'Beri aku seribu orang, dan dengan mereka aku akan menggerakkan Gunung Semeru' Beri aku sepuluh pemuda yang membara cintanya kepada Tanah Air, dan aku akan mengguncang dunia` Ir. Soekarno-
Begitu banyak harapan dan keinginan yang tertuju pada pemuda-pemudi Indonesia, harapan dan keinginan itu memang cukup besar dan hampir merata disetiap perbincangan solusi mengenai segala masalah yang menggoncang bangsa ini. Namun pada kenyataannya, pemuda-pemudi bangsa ini kurang (belum) menyadari akan hal itu, tanggung jawab yang nantinya ditanggungkan diatas pundak mereka, tongkat kepercayaan yang sedang berestapet menuju tangan mereka. Mereka justru masih saja harus disuguhi tanpa memiliki kreatiIitas dan emosional sendiri untuk mencari dan menggali apa yang belum mereka miliki dan kuasai untuk mengembangkan segala potensi yang mereka rasa kurang, agar bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul untuk berperan secara signiIikan bagi pergerakan kemajuan bangsa ini. Jika kita menilik sedikit ke sejarah perjuangan bangsa ini, peranan pemuda dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia memang bersiIat dominan dan monumental. Sebagai contoh di era pra-kemerdekaan, Lahirnya Boedi Oetomo -20 Mei 1908- yang kemudian diperingati sebagai Kebangkitan Nasional kemudian dilanjutkan dengan peristiwa Sumpah Pemuda -28 Oktober 1928- yang dipelopori oleh banyak pemuda bangsa maupun ketika era kemerdekaan sepeerti Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), transisi politik 1966, dan Gerakan ReIormasi 1998, pemuda selalu tampil dengan jiwa kepeloporan, kejuangan, dan patriotismenya dalam mengusung perubahan dan pembaharuan. Princeton mendeIinisikan kata pemuda (youth) dalam kamus Webstersnya sebagai 'the time of life between childhood and maturity, early maturity, the state of being young or immature or inexperienced, the freshness and vitality characteristic of a young person. Sedangkan dalam kerangka usia, WHO menggolongkan usia 10 24 tahun sebagai young people, sedangkan remaja (adolescence) dalam golongan usia 10 -19 tahun. Contoh lain di Canada dimana negara tersebut menerapkan bahwa 'after age 24, youth are no longer eligible for adolescent social services. Al-Qur`an sendiri mendeIiniskan pemuda (asy- syabab) didalam ayat-ayatnya sebagai orang yang tidak pernah berputus asa, memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Dari semua deIinisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemuda adalah remaja umur 10-24 tahun yang memiliki kepercyaan kuat terhadap segala sesuatu, berkomitmen kuat dan tidak mudah berputus asa. Pemuda memiliki peran yang strategis dalam mendukung pembangunan masyarakat suatu negara yang berkualitas. Pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku pembangunan masa depan. Kekuatan suatu negara di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya pemuda saat ini. Selain itu, pemuda juga berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dinegara itu sendiri, salah satunya karena proporsi jumlah penduduk usia muda yang relatiI lebih besar dibanding penduduk lain. Pemuda adalah masa dimana manusia sedang berada di dalam puncak potensinya. Berbagai potensi yang dimiliki pemuda adalah : Pertama, Potensi Spiritual. Pemuda sejati, ketika meyakini sesuatu, akan memberi sesuatu apapun yang dimiliki dan disanggupinya secara ikhlas tanpa mengharapkan pamrih apapun. Kedua, Potensi Intelektual. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan pemuda berbasis Intelektual. Ketiga, Potensi Emosional. Keberanian, semangat, dan kemauan keras yang dimilikinya senantiasa menggelora serta mampu menular kedalam jiwa bangsanya. Keempat, Potensi Fisikal. Secara Iisik pemuda berada dalam puncak kekuatan. Akan tetapi apabila hal ini tidak dimanIaatkan dengan baik maka akan menjadi bumerang tersendiri, karena bila jumlah yang besar ini tidak dapat terserap dalam pasar tenaga kerja maka akan menimbulkan penggangguran yang malah menjadi beban masyarakat. Untuk itu, pemuda harus disiapkan dan diberdayakan agar mampu memiliki kualitas dan keunggulan daya saing guna menghadapi tuntutan, kebutuhan serta tantangan dan persaingan di era global. Di Indonesia, jumlah usia produktiI (pemuda0 diperkirakan mencapai 80 juta jiwa, angka yang sungguh membanggakan. Tetapi angka itu tidak diikuti oleh besarnya persentase kemajuan yang sudah diraih bangsa ini. Hasil pendataan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan angka pengangguran usia produktiI yang sungguh memprihatinkan, sebanyak 60,5 pemuda usia 16 tahun hingga 20 tahun di seluruh provinsi di Indonesia tidak memiliki pekerjaan tetap, atau pengangguran. 7,4 juta orang pemuda yang termasuk dalam kategori usia 16-30 yang mengganggur. Dan jika dilihat dari latar belakang pendidikannya, maka 27,09 persen berpendidikan SD kebawah, 22,62 persen berpendidikan SLTP, 25,29 Persen berpendidikan SMA, 15,37 Persen berpendidikan SMK. Sedangkan jika dilihat lokasi desa/kota, maka penyebaran dari Pemuda ini terlihat sebanyak 5,24 juta orang (53)berada di perkotaan dan 4,2 juta orang berada di pedesaan. Data yang ditunjukan belum meliputi pemuda yang berstatus tidak bersekolah, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2011 sekitar 1,27 jumlah pemuda belum/tidak pernah sekolah; 17,34 masih/sedang bersekolah; dan 81,40 sudah tidak bersekolah lagi. Berdasarkan data tersebut, jika pemerintah dan masyarakat tidak segera bersama-sama membenahi permasalahan ini, bukan hal yang mustahil jika angka ini terus melonjak naik dan menjadi penghambat yang serius untuk kemajuan bangsa ini, khususnya disisi ekonomi karena tingkat pengangguran yang tinggi menunjukan bahwa negara itu belum siap berkembang dalam perekonomiannya. Terlebih lagi angka pemuda yang mendapat pendidikan masih sangat kurang. Rencana dan proses Pengembangan pemuda dalam meraih kemajuan bangsa ini khususnya dalam bidang ekonomi merupakan alasan yang paling mendasar agar permasalah- permasalahan yang mencakup pemuda segera dapat diatasi, agar mimpi untuk menjadi negara maju (lepas landas) seperti yang diimpikan oleh segenap masyrakat negeri ini tidak lagi menjadi isapan jempol dan janji penguasa belaka. Negara Indonesia sudah tertinggal satu langkah dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, memberikan perhatian serius terhadap pembangunan pemuda. Pembangunan pemuda di Malaysia dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Ministry oI Youth and Sport). Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia memiliki Visi sebagai berikut: (1) Ke arah mewujudkan masyarakat pemuda yang memiliki keperibadian yang terpadu dari segi rohani, akhlak dan jasmaniah, bertanggungjawab, bersemangat sukarela dan patriotik untuk menjadi penggerak kepada kemajuan dan kemakmuran negara; (2) Melahirkan masyarakat yang aktiI, sehat dan cergas serta membangunkan atlet olahraga berprestasi tinggi bertaraI internasional. Pembangunan pemuda di Malaysia diarahkan untuk membina masyarakat pemuda yang bersatu padu, berdisiplin, berakhlak tinggi dan bergerak maju dalam bidang sosial dan ekonomi. Arah kebijakan ini dilaksanakan memalui beberapa strategi, sebagai berikut: (1) Memberi penekanan kepada perubahan moral dan sikap generasi pemuda yang bertanggungjawab, dinamis, dan mempunyai daya kepimpinan yang baik melalui berbagai program yang diadakan di daerah, negeri, kebangsaan dan antarabangsa; dan (2) Melengkapi generasi muda dengan berbagagi latihan dan kemahiran vokasional serta siIat-siIat keusahawanan supaya mereka berdikari melalui kursus secara Iormal di Institut Kemahiran Belia Negara (IKBN). Sementara di Singapura pembangunan pemuda dilaksanakan oleh inistry of Community Development, Youth, and Sports (Kementerian Pembangunan Komunitas, Pemuda dan Olahraga). Visi pembangunan pemuda Singapura adalah bertujuan untuk mengembangkan pemuda yang dinamis dan memasyarakat di dunia internasional. Sasaran pembangunan pemuda di Singapura adalah (1) meningkatnya semua potensi pemuda; (2) meningkatnya responsibilitas pemuda; dan (3) mengakarnya pemuda di masyarakat Singapura. Untuk mencapai sasaran tersebut, Pemerintah Singapura melaksanakan program pembangunan sebagai berikut: (1) Pemberdayaan pemuda dengan cara meningkatkan Iasilitas pemuda dan meningkatkan kemampuan pemuda; (2) Pengakuan terhadap perbedaan yaitu dengan menerima dan mendukung setiap minat dan cita-cita yang berbeda dari generasi muda. Lalu bagaimana dengan pengembangan pemuda di negri kita ini Indonesia-? Jika kita melihat secara Iakta, pengembangan pemuda diindonesia sama seperti apa yang dilakukan oleh Malaysia dan Singapura, yaitu melalui Kementrian Pemuda dan Olahraga. Akan tetapi hasil yang diraih masih jauh dari kata puas. Sebagai pemuda, saya melihat bahwa pendidikan merupakan solusi yang sangat mendasar, pendidikan yang dimaksud disini tidak hanya dari sisi pendidikan Iormal juga tetapi diimbangi dengan pendidikan inIormal seperti pendidikan keagamaan, pendidikan olahraga pendidikan kreatiIitas dan lain-lain, untuk mencapai hal itu Kemenpora harus berjalan berdampingan dengan seluruh Kementrian yang ada untuk dapat untuk meyiapkan pemuda-pemuda Indonesia menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul. Karena kesuksesan seorang pemuda tidak hanya dilihat dari Intellegence Quotient (IQ) saja akan tetapi juga dilihat dari Emotinal & Spiritual Quotient (EQ & IQ). Pemuda yang sukses pasti akan bisa membawa negara nya menuju kesuksesan (Negara Maju) Kewirausahaan merupakan satu dari sekian banyak solusi yang ditawarkan oleh para ahli, memang benar jika kita berpikir sederhana. Apabila pemuda memiliki jiwa kewirausahaan dalam artian mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain terlebih negara baik dalam hal ekonomi maupun pendidikan, maka permasalahan mengenai pemuda yang tiap tahun hanya berkutat pada tingkat pendidikan dan pengangguran akan dengan sendirinya dapat teratasi, dengan itu APBN negara hanya perlu dibelanjakan guna mempersiapkan, melatih dan mengembangkan semua pemuda menjadi #eal Youth Entrepreneurship. Seorang Ilmuwan Amerika bernama David McClelland, pernah menjelaskan bahwa suatu negara disebut makmur jika mempunyai jumlah wirausahawan minimal 2 dari jumlah penduduknya. Namun, saat ini jumlah pengusaha Indonesia hanya 0,24 dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia sekitar 240 juta, maka negeri ini membutuhkan setidaknya 4,2 juta pengusaha untuk mencapai minimal 2 jumlah usahawan. Jumlah usahawan yang hanya 2 dari jumlah penduduk, artinya terdapat dua orang dari setiap 100 orang penduduk yang membuka lapangan pekerjaan. Ini berarti, 1 orang pengusaha menghidupi 49 orang lain yang bukan pengusaha. Angka ini akan melonjak menjadi 400-an orang yang harus ditanggung oleh seorang pengusaha jika saat ini baru terdapat 0,24 penduduk Indonesia yang menjadi wirausahawan. Jumlah ini tentu sangat tidak sebanding, dan menunjukkan bebanpenduduk yang harus ditanggung para pengusaha kita. Dari sekian banyak tulisan saya, saya meyakini setidaknya 3 hal yakni 5079,2, di dalam diri pemuda perlu ditanamkan rasa nasionalisme, kebhinekaan, dan persatuan di tengah-tengah masyarakat. K0/:, pemuda harus bisa meningkatkan kecerdasan EQ dan SQ karena kedua kecerdasan itulah yang hanya mampu membimbing jiwa pemuda yang labil menuju keberhasilan sesungguhnya yang nantinya dapat menjadilan negara kita berkembang pada jalur yang benar dan ditangan pemimpin-pemimpin yang tepat dan yang K09, Pemuda haruslah dengan sendirinya dapat menjadi makin kreatiI, inovatiI, produktiI, dan memiliki kapasitas lebih agar, memiliki peluang yang besar untuk memainkan peran baik sebagai pelaku ekonomi potensial pada skala mikro, kecil, menengah, dan besar, baik di dalam maupun di luar negeri ataupun dalam bidang yang mereka kuasai. Globalisasi pada era sekarang menuntut kapasitas, kualitas dan proIesionalitas dalam segala bentuk, termasuk di dunia usaha. Kita perlu mengingatkan kembali bahwa, UU No. 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, telah mengamanahkan bahwa pembangunan kepemudaan bertujuan untuk terwujudnya pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatiI, inovatiI, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, entrepreneurship sangat penting, inovasi sangat penting sebagai penyangga sekaligus solusi dari pengurangan dan kemiskinan di negeri ini.