapan.

4.1.2 Kelarutan garam hidroksida
No. Percobaan Pengamatan

1.















2.



CaCl
2
0,1 NaOH 1
Diambil tabung reaksi.
Dimasukkan 1 pipet
CaCl
2
0,1 ke dalam
tabung reaksi.
Ditambahkan 1 pipet
NaOH 1 ke dalam
tabung reaksi tersebut.
Diamati.







BaCl
2
0,1 NaOH 1
Diambil tabung reaksi.
Dimasukkan 1 pipet


- Larutan CaCl
2
0,1
awalnya berwarna
bening.
- Larutan NaOH 1
awalnya berwarna
bening.
- Setelah
dicampurkan,
menghasilkan warna
merah muda, lama-
kelamaan berubah
menjadi bening dan
terdapat cukup
banyak endapan.


- Larutan BaCl
2
0,1
awalnya berwarna
139







BaCl
2
0,1 ke dalam
tabung reaksi.
Ditambahkan 1 pipet
NaOH 1 ke dalam
tabung reaksi tersebut.
Diamati.
bening.
- Larutan NaOH 1
awalnya berwarna
bening.
- Setelah
dicampurkan,
menghasilkan bening
dan terdapat sedikit
endapan.

4.1.3 Reaktivitas unsur
No. Percobaan Pengamatan

1.

















Pita g H
2
O indicator PP
Dipanaskan campuran
antara pita g dan H
2
O.
Ditetesi indicator PP.















- Reaksi berlangsung
sangat lambat
sehingga harus
dipanaskan agar
dapat mempercepat
laju reaksi.
- uncul gelombang-
gelombang gas H
2

pada pita g.
- Ketika ditetesi
indikator PP, larutan
mengalami
perubahan warna
menjadi merah muda
(pink). Hal ini
menggambarkan
140





2.












Logam K H
2
O indicator
PP.
Dicampurkan logam K dan
H
2
O pada gelas kimia.
Ditetesi indicator PP.
bahwa basa yang
terbentuk tidak
sekuat basa alkali.



- Ketika logam K
dimasukkan ke
dalam H
2
O, terjadi
ledakan kecil dan
percikan api
berwarna ungu muda
dan menghasilkan
gas H
2
.
- Ketika ditetesi PP,
larutan mengalami
perubahan warna
menjadi merah yang
lebih tua jika
dibandingkan dengan
warna larutan
sebelumnya. Hal ini
menggambarkan
bahwa basa yang
terbentuk merupakan
basa kuat.

4.2 Reaksi-reaksi
4.2.1 Reaksi kelarutan garam sulIat
CaCl
2
H2SO
4
CaSO
4
2HCl
141

BaCl
2
H
2
SO
4
BaSO
4
2HCl
4.2.2 Reaksi kelarutan garam hidroksida
CaCl
2
NaOH Ca(OH)
2
2NaCl
BaCl
2
NaOH Ba(OH)
2
2NaCl
4.2.3 Reaktivitas unsur
g 2H
2
O g(OH)
2
H
2

g(OH)
2
indikator PP larutan menjadi warna merah
muda.










2K 2H
2
O 2KOH H
2

KOH indicator PP larutan menjadi warna merah
lembayung tua.










142

4.3 Pembahasan
Unsur-unsur yang sudah ditemukan di alam jumlahnya banyak
sekali. Setiaap unsur memiliki massa dan siIat yang berbeda. Namun, ada
juga beberapa unsur yang memiliki kemiripan siIat. Berdasarkan hal
tersebut, para ilmuwan kimia mengelompokkan unsur-unsur kimia.
Pengelompokkan unsur-unsur kimia tersebut dikenal dengan nama
system periodic. Pengelompokkan unsur-unsur bertujuan memudahkan
penentuan siIat setiap unsur dalam membentuk suatu senyawa.
SiIat periodic adalah siIat yang berubah secara berurutan sesuai
kenaikkan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, dan
dari atas ke bawah dalam satu golongan. SiIat-siIat periodic yang akan
dibahas meliputi jari-jari atom, energy ionisasi, aIinitas electron, dan
keelektronegatiIan.
Jari-jari atom merupakan jarak electron terluar ke inti atom dan
menunjukkan ukuran satu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga
pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak antar
dua atom yang berikatan sesamanya. Dalam satu golongan, jari-jari atom
semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin
ke atas, kulit electron semakin kecil. Dalam satu periode, jari-jari atom
semakin ke kanan juga cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena
semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah electron semakin banyak,
sedangkan jumlah kulit terluar yang berisi electron tetap sama sehingga
tarikan inti terhadapp electron terluar semakin kuat.
KeelektronegatiIan adalah bersama tendensi (kecenderungan) suatu
atom untuk menarik electron. Harga keelektronegatiIan bersiIat relative
(berupa harga perbandingan suato atom terhadap atom yang lain). Dalam
satu golongan, harga keelektronegatiIan dari bawah ke atas semakin
besar, dan dalam satu periode, dari kiri ke kanan harga keelektronegatiIan
semakin besar. Harga keelektronegatiIan penting untuk menentukan
bilangan oksidasi (biloks) unsur dalam suatu senyawa. Jika harga
keelektronegatiIan besar, bearti unsur yang bersangkutan cenderung
143

menerima electron dan membentuk biloks negative. Jika harga
keelektronegatiIan kecil, unsur cenderung melepaskan electron dan
membentuk biloks positiI. Jumlah atom yang diikat bergantung pada
electron valensinya.
Energi ionisasi adalah nilai energy minimum yang diperlukan atom
netral dalam wujud gas untuk melepas sebuah electron paling luar (yang
terikat paling lemah) membentuk ion positiI. Pelepasan electron kedua
(dari ion positiI satu) disebut energy ionisasi kedua, pelepasan energy
elektron ketiga disebut energy ionisasi ketiga, dan seterusnya. Harga
energy ionisasi dipengaruhi oleh jari-jari atom dan jumlah electron
valensi atau muatan inti. Semakin kecil jari-jari atom, harga energy
ionisasi akan semakin besar. Semakin besar jari-jari atom, energy ionisasi
akan semakin kecil.
AIinitas electron adalah energy yang dibebaskan oleh suatu atom
dalam wujud gas ketika menerima sebuah electron. Harga aIinitas
electron sukar ditentukan secara langsung. Dalam satu golongan, dari
bawah ke atas, aIinitas electron bertambah besar, dan dalam satu periode,
dari kiri ke kanan, aIinitas electron juga bertambah besar.
Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut.
Kelarutan, khususnya untuk zat yang sukar larut, dinyatakan dalam mol
L
-1
. Jadi, kelarutan sama dengan kemolaran larutan jenuh. Tetapan hasil
kali kelarutan (K
SP
) adalah hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam
larutan jenuh, masing-masing dipangkatkan dengan koeIisien reaksinya.
Semakin kecil/sedikit endapan, berarti semakin besar kelarutannya.
Logam alkali (golongan IA) merupakan unsur yang sangat reaktiI
dan mudah membentuk ion positiI. Selain disebabkan oleh jumlah
electron valensi yang sedikit dan ukuran jari-jari atom yang besar. SiIat
ini juga disebabkan oleh harga ionisasinya yang lebih kecil dibandingkan
unsur logam golongan lain. KereaktiIan logam alkali dapat dibuktikan
dengan kemudahannya bereaksi dengan air, unsur-unsur halogen
144

(golongan VIIA), hydrogen, oksigen, dan belerang. KereaktiIan ini
dipengaruhi oleh electron valensi dari unsur-unsur tersebut dan energy
ionisasinya.
Logam alkali tanah (golongan IIA) merupakan unsur yang bersiIat
pereduksi kuat. Semakin ke bawah, siIat pereduksinya semakin kuat. Hal
ini dibuktikan dari kemampuannya bereaksi dengan air yang meningkat
dari berilium ke barium. Selain dengan air, unsur logam alkali tanah juga
dapat bereaksi dengan gas oksigen, halogen, dan nitrogen.
SiIat-siIat Iisik dari golongan IA (alkali) adalah sebagai berikut.
1. Jari-jari atom besar, dari atas ke bawah semakin membesar.
2. Energi ionisasi, aIinitas electron, dan keelektronegatiIan rendah.
3. erupakan logam lunak.
4. Spektra emisi dengan warna yang menyala (litium merah; natrium
kuning; kalium ungu; rubidium merah; sesium biru).
5. Reduktor yang hebat.
6. Titik leleh dan titik didih di atas suhu ruangan (28
0
C)
7. Semua unsur alkali berwujud padat pada suhu ruangan (28
0
C).
8. Berwujud cair pada suhu lingkungan (~28
0
C).

Selain siIat-siIat Iisiknya, juga terdapat siIat kimianya. Logam
alkali adalah logam yang paling reaktiI, di mana kereaktiIannya
meningkat dari atas ke bawah. KereaktiIan logam ini berkaitan dengan
energy ionisasinya yang rendah, sehingga mudah melepaskan electron.
Hampir semua senyawa alkali bersiIat ionic dan mudah larut dalam air.
Unsur-unsur yang termasuk golongan IA (alkali) adalah Li (Litium), Na
(Natrium), K (Kalium), Rb (Rubidium), Cs (Sesium), dan Fr (Fransium).
Unsur-unsur ini memiliki susunan electron pada kulit terluar ns
1
.
Selain siIat-siIat Iisik dan siIat-siIat kimia golongan alkali,
golongan alkali tanah pun juga mempunyai siIat-siIat Iisik dan siIat-siIat
kimia. SiIat Iisik dari golongan IIA adalah sebagai berikut.
1. Jari-jari atom lebih kecil daripada logam alkali seperiode.
143

2. Energi ionisasi, aIinitas electron, dan keelektronegatiIan lebih besar
daripada logam alkali seperiode.
3. Titik cair dan kekerasan melebihi logam alkali.
4. Garam logam alkali tanah menghasilkan nyala dengan warna-warna
tertentu.
Ca
2

erah Bata (Jingga erah)
Sr
2
erah Anggur
Ba
2
Hijau
5. Reduktor yang baik.

Sedangkan siIat-siIat kimia dari alkali tanah adalah kereaktiIannya
bertambah dari berilium ke barium. Berilium tidak dapat bereaksi dengan
H
2
O, magnesium sedikit bereaksi dengan air panas, sedangkan kalsium,
stronsium, dan barium dapat bereaksi dengan air dingin. Unsur alkali
tanah dapat bereaksi dengan air, udara, halogen, serta bereaksi dengan
asam dan basa. Unsur-unsur yang termasuk golongan logam alkali tanah
itu sendiri adalah Be (Berilium), g (agnesium), Ca (Kalsium), Sr
(Stronsium), Ba (Barium), dan Ra (Radium). Unsur-unsur ini memiliki
susunan electron pada kulit terluar ns
2
.
KereaktiIan logam alkali dan alkali tanah dari atas ke bawah adalah
semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin ke bawah, energy
ionisasinya semakin rendah. Selain itu, dalam satu golongan dari atas ke
bawah, jumlah kulit semakin banyak karena jumlah electron banyak.
Semakin banyak jumlah kulit maka pengaruh daya tarik inti terhadap
electron terluar semakin kecil, akibanya electron terluar sukar tertarik ke
inti jadi ukuran atom semakin besar. Senakin besar jari-jari (ukuran)
atom maka energy ionisasinya semakin kecil dan kereaktiIan unsur
semakin besar. Sama halnya dalam satu golongan, dalam satu periode,
semakin besar jari-jari atom, maka energy ionisasinya semakin kecil dan
kereaktiIannya pun semakin besar dari kanan ke kiri.
146

Jika kita bandingkan antara logam alkali dengan logam alkali
tanah, kereaktiIan logam alkali lebih besar daripada logam alkali tanah.
Hal ini disebabkan karena electron valensi yang hanya berjumlah satu
(ns
1
), sedangkan alkali tanah electron valensinya adalah dua (ns
2
), serta
jari-jari atom alkali yang relative lebih besar dibandingkan alkali tanah
yang seperiode.
Pada percobaan pertama, yaitu kelarutan garam sulIat,
dicampurkan larutan CaCl
2
0,1 dan larutan BaCl
2
0,1 masing-masing
dengan larutan H
2
SO
4
1 pada masing-masing tabung reaksi. Pada
tabung reaksi yang pertama, dicampurkan larutan CaCl
2
0,1 dan H
2
SO
4

1. Sedangkan tabung reaksi yang kedua dicampurkan larutan BaCl
2

0,1 dan H
2
SO
4
1. ula-mula sebelum dicampurkan, semua warna
larutan adalah bening. Setelah dicampurkan, lalu diamati, maka terjadi
perubahan warna pada masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi
pertama, campuran kedua larutan terlihat agak sedikit keruh, dan terdapat
sedikit endapan. Sedangkan pada tabung reaksi yang kedua, campuran
terlihat keruh (putih susu) dan terdapat banyak endapan di dasar tabung
reaksi.
Pada percobaan yang kedua, yaitu kelarutan garam hidroksida,
dicampurkan larutan CaCl
2
0,1 dan larutan BaCl
2
0,1 masing-masing
dengan larutan NaOH 1 pada masing-masing tabung reaksi. Pada
tabung reaksi yang pertama, dicampurkan larutan CaCl
2
0,1 dan NaOH
1. Sedangkan tabung reaksi yang kedua dicampurkan larutan BaCl
2

0,1 dan NaOH 1. ula-mula sebelum dicampurkan, semua warna
larutan adalah bening. Namun, setelah dicampurkan dan diamati, maka
terjadi perubahan warna larutan yang berbeda. Pada tabung reaksi
pertama, setelah dicampurkan, warna larutan berubah menjadi merah
muda, dan lama-kelamaan warnanya kembali berubah menjadi bening
dan terdapat banyak endapan. Sedangkan pada tabung reaksi yang kedua,
larutan tetap terlihat bening dan terdapat sedikit endapan di dasar tabung
reaksi.
147

Pada percobaan yang ketiga, yaitu percobaan tentang reaktivitas
unsur, juga dilakukan dua percobaan. Untuk yang pertama, dicampurkan
pita g dan H
2
O di gelas kimia dan dilakukan pemanasan agar reaksi
dapat berjalan lebih cepat. Setelah mendidih, larutan tetap terlihat bening
dan muncul gelembung-gelembung gas H
2
pada pita g. Kemudian
larutan ditetesi indicator PP (FenoItalien). Beberapa saat kemudian
larutan mengalami perubahan warna menjadi merah muda/pink. Warna
merah muda menggambarkan bahwa basa yang terbentuk lebih lemah
daripada basa alkali. Untuk percobaan yang kedua, dimasukkan sedikit
logam K dengan pinset ke dalam gelas kimia yang sudah berisi air.
Ketika logam K dimasukkan, timbul ledakan kecil dan sedikit percikan
api berwarna ungu muda dan menghasilkan gas H
2
. Sangat jelas terlihat
bahwa reaksi terjadi sangat cepat dan spontan. Kemudian, ditetesi
indicator PP pada larutan tersebut, dan larutan mengalami perubahan
warna menjadi merah lembayung tua, lebih tua daripada percobaan yang
sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa basa yang terbentuk merupakan
basa kuat, lebih kuat daripada basa alkali tanah.
Berdasarkan percobaan pertama, kita akan melihat bagaimana
kelarutan garam sulIat dari alkali tanah. Pada campuran CaCl
2
dan H
2
SO
4

terlihat sedikit endapan, bahkan hampir tidak ada. Sebaliknya pada
campuran BaCl
2
dan H
2
SO
4
terdapat cukup banyak endapan. Hal ini
membuktikan bahwa semakin kecil/sedikit endapan, berarti semakin
besar kelarutannya. Di dalam system periodic, logam Ca berada di atas
logam Ba. Logam Ca memiliki sedikit endapan, artinya larutan tersebut
kelarutannya besar. Sedangkan logam Ba di dalam system periodic
berada di bawah logam Ca, memiliki endapan yang cukup banyak, itu
artinya kelarutannya kecil. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan
bahwa kelarutan garam sulIat dalam satu golongan dari atas ke bawah
semakin kecil. ulai dari berilium sulIat mudah larut sampai dengan
radium sulIat yang tidak dapat larut dalam air. K
SP
BeSO
4
~ K
SP
gSO
4
~
K
SP
CaSO
4
~ K
SP
SrSO
4
~ K
SP
Ba SO
4
~ K
SP
RaSO
4
. K
SP
adalah tetapan
148

hasil kali kelarutan, yaitu hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalan
larutan jenuh, masing-masing dipangkatkan dengan koeIisien reaksinya.
Semakin mudah senyawa itu larut, maka semakin besar hasil kali
kelarutan senyawa tersebut.
Pada percobaan kedua, akan dilihat bahwa kelarutan garam
hidroksida dari senyawaa alkali tanah. Pada campuran CaCl
2
dan basa
NaOH, terdapat banyak endapan garam. Sedangkan pada campuran
larutan BaCl
2
dan NaOH, terdapat sedikit endapan. Logam Ca di dalam
system periodic berada di atas logam Ba, memiliki banyak endapan,
artinya kelarutannya kecil. Sebaliknya, logam Ba yang pada system
periodic berada di bawah logam Ca, memiliki sedikit endapan, itu artinya
kelarutannya besar. Dari pengamatan yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa kelarutan garam hidroksida dalam satu golongan dari
atas ke bawah semakin besar. K
SP
Be(OH)
2
K
SP
g(OH)
2
K
SP

Ca(OH)
2
K
SP
Sr(OH)
2
K
SP
Ba(OH)
2
K
SP
Ra(OH)
2
.
Dari percobaan kelarutan garam sulIat dan garam hidroksida dapat
dilihat perbedaan antara masing-masing kelarutannya. Kelarutan garam
sulIat dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil. Hal ini
disebabkan oleh endapan yang terbentuk. Semakin ke bawah letak unsur
dalam system periodic, endapan yang terbentuk akan semakin banyak.
Sebaliknya, berbeda dengan kelarutan garam sulIat, garam hidroksida
besar kelarutannya dari atas ke bawah dalam satu golongan semakin
kecil. Hal ini dapat dilihat dari endapan yang terbentuk, yaiut semakin ke
bawah letak unsur dalam system periodic, maka endapan yang terbentuk
akan semakin sedikit.
Berdasarkan percobaan terakhir, yaitu tentang reaktivitas unsur,
dilakukan dua jenis percobaan yang dimaksudkan untuk melihat
perbandingan kereaktiIan unsur logam alkali dan alkali tanah terhadap
air. Reaksi yang terjadi saat pita g dimasukkan ke dalam air
berlangsung sangat lambat, sehingga harus dipanaskan di atas hot plate
agar reaksi yang berlangsung dapat berjalan lebih cepat. Sedangkan
149

reaksi yang terjadi saat logam K di masukkan ke air, berlangsung secara
spontan dan sangat cepat, dan juga timbul ledakan kecil serta percikan
api berwarna ungu muda. Dari kedua percobaan tersebut dapat
disimpulkan bahwa unsur logam alkali (golongan IA) lebih besar
kereaktiIannya daripada unsur logam alkali tanah (golongan IIA). Selain
itu juga, dalam satu golongan, kereaktiIan bertambah dari atas ke bawah
sejalan dengan bertambahnya jari-jari atom. Selain itu juga disebabkan
karena jumlah electron valensi yang lebih sedikit, energy ionisasi dan
keelektronegatiIan yang lebih kecil, sehingga kereaktiIan logam alkali
lebih besar daripada kereaktiIan logam alkali tanah.
Setelah diamati kereaktiIannya terhadap air, kemudian diamati lagi
siIat basa yang terkandung. Saat campuran pita g dan air ditetesi
indicator PP, larutan tersebut berubah menjadi warna merah muda (pink).
Sedangkan saat campuran logam K dan air ditetesi indicator PP, larutan
mengalami perubahan warna menjadi merah yang lebih tua daripada
warna pada larutan campuran pita g dengan air. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin tua warna larutan setelah ditetesi
indicator PP, maka siIat basa yang terkandung pada larutan tersebut
semakin kuat, sehingga KOH merupakan basa yang lebih kuat daripada
g(OH)
2
. Indikator PP digunakan pada percobaan ini karena indicator
PP (FenoItalien) berIungsi untuk mengidentiIikasi ion OH
-
pada larutan,
yaitu bahwa larutan yang terbentuk dari ion OH
-
akan bersiIat basa.
Trayek indicator PP adalah dengan trayek PH 8,2x10,0 dengan warna
trayek tak berwarna-merah. Jika PH di bawah 8,2 maka larutan akan
berwarna bening. Sedangkan jika PH larutan di atas 10,0 maka larutan
akan berwarna merah. PH basa adalah antara 7x14.
Tabel perbedaan antara unsur logam alkali dengan alkali tanah
adalah sebagai berikut.
No Sifat Alkali Alkali tanah
1 Jari-jari atom Besar Tidak sebesar alkali
2 Energi ionisasi Kecil Lebih besar dari alkali
3 KeelektronegatiIan Kecil Lebih besar dari alkali
130

4 AIinitas elektron Kecil Lebih besar dari alkali
5 KereaktiIan Sangat reaktiI Kurang reaktiI
6 SiIat basa Basa kuat Tidak sekuat basa alkali
7 Reaksi terhadap air
Semua unsurnya
dapat bereaksi
Be tidak dapat, g bereaksi
lambat
8 Potensial reduksi Kecil Lebih besar dari alkali
9 Reduktor Kuat Tidak sekuat alkali
10 Bentuknya di alam ineral-mineral Senyawa
11 Elektron valensi 1 2
12 Kekerasan logam lunak lebih keras dari alkali

Dalam percobaan siIat-siIat unsur ini, ditemukan beberapa Iaktor
kesalahan. Beberapa Iaktor kesalahan tersebut diantanya adalah.
1. Larutan CaCl
2
telah tercemar sebelumnya, sehingga pada saat
dicampurkan dengan larutan NaOH, larutan berubah warna menjadi
merah muda.
2. Alat-alat praktek yang digunakan seperti pipet dan tabung reaksi
tidak dibilas dengan akuades sebelum digunakan, sehingga dapat
mempengaruhi reaksi-reaksi yang berlangsung.
3. Reaksi pita g dengan air ketika dipanaskan tidak terjadi secara
optimal, karena pita g terlalu cepat dicampurkan ke dalam
akuades sebelum mendidih lebih dahulu. Hal itu mempengaruhi
hasil kali kelarutan larutan tersebut.











131

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Alkali dan alkali tanah merupakan 2 golongan unsur logam yang
reaktiI. Golongan alkali mempunyai electron valensi 1 yaitu dengan
konIigurasi elektron ns
1
. Sedangkan alkali tanah mempunyai electron
valensi 2 yaitu dengan konIigurasi electron ns
2
. Hal ini menunjukkan
elektropositiI dan merupakan reduktor. Jari-jari atom golongan alkali
lebih besar daripada alkali tanah. Sebaliknya, enerrgi ionisasi dan
keelektronegatiIan alkali tanah lebih besar daripada alkali. Hal ini
membuat alkali lebih reaktiI daripada alkali tanah. Basa yang berasal
dari alkali juga lebih kuat daripada basa yang berasal dari alkali tanah.
Reaksi antara larutan CaCl
2
dengan H
2
SO
4
menghasilkan HCl dan
endapan CaSO
4
dalam jumlah yang sedikit. Reaksi antara larutan
BaCl
2
dengan H
2
SO
4
menghasilkan HCl dan endapan BaSO
4
dalam
jumlah banyak. Reaksi antara larutan CaCl
2
dengan NaOH
menghasilkan Ca(OH)
2
dan endapan NaCl dalam jumlah yang cukup
banyak. Sedangkan reaksi antara larutan BaCl
2
dengan NaOH
menghasilkan Ba(OH)
2
dan endapan NaCl dalam jumlah yang sedikit.
Reaksi antara logam g dan air menghasilkan basa g(OH)
2
dan
gelembung gas H
2
, dan setelah diteteskan indicator PP, warna larutan
berubah menjadi merah muda. Reaksi antara logam K dengan air
menghasilkan KOH dan gas H
2
yang segera terbakar dan terjadi
ledakan kecil, dan setelah diteteskan dengan indicator PP warna
larutan berubah menjadi merah lembayung yang lebih tua.
Kelarutan garam sulIat dalam 1 golongan dari atas ke bawah semakin
kecil, sedangkan kelarutan garam hidroksida dalam 1 golongan dari
atas ke bawah semakin besar.

5.2 Saran
132

Sebaiknya dilakukan percobaan terhadap siIat-siIat unsur yang lainnya
yang akan diteliti, seperti aIinitas electron, keelektronegatiIan, dan
sebagainya.
Sebaiknya digunakan juga percobaan terhadap kelarutan garam sulIat
dan garam hidroksida dengan menggunakan larutan yang lainnya,
seperti gCl
2
, SrCl
2
, KCl, dan sebagainya.

You might also like