You are on page 1of 38

1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan. Berdasarkan data Sensus Tahun 2000 Indonesia memiliki jumlah penduduk 205.43.000 jiwa (Parsini (2006 ; 20) Buku Ajar Geografi Star Idola). Selain itu Negara Indonesia juga terkenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alam, banyak Negara lain yang menyebutkan bahwa Indonesia merupakan surga dunia, karena banyak di dalam nya terdapat kekayaan bumi yang melimpah ruah baik dari sektor pertanian, pertambangan maupun sektor perairan atau sumber daya alam yang berasal dari dalam laut nya. Tetapi sayangnya masyarakat di Indonesia ini belum memiliki banyak kemampuan untuk mengembangkan sumber daya alam tersebut. Padahal jika sumber daya tersebut dapat dikelolah lagi dengan baik dan benar, keadaan Negara Indonesia ini jauh lebih baik dari keadaan sebelumnya. Karena dari pengelolaan sumber daya alam ini dapat menambah tingkat devisa Negara yang cukup besar. Dengan melihat keadaan tersebut banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal

pengembangan sumber daya alam di Indonesia. Misalnya dengan memberikan bantuan modal kepada para petani, pengerajin, nelayan dan pengusaha mikro lainnya. Dengan adanya bantuan ini diharapkan nantinya para pengusaha mikro dapat mengelola sumber daya alam secara baik dan benar sehingga

tujuan pemerintah untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakatnya akan tercapai secara perlahan. Di Indonesia diperkirakan sekitar 38 juta UKM atau 99,8% dan mampu menyerap 58 juta atau 99.6% tenaga kerja. (BPS, 2002). Berdasarkan datadata tersebut menunjukkan betapa besar peranan usaha kecil dalam menyediakan lapangan kerja dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja. Dapat dikatakan pula bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki sumbangan yang besar terhadap

keberlangsungan ekonomi Indonesia pada saat krisis dan pasca krisis ekonomi. Menurut UU No. 9 Tahun 1995 pasal 1 ayat 1 tentang usaha kecil, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan yang diatur dalam UU ini. Kriteria yang ditetapkan dalam UU No. 9 Tahun 1995 tentang usaha kecil adalah : 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,-, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau, 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 Milyar. 3. Milik Warga Negara Indonesia. 4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anal perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung atau tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar. 5. Bentuk usaha adalah orang perorangan, tidak boleh berbadan hukum atau badan usaha yang bebrbadan hukum, termasuk koperasi. Yang termasuk usaha kecil adalah : a. Pedagang keliling b. Pedagang barang-barang konsumsi c. Pedagang sayuran dan buah-buahan d. Pedagang kebutuhan rumah tangga e. Warung makan f. Pengusaha-pengusaha pertanian

Keunggulan dari pengusaha kecil (Bambang dan Adi, 1994) adalah : 1). Hubungan yang lebih pribadi dengan langganan, penyuplai, dan karyawan. 2). Lebih efisien dalam berbagai hal. 3). Sumber inovasi, termasuk fleksibilitas dalam berbagai tindakan. 4). Faktor pengontrol bagi perusahaan besar yang cenderung mengembangkan monopoli. 5). Kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. 6). Produksi atau pengembangan pemimpin-pemimpin. Sedangkan kelemahan dari pengusaha kecil (Bambang dan Adi, 1994) adalah : 1). Kurangnya kemampuan mengelola akibat dari kurangnya latihan dan pengembangan. 2). Lemahnya daya finasial. 3). Posisi bersaing yang kurang kuat. 4). Sistem pencatatan kurang sempurna. 5). Kurangnya terkoordinasinya produksi dengan penjualan. 6). Meningkatnya kompleksitas operasi. Oleh karena itu pemerintah Indonesia mengambil langkah dalam pemecahan permasalahan yang terjadi pada umumnya di kalangan pengusaha mikro ini. Upaya untuk menanggulanginya harus menggunakan pendekatan yang
berlatar belakang pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan

aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan.

Untuk wilayah provinsi Bengkulu khusunya kabupaten Rejang Lebong pengusaha mikro lebih mengembangkan potensi daerahnya dari segi agribisnis. Karena daerah ini sangat terkenal akan hasil bumi berupa sayur mayurnya. Tetapi para petani di Kabupaten Rejang Lebong provinsi Bengkulu, memiliki hasil bumi andalan yakni berupa kentang merah. Kentang ini lebih kaya karbohidrat dan zat besi. Petani menyukai budidayanya karena pemeliharaan yang simpel. Penanaman bibit kentang sampai panen memakan waktu 100-130 hari. Panen kentang biasa berlangsung tiga kali setahun. Kelompok ini menghasilkan 15 ton dari setengah hektare lahan. Keseluruhan, petani se-Kabupaten Rejang Lebong menghasilkan 40-50 ton kentang sekali musim panen. Karena itu, Kabupaten Rejang Lebong tak lagi membutuhkan pasokan kentang dari luar daerahnya. Bahkan, kentang produksi mereka di pasarkan di seputar provinsi Bengkulu dan Palembang. Umbi kentang bahkan sudah menjadi bahan makanan yang akrab bagi masyarakat. Bahkan, di Eropa, kentang menjadi makanan pokok. Umumnya kentang yang kita kenal dan banyak beredar di pasaran adalah kentang berumbi putih kekuningan. Tapi, ada juga kentang berumbi merah. Kentang jenis ini kulitnya berwarna merah, tapi dagingnya berwarna kuning. Untuk lebih jelas lagi kandungan kentang merah per 100 g ini dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1. Kandungan kentang merah per 100 g

Kandungan Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat Kalsium Fosfor Serat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C

Jumlah 83,00 kal 2,00 g 0,10 g 19,10 g 11,00 mg 56,00 mg 0,30 g 0,70 mg 0,00 RE 0,09 mg 0,03 mg 16,00 mg

Niacin 1,40 (Buah Sumber : Dra. Emma S. Wirakusumah, M.Sc., 2001mg dan Sayur untuk Terapi)

Berdasarkan data ini dapat kita simpulkan bahwa pembudidayaan kentang merah sangat bermanfaat karena kandungan gizi yang dihasilkan dari kentang merah tersebut sangat baik. Selain itu cara pembudidayaannya pun tergolong mudah. Hal inilah yang mendorong para pengusaha di Kecamatan Selupu Rejang untuk membudidayaan kentang merah menjadi bahan pangan siap saji misalnya keripik kentang merah. Namun kebanyakan dalam kegiatan pembudidayaan ini banyak pengusaha yang terkendala dengan masalah umum yang dihadapi oleh para pengusaha mikro yaitu permasalahan kurangnya modal yang dibutuhkan. Sehingga dengan adanya permasalahan ini sedikit menghambat proses kegiatan pembudidayaan yang akan dijalankan.

Tetapi para pengusaha mikro sekarang tidak perlu khawatir terhadap permasalahan tersebut sebab sekarang pemerintah sedikit memprioritaskan pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), hal ini disebabkan karena Usaha Kecil Menengah ini ternyata sangat berpengaruh besar dalam memperkuat struktur perekonomian baik di daerah maupun secara nasional. Sehingga untuk menghindari masalah kekurangan modal yang terjadi di kalangan pengusaha mikro mulai tahun 2007 Pemerintah mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Dengan adanya PNPM Mandiri Perdesaan ini diharapkan pengusaha mikro yang berada di perdesaan dapat diberikan kemudahan dalam pelayanan jasa Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP). Hal ini juga untuk membantu penggalian potensi yang ada di kalangan pedagang / pengusaha yang memiliki ekonomi lemah.

Dari latar belakang ini penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendapatan Sebelum dan Sesudah Memperoleh Dana PNPM-MP pada Usaha Keripik Kentang Merah Desa Karang Jaya Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong

B. Identifikasi Masalah Dalam Penelitian ini masalah yang akan dibahas adalah mengenai pengaruh yang ditimbulkan dari pendanaan yang dilakukan PNPM Mandiri Perdesaan terhadap pendapatan usaha keripik kentang merah.

C. Batasan Masalah Penulis hanya meneliti tingkat pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh dana PNPM-MP usaha keripik kentang merah desa Karang Jaya Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong Tahun 2008.

D. Rumusan Masalah Adakah pengaruh tingkat pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh dana PNPM-MP pada usaha keripik kentang merah desa Karang Jaya Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong

E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembiayaan yang diberikan dari Dana Program PNPM-MP terhadap pendapatan usaha kecil di Kabupaten Rejang Lebong.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama :

1. Pemerintah Sebagai bahan kajian pemerintah agar dapat memberikan perhatian lebih kepada pengusaha kecil sehingga kegiatan UKM dapat berjalan dengan lancar dan tidak terkendala lagi dengan permasalahan yang umumnya terjadi di kalangan pengusaha mikro. 2. Perusahaan Sebagai pedoman dalam mengambil keputusan yang terbaik untuk perusahaannya. 3. Masyarakat Dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan 4. Penulis Sebagai salah satu persyaratan dalam penyelesaian tugas akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Deskripsi Teori Pendapatan dan Pembiayaan 1. Pendapatan Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan. Dalam beberapa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada

10

pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten, dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor (wikipedia bahasa indonesia) Dalam akuntansi, pendapatan merepresentasi capaian atau hasil dan biaya merepresentasi upaya. Dengan demikian, konsep upaya dan hasil mempunyai implikasi bahwa pendapatan dihasilkan oleh biaya. Artinya hanya dengan biaya, pendapatan dapat tercipta. Pendapatan timbul karena peristiwa atau transaksi pada saat tertentu dan bukan karena proses selama satu periode (Suwardjono, 2005). Teori lain menyebutkan bahwa arti dari pendapatan itu sendiri menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (1999:233) dalam buku Standart Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa pendapatan adalah: Arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Sedangkan menurut Accounting Principle Board dikutip oleh Theodorus Tuanakotta (1984:153) dalam buku Teori Akuntansi pengertian pendapatan adalah Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Selain itu menurut Commite On Accounting Concept and Standart dari AAA dikutip oleh Theodorus Tuonakotta (1984:144) dalam buku teori Akuntansi memberikan definisi pendapatan adalah Pernyataan moneter mengenai barang dan jasa yang ditransfer perusahaan kepada langgananlangganannya dalam jangka waktu tertentu. Paton dan Littleton mengemukakan bahwa pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan moneter. Hal ini juga dikemukakan Suwardjono (1984:167) dalam buku teori Akuntansi Perekayasaan Akuntansi Keuangan bahwa dari aspek fisik pendapatan dapat dikatakan sebagai hasil akhir suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Aspek moneter memberikan pengertian bahwa pendapatan dihubungkan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas.

11

Pendapatan baru dapat diakui setelah suatu produk selesai diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi yang ditandai dengan penyerahan barang. Pendapatan belum dapat dinyatakan ada dan diakui sebelum terjadinya penjualan yang nyata. Sumber pendapatan dapat terjadi dari transaksi modal atau pendanaan (financing); laba dari penjualan aktiva seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan; revaluasi aktiva; hadiah, sumbangan atau penemuan dan penyerahan produk perusahaan (hasil penjualan produk). Dari kelima hal yang disebutkan yang merupakan sumber utama pendapatan adalah hasil penjualan produk (Suwardjono, 2005). Pendapatan suatu usaha tergantung dari modal yang dimiliki, jika modal besar maka hasil produksi tinggi sehingga pendapatan yang didapat juga tinggi. Namun jika modal kecil maka hasil produksi rendah sehingga pendapatan yang diperoleh rendah. Untuk menambah modal usaha guna meningkatkan pendapatan maka dibutuhkan suatu pembiayaan.

2. Pembiayaan Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian atau

perkembangan suatu kegiatan usaha, maka akan dirasakan perlu adanya sumber-sumber untuk penyediaan dana untuk membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang. Dana yang diperlukan untuk kegiatan usaha merupakan salah satu faktor produksi selain sumber tenaga kerja, bahan baku/bahan penolong, kemampuan teknologi, dan manajemen. Modal yang diperlukan dalam kegiatan usaha dapat membantu meningkatkan pendapatan usaha. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan dari masyarakat yang surplus dana (Muhammad, 2002).

12

3. Prinsip-prinsip Pembiayaan Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan lebih dikenal dengan istilah 5C, yaitu: 1) Character (karakter) Yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran yaitu kemauan untuk memenuhi kewajibannya. 2) Capacity (kemampuan) Adalah suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai oleh bank. 3) Capital (modal) Adalah penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon debitur diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya dan penekanan pada komposisi modalnya. 4) Colateral (jaminan) Adalah barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Hal ini bertujuan untuk alat pengaman jika usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal.

13

5) Condition of economic (kondisi ekonomi) Adalah untuk mengetahui sejauh mana kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu negara akan memberikan dampak negatif maupun positif terhadap perusahaan yang memperoleh dana (Mulyono, 1996). Prinsip 5C ini dapat ditambah 2C sehingga menjadi 7C atau Seven Cs of Credit yaitu : 1) Constraint (batasan/ hambatan) Adalah batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak

memungkinkan seseorang melakukan binis di suatu tempat. 2) Coverage of insurance Menurut H.Mahmuddin (2004), yang dikutip oleh Firdaus Yusuf (2006) selain prinsip 7C dalam kredit terdapat prinsip lima 5P yaitu : 1) Person atau People Adalah penilaian pribadi dan kemampuan usaha calon nasabah, tenaga kerja dan pengelola serta orang-orang yang terlibat langsung dalam bisnis nasabah. 2) Purpose Adalah penilaian tujuan nasabah dalam mengambil kredit. 3) Prospect Adalah menilai masa depan usaha dan perhitungan bank antara resiko dan pendapatan yang diperoleh. 4) Payment Adalah penilaian kemampuan membayar kembali kredit.

14

5) Protection Adalah kemungkinan gagal sehingga perlu jaminan sebagai benteng terakhir perlindungan dan berbagai asuransi perlindungan dan berbagai asuransi perlindungan bagi nasabah dan bank. Menurut Kasmir (2004), yang dikutip oleh Firdaus Yusuf (2006) prinsip 5P bisa ditambah 2P yaitu Party dan Profitability. Party mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongangolongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas dan karakternya. Sedangkan Profitability adalah untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba apabila kredit diberikan. Prinsip-prinsip di atas sebaiknya satu sama lain dimiliki oleh calon debitur dalam posisi yang seimbang, artinya semua sama-sama memenuhi syarat dan tidak akan ada artinya jika satu prinsip baik sekali sedangkan prinsip lainnya kurang. Apalagi untuk prinsip character yang tidak bisa ditawar-tawar.

4. PNPM Mandiri Perdesaan 4.1. Sejarah dan Latar Belakang Lahirnya PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran.

Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Persoalan pengangguran lebih dipicu oleh rendahnya kesempatan dan peluang kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Upaya untuk

15

menanggulanginya harus menggunakan pendekatan multi disiplin yang berdimensi pemberdayaan. Pemberdayaan yang tepat harus memadukan aspek-aspek penyadaran, peningkatan kapasitas, dan pendayagunaan. Mulai tahun 2007 Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. PNPM Mandiri Perdesaan adalah program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan. Pendekatan PNPM Mandiri Perdesaan

merupakan pengembangan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK), yang selama ini dinilai berhasil. Beberapa keberhasilan PPK adalah berupa penyediaan lapangan kerja dan pendapatan bagi kelompok rakyat miskin, efisiensi dan efektivitas kegiatan, serta berhasil menumbuhkan kebersamaan dan partisipasi masyarakat. Visi PNPM Mandiri Perdesaan adalah tercapainya kesejahteraan dan kemandirian masyarakat miskin perdesaan. Kesejahteraan berarti

terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Kemandirian berarti mampu mengorganisir diri untuk memobilisasi sumber daya yang ada di lingkungannya, mampu mengakses sumber daya di luar lingkungannya, serta mengelola sumber daya tersebut untuk mengatasi masalah kemiskinan. Misi PNPM Mandiri Perdesaan adalah: (1) peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaannya; (2) pelembagaan sistem pembangunan partisipatif; (3) pengefektifan fungsi dan peran

16

pemerintahan lokal; (4) peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana sarana sosial dasar dan ekonomi masyarakat; (5) pengembangan jaringan kemitraan dalam pembangunan. Dalam rangka mencapai visi dan misi PNPM Mandiri Perdesaan, strategi yang dikembangkan PNPM Mandiri Perdesaan yaitu menjadikan rumah tangga miskin (RTM) sebagai kelompok sasaran, menguatkan sistem pembangunan partisipatif, serta mengembangkan kelembagaan kerja sama antar desa. Berdasarkan visi, misi, dan strategi yang

dikembangkan, maka PNPM Mandiri Perdesaan lebih menekankan pentingnya pemberdayaan sebagai pendekatan yang dipilih. Melalui PNPM Mandiri Perdesaan diharapkan masyarakat dapat menuntaskan tahapan pemberdayaan yaitu tercapainya kemandirian dan keberlanjutan, setelah tahapan pembelajaran dilakukan melalui Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Kabupaten Rejang Lebong merupakan salah satu sasaran PNPM Mandiri Perdesaan yang dilakukan secara nasional di seluruh provinsi yang ada di Negara Indonesia. Khusus untuk Kabupaten Rejang Lebong yang memiliki sejumlah 15 Kecamatan semuanya mendapat PNPM, akan tetapi yang menjadi sasaran Program PNPM Mandiri Perdesaan (PNPMMP) hanya lima kecamatan, sedangkan kecamatan lain mendapat PNPM lain. Kabupaten Rejang Lebong yang mempunyai lima wilayah kecamatan sasaran menjadi cukup strategis dalam membantu pemerintah daerah untuk mengurangi angka kemiskinan. Kelima kecamatan tersebut rata-rata

17

merupakan kecamatan induk sebelum diadakannya pemekaran kecamatan, kecamatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kecamatan Kota Padang 3. Kecamatan Sindang Kelingi 4. Kecamatan Bermani Ulu 5. Kecamatan Selupu Rejang Total : : : : : 7 Desa 14 Desa 11 Desa 12 Desa 12 Desa 56 Desa 2 7 Kelurahan Kelurahan 3 1 1 Kelurahan Kelurahan Kelurahan

2. Kecamatan Padang Ulak Tanding :

4.2. Ketentuan Pembiayaan / Pendanaan dalam PNPM Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) a). Menentukan Besarnya Alokasi Bantuan Langsung Masyarakat Alokasi BLM untuk setiap kecamatan dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu: 1. Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal Kecamatan yang mempunya desa tertinggal yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, maka alokasi BLM nya berdasarkan jumlah desa tertinggal yang ada di kecamatan tersebut. Data Desa Tertinggal merujuk pada data yang ditetapkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Alokasi BLM Kecamatan

yang mempunyai desa tertinggal, dengan ketentuan sebagai berikut:

18

Tabel 2. Ketentuan Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal

Jumlah Desa Tertinggal <3 4 5 6 7 8 9 10 11 > 12

Alokasi BLM (Rupiah) 1.000.000.000 1.250.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000 1.750.000.000 2.000.000.000 2.250.000.000 2.500.000.000 2.750.000.000 3.000.000.000

2. Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di kecamatan Untuk kecamatan-kecamatan yang tidak mempunyai desa tertinggal yang telah ditentukan pemerintah, dengan menggunakan dialokasikan

rasio penduduk miskin dan jumlah

penduduk dalam kecamatan, dengan ketentuan sebagai berikut:


Tabel 3. Ketentuan Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di kecamatan

Lokasi

Jumlah Penduduk < 25.000

Jawa

25.000-50.000 > 50.000

Luar Jawa

< 15.000 15.000-25.000

Persen Penduduk Miskin </=40% > 40% </=40% > 40% < 20% 20% sd 40% > 40% </=40% > 40% </=40% > 40% < 20%

Alokasi BLM (Rupiah) 1.500.000.000 1.750.000.000 1.750.000.000 2.000.000.000 2.250.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 1.500.000.000 1.750.000.000 1.750.000.000 2.000.000.000 2.250.000.000

19

> 25.000

20% sd 40% > 40%

2.500.000.000 3.000.000.000

b). Sumber dan Ketentuan Alokasi Dana BLM PNPM Mandiri Perdesaan Sumber dana berasal dari: 1). 2). 3). 4). Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Swadaya masyarakat Partisipasi dunia usaha

Ketentuan tentang alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan adalah sbb: 1). Berdasarkan penetapan lokasi kecamatan, Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Departemen Keuangan (Depkeu) menerbitkan Dokumen Anggaran yang berlaku sebagai surat keputusan otorisasi 2). Alokasi dana PNPM Mandiri Perdesaan dicatat pada Daftar Pembukuan Administrasi APBD Kabupaten

c). Mekanisme Penyaluran Dana Penyaluran dana dimengerti sebagai proses penyaluran dana BLM dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) atau Kas Daerah ke rekening kolektif BLM yang dikelola oleh UPK. Mekanisme penyaluran dana BLM sebagai berikut: 1. Penyaluran dana yang berasal dari pemerintah pusat mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Anggaran, Depkeu

20

2. Penyaluran dana yang berasal dari Pemerintah Daerah, dilakukan melaui mekanisme APBD dan diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal

Perbendaharaan, Depkeu 3. Dana yang berasal dari APBD harus disalurkan terlebih dahulu ke masyarakat, selanjutnya diikuti dengan penyaluran dana yang berasal dari APBN 4. Besaran dana dari APBD yang disalurkan ke masyarakat harus utuh (net) tidak termasuk pajak, retribusi atau biaya lainnya

MEKANISME PENYALURAN DANA BLM KEGIATAN


KPP N
Perintah Pembebana n

Pengajuan SPM : Tahap I : 20% Tahap II : 40% Tahap III : 20%

KC Bank Pelaksana
Kredit Rekening

SP2D Lb 3

KABUPATEN

KPA, Penerbit SPM, Bendahara,

BO KPPN
Perintah Pembayaran Kredit Rekening Perjanjian Pendanaan

Pengajuan SPP : Tahap I : 20% Tahap II : 40% Tahap III : 20%

KECAMATA N

PPK/PjO K
Pengajuan Pencairan Dana

U P K / MAD

Pengajuan Pencairan Dana

Pencairan Sesuai Kebutuhan

DESA Kelompok Masyarakat

21

Gambar 1. Mekanisme Penyaluran Dana

d). Mekanisme Pencairan Dana Pencairan dana adalah proses pencairan dari rekening kolektif BLM yang dikelola Unit Pengelola Kegiatan (UPK) kepada Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di di desa. Mekanisme pencairan dana sebagai berikut: 1). Pembuatan surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara UPK dengan TPK

22

2). TPK menyiapkan Rencana Penggunaan Dana (RPD) sesuai kebutuhan dilampiri dengan dokumen-dokumen perencanaan kegiatan (gambar desain, RAB, dan lampirannya)

3). Setelah berkas pengajuan sudah lengkap UPK meyerahkan berkas kepada
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan di Kabupaten (PjOK Kab) Pengajuan berkas dilanjutkan ke tingkat KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) 4). Setelah pembuatan SPM yang dilakukan oleh KPA, Berkas diajukan kembali ke KPPN yang akan menerbitkan SP2D 5). Kemudian Dana dicairkan ke masing-masing rekening UPK 6). Selanjutnya jika dana sudah masuk ke masing-masing rekening UPK, bagi desa yang sudah siap melaksanakan pekerjaan dan administrasi sudah lengkap dana BLM tersebut sudah dapat ditarik oleh UPK untuk disalurkan ke TPK masing-masing desa.

23

5
BANK PELAKSANA

KPPN

Penyaluran ke rek UPK

SP2D

SPM

KPA

3 UPK
7

SPP-LS

2 PJOK 1
Pengajuan Dana dg dokumen : SPPB, RPD, SKPD, KW-2, SKMP AKHIR

TPK

Gambar 2. Mekanisme Pencairan Dana

B. Kerangka Pikir Pendapatan dan pembiayaan (permodalan) merupakan variabel yang tidak dapat dipisahkan karena semakin tinggi pembiaayaan/permodalan yang diinvestasikan kedalam perusahaan maka semain besar juga pendapatan yang dihasilkan. Sehingga untuk lebih dapat membuktikan apakah kedua variabel ini saling berhubungan maka penulis melakukan observasi mengenai pengaruh pembiayaan terhadap pendapatan khususnya untuk usaha kecil menengah.

C. Hipotesa Penelitian

24

Hipotesa penelitian yang disimpulkan sementara yaitu semakin besar pembiayaan (permodalan) maka pendapatan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan juga semakin besar dan sebaliknya semakin kecil pembiayaan (permodalan) maka semakin kecil juga pendapatan yang dihasikan oleh suatu perusahaan tersebut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

25

A. Desain Penelitian Dalam melakukan observasi ini, terlebih dahulu peneliti melakukan rancangan kegiatan / tahapan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan demi tercapainya tujuan penelitian dan hasil maksimal yang akan diperoleh diantaranya : 1. Perencanaan/ strategi Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah lembaga tentu mempunyai tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan terlebih dahulu. Secara garis besar perencanaan ini menggambarkan tentang apa, bagaimana, mengapa dan kapan akan dilakukan sebuah kegiatan tersebut. Dalam hal ini penulis juga harus memiliki rencana kerja. Rencana kerja ini misalnya dapat diwujudkan denngan pembuatan quisioner, penentuan jadwal kegiatan, dsb. Jadi dengan adanya rencana kerja tadi akan dapat mempermudah penulis dalam penyusunan tugas akhir sehingga hasilnya dapat tersusun secara sistematis. 2. Aksi (Action) Setelah melaksanakan perencanaan, peneliti harus menjalankan rencana kerja yang sudah diprogramkan tadi sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan sebelumnya.

3. Observasi (Observation)

26

Tahap ini merupakan bagian dari pelaksanaan yang sebelumnya direncanakan pada tahap perencanaan. Penulis melakukan observasi lapangan secara langsung ke Kelompok dan anggota yang termasuk ke dalam Kelompok Simpan Pinjam yang didanai oleh PNPM Mandiri Perdesaan.. 4. Refleksi (Reflection) Berdasarkan data-data yang diperoleh dari responden tadi, maka selanjutnya data diolah, di evaluasi dan di analisis sehingga dapat menjadi dasar uji diri dan pedoman bagi penulis untuk melaksanakan tindakan berikutnya.. 5. Dokumentasi Sebagai data pendukung yang keabsahan dan kevalidannya sudah diakui, data-data tertulis dan arsip-arsip sangat dibutuhkan dalam penelitian ini. Data dokumentasi ini sebagai pengecek data verbal yang diberikan oleh responden.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian Keterangan Pendapatan Pendanaan Definisi Skala ukur

Jumlah uang yang diterima oleh Rupiah perusahaan dari aktivitasnya Pemberian kekayaan Rupiah

perusahaan dalam bentuk uang F. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

27

Populasi merupakan sekelompok subyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini peneliti mengambil kelompok SPP (Simpan Pinjam kelompok Perempuan) di Kecamatan Selupu Rejang. 2. Sampel Sampel adalah subyek yang merupakan bagian dari populasi. Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah kelompok SPP di Desa Karang Jaya yang memiliki usaha keripik kentang di Kecamatan Selupu Rejang.

G. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu melakukan wawancara serta menyajikan quisioner sehingga sehingga datadata diperoleh secara langsung dan selain itu juga bertujuan untuk dapat menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai usaha keripik kentang merah serta kelompok-kelompok SPP yang didanai oleh Program PNPM Mandiri Perdesan. 2. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang akan diolah nantinya dan digunakan untuk pembahasan materi dalam tugas akhir ini penulis mengumpulkan data-data yang bersumber dari : Data Primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh

penulis terhadap objek yang diteliti dengan cara observasi partisifatif yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung dan ikut terlibat dalam

28

kegiatan yang dilakukan serta mencatat data-data yang diperoleh yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Atau dengan kata lain data primer merupakan data tangan pertama yang diperoleh langsung dari subjek penelitian (responden) dengan menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Dalam pembahasan ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan keadaan yang ada dalam bentuk perhitungan angka-angka dan analisis akuntansi yaitu

mengambarkan fenomena yang ada dalam perhitungan akuntansi. Data Sekunder yaitu data-data pendukung yang diperoleh dari luar

atau data yang diperoleh dari tangan kedua. Teknik yang digunakan adalah study kepustakaan yaitu mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan data-data literature yang terdapat di perpustakaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini.

H. Teknik Analisa Data Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan sebelum dan sesudah memperoleh dana PNPM-MP pada usaha keripik kentang merah desa Karang Jaya Kec. Selupu Rejang Kab. Rejang Lebong dipergunakan analisa Regresi Linier Sederhana dengan rumus sebagai berikut: = a + bx

Dimana :

29

x : : a : b :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

31

Dari pembahasan dan analisa data pada Bab IV maka didapat kesimpulan bahwa : 1. Usaha keripik kentang ini mengalami peningkatan pendapatan setelah memperoleh tambahan dari program PNPM Mandiri Perdesaan. 2. Keberadaan Program PNPM Mandiri Perdesaan ini sangat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dibidang ekonomi, maupun sarana dan prasarana khususnya di desa.

B. Saran Adapun keterbatasan-keterbatasan dan saran yang dapat diajukan penulis dari penelitian yang telah dilakukan antara lain sebagai berikut : 1. Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis menghadapi kendala yaitu terbatasnya sampel, karena responden yang termasuk pengusaha kecil ada yang tidak mau dilibatkan dalam penelitian dengan alasan tidak mau diketahui besarnya pendapatan yang mereka peroleh. Maka dari itu penulis mencoba memberi saran bagi penelitian-penelitian berikutnya untuk mengambil sampel di lingkup pasar yang lebih besar. 2. Penelitian ini hanya menggunakan pendapatan bersih penjualan rata-rata perbulan, oleh karena itu bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan pendapatan rata-rata per minggu. 3. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan melakukan perbaikan seperlunya.

32

33

DAFTAR PUSTAKA

34

Parsini, (2006), Buku Ajar Geografi Star Idola, Solo ; Putra Kertonatan Online, http://weekend.kontan.co.id Online, http://agribisnis.deptan.go.id Online, wardoyo@staff.gunadarma.ac.id Depdagri, (2008), PTO Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan, Jakarta Kholisoh, Luluk (1992), Statistika dan Probabilitas, Jakarta ; Gunadarma Walpole, Ronald E., (1992), Pengantar Statistika, Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama Azwar, Saifuddin MA.(2010), Metode Penelitian, Yokyakarta : Pustaka Belajar Sucipto, Toto (1999), Siklus Akuntansi, Jakarta : Yudhistira Syafii Syakur, Ahmad (2009), Intermediate Accounting, Jakarta ; AV. Publisher

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Kandungan Gizi kentang per 100 g

35

Tabel 2. Tabel 3.

Ketentuan Alokasi berdasarkan keberadaan desa tertinggal Ketentuan Alokasi berdasarkan ratio penduduk miskin dan jumlah penduduk di kecamatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mekanisme Penyaluran Dana

36

Gambar 2. Mekanisme Pencairan Dana

DOKUMENTASI
I Bahan Baku Utama Keripik Kentang Merah

37

I Keripik yang diolah dari Kentang Merah

38

You might also like