You are on page 1of 16

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Penyuluhan Pertanian Penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Jika ditinjau dari segi falsafah ilmu pengetahuan penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan) dengan tujuan mengubah perilaku klien sesuai dengan yang direncanakan atau dikehendaki. Sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. Dalam sumber lain mengatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. (Departemen Pertanian, 2002)

2.2 Sasaran, Tujuan, dan Prinsip Penyuluhan Pertanian

Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa pihak yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian. Tujuan dari dilaksanakannya penyuluhan pertanian adalah agar pertanian di Indonesia dapat berkembang serta dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan
1

rakyat. Selain itu dapat menambah pengetahuan serta perubahan sikap yang lebih baik yang akan diambil petani untuk kedepannya. Departemen Pertanian (2009) menyatakan bahwa Penyuluhan Pertanian sebagai upaya membantu masyarakat agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dan meningkatkan harkatnya sebagai manusia. Menurut Valera, et.al. (1987), prinsip penyuluhan pertanian adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Prinsip-prinsip penyuluhan lainnya adalah (Dahana dan Bhatnagar, 1980) : a.
c.

mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat, memperhatikan keragaman budaya, kerjasama dan partisipatif masyarakat, demokrasi dalam penerapan ilmu, belajar sambil bekerja, menggunakan metode yang sesuai, pengembangan kepemimpinan, spesialisasi yang terlatih, memperhatikan kelurga sebagai unit sosial, dan dapat mewujudkan kepuasan

b. melibatkan organisasi masyarakat bawah,

d. memperhatikan perubahan budaya,

e. f. g. h. i. j.
k.

l. 2.3

Metode Penyuluhan Pertanian Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Untuk penerapan dari metode penyuluhan pertanian dengan mengamati terlebih dahulu dasar pertimbangan pemilihan metode penyuluhan pertanian yang terdiri: a. Sasaran tingkat pengetahuan sasaran, ketrampilan dan sikap sasaran
2

kondisi sosial budaya sasaran penyuluhan Banyaknya sasaran yang dicapai. b. Sumberdaya penyuluhan Kemampuan penyuluh yang meliputi pengusaan ilmu dan ketrampilan serta sikap yang dimiliki. Materi penyuluhan yang akan disampaikan Ketersediaan sarana dan biaya penyuluhan c. Keadaan Daerah Musim dan iklim Keadaan usahatani Keadaan lapangan d. Kebijaksanan Pembangunan Pertanian Yang berasal dari pemerintah pusat dan daerah Yang berasal dari masyarakat petani Bila dasar pertimbangan untuk pemilihan tersebut telah terpenuhi maka untuk merancang metode dan teknik penyuluhan pertanian dengan melakukan tahapan : a) Mengidentifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan perlengkapannya, serta data keadaan daerah atau wilayah dan kebijakan pembangunan. b) Menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. c) Menetapkan metode penyuluhan pertanian. atau materi, selanjutnya penyuluh menyusun bagaimana untuk mengetahui bahwa metode yang digunakan akan memperoleh tingkat efektivitas yang optimal. Beberapa jenis metode penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan : a) c) e) Ceramah Anjangsana Magang
3

d) Setelah penyuluh dapat menetapkan cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan

b) Demonstrasi d) Kursus Tani

f)

Mimbar Sarasehan

g) Pameran h) Perlombaan i) j) l) Pertemuan Diskusi Temu Karya Temu Tugas

k) Temu Lapang m) Temu Usaha n) Temu Wicara o) Widyawisata p) Karyawisata q) Sekolah Lapang Tingkat keberhasilan dari penerapan metode penyuluhan pertanian dapat diukur dengan menganalisis tingkat efektifitas pemanfaatan dan pendayagunaan dari satu atau kombinasi beberapa metode. 2.4 Materi Penyuluhan Pertanian Menurut pengertian bahasa materi berarti segala sesuatu yang tampak. Dalam pengertian yang lebih luas materi sering diartikan sesuatu yang menjadi bahan untuk diujikan, dipikirkan, dibicarakan, dikarangkan, atau disampaikan. Dibidang penyuluhan pertanian materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran senyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Dalam bahasa teknis penyuluhan, materi penyuluhan seringkali disebut sebagai informasi pertanian (suatu data atau bahan yang diperlukan penyuluh, petani-nelayan, dan masyarakat tani). Materi penyuluhan antara lain dapat berbentuk pengalaman misalnya pengalaman petani yang sukses mengembangkan komoditas tertentu, hasil pengujian atau hasil penelitian, keterangan pasar atau kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa materi penyuluhan dibuat berdasarkan kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha dengan memperhatikan kemanfaatan dan kelestarian sumber daya pertanian. Materi penyuluhan berisi unsur pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial serta unsur ilmu pengetahuan, teknologi, informasi, ekonomi, manajemen, hukum, dan pelestarian lingkungan. Materi penyuluhan pertanian dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya pertanian. Karena itu materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian tersebut harus diverifikasi terlebih dahulu oleh instansi yang berwenang di bidang penyuluhan pertanian. Verifikasi materi penyuluhan pertanian tersebut dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerugian sosial ekonomi, lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat. Dengan demikian materi penyuluhan pertanian yang belum diverifikasi dilarang untuk disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian. Secara rinci bahan atau materi penyuluhan pertanian yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha pertanian meliputi : a. Segala informasi pertanian yang mencakup : 1. Pengalaman praktek para petani yang "lebih" berhasil baik dari wilayah yang bersangkutan maupun dari luar wilayahnya yang mempunyai kondisi agroklimat yang (hampir) serupa; 2. hasil-hasil pengujian, terutama dari pengujian lokal (local verification trials); 3. Saran rekomendasi yang telah ditetapkan oleh instansi yang berwenang; 4. Keterangan pasar seperti : catatan harga hasil-hasil pertanian, penawaran dan atau permintaan akan sarana produksi dan hasil-hasil pertanian, dan lain-lain; 5. Berbagai kebijaksanaan dan atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah setempat yang berkaitan dengan sektor pertanian seperti kebijaksanaan harga-dasar, peraturan tentang permohonan dan pengembalian kredit, dan lain-lain. b. Latihan ketrampilan tentang :
5

1. teknis pertanian seperti penggunaan alat-alat/mesin pertanian, teknik atau cara memupuk, menggunakan sprayer, dan lain-lain; 2. mengelola usahatani berupa mengerjakan soal-soal latihan analisa usahatani, pengumpulan informasi pasar dan lain-lain. c. Dorongan dan atau rangsangan menuju swakarsa, swakarya, dan swadaya masyarakat berupa : 1. perlunya berusahatani secara berkelompok, pembentukan organisasi dan atau lembaga-Iembaga pelayanan transportasi, dan lain-lain; 2. menciptakan berbagai kemudahan fasilitas yang diperlukan seperti penyediaan alatalat/mesin pertanian, perlengkapan rumah-tangga untuk yang punya hajat, dan lainlain. Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai bahan penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan dalam : a. llmu Teknik Pertanian yang tidak hanya mencakup mengenai apa yang harus dilakukan, tetapi juga mengapa, bagaimana, kapan dan di mana harus dilaksanakan. Materi yang diberikan harus dlkaitkan dengan pengalaman yang dimiliki petani setempat dan harus disertai kepercayaan kepada realitas-realitas yang ditemui di lapangan. b. Ilmu Ekonomi Pertanian yang terutama diarahkan kepada usaha pengelolaan usahatani yang lebih bermanfaat secara ekonomis maupun non ekonomis. c. Ilmu Tatalaksana Rumah Tangga Petani, mengingat bahwa kegiatan usahatani dalam kenyataannya adalah merupakan bagian dari kegiatan rumah tangga petani secara keseluruhan, maka untuk menuju efisiensi pengelolaan usahatani harus selalu dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai tatalaksana rumah tangga petani. d. Dinamika Kelompok, kegiatan penyuluhan pertanian pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang selalu berurusan dengan "manusia" petani yang harus dapat diajak mengubah sikapnya, cara bertindak, cara bekerja, bahkan juga polapikirnya untuk mencapai kesejahteraan yang lebih tinggi melalui usaha menaikkan produktivitas dan pendapatan/keuntungan usahataninya. Tetapi, jika harga diri mereka direndahkan, jika
6

seperti koperasi, kios produksi, perkreditan,

potensi yang terpendam di dalam diri tidak digali dan dikembangkan, perubahan yang diharapkan itu tak akan mungkin terjadi. Sehubungan dengan itu, mengingat petani adalah golongan masyarakat yang sangat erat ikatan kelompoknya, maka kepada mereka disamping materi penyuluhan pertanian yang lain perlu diberi materi tentang dinamika kelompok. e. Politik Pembangunan Pertanian, di samping pokok-pokok materi yang telah disebutkan di atas, maka dalam penyuluhan pertanian perlu juga diberikan pokok materi tentang politik pembangunan pertanian yang sedang menjadi program pemerintah. Hal ini penting, sebab tujuan usahatani tidak hanya untuk menuju kesejahteraan orang seorang atau bagi petani saja, melainkan mempunyai tugas yang penting bahkan sangat penting arti dan peranannya bagi kesejahteraan masyarakat dan bangsa pada umumnya. Tidak saja untuk mencukupi kebutuhan pokok, tetapi juga peran dan artinya ditinjau dari martabat bangsa, dari segi keamanan, dan stabilitas nasional dalam arti yang sangat luas. Mardikanto (1993) menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan pertanian dapat kelompokkan menjadi : a. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : Kementrian /dinas-dinas terkait Lembaga penelitian dan pengembangan Pusat-pusat pengkajian Pusat-pusat informasi Pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh
b) Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta atau lembaga swadaya masyarakat yang

bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi.


c)

Pengalaman petani, baik pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya.

d) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

Arboleda (1981) dalam Mardikanto (1993) memberikan acuan agar setiap penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada setiap kegiatannya ke dalam : a. Materi Pokok (Vital) Materi pokok merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan dan harus diketahui oleh sasaran utamanya. Materi pokok sedikitnya mencakup 50 persen dari seluruh materi yang disampaikan. b. Materi Penting (Important) Materi penting berisi dasar pemahaman tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasarannya. Materi ini diberikan sekitar 30 persen dari seluruh materi yang disampaikan. c. Materi Penunjang (Helpful) Materi penunjang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahamannya tentang kebutuhan yang dirasakannya itu. Materi ini maksimal 20 persen dari seluruh materi yang disampaikan. d. Materi Mubazir (Super flous) Materi ini sebenarnya tidak perlu dan tidak ada gayutannya dengan kebutuhan yang dirasakan oleh sasaran. Karena itu dalam setiap kegiatan penyuluhan sebaiknya justru dihindari penyampaian materi seperti ini. Agar materi yang akan kita sampaikan benar-benar efektif (sesuai dengan kebutuhan sasaran), maka dalam melakukan pemilihan materi penyuluhan pertanian hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut ini : a) Profitable, memberikan keuntungan yang nyata kepada sasaran; b) Complementer, dapat mengisi kegiatan-kegiatan komplementer daripada kegiatan yang ada sekarang ; c) Competibility, tidak bertentangan dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat ; d) Simplicity, sederhana mudah dilaksanakan, tidak memerlukan ketrampilan yang terlalu tinggi ; e) Availability, pengetahuan, biaya dan sarana yang diperlukan, dapat disediakan oleh sasaran ;
8

f)

Immediate Aplicability, dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil yang nyata ;

g) In expensiveness, tidak memerlukan ongkos tambahan yang terlalu mahal ; h) Law risk, tidak mempunyai resiko yang besar dalam penerapannya ; i) j) Spectaculer impact, impact dari penerapannya menarik dan menonjol ; dan Expandible, dapat dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda. 2 Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi penyuluhan. Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam sinopsis. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi. 2.5 Tenaga Penyuluh Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 dinyatakan bahwa penyuluhan dilakukan oleh penyuluh PNS, penyuluh swasta, dan/atau penyuluh swadaya. Keberadaan penyuluh swasta dan penyuluh swadaya bersifat mandiri untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Beberapa kriterian penyuluh pertanian yang akan diterima petani, yaitu sebagai berikut :
a. layak b.tahu

untuk dipercaya, persis situasi petani sehingga dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi

sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya,


c. d.

selalu ada jika dibutuhkan, dalam arti penyuluh pasti punya waktu untuk sasaran, dan penyuluh tidak sering ganti. Di bawah ini adalah kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki Penyuluh

Pertanian:
a)

Kemampuan berkomunikasi
9

b)

Sikap penyuluh: menghayati profesinya, menyukai masyarakat sasaran, yakin bahwa inovasi yang disampaikan telah teruji Kemampuan penyuluh tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi; segala sesuatu yang masyarakat suka atau tidak suka Kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll.) Peran Penyuluh Pertanian adalah :

c)

d)

a. Sebagai fasilitator : orang yang memberikan fasilitas atau kemudahan. b. Sebagai mediator : orang yang menghubungkan lembaga pemerintah / lembaga penyuluhan dengan sasaran.
2.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Definisi evaluasi dapat diambil dari pendapat beberapa ahli antara lain Soedijanto (1996), menyatakan: evaluasi adalah sebuah proses yang terdiri dari urutan rangkaian kegiatan mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan proses mengumpulkan data yang sistematis untuk mengetahui efektifitas program pendidikan dan pelatihan. Manfaat melakukan evaluasi adalah: menentukan tingkat perubahan perilaku petani setelah penyuluhan dilaksanakan; perbaikan program, sarana, prosedur, pengorganisasian petani dan pelaksanaan penyuluhan pertanian; dan penyempurnaan kebijakan penyuluhan pertanian. Prinsip-prinsip evaluasi penyuluhan pertanian adalah: a. berdasarkan fakta, b. bagian integral dari proses penyuluhan, c. berhubungan denganTujuan program penyuluhan, d. menggunakan alat ukur yang sahih, e. dilakukan terhadap proses dan hasil penyuluhan, dan f. dilakukan terhadap hasil kuantitatif maupun kualitatif. Langkah kerja penyusunan evaluasi dan pelaporan sebagai berikut:
a) Peserta memahami uraian materi yang ada pada modul ; b) Diskusikan dalam kelompok tentang pembagian tugas ;

10

c)

Tentukan sasaran dan obyek yang akan di evaluasi, untuk itu perhatikan program penyuluhan yang ada dilokasi praktek kompetensi (tingkat BPP/Kecamatan atau Kabupaten) ;

d) Fokuskan perhatian pada sasaran dan obyek yang akan dievaluasi sesuai program

penyuluhan yang telah ada, dan kumpulkan informasi tentang apa yang akan dievaluasi, siapa saja yang termasuk dalam obyek evaluasi, dimana evaluasi dilaksanakan, masalah pokok apa, bagaimana pengelolaan, upaya mengatasi masalah ;
e) Rencanakan pengorganisasian pelaksanaan evaluasi ; f)

Pahami tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi ;

g) Tetapkan indikator untuk mengukur pencapaian/kemajuan ; h) Susunlah alat pengukur/instrumen/kuisioner untuk mengumpulkan data ; i) j)

Tentukan sampel dan lalukan pengumpulan data ; Lakukan pengolahan data/analisis dan interprestasi data ; direkomendasikan ; dan

k) Susun laporan, diskusikan hasil evaluasi, kesimpulan dan saran yang akan

l)

Komunikasikan atau presentasikan hasil evaluasi pada stake holder.

11

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi petani dan keluarganya serta pelaku usaha pertanian lainnya agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati pertanian. Tujuan dari dilaksanakannya penyuluhan pertanian adalah agar pertanian di Indonesia dapat berkembang serta dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Selain itu dapat menambah pengetahuan serta perubahan sikap yang lebih baik yang akan diambil petani untuk kedepannya. Menurut Valera, et.al. (1987), prinsip penyuluhan pertanian adalah bekerja bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran. Prinsip-prinsip penyuluhan lainnya adalah (Dahana dan Bhatnagar, 1980) : a)
c)

mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat, memperhatikan keragaman budaya, kerjasama dan partisipatif masyarakat, demokrasi dalam penerapan ilmu,

b) melibatkan organisasi masyarakat bawah,

d) memperhatikan perubahan budaya,

e) f)

g) belajar sambil bekerja, h) menggunakan metode yang sesuai, i) j) pengembangan kepemimpinan, spesialisasi yang terlatih,

12

k) memperhatikan kelurga sebagai unit sosial, dan

l)

dapat mewujudkan kepuasan Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan)

penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Beberapa jenis metode penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. n. o. p. q. Ceramah Demonstrasi Anjangsana Kursus Tani Magang Mimbar Sarasehan Pameran Perlombaan Pertemuan Diskusi Temu Karya Temu Lapang Temu Tugas Temu Wicara Widyawisata Karyawisata Sekolah Lapang Materi penyuluhan diartikan sebagai pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran senyuluhan. Pesan penyuluhan dapat berupa pesan kognitif, afektif, psikomotorik maupun pesan kreatif. Pesan penyuluhan ada yang bersifat anjuran (persuasif), larangan (instruktif), pemberitahuan (informatif) dan hiburan (entertainment). Ditinjau dari subject-matter (materi pokok) yang harus diberikan sebagai bahan penyuluhan pertanian, pada dasarnya materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan dalam :
13

m. Temu Usaha

a) c) e)

llmu Teknik Pertanian Ilmu Tatalaksana Rumah Tangga Petani Politik Pembangunan Pertanian Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 dinyatakan bahwa penyuluhan

b) Ilmu Ekonomi Pertanian d) Dinamika Kelompok

dilakukan oleh penyuluh PNS, penyuluh swasta, dan/atau penyuluh swadaya. Keberadaan penyuluh swasta dan penyuluh swadaya bersifat mandiri untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. Langkah kerja penyusunan evaluasi dan pelaporan sebagai berikut:
a.

Peserta memahami uraian materi yang ada pada modul ; Tentukan sasaran dan obyek yang akan di evaluasi, untuk itu perhatikan program penyuluhan yang ada dilokasi praktek kompetensi (tingkat BPP/Kecamatan atau Kabupaten) ;

b. Diskusikan dalam kelompok tentang pembagian tugas ; c.

d. Fokuskan perhatian pada sasaran dan obyek yang akan dievaluasi sesuai program

penyuluhan yang telah ada, dan kumpulkan informasi tentang apa yang akan dievaluasi, siapa saja yang termasuk dalam obyek evaluasi, dimana evaluasi dilaksanakan, masalah pokok apa, bagaimana pengelolaan, upaya mengatasi masalah ;
e. f.

Rencanakan pengorganisasian pelaksanaan evaluasi ; Pahami tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi ;

g. Tetapkan indikator untuk mengukur pencapaian/kemajuan ; h. Susunlah alat pengukur/instrumen/kuisioner untuk mengumpulkan data ; i. j. k.

Tentukan sampel dan lalukan pengumpulan data ; Lakukan pengolahan data/analisis dan interprestasi data ; Susun laporan, diskusikan hasil evaluasi, kesimpulan dan saran yang akan direkomendasikan ; dan Komunikasikan atau presentasikan hasil evaluasi pada stake holder.

l.

14

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku A, Werimon. 1992. Diktat Monitoring dan Evaluasi APP Yogyakarta (tidak diterbitkan). Ban, A.W Van den dan Hawkins. 2003. Penyuluhan Pertanian. Kanisius : Yogyakarta. Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara : Jakarta Kusnadi, Tarya. 1999. Teknik Penyuluhan Pertanian. Modul. Universitas Terbuka: Jakarta. Mardikanto, T. 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. Mardikanto, Totok. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Universitas Sebelas Maret: Surakarta. Padmowiharjo, S. 1996. Evaluasi Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka: Jakarta. Padmowihardjo, Soediyanto. 1994. Metode Penyuluhan Pertanian. Modul. Universitas Terbuka : Jakarta. Pertanian, Departemen. 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluhan. Pertanian. Pusat Penyuluhan Pertanian : Jakarta. Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bina Cipta : Bandung S, Wibowo. 1995. Diktat Evaluasi Penyuluhan Pertanian APP Yogyakarta (tidak diterbitkan). T, Mardikanto. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press : Surakarta. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan, Jakarta. B. Internet Cekza. Maret 2010. Kompetensi Penyuluhan Pertanian. http://cekzaislami.blogspot.com/2010/03/kompetensi-penyuluhan-pertanian.html, visited 17 Desember 2010.

15

Askari, Wahyu. Desember 2010. Pengertian Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/pengertian-dasar-dasar-penyuluhanpertanian/, visited 17 Desember 2010. Syafaruddin. April 2009. Efektifitas Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian melalui Integrasi Dinamis antara Penyuluh Pertanian dan Petani. http://uwityangyoyo.wordpress.com/2009/04/05/efektifitas-penyelenggaraanpenyuluhan-pertanian-melalui-integrasi-dinamis-antara-penyuluh-pertanian-danpetani/, visited 17 Desember 2010. Turindra, Aziz. November 2009. Prinsip-Prinsip Penyuluhan Pertanian. http://azisturindra.wordpress.com/2009/11/17/prinsip-prinsip-penyuluhanpertanian/, visited 19 Desember 2010. Fashihullisan. November 2009. Prinsip dan Filsafat Penyuluhan. http://fashihullisantugaspenyuluhan.blogspot.com/2009/11/prinsip-dan-filsafatpenyuluhan_5784.html, visited 17 Desember 2010.

16

You might also like