You are on page 1of 91

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Oleh : IKA HARIPRATIWI NIM. 30.02.2.5.003

Program Studi AKUNTANSI SYARI'AH

JURUSAN EKONOMI ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SURAKARTA 2006

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Disusun oleh : IKA HARIPRATIWI NIM. 30.02.2.5.003 Surakarta, 08 Agustus 2006 Disetujui dam Disahkan Oleh : Dosen Pembimbing Skripsi

Marita Kusuma Wardani, SE. NIP. 150314657

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN KARYAWAN PADA BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA Disusun Oleh : IKA HARIPRATIWI NIM.30.02.2.5.003 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta, Pada hari Sabtu, tanggal 12 Agustus 2006 Dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Surakarta, 12 Agustus 2006 Mengetahui Ketua Sidang Sekretaris Sidang

H. Sholahuddin Sirizar, M.A NIP.150327129

Fauzi Muharom, M.Ag. NIP.150365024

Penguji I

Penguji II

Drs. M. Rahmawan A., M.Si. NIP.150318645

Fitri Wulandari, SE, M.Si. NIP.150291030

PJS Ketua Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta

Dra. Hj. Tasnim Muhammad, M.Ag. NIP.150201335

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhanaku ini untuk : Ayahanda dan Ibunda tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, semangat, yang senantiasa tercurah untuk Ananda, harapanmu adalah pendorong langkahku. Dan kubingkiskan untuk : Adik-adikku tersayang Lina dan Nanda atas cinta, kebersamaannya ( keep loving me, sisters ! ) My secret admirers

MOTTO
Keinginan untuk menang, nafsu untuk sukses, mencapai Desakan untuk mencapai potensi puncak, Semua itu adalah kunci pembuka Pintu kesempurnaan pribadi. To be yourself is all that you can do. (Audioslave) Jangan melihat masa lampau dengan PENYESALAN, Jangan pula melihat masa depan dengan KETAKUTAN, Tapi lihatlah sekitarmu dengan PENUH KESADARAN.

ABSTRACT The objectives of this research are to analyze the employees remuneration procedure and to know about the implementation of internal control system in the employees remuneration in BMT Al Ikhlas Yogyakarta . This is a field study research, because of this research only collect data, search the fact, afterward analyze the data and interpret it based on the theories. The data collecting methods are interview, documentation, review of related theories and questionare. The data analyzing technique is qualitative descriptive which done by logical calculation to draw a conclusion and to describe the results based on the theories. Evaluation of employees remuneration procedure by direct interview method with the respondent that is remuneration division staff. Meanwhile, the questionare is used to know the implementation of internal control system. From the questionare results, it can be drawn a score, which is divided into categories good or poor. The result of this research shows that this organization has separated between duty and functional responsibility in each parts, which related to remuneration procedure. The procedure is very simple. The functions that hook on remuneration activity are : presention registration function, personalia administration function, remuneration function, and teller function. The network of employees remuneration procedure consist of : presention registration procedure, personalia administration procedure, remuneration procedure, and salary payment procedure. The implementation of internal control system in BMT Al Ikhlas Yogyakarta is included good, with score 80 %. It shows that there is a good separation between duty and functional responsibility in the organizational structure, authorization system, and recording procedure. It also shows that each part of BMT AL Ikhlas Yogyakarta does their job well. Keyword : Remuneration Procedure, Internal Control System.

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 ( S1 ) Program Studi Akuntansi Syariah di Jurusan Ekonomi Islam STAIN Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak, baik sumbangan pikiran, waktu, tenaga yang tercurah. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang tulus kepada : 1. Bapak Prof. DR. H. Nashruddin Baidan, selaku Ketua STAIN Surakarta. 2. Ibu Dra. Hj. Tasnim Muhammad M. Ag, selaku Pejabat Sementara Ketua Jurusan Ekonomi Islam. 3. Bapak H. Sholahuddin Sirizar, MA., selaku Wali Studi Akuntansi Syariah. 4. Ibu Marita Kusuma Wardani, SE, yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Edi Susilo, SE, selaku nara sumber dari BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk keterangan yang berharga bagi peneliti. 6. Mbak Rianti, terima kasih telah memberikan keterangan-keterangan tambahan yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. 7. Pimpinan dan seluruh karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta, terima kasih telah memberikan kesempatan dan ijin penelitian. 8. Bapak/ Ibu Suharja Siswanto, terima kasih atas segala dukungan dan sumbangan yang tak ternilai. 9. Fadlurrahman, M. Nurhadi, Arif Hikmawan, Rofikoh, terima kasih atas segala bantuannya. 10. Teman-teman Akuntansi 02, Ismi, Arsi, warga kos Aulia, Yayah, Tristya, Bety, Ade, Umi, terima kasih atas doa, semangat, kebersamaan dan dukungan kalian.

11. Teman-teman West-Proqh Community UntariOent, Punky Nugraha, Ndro, Baru, Heru, Erna, BeanEko, terima kasih menjadi teman hang-out, atas bantuan, kebersamaan dan persahabatan yang indah. 12. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan dan kebaikan dari Bapak, Ibu, serta semua pihak yang telah penulis sebutkan, mendapat balasan yang semestinya dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan lebih lanjut. Akhir kata, harapan penulis adalah semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi teman-teman sesama mahasiswa maupun bagi para pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb

Surakarta, 07 Agustus 2006 Penulis

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL .............................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ....................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. HALAMAN MOTTO ............................................................................................ ABSTRAKSI ....................................................................................................... i ii iii iv v vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... B. Identifikasi Masalah ...................................................................... C. Batasan Masalah .......................................................................... D. Rumusan Masalah ........................................................................ E. Tujuan Penelitian .......................................................................... F. Manfaat Penelitian ....................................................................... G. Sistematika Penulisan Penelitian ................................................. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ................................................................................. 1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ................................. 2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ....................................... 8 8 9 1 3 4 5 5 5 6 ix xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern ............................... 11 4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern ............................ 11 5. Sistem Akuntansi Penggajian ................................................ 12 6. Prosedur Penggajian ............................................................. 15 7. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian .......... 27 8. Konsep Islam tentang Pembayaran Upah, Gaji ...................... 28 B. Hasil Penelitian Yang Relevan ..................................................... 32

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Wilayah Penelitian ..................................................... 35 B. Metode Penelitian ........................................................................ 35 C. Data dan Sumber Data ................................................................ 35 D. Teknik Analisis Data .................................................................... 37

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Profil Obyek Penelitian ................................................................ 39 1. Sejarah dan Perkembangan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ......... 39 2. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ............... 44 3. Visi dan Misi BMT Al Ikhlas Yogyakarta ................................. 45 4. Sumber Daya Insani .............................................................. 47 5. Produk BMT Al Ikhlas Yogyakarta .......................................... 47 6. Pembayaran Gaji Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ................ 50 B. Pengujian dan Hasil Analisis Data ............................................... 51 1. Prosedur Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ...................................................... 53 2. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan ............................................................................... 58 C. Pembahasan Hasil Analisis 1. Penilaian terhadap Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ....... 60 2. Penilaian terhadap Jaringan Prosedur Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta ..................................... 62 3. Penilaian terhadap Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ............... 64 D. Jawaban Atas Pertanyaan dalam Perumusan Masalah ............... 66

BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 76 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 77 C. Saran-saran ................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Flowchart Prosedur Pencatatan Waktu Hadir............................. 22 Gambar 2 : Flowchart Prosedur Pembuatan Daftar Gaji ............................... 23 Gambar 3 : Flowchart Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar .................... 24 Gambar 4 : Flowchart Prosedur Pembayaran Gaji ....................................... 25 Gambar 5 : Flowchart Prosedur Distribusi Biaya Gaji ................................... 26 Gambar 6 : Grafik Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas Yogyakarta ........... 42 Gambar 7 : Grafik Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas Yogyakarta ............. 43 Gambar 8 : Prosedur Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ... 57 Gambar 9 : Prosedur Pencatatan Presensi BMT Al Ikhlas Yogyakarta ........ 67 Gambar 10 : Prosedur Administrasi Personalia BMT Al Ikhlas Yogyakarta .... 68 Gambar 11 : Prosedur Penggajian BMT Al Ikhlas Yogyakarta ....................... 69 Gambar 12 : Prosedur Pembayaran Gaji BMT Al Ikhlas Yogyakarta .............. 70

12

A. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara Lampiran 2 : Kuisioner Sistem Pengendalian Intern Lampiran 3 : Struktur Organisasi BMT Al Ikhlas Yogyakarta Lampiran 4 : Ketentuan Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta Lampiran 5 : Struktur Gaji Karyawan ISES Lampiran 6 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 7 : Struktur Gaji Karyawan BMT Masa Training Lampiran 8 : Surat Pernyataan Kesediaan ( Aqad ) Lampiran 9 : Contoh Rekap Presensi Karyawan Lampiran 10: Surat Ijin Penelitian Lampiran 11: Surat Keterangan Penelitian

13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sebagai sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, merupakan salah satu faktor penentu yang mempunyai andil besar dalam kinerja ke depan suatu perusahaan. Sumber daya manusia tersebut diartikan sebagai karyawan pengelola dan pelaksana suatu perusahaan yang dipercaya oleh perusahan dalam melaksanakan tugas kegiatan. Perusahaan mempunyai kesempatan yang baik untuk bertahan dan maju jika mempunyai karyawan yang tepat, sehingga membutuhkan usaha yang terus-menerus untuk mencari, memilih, dan melatih calon atau karyawan. Sebaliknya, karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah. Karyawan harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya karyawan berhak untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan kualitasnya. Gaji yang diterima oleh karyawan seharusnya berupa gaji yang wajar. Masalah gaji mungkin merupakan masalah manajemen kepegawaian yang paling kompleks dan merupakan salah satu aspek yang paling berarti, baik bagi karyawan maupun bagi perusahaan. Gaji merupakan kontra prestasi yang diberikan pemberi kerja pada karyawan berkenaan dengan penggunaan tenaga manusia pada kegiatan perusahaan. Gaji adalah bentuk kompensasi atas prestasi karyawan yang bersifat finansial yang

menimbulkan kepuasan kerja. Menurut T. Hani Handoko kompensasi merupakan pemberian pembayaran kepada karyawan sebagai balas jasa

14

untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang.1 Karyawan akan merasa puas apabila besarnya gaji yang diterimanya sesuai dengan keahlian dan jabatannya. Sehingga karyawan akan terdorong untuk semaksimal mungkin bekerja sesuai dengan kemampuannya. Gaji mempunyai arti penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya gaji mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat pendapatan absolut karyawan akan menentukan skala kehidupannya, dan pendapatan relatif mereka menunjukkan status, martabat dan harganya.2 Akibatnya, apabila karyawan memandang gaji yang mereka terima tidak memadai, maka prestasi kerja, semangat, dan motivasi mereka bisa turun. Umumnya departemen kepegawaian (personalia) merancang dan mengadministrasikan gaji karyawan, sehingga perusahaan seharusnya mempunyai suatu sistem penggajian yang baik. Pengembangan sistem penggajian merupakan salah satu cara yang ditempuh dalam pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Penggajian

seharusnya dikelola secara profesional untuk menghindari terjadinya manipulasi gaji oleh pihak-pihak tertentu. Pengelolaan gaji yang tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan akan mengakibatkan kekecewaan pada karyawan, hal ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas karyawan. Fakta yang kita temui atau yang sering kita lihat adalah demonstrasi para karyawan yang menuntut kenaikan gaji serta perbaikan kesejahteraan karyawan.
1 2

T. Hani Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1999, hal: 218 T. Hani Handoko, Manajemen, Edisi 2, BPFE Yogyakarta, 1999, hal: 245

15

Sistem pengendalian intern sangat diperlukan untuk melakukan pengecekan terhadap sistem akuntansi penggajian. BMT Al Ikhlas merupakan lembaga keuangan syariah yang memberikan layanan simpanan maupun produk pembiayaan. Perkembangan BMT Al Ikhlas yang cukup pesat dengan memiliki beberapa kantor cabang sangat memerlukan suatu pengawasan yang baik. BMT Al Ikhlas seharusnya memiliki sistem

pengendalian intern yang baik dalam sistem penggajian yang dimiliki agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Keharusan perusahaan untuk

menerapkan sistem pengendalian intern untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan tindak kecurangan-kecurangan yang merugikan, serta penerapan sistem pengendalian intern secara baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Atas dasar pemikiran tersebut dan pentingnya sistem pengendalian intern dalam setiap kegiatan perusahaan, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang sistem akuntansi penggajian dengan

mengambil judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah Pimpinan perusahaan sangat berkepentingan dengan informasi yang dihasilkan dari sistem penggajian tersebut, misalnya informasi tentang jumlah biaya gaji yang menjadi tanggungan perusahaan. Penerapan sistem pengendalian intern penggajian yang memadai akan berguna bagi pimpinan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan-kebijakan dalam penggajian

16

karyawan, pengelolaan gaji yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindari timbulnya kecurangan-kecurangan. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pengendalian intern penggajian karyawan sebagai berikut: 1. Adanya gaji yang diterima tidak memadai menyebabkan menurunnya prestasi kerja, semangat, motivasi dan mempengaruhi kepuasan karyawan. 2. Ketidaksesuaian pelaksanaan prosedur penggajian dengan prosedur yang telah ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya manipulasi gaji dan kekecewaan pada karyawan. 3. Penerapan sistem pengendalian intern yang tidak memadai

menyebabkan timbulnya penyelewengan dan tindak kecurangankecurangan dalam pengelolaan gaji karyawan.

C. Batasan Masalah Terkait dengan luasnya lingkup, permasalahan dan waktu serta keterbatasan dalam penelitian yang dilakukan berkaitan dengan sistem penggajian, maka penelitian dibatasi pada pelaksanaan prosedur penggajian dan penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

17

D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ? 2. Bagaimanakah penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ?

E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. 2. Untuk menganalisis penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian di BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: 1. Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya wacana tentang sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan. 2. Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen BMT Al Ikhlas Yogyakarta dalam perbaikan sistem pengendalian intern penggajian karyawan.

18

G. Sistematika Penulisan Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang mendukung penelitian yaitu menerangkan tentang : pengertian sistem pengendalian intern, tujuan, unsur-unsur, dan prinsip-prinsip sistem pengendalian intern. Kemudian sistem akuntansi

penggajian yang mengulas tentang pengertian, perbedaan sistem dan prosedur, pengertian gaji. Penjelasan prosedur penggajian, meliputi fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian, catatan akuntansi dan bukti transaksi yang digunakan, gaji menurut pandangan Islam. Selanjutnya sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian yang menjelaskan mengenai organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan praktik yang sehat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang waktu dan lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi, yang memuat tentang : jenis penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis data.

19

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan, struktur organisasi, personalia, sistem dan prosedur penggajian di BMT Al Ikhlas Yogyakarta. Analisis data mencakup tentang : analisis terhadap prosedur penggajian karyawan, analisis

penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian yang meliputi organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan praktik yang sehat dalam pembayaran gaji. BAB V PENUTUP Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran maupun

rekomendasi atas penelitian yang telah dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.3 Sedangkan Mulyadi menyebutkan bahwa sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen.4 Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya

3 4

Al Haryono Jusup, Auditing (Pengauditan), Buku 1, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 2001, hal: 252 Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1997, hal: 165

20

21

meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.5 Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa intern. 2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.6 Menurut Mulyadi tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut:7 a. Menjaga kekayaan perusahaan: 1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan 2) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat

dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada

Bambang Hartadi, Auditing : Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi 1, BPFE Yogyakarta, 1987, hal: 121 6 Mulyadi dan Kanaka Puradiredja, Auditing, Edisi 5, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat, 1998, hal:172 7 Mulyadi, op.cit, hal: 180

22

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi: 1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan 2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut: a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan: 1) Pembatasan akses langsung terhadap karyawan 2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada: 1) Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada 2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan: 1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang 2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi: 1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi 2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi 3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar 4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya 5) Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya 6) Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti

23

3. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain: 8 a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya Sistem pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari sifat serta keadaan masing-masing perusahaan. Dalam artian tidak ada sistem pengendalian intern yang bersifat universal yang dapat dipakai oleh seluruh perusahaan. 4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi:9 a. Pemisahan fungsi Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan

pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya


8 9

Mulyadi, op.cit, hal: 166 Bambang Hartadi, op.cit, hal: 130

24

pemisahan

fungsi

untuk

dapat

mencapai

suatu

efisiensi

pelaksanaan tugas. b. Prosedur pemberian wewenang Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang. c. Prosedur dokumentasi Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi. d. Prosedur dan catatan akuntansi Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu. e. Pengawasan fisik Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan

elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi. f. Pemeriksaan intern secara bebas Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening

kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data. 5. Sistem Akuntansi Penggajian a. Pengertian Sistem, Prosedur, dan Sistem Akuntansi

25

Definisi sistem dan prosedur menurut W. Gerald Cole seperti yang dikutip oleh Zaki Baridwan yaitu sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.10 Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.11 Sedangkan Steven A. Moscove seperti yang dikutip Zaki Baridwan mendefinisikan sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri dari bagian-bagian (disebut subsistem) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.12 Selanjutnya Zaki Baridwan yang mengutip definisi Howard F. Stettler memberikan pengertian sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.13 b. Dokumen dan Catatan yang Digunakan

10 11

Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5, BPFE Yogyakarta, 2002, hal: 3 Ibid 12 Ibid, hal: 4 13 Ibid

26

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian adalah:14 a. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah b. Kartu jam hadir c. Kartu jam kerja d. Daftar gaji dan daftar upah e. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah f. Surat pernyataan gaji dan surat pernyataan upah

g. Amplop gaji dan upah h. Bukti kas keluar Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji antara lain:15 a. Jurnal umum Dalam pencatatan gaji, jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam tiap departemen dalam perusahaan. b. Kartu harga pokok produk Digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang digunakan untuk pesanan tertentu. c. Kartu biaya Digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tenaga kerja non produksi tiap departemen dalam perusahaan. d. Kartu penghasilan karyawan

14 15

Mulyadi, op.cit. hal: 378 Mulyadi, op.cit. hal: 386

27

Digunakan

untuk

mencatat

penghasilan

dan

berbagai

potongannya yang diterima oleh setiap karyawan. c. Pengertian Gaji Gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan tetap setiap bulan, sedangkan upah merupakan pembayaran atas penyerahan jasa oleh karyawan pelaksana (buruh) yang dibayarkan berdasarkan hari kerja, jam kerja, atau jumlah satuan produk yang dihasilkan oleh karyawan.16 Jadi dapat disimpulkan bahwa gaji pada dasarnya diterima oleh karyawan selain buruh (pelaksana) dan dibayarkan setiap bulan. Para manajer, pegawai administrasi dan pegawai penjualan biasanya mendapat gaji dari perusahaan yang jumlahnya tetap.17 6. Prosedur Penggajian a. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian 1) Fungsi Kepegawaian Bertanggungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat dan golongan gaji, mutasi karyawan, dan pemberhentian karyawan. 2) Fungsi Pencatat Waktu Bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. 3) Fungsi Pembuat Daftar Gaji
16 17

Mulyadi, op.cit. hal: 378 Al Haryono Jusup, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 5, Jilid 2, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1999, hal: 239

28

Bertanggungjawab

untuk

membuat

daftar

gaji

yang

berisi

penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. 4) Fungsi Akuntansi Bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan ( misalnya utang gaji dan upah karyawan, utang pajak, utang dana pensiun). 5) Fungsi Keuangan Bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan, selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak. b. Jaringan Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian 1) Prosedur pencatatan waktu hadir Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pencatat waktu adalah sebagai berikut: a) Bagian pencatat waktu mengawasi setiap karyawan yang memasukkan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu pada waktu masuk dan pulang b) c) Membuat daftar hadir karyawan berdasarkan kartu jam hadir Menyerahkan daftar hadir karyawan dan kartu hadir karyawan ke bagian gaji dan upah

29

2) Prosedur pembuatan daftar gaji Uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian gaji dan upah adalah sebagai berikut: a) Bagian gaji dan upah menerima daftar hadir dan kartu jam hadir kemudian diarsipkan berdasarkan tanggal b) Membuat daftar gaji (DG) rangkap 2 berdasarkan dokumen daftar gaji dan kartu jam hadir c)Membuat rekap daftar gaji rangkap 2 dan surat pernyataan gaji d) Mencatat penghasilan karyawan pada kartu penghasilan karyawan berdasarkan daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2, dan surat pernyataan gaji e) Menyerahkan daftar gaji rangkap 2, rekap gaji rangkap 2, surat pernyataan gaji, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian utang f) Bagian gaji dan upah menerima bukti kas keluar (BKK) lembar ke3, daftar gaji (DG) lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan dari bagian kasa g) Mengarsipkan BKK lembar ke-3 dan DG lembar ke-2 berdasarkan tanggal serta kartu penghasilan karyawan

berdasarkan abjad 3) Prosedur pembuatan bukti kas keluar Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan uraian kegiatan sebagai berikut: a) Bagian utang menerima daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji rangkap 2 , SPG dan KPK dari bagian gaji dan upah

30

b)

Membuat bukti kas keluar rangkap 3

c)Mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar (BKK) lembar ke-1 d) Menyerahkan bukti kas keluar (BKK) lembar ke-2 dan rekap daftar gaji (RDG) lembar ke-1 ke bagian jurnal e) Menyerahkan BKK lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke1 ke bagian jurnal f) Bagian utang menerima BKK lembar ke-1, DG lembar ke-1, dan RDG lembar ke-2 dari bagian kasa. Mencatat nomor cek pada register bukti kas keluar g) Menyerahkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian jurnal 4) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian kasa dengan uraian kegiatan sebagai berikut: a) Bagian kasa menerima bukti kas keluar lembar ke-1 dan ke-3, daftar gaji rangkap 2, rekap daftar gaji lembar ke-2, surat pernyataan gaji dan kartu penghasilan karyawan dari bagian utang b) Mengisi cek dan memintakan tanda tangan atas kepada kepala bagian keuangan c)Menguangkan cek ke bank dan memasukkan uang ke amplop gaji d) Membayarkan gaji kepada karyawan dan meminta tanda tangan atas kartu penghasilan karyawan

31

e)

Membubuhkan pendukungnya

cap

lunas

pada

bukti

dan

dokumen

f) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 ke bagian utang g) Menyerahkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-3, daftar gaji lembar ke-2, dan kartu penghasilan karyawan ke bagian gaji dan upah h) Surat pernyataan gaji dimasukkan ke dalam amplop gaji bersama dengan pemasukan uang gaji 5) Prosedur distribusi biaya gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian jurnal dan bagian kartu biaya dengan uraian kegiatan sebagai berikut: a) Bagian jurnal menerima dokumen bukti kas keluar lembar ke-2 dan rekap daftar gaji lembar ke-1 dari bagian utang b) Bagian jurnal membuat bukti memorial

c)Bagian jurnal membuat jurnal umum berdasarkan dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 Jurnal untuk mencatat biaya gaji dibuat dalam tiga tahap yaitu: Tahap pertama. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar lembar ke-2, dicatat oleh bagian utang pada kewajiban gaji ke dalam bukti kas keluar sebagai berikut: Gaji dan upah Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar Rp xxx Rp xxx

32

Tahap kedua. Berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut: Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pemasaran Gaji dan Upah Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx

Tahap ketiga. Berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap lunas oleh fungsi keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek sebagai berikut: Bukti Kas Keluar yang Akan Dibayar Kas d) Rp xxx Rp xxx

Bagian kartu biaya menerima dokumen bukti memorial, rekap daftar gaji lembar ke-1, dan bukti kas keluar lembar ke-2 dari bagian jurnal

e)

Bagian kartu biaya mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam kartu biaya berdasarkan dokumen bukti memorial yang dilampiri rekap daftar gaji lembar ke-1

f) Bagian kartu biaya mengarsipkan dokumen dari bagian jurnal berdasarkan nomor urut g) Bagian jurnal menerima bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2

33

h)

Mencatat pembayaran gaji ke dalam register cek berdasarkan bukti kas keluar lembar ke-1 yang telah dicap lunas oleh bagian kasa

i)

Mengarsipkan bukti kas keluar lembar ke-1, daftar gaji lembar ke-1, dan rekap daftar gaji lembar ke-2 menurut nomor urut. Selesai.

34

Gambar 1 Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Bagian Pencatat Waktu

Mulai

Mencatat jam hadir karyawan

Kartu jam hadir Membuat daftar hadir

KJH

Daftar hadir karyawan

1
Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 397

35

Gambar 2 Prosedur Pembuatan Daftar Gaji Bagian Gaji dan Upah

1
KJH
Daftar hadir

8
KPK Daftar Gaji 2 Bukti Kas 3 Keluar

T
Membuat daftar gaji

Membuat rekap daftar gaji dan SPG

SPG 2 RDG 2
Daftar Gaji 1

Kartu Penghasilan Karyawan

KJH KPK RDG SPG T A

= Kartu Jam Hadir = Kartu Penghasilan Karyawan = Rekap Daftar Gaji = Surat Pernyataan Gaji = Diarsipkan Menurut Tanggal = Diarsipkan Menurut Abjad

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 39

36

Gambar 3 Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar Bagian Utang

2
KPK SPG

RDG 2 2 DG RDG 1 2 Daftar Gaji 1 Bukti Kas 1 Keluar 1

Membuat Bukti Kas Keluar

KPK SPG 2 RDG 1 2

DG

1 3 2

Mencatat nomor Cek pada register Bukti kas keluar

Bukti Kas Keluar

Register Bukti Kas Keluar

DG

= Daftar Gaji

Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 398

37

Gambar 4 Prosedur Pembayaran Gaji Bagian Kasa

4 KPK SPG RDG 2 DG 1 3 Bukti Kas Keluar 1 DG 2

6 KPK SPG RDG 2 1 3 Bukti 1 Kas Keluar Dimasukkan ke dalam amplop gaji bersama dengan pemasukan uang gaji 2

Mengisi cek & memintakan ttd. atas cek

7 Menguangkan cek ke bank & memasukkan uang ke amplop gaji

Membayarkan gaji kpd karyawan & meminta ttd. atas kartu penghasilan karyawan

Membubuhkan cap lunas pada bukti & dokumen pendukungnya

Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal. 399

38

Gambar 5 Prosedur Distribusi Biaya Gaji

Bagian Jurnal

Bagian Kartu Biaya

RDG BKK 2

RDG Daftar Gaji Bukti Kas Keluar 1 1

BKK RDG Bukti Memorial 1

Membuat bukti memorial

Register cek BKK RDG Bukti Memorial 1 2

Kartu Biaya

Selesai

Jurnal Umum

BKK N

= Bukti Kas Keluar = Diarsipkan Menurut Nomor Urut

Sumber: Mulyadi, Sistem Akuntansi, 1997, hal.400

39

7. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian 18 a. Aspek Organisasi 1) Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi pengeluaran kas 2) Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi b. Aspek Sistem Otorisasi 1) Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh direksi 2) Setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan direksi 3) Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan upah yang diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian 4) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu 5) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan 6) Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi kepegawaian 7) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi c. Aspek Prosedur Pencatatan 1) Perubahan dalam kartu penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji dan upah karyawan

18

Mulyadi, Pemeriksaan Akuntan, Edisi 3, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1990, hal: 295

40

2) Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu kerja diverifikasi ketelitiannyan oleh fungsi akuntansi d. Aspek Praktik Yang Sehat 1) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung 2) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu 3) Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi pembuat bukti kas keluar sebelum dilakukan pembayaran 4) Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan 5) Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah 8. Konsep Islam tentang Pembayaran Upah, Gaji Upah menurut Islam adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam bentuk imbalan materi di dunia ( adil dan layak ) dan dalam bentuk imbalan pahala di akhirat ( imbalan yang lebih baik ).19 Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa: 1) Islam melihat upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral 2) Upah dalam konsep Islam tidak hanya sebatas materi ( kebendaan atau keduniaan ) tetapi menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala

19

Hendri Tanjung, Konsep Manajemen Syariah Dalam Pengupahan Karyawan Perusahaan, www.uikabogor.ac.id/jur03.htm, 2006

41

3) Upah diberikan berdasarkan prinsip keadilan ( justice ) dan prinsip kelayakan ( kecukupan ) Seseorang yang bekerja pada suatu badan usaha ( perusahaan ) dapat dikategorikan sebagai amal saleh, dengan syarat perusahaannya tidak memproduksi/ menjual atau mengusahakan barang-barang yang haram. Dengan demikian, maka seorang karyawan yang bekerja dengan benar akan menerima dua imbalan yaitu imbalan di dunia dan imbalan di akhirat. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah:


Artinya: Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. ( QS. Al Kahfi: 30)20 Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang bertaqwa. Konsep adil ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa. Dimensi upah di dunia dicirikan oleh dua hal, yaitu adil dan layak. Adil bermakna bahwa upah yang diberikan harus jelas, transparan, dan proporsional. Layak bermakna bahwa upah yang diberikan harus mencukupi kebutuhan pangan, sandang, dan papan serta tidak jauh berada di bawah pasaran. Untuk menerapkan upah dalam dua dimensi dunia, maka konsep moral merupakan hal yang sangat penting agar pahala dapat diperoleh sebagai dimensi akhirat dari upah tersebut. Jika moral diabaikan maka dimensi akhirat tidak akan tercapai. Konsep moral

20

Nazri Adlany, Hanafie Tamam, Faruq Nasution, Al Quran Terjemah Indonesia, Jakarta, PT.Sari Agung, hal: 557

42

diperlukan untuk menerapkan upah dimensi dunia agar upah dimensi akhirat dapat tercapai. Prinsip utama keadilan terletak pada kejelasan aqad ( transaksi ) dan komitmen melakukannya. Aqad dalam perburuhan merupakan aqad yang terjadi antara pekerja dengan pengusaha. Sebelum pekerja dipekerjakan, harus jelas dulu bagaimana upah yang akan diterima oleh pekerja. Upah tersebut meliputi besarnya upah dan tata cara pembayaran upah. Dalam hal cara pembayaran upah Rasulullah bersabda:

:
Artinya: Dari Abdillah bin Umar, Rasulullah saw. Bersabda: Berikanlah upah orang upahan sebelum kering keringatnya. ( HR.Ibnu Majah dan Imam Thabrani )21 Nabi juga bersabda:

,
Artinya: Berikanlah gaji kepada pekerja sebelum kering keringatnya, dan beritahukan ketentuan gajinya, terhadap apa yang dikerjakan. ( HR. Baihaqi )22

Sebelum

seseorang

bekerja,

hendaknya

terlebih

dahulu

mengadakan perjanjian kerja, agar ada kejelasan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Adapun syarat sahnya perjanjian kerja antara lain:23

21 22

Shaleh, Mausu ah al-Hadists asy-Syarif Kutubus Sittah Ibnu Majah Kitab ar-Ruhun, Bab 4, hal: 2623 As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtarul Ahaadits, Bandung, PT. Maarif, 1996, hal: 552 23 Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Jakarta, Sinar Grafika, 2004, hal: 155

43

1) Pekerjaan yang diperjanjikan termasuk jenis pekerjaan yang mubah atau halal menurut ketentuan syara, berguna bagi perorangan atau masyarakat 2) Manfaat kerja yang diperjanjikan dapat diketahui dengan jelas, dengan adanya pembatasan waktu atau jenis pekerjaan yang harus dilakukan. 3) Upah sebagai imbalan pekerjaan harus diketahui dengan jelas, termasuk jumlahnya, ujudnya, dan juga waktu pembayarannya Sesungguhnya seorang pekerja hanya berhak atas upahnya hanya jika ia telah menunaikan pekerjaannya dengan semestinya dan sesuai dengan kesepakatan, karena umat Islam terikat dengan syaratsyarat antar mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Namun, jika ia membolos bekerja tanpa alasan yang benar atau sengaja menunaikannya dengan tidak

semestinya, maka sepatutnya hal itu diperhitungkan atasnya ( dipotong upahnya ) karena setiap hak dibarengi dengan kewajiban. Selama ia mendapatkan upah secara penuh, maka kewajibannya juga harus dipenuhi. Gaji atau upah merupakan hak karyawan selama karyawan tersebut bekerja dengan baik. Jika pekerja tersebut tidak benar dalam bekerja, maka gajinya dapat dipotong atau disesuaikan. Hal ini menjelaskan bahwa, selain hak karyawan memperoleh upah atau gaji atas apa yang diusahakannya, juga merupakan hak perusahaan untuk memperoleh hasil kerja dari karyawan dengan baik. Tentang waktu pembayaran upah, hendaknya memperhatikan hadits-hadits yang telah

44

disebutkan sebelumnya. Keterlambatan pembayaran upah dikategorikan sebagai perbuatan zalim dan orang yang tidak membayar upah para pekerjanya termasuk orang yang dimusuhi Nabi saw. pada hari kiamat. Dalam hal ini Islam sangat menghargai waktu dan sangat menghargai tenaga seorang karyawan. Faktor layak, dalam konsep Islam menjadi pertimbangan dalam menentukan berapa upah yang akan diberikan. Kelayakan upah yang diterima oleh pekerja dilihat dari tiga aspek yaitu: pangan ( makanan ), sandang ( pakaian ), dan papan ( tempat tinggal ). Islam tidak membenarkan seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Secara tegas Allah berfirman:


Artinya: Dan janganlah kamu merugikan manusia akan hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS.Asy-Syuara: 183)24 B. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian terdahulu dari beberapa karya tulis yang memuat tentang berbagai analisis sistem pengendalian intern terhadap sistem penggajian diantaranya adalah : 1. Berdasarkan penelitian Mujiatun (2000) yang mengambil judul tentang Sistem Penggajian Karyawan pada PT. Djitoe ITC menyatakan bahwasannya sistem penggajian di perusahaan tersebut sudah dapat dikatakan baik ditinjau dari prosedur dan pengendalian internnya. Namun terdapat kelemahan pada penggunaan dokumen pendukung

24

Nazri Adlany, op.cit. hal: 726

45

perubahan gaji. Dokumen pendukung perubahan gaji yang digunakan oleh PT. Djitoe ITC antara lain, surat penempatan karyawan, surat ketetapan tarif, surat pengembalian karyawan, memo penempatan tugas, dan surat ketetapan tarif. Pada waktu ada kenaikan jabatan untuk karyawan tertentu bagian personalia hanya memberikan paraf pada daftar gaji karyawan yang bersangkutan. Hali ini kurang kuat sebagai dasar pengeluaran biaya tenaga kerja yang disebabkan karena adanya kenaikan jabatan. 2. Penelitian dari Rani Pramawanti (2003) yang berjudul Analisis Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Karyawan pada PT.

Supersonic Chemical Industry Gunungkidul dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian dan

pengupahan karyawan sudah berjalan dengan baik, sistem akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan pada PT. Supersonic Chemical Industry juga menunjukkan bahwa perusahaan telah memisahkan setiap fungsi yang berhubungan dengan penggajian dan pengupahan karyawan, jaringan prosedur yang digunakan oleh PT. Supersonic Chemical Industry dalam sistem akuntansi penggajian dan

pengupahan karyawan yang ada sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Sedangkan menurut Agus Setyadi (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Prosedur Penggajian Studi Kasus Pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta yang menganalisis tentang kebijakan penerapan sistem pengendalian intern dan prosedur penggajian pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta,

46

dari

hasil

penelitiannya

tersebut

menjelaskan

bahwa

sistem

pengendalian terhadap prosedur penggajian di PT. KAI Daop VI Yogyakarta telah diterapkan dengan baik ditunjukkan dengan adanya lingkungan pengendalian yang diciptakan seperti sistem akuntansi sebagai sarana infomasi dalam mengambil keputusan dan penerapan praktik yang sehat di dalam melaksanakan tugas pada setiap fungsi organisasi, yang terlihat dari adanya perlakuan bentuk tanggungjawab di setiap departemen atau fungsi yang terkait pada pelaksanaan prosedur penggajian. Bahwasannya penelitian yang mengambil judul Analisis Sistem Pengendalian Intern Penggajian Karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ini berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian yang mengambil tempat di BMT, yaitu lembaga keuangan syariah yang kegiatan operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Sedangkan penelitian terdahulu kebanyakan mengambil lokasi di Perseroan Terbatas (PT) yang tidak berdasar prinsip syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa jaringan prosedur sistem penggajian karyawan yang ada si BMT Al Ikhlas ternyata sangat sederhana dan simpel, dan penerapan sistem pengendalian intern ditunjukkan dengan prosentase 80 % yang berarti pengendalian internnya baik, hal ini juga membedakan dengan penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Wilayah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta Yang beralamatkan di Jalan Prof. Herman Yohanes 103 E Sagan Yogyakarta, sedangkan waktu penelitiannya pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2006.

B. Metode Penelitian Berdasarkan sifatnya penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian studi lapangan karena penelitian ini hanya mengumpulkan data, mencari fakta, kemudian menjelaskan dan menganalisis data yaitu dengan cara pengumpulan dan penyusunan data, selanjutnya dianalisis dan

diinterpretasikan berdasarkan landasan teori yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta yang berkaitan dengan sistem, prosedur, serta pengendalian internnya. Dari penelitian ini dapat diketahui apakah sistem penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku atau belum.

C. Data dan Sumber Data 1. Sumber Data a. Data Primer

47

48

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli ( tidak melalui media perantara ), dapat berupa opini subyek ( orang ) secara individual atau kelompok, hasil observasi, dalam hal ini keterangan-keterangan dari pihak pelaksana penggajian BMT Al Ikhlas mengenai prosedur penggajian karyawan, dan sistem pengendalian intern penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas. b. Data Sekunder Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dapat berupa bukti, dokumen, catatan atau laporan historis baik yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan, bukubuku teks literatur mengenai sistem pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian karyawan. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik wawancara Yaitu mengadakan tanya jawab langsung kepada responden atau pihak yang terkait dalam perusahaan. Metode ini digunakan untuk

memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan, sistem dan prosedur penggajian karyawan, serta unit-unit organisasi yang terkait dengan sistem penggajian. b. Teknik dokumentasi Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari catatan-catatan yang dimiliki perusahaan. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang dokumen, catatan, prosedur, dan pengendalian intern dalam sistem akuntansi penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta.

49

c. Teknik kepustakaan Pengumpulan data dengan membaca buku, mencari literatur dan laporan-laporan yang berhubungan dengan penelitian. d. Teknik Kuisioner Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dalam hal ini pelaksana penggajian supaya responden menjawab tentang

pelaksanaan sistem penggajian, apakah sudah memadai atau belum.

D. Teknik Analisis Data Pengolahan data hasil penelitian ini menggunakan alat analisis

deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan melalui perhitungan dengan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan yang logis mengenai datadata yang dianalisis. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis deskriptif ini dimaksudkan untuk menguraikan atau memaparkan hasil penelitian untuk kemudian diadakan interpretasi berdasarkan landasan teori yang telah disusun. Hal ini digunakan untuk mengetahui penerapan prosedur sistem akuntansi penggajian dan sistem pengendalian intern yang dilakukan, sehingga dapat diketahui apakah masih perlu atau tidak diadakan perbaikanperbaikan dalam meningkatkan sistem pengendalian intern penggajian karyawan. Penilaian prosedur penggajian karyawan dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan responden yaitu pihak pelaksana penggajian sehingga diperoleh jawaban berkaitan dengan pokok penelitian. Disamping itu proses dan analisa data menggunakan langkah editing, yang merupakan langkah meneliti ulang kelengkapan dan kebenaran jawaban yang diperoleh

50

dari responden melalui wawancara sehingga data yang diperoleh akan sesuai dengan pokok penelitian. Penilaian terhadap kondisi sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian dilakukan dengan metode kuisioner. Metode ini dilakukan dengan membuat pertanyaan dengan menambah kata tanya apakah pada tiap elemen sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian. Sehingga kemungkinan jawaban yang diperoleh adalah Ya dan Tidak. Jawaban Ya berarti sistem pengendalian intern adalah baik, jawaban Tidak berarti sebaliknya. Berdasarkan pertanyaan yang mendapat jawaban Ya selanjutnya dicari skornya dengan perhitungan sebagai berikut: Nilai Relatif =

butir yang mendapat jawaban " ya" butir yang diterapkan

x 100 %

=?% Selanjutnya, nilai relatif hasil dari perhitungan yang diperoleh melalui skoring, dideskripsikan dengan berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:25 Skor 0% - 39,99 % dikategorikan tidak memadai dikategorikan kurang memadai dikategorikan cukup memadai dikategorikan memadai dikategorikan sangat memadai

40,00 % - 59,99% 60,00 % - 79,99% 80,00 % - 89,99% 90,00 % - 100%

25 Jaka Mujihana, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Dalam Penjualan Kredit Barang jadi, Skripsi, Yogyakarta, FPIPS UNY, 1998, hal. 39.

51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Obyek Penelitian 1. Sejarah dan Perkembangan BMT Al Ikhlas Yogyakarta Baitul Mal wat Tamwil (BMT) lahir sebagai salah satu solusi alternatif di kalangan masyarakat muslim karena adanya pertentangan mengenai bunga atau riba. Kehadiran BMT diharapkan mampu membantu masyarakat muslim terbebas dari praktik bunga atau riba yang dilakukan oleh bank-bank konvensional. Dalam operasinya BMT tidak menggunakan sistem bunga atau riba dalam pembagian keuntungannya tetapi menggunakan sistem bagi hasil yang berdasarkan keadilan. BMT Al Ikhlas adalah suatu lembaga keuangan syariah yang sistem operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah Islam. Ide untuk mendirikan BMT ini muncul setelah adanya pendidikan dan pelatihan (diklat) Manajemen Zakat dan Ekonomi Syariah (MZES) angkatan ke tiga yang diadakan oleh Dompet Dhuafa pada awal November 1994. Waktu itu diklat tersebut dihadiri oleh Bapak Sumiyanto. Kepahaman akan sistem syariah dan tuntutan keadaan pada waktu itu membuat beliau mulai berfikir untuk merealisasikan semua ide yang baru sampai pada tahap pemikiran saja. Dengan dukungan beberapa orang teman yang punya ketertarikan yang sama, akhirnya mereka sepakat untuk mendirikan BMT dengan persiapan yang sangat sederhana dan modal awal yang bisa dikatakan jauh dari cukup dan BMT tersebut mereka beri nama BMT Al Ikhlas.

39

52

BMT Al Ikhlas didirikan pada tanggal 1 Februari 1995 oleh tim Yayasan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Umat (YP2SU) yang terdiri dari empat orang. Tim inilah yang menjadi pendiri dan pengurus BMT Al Ikhlas. Tim tersebut tediri dari: 1. Bapak Arief Budiman. 2. Bapak Eko Novianto. 3. Bapak Sumiyanto. 4. Bapak Abdul Aziz. Menurut peraturan yang ada untuk mendirikan sebuah BMT yang ideal harus dimulai dengan modal awal sebanyak Rp 5.000.000.

Sementara BMT Al Ikhlas memulai usahanya dengan dukungan modal ala kadarnya dan semangat yang tinggi. Pada awalnya BMT Al Ikhlas hanya mempunyai modal mandiri sebanyak Rp 500.000 ditambah dana dari Dompet Dhuafa Republika sebesar Rp 1.000.000 serta seperangkat alat komputer. Waktu itu BMT Al Ikhlas beralamatkan di Pogung Baru Blok A17 Yogyakarta. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabah potensial mereka yaitu para mahasiswa terutama untuk nasabah tabungannya, karena memang daerah ini dan sekitarnya mayoritas dihuni oleh para mahasiswa., tetapi bukan berarti BMT Al Ikhlas nasabahnya hanya para mahasiswa tapi masyarakat umum juga ada. Pada bulan April 1995 BMT Al Ikhlas mulai menginduk pada

Dompet Dhuafa Republika lewat Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta (FESY). Kemudian pada tanggal 21 April 1995 beserta 19 BMT lainnya BMT Al Ikhlas diresmikan secara kolektif oleh Prof. DR. Ing. B.J. Habibie

53

yang disponsori oleh Asosiasi BPR Syariah Indonesia, Dompet Dhuafa Republika, dan Forum Ekonomi Syariah Yogyakarta. Tujuh bulan setelah beroperasi, pada bulan September 1995 setelah mengadakan studi kelayakan akhirnya BMT Al Ikhlas pindah ke Sagan tepatnya di Jl. Prof. Ir. Herman Yohanes No. 103 E Yogyakarta. Berbeda dengan lokasi lama kawasan ini terhitung di tengah kota dengan fasillitas yang cukup layak. Sebagai suatu bentuk peningkatan pelayanan BMT Al Ikhlas menyediakan fasilitas Direct BMT Al Ikhlas bagi nasabah penabung, dimana nasabah kalau ingin menyimpan uang tidak perlu jauhjauh datang ke BMT tetapi cukup dengan menelpon maka petugas akan datang untuk mengambil tabungan nasabah. Sedangkan bagi nasabah pembiayaan (kredit) disediakan pelayanan Jemput Bola atau door to door, dimana apabila nasabah ingin membayar angsuran pinjamannya dan mereka tidak punya waktu atau berhalangan maka petugas BMT akan datang ke rumah mereka untuk mengambil uang angsurannya. Seiring dengan kemajuan BMT dan perkembangan masyarakat di sekitarnya, maka pihak BMT Al Ikhlas perlu dan sudah saatnya untuk melebarkan usahanya. Akhirnya pada bulan Juni 1996 dibukalah kantor cabang BMT Al Ikhlas di Jl. Godean KM 4,5 Kajor Sleman Yogyakarta. Dalam perjalanannya BMT Al Ikhlas mulai membentuk sektor riil Grosir Kaset bernuansa Islam yang diberi nama NADA NURANI dengan modal awal kurang lebih dari Rp 7.000.000, tepat pada bulan Juni 1996 yang bermula dari seorang nasabah pembiayaan yang bernama Toni Suhartono yang mengalihkan bisnisnya ke rental komputer, maka bisnis sebelumnya

54

berupa

distributor

kaset

dilimpahkan

ke

BMT

Al

Ikhlas

untuk

dikembangkan. Tahun demi tahun terus berjalan dan BMT Al Ikhlas telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sampai sekarang BMT Al Ikhlas masih terus beroperasi melayani para nasabahnya dan telah mengalami peningkatan aset yang cukup menggembirakan.

Gambar 6 Perkembangan Usaha BMT Al Ikhlas

Perkembangan ASSET, DP3,Outstanding BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA


9.000.000.000 8.000.000.000 7.000.000.000 6.000.000.000

R u p ia h

5.000.000.000 4.000.000.000 3.000.000.000 2.000.000.000 1.000.000.000 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06 Tahun

Asset

Dana Pihak Ke-3

Outstanding

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

55

Gambar 7 Perkembangan Laba BMT Al Ikhlas

Perkembangan Keuntungan Bersih BMT AL IKHLAS YOGYAKARTA


140.000.000 120.000.000 100.000.000 80.000.000 60.000.000

R u p ia h

40.000.000 20.000.000 (20.000.000) (40.000.000) (60.000.000) (80.000.000) Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jun-06

Keuntungan bersih

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

Saat ini BMT Al Ikhlas memiliki beberapa kantor cabang diantaranya : a. Kantor Prambanan : Jl. Yogya Solo km-17 Kios Sidodadi No. 32 Tlogo, Prambanan Telp. 0274- 748-4347 b. Kantor Bantul : Jl. Parangtritis km. 3,5 Kompleks Ruko Griya Perwita Regency B/4 Sewon Bantul Telp. 0274- 411-830 c. Kantor Sleman : Jl. Raya Magelang km-5 no. 119, Sleman Telp. 0274- 625-945

56

d. Kantor Godean Jl. Godean Km 7 Sidokarto Godean , Sleman Telp. 0274- 797-139 2. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas Yogyakarta a. Dewan Pendiri Saat didirikan, BMT Al Ikhlas terdiri dari 4 orang pengurus yaitu; 1) 2) 3) 4) Bapak Arief Budiman. Bapak Eko Novianto. Bapak Ahmad Sumiyanto. Bapak Abdul Aziz.

b. Susunan Kepengurusan BMT Al Ikhlas berdasar hukum koperasi, jadi seluruh operasionalnya merujuk kepada undang-undang koperasi. Berdasarkan hasil Rapat Anggota Tahunan Koperasi BMT AL Ikhlas pada tanggal Januari 2006, ditetapkan Pengurus Koperasi BMT Al Ikhlas masa kerja 2006 2011 adalah sebagai berikut: Dewan Pengawas 1) 2) 3) Dr. Yunahar Ilyas. Lc. MA Dr. Muhammad. M. Ag Ir. Arief Budiono

Pengurus 1) Ketua 2) Sekretaris 3) Bendahara : Ahmad Sumiyanto, SE, MSI : Edi Susilo, SE : Muh. Nurudin Susanto, SE

57

3. Visi dan Misi BMT Al lkhlas Yogyakarta a. Visi Memberikan layanan keuangan dengan pola syariah, serta pelayanan pengelolaan ziswaf kepada masyarakat, sehingga berperan dalam peningkatan kualitas usaha kecil dan menengah dengan profesional, berdasarkan prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Beroperasi dengan badan hukum koperasi, yang menjunjung tinggi citra BMT sebagai sebuah lembaga kepercayaan masyarakat, yang beroperasi di DIY dan sekitarnya. Kami bertekad untuk mengembangkan diri agar dapat menjadi BMT unggulan dan menjadi uswah bagi lembaga keuangan syariah lain. b. Misi 1) Mensosialisasikan sistem lembaga keuangan syariah secara

komprehensif, dengan menawarkan produk-produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. 2) Secara sistematis dan berkesinambungan melakukan

penyempurnaan dalam pengelolaan produk untuk pencapaian pelayanan yang berkualitas dan bernilai syariah. 3) Mengembangkan sumber daya insani yang berkualitas dengan etos kerja dan integritas tinggi, disiplin, dinamis, didukung penguasaan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4) Melaksanakan bisnis dengan pendampingan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah yang berbasis komunitas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha.

58

5) Melaksanakan sosialisasi akan pentingnya zakat, infak, shodaqoh dan wakaf, sekaligus menjadi pengelolanya. c. Budaya Kerja yang Dikembangkan 1) Di dalam kantor Hal-hal yang harus mendapat perhatian meliputi: a) Tampilan bangunan kantor dari luar sampai dengan keleluasaan dan keamanan tempat parkir kendaraan. b) Kebersihan, kerapihan dan tata ruang kantor khususnya ruang pelayanan nasabah. Mulai dari ruang tunggu, counter teller, meja customer service hingga meja-meja lainnya yang terjangkau oleh pandangan nasabah. c) Sikap para karyawan front liner, sapaan (bahasa, intonasi suara dan cara berpakaian) sampai dengan pemberian penjelasan atas produk dan masalah yang dihadapi nasabah, disampaikan dengan ringkas, jelas dan padat hingga memberikan rasa puas nasabah. d) Kecepatan dan ketepatan pelayanan. e) Kualitas dan tampilan voucer, tiket dan dokumen transaksi lainnya serta kelengkapan informasi dari seluruh produk yang ditawarkan. 2) Di luar kantor Hal-hal yang diperhatikan meliputi: a) Sikap para karyawan lapangan, sapaan (bahasa, intonasi suara dan cara berpakaian) sampai dengan pemberian penjelasan atas produk dan masalah yang dihadapi nasabah, disampaikan dengan ringkas, jelas dan padat hingga memberikan rasa puas nasabah. b) Kecepatan dan ketepatan pelayanan.

59

c) Slogan 5 keunggulan produk simpanan BMT Al Ikhlas terus menjadi pendorong semangat saat mencari nasabah: Aman, Bebas Riba, Bagi Hasil Kompetitif, Ramah Bersahabat Cepat, Fasilitas Antar Jemput. d) Menyusun, mempelajari dan menindaklanjuti SWOT e) Kreatif, inovatif dan visiner 4. Sumber Daya Insani a. Jumlah Karyawan BMT AI Ikhlas saat ini terdiri dari : 1) Unit finance 2) Unit-unit afiliasi : : 41 orang 26 orang

b. Pendidikan Unit Finance 1) S 1 2) Diploma : 72 % : 20 %

c. Jam kerja karyawan BMT Al Ikhlas adalah dari hari Senin sampai dengan Jumat, dan setiap hari mempunyai jam kerja mulai jam 07.30 sampai dengan jam 15.00 5. Produk BMT Al Ikhlas a. Simpanan Berjangka Deposito Muamalah Mizan Adalah simpanan yang penyetorannya dilakukan sekali dan

penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan BMT Al Ikhlas. Ketentuannya : 1) Simpanan Berjangka Deposito Muamalah Mizan memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan 2) Setoran minimal Rp. 500.000,00

60

3) Nisbah bagi hasil 30 % (1 bulan), 45% (3 bulan), 50% (6 bulan), atau 55% (12 bulan) dari pendapatan BMT b. Simpanan Siswa Benpinter Adalah simpanan bagi siswa untuk menyiapkan dan merencanakan pendidikan sejak dini. Untuk playgroup, TPA, TKIT/ TK, SDIT/SD, MI/ MTs/ SMP. Simpanan ini tidak diambil, kecuali untuk kepentingan pendidikan siswa selama berada dibangku sekolah. Transaksi kerja samanya adalah pihak sekolah yang menghimpun dana dari siswa , kemudian diserahkan sepenuhnya ke BMT Al Ikhlas sebagai Mudharib (pengelola) untuk diinvestasikan kepada hal-hal yang produktif dan tidak melanggar ketentuan syariah. Nisbah bagi hasil yang diberikan sebesar 18% dari pendapatan rata-rata BMT. c. Simpanan Haji Al Mabrur Simpanan Haji adalah simpanan bagi umat Islam yang berencana menunaikan ibadah haji atau umroh, yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Fasilitas yang diperoleh yaitu setoran

ringan.Setoran awal minimal Rp. 300.000,- dan setoran selanjutnya minimal Rp. 100.000,Bebas biaya administrasi, terdaftar di

Departemen Agama, penabung akan terdaftar pada SISKOHAT sebagai kepastian memperoleh kursi, dan on-line antar cabang yaitu setoran tunai dapat dilakukan di semua cabang. d. Manajemen Renumerasi Karyawan Berbasis BMT Manajemen Renumerasi Karyawan adalah salah satu bentuk kerja antar lembaga (sekolah dan BMT) dalam hal pengelolaan keuangan lembaga mitra oleh BMT khususnya yang berkaitan dengan sistem dan

61

prosedur penggajian karyawan. Bentuk kerjasamanya adalah pihak lembaga mitra menghimpun dana kemudian menyerahkan sepenuhnya dana tersebut kepada BMT Al Ikhlas melalui satu rekening untuk diinvestasikan kepada usaha produktif yang tidak melanggar ketentuan syariah, semua karyawan terdaftar dalam keanggotaan yang

selanjutnya mendapatkan nomor keanggotaan dan buku simpanan sebagai sarana transaksi, nisbah bagi hasil yang diberikan sebesar 18% dari pendapatan rata-rata BMT. e. Simpanan Mudharabah Simpanan yang dikelola dengan prinsip syariah mudharabah almuthlaqah, dimana dana yang disimpan oleh anggota akan digunakan BMT secara mutlak sepenuhnya untuk diinvestasikan pada usaha produktif dan halal. Keunggulannya antara lain : dana yang disimpan dijamin keamanannya, penarikan dana dapat dilakukan setiap saat dan sewaktu-waktu serta di setiap kantor pelayanan BMT Al Ikhlas terdekat, fasilitas antar jemput baik saat penyimpanan maupun penarikan, bagi hasil kompetitif, bebas biaya administrasi bulanan, penyaluran dana untuk pengembangan usaha kecil dan menengah. f. Produk-produk Pada Sektor Riil Dalam menyebarkan produk-produknya, BMT juga

melengkapinya dengan pengadaan usaha mandiri yang lebih sering disebut sektor riil. Adapun sektor riil BMT adalah :

62

1) Distributor kaset dan VCD Islami. Berdiri sejak tahun 1997, dengan nama NADA NURANI. Kemudian sejak tahun 2001 NADA NURANI mulai masuk pada penjualan dan persewaan VCD Islami. 2) Debeta (Percetakan dan Sablon) Dinamika kota Yogyakarta yang sedemikian komplek serta suasana dan nuansa pendidikan dan bisnis yang relatif dinamis

menghajatkan BMT Al Ikhlas untuk mempunyai percetakan sendiri yang memiliki peluang bisnis prospektif. Mulai akhir Desenber 2003, berdirilah sebuah percetakan dengan Debeta yang berlokasi di Jl. Magelang No. 119 Yogyakarta. 6. Pembayaran Gaji Pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta Upaya BMT Al Ikhlas Yogyakarta sebagai lembaga keuangan syariah untuk menegakkan prinsip-prinsip syariah ditunjukkan dengan : a) Adanya aqad perjanjian kerja atau surat pernyataan kesediaan, sebelum karyawan mulai bekerja mereka harus menandatangani aqad perjanjian kerja yang berkaitan dengan kejelasan pekerjaannya. Mulai dari karyawan training, sampai perekrutan ini ada SK yang di dalamnya memuat hak-hak apa saja dan kewajiban apa saja bagi karyawan, kemudian memuat pula lampiran gaji yang akan diterima oleh karyawan. b) Apabila jumlah gaji yang diberikan kepada karyawan ini telah mencapai batas nishab maka akan dikenakan zakat. Batas nishab yang ditentukan kurang lebih Rp. 1100000,- sedangkan untuk gaji yang

63

belum mencapai batas nishab akan diberikan kelonggaran untuk berinfak saja, tidak ada ketentuan batas infak yang diberlakukan. c) BMT Al Ikhlas juga mempunyai kebijakan lain apabila ternyata didapati karyawan yang membolos kerja maka konsekuensinya adalah

dilakukan pemotongan gaji. d) Mengenai standar gaji, BMT Al Ikhlas Yogyakarta menjadikan Upah Minimum Regional ( UMR ) sebagai standar gaji pokok. Artinya gaji yang diberikan tidak berada jauh di bawah pasaran. Kemudian dari gaji pokok tersebut ditambahkan dengan berbagai tunjangan yang

penentuan besarnya tunjangan itu didasarkan atas masa kerja dan level jabatan karyawan. e) Pembayaran gaji karyawan dilakukan secara tepat waktu, yaitu ditentukan setiap tanggal 1 karyawan memperoleh hak gaji mereka. Apabila ternyata pada tanggal 1 tersebut merupakan hari libur, maka BMT Al Ikhlas mengambil kebijakan pembayaran gaji diundur atau diajukan.

B. Pengujian dan Hasil Analisis Data. Penggajian bagi para karyawan di BMT Al Ikhlas didasarkan pada Upah Minimum Regional ( UMR ) sebagai standar gaji pokoknya, kemudian tunjangan tetap dan tunjangan variabel, selanjutnya dikurangi dengan potongan-potongan gaji. Ketentuan besarnya tunjangan yang diberikan kepada karyawan ini diperhitungkan berdasar masa kerja karyawan serta level jabatan karyawan yang bersangkutan. Sedangkan dalam hal fasilitas bagi karyawan seperti misalnya sepeda motor ini dasarnya adalah waktu dan

64

jabatan. BMT Al Ikhlas memberikan tunjangan atau jaminan sosial kepada karyawannya dalam rangka usaha pemeliharaan tenaga kerja. Adapun tunjangan yang diberikan adalah sebagai berikut: Tunjangan tetap yang terdiri dari : a. Tunjangan jabatan b. Tunjangan masa kerja c. Tunjangan pengurus d. Tunjangan istri e. Tunjangan anak f. THR Tunjangan variabel yang terdiri dari : a. Tunjangan makan b. Tunjangan kehadiran c. Tunjangan transport d. Tunjangan pulsa e. Sewa dan pemeliharaan kendaraan f. Tunjangan dana teknis Potongan yang dibebankan atas gaji karyawan antara lain : a. Dana taawun b. Asuransi kesehatan c. Asuransi hari tua d. Pajak penghasilan e. Potongan hutang gaji f. Angsuran pembiayaan g. Zakat

65

Dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan dalam prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas terdiri dari : SK ( Surat Keputusan ) pengangkatan karyawan ( training, kontrak, tetap ), masa kerja karyawan, jabatan karyawan dan level, presensi karyawan, struktur gaji karyawan.

1. Prosedur Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta a. Fungsi yang terkait dalam sistem penggajian 1) Fungsi pencatatan presensi Fungsi ini bertanggungjawab atas penyelenggaraan catatan waktu hadir bagi semua karyawan BMT Al Ikhlas, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Pencatatan waktu software hadir yang

diselenggarakan dengan

menggunakan sistem

ditangani oleh bagian akunting, berisi catatan hari, tanggal, waktu kedatangan, waktu kepulangan, dan menit kerja. Penyelenggaraan pencatatan waktu hadir ini untuk menentukan gaji karyawan, apakah karyawan berhak mendapatkan gaji penuh atau harus dipotong akibat ketidakhadiran mereka. 2) Fungsi administrasi personalia Fungsi ini bertanggungjawab membuat rekap catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang, sehubungan dengan catatan karyawan masuk, karyawan ijin, cuti dan sebagainya. Fungsi administrasi personalia ini berada di kantor pusat dan fungsi ini dihandle langsung oleh manajemen pusat.

66

3) Fungsi penggajian ( manajer SDM ) Fungsi ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji yang berisi gaji kotor yang menjadi hak masing-masing karyawan serta potongan yang dibebankan pada setiap karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji, berdasarkan laporan presensi dari manajer masing-masing kantor cabang. Data yang dipakai sebagai dasar untuk pembuatan daftar gaji karyawan adalah Surat Keputusan mengenai pengangkatan karyawan, daftar presensi karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan, level karyawan. Selanjutnya hasil rekap struktur gaji karyawan diteruskan ke kantor cabang, oleh manajer cabang didistribusikan ke bagian keuangan dan teller. 4) Fungsi teller Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna

pembayaran gaji. Teller melakukan entry gaji ke rekening tabungan masing-masing karyawan. b. Jaringan prosedur sistem akuntansi penggajian karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta 1) Prosedur pencatatan presensi Prosedur ini dilakukan dengan sistem software yang dipegang oleh bagian akunting dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : a) Bagian pencatatan waktu mengawasi setiap karyawan yang mengisi presensi yang dicatat menggunakan sistem software pada waktu datang dan pulang b) Membuat presensi karyawan berdasarkan catatan yang ada dalam software

67

c) Menyerahkan daftar presensi karyawan cabang ke bagian administrasi personalia kantor pusat 2) Prosedur administrasi personalia Prosedur ini dilakukan oleh bagian personalia kantor pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : a) Bagian administrasi personalia kantor pusat menerima daftar presensi karyawan dari kantor cabang b) Membuat rekap daftar presensi berdasarkan catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang dan diarsipkan c) Menyerahkan rekap daftar presensi ke bagian penggajian ( manajer SDM ) 3) Prosedur penggajian ( manajer SDM ) Prosedur ini dilakukan oleh manajer SDM pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : a) Manajer SDM menerima rekap daftar presensi karyawan dari bagian administrasi personalia b) Membuat daftar gaji berdasarkan dokumen SK pengangkatan karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan, level karyawan c) Membuat rekap daftar gaji untuk masing-masing kantor cabang dan kantor pusat d) Mencatat penghasilan karyawan ke dalam struktur gaji karyawan e) Bagian akunting mencatat biaya gaji f) Membuat bukti kas keluar

68

g) Menyerahkan hasil rekap struktur gaji karyawan ke masingmasing manajer kantor cabang 4) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan dan teller dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : a) Menerima hasil rekap struktur gaji karyawan dari manajer b) Bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan c) Entry gaji ke rekening masing-masing karyawan d) Strook gaji diserahkan ke karyawan sebagai bukti bahwa gaji telah masuk ke rekening tabungan masing-masing karyawan

69

Gambar 8 Prosedur Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta

PRESENSI KANTOR CABANG DAN PUSAT

ADMINISTRASI PERSONALIA KANTOR PUSAT

BAGIAN PENGGAJIAN ( MANAJER SDM ) KANTOR PUSAT

TELLER KANTOR CABANG

KARYAWAN

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

70

2. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan Unsur-unsur pengendalian intern penggajian karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta meliputi : a. Aspek organisasi Struktur organisasi yang memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional secara tegas merupakan bagian penting perusahaan untuk melakukan kegiatan pokok perusahaan. Pemisahan fungsi yang jelas pada masing-masing bagian bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan pasti sesuai dengan kedudukannya di dalam struktur organisasi. Organisasi yang telah memisahkan tanggungjawab serta

memberikan kewenangan terhadap masing-masing bagian terkait dengan proses pelaksanaan prosedur penggajian pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ditunjukkan dengan adanya : 1) Pemisahan fungsi pembuat daftar gaji dari fungsi keuangan, 2) Pemisahan fungsi pencatatan waktu hadir dari fungsi pembuat daftar gaji. Fungsi pembuat daftar gaji dipegang oleh bagian penggajian yaitu manajer SDM pusat, fungsi keuangan dipegang oleh bagian keuangan, fungsi pencatatan waktu hadir yang menggunakan sistem software dipegang oleh bagian akunting. b. Aspek sistem otorisasi Sistem otorisasi yang berlaku pada BMT Al lkhlas Yogyakarta adalah : 1) Presensi sebagai pedoman pembuatan daftar gaji diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu yang dipegang oleh bagian akunting

71

2) Dalam daftar gaji karyawan harus memiliki SK pengangkatan sebagai karyawan BMT Al Ikhlas, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dalam hal ini ketua pengurus BMT Al Ikhlas Yogyakarta 3) Setiap perubahan gaji karyawan atau perubahan unsur yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung penghasilan karyawan diotorisasi oleh yang berwenang dalam hal ini manajer SDM pusat 4) Setiap potongan gaji selain dari pajak penghasilan karyawan didasarkan atas surat potongan gaji dan diotorisasi oleh fungsi keuangan 5) Daftar gaji tidak diotorisasi oleh fungsi personalia 6) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh fungsi akuntansi c. Aspek prosedur pencatatan Prosedur pencatatan yang berlaku pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta adalah : 1) Adanya perubahan data yang tercantum dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan 2) Tarif gaji yang tercantum dalam kartu penghasilan diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi d. Aspek praktik yang sehat Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ditunjukkan dengan : 1) Fungsi pencatatan waktu yang dipegang oleh bagian akunting mengawasi sistem software pencatatan presensi karyawan

72

2) Pembuatan

daftar

gaji

diverifikasi fungsi

kebenaran

dan

ketelitian dilakukan

perhitungannya pembayaran

oleh

akuntansi

sebelum

3) Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji yang dipegang oleh manajer SDM pusat

C. Pembahasan Hasil Analisis 1. Penilaian terhadap Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta Fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas antara lain fungsi pencatatan presensi, fungsi administrasi personalia, fungsi penggajian, dan fungsi teller. Hasil analisis yang didapat menunjukkan bahwa BMT Al Ikhlas telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing-masing bagian. Secara sistem pengembangan, fungsi personalia dihandle langsung oleh manajemen pusat. Fungsi penggajian dipegang langsung oleh manajer SDM mengingat bentuk struktur organisasi BMT yang simpel. Hal tersebut memudahkan manajer untuk melakukan kontrol terhadap masing-masing fungsi yang berkaitan dengan penggajian. a. Fungsi pencatatan presensi Pencatatan atas kehadiran semua karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta dilakukan dengan menggunakan sistem software.

Pencatatan ini meliputi hari, tanggal, waktu kedatangan, waktu kepulangan, menit kerja. Fungsi pencatatan presensi ini terpisah dari

fungsi pembuat daftar gaji. Fungsi pencatatan presensi yang ada di

73

BMT Al Ikhlas Yogyakarta dinilai baik dan telah sesuai dengan prosedur. Sistem software yang digunakan dalam pencatatan presensi mempermudah bagian penggajian untuk melakukan pemantauan kehadiran yang akan mempermudah dalam menentukan perhitungan gaji karyawan yang akan diberikan. Sistem software yang ada diawasi oleh bagian akunting. Fungsi pencatatan presensi merupakan kunci dari fungsi-fungsi selanjutnya karena dari fungsi ini akan menentukan berapa gaji yang seharusnya diperoleh karyawan , dan dari pencatatan presensi ini akan diketahui catatan atas karyawan yang tidak hadir yang nantinya akan mempengaruhi potongan gaji karyawan. b. Fungsi administrasi personalia Fungsi administrasi personalia BMT Al Ikhlas Yogyakarta dihandle langsung oleh manajemen pusat. Setelah presensi karyawan yang tercatat dalam sistem software diketahui, tugas fungsi administrasi personalia adalah membuat rekap daftar presensi seluruh karyawan dari masing-masing kantor cabang. Melakukan pencatatan yang antara lain berkaitan dengan catatan karyawan masuk, adanya karyawan yang ijin, karyawan yang cuti dan sebagainya yang dicatat untuk tiaptiap karyawan kantor cabang dan pusat. Secara prosedur, fungsi ini sudah baik, artinya fungsi administrasi personalia ini terpisah dari

fungsi-fungsi pencatatan presensi dan fungsi penggajian yang ada. c. Fungsi penggajian Daftar gaji dibuat oleh bagian penggajian yang ditangani oleh manajer SDM kantor pusat dan pelaksana penggajian atas dasar surat keputusan pengangkatan karyawan, maupun peraturan-peraturan

74

penggajian, catatan masa kerja karyawan, jabatan dan level karyawan, daftar presensi karyawan berdasarkan laporan dari manajer masingmasing kantor cabang yang digunakan sebagai acuan untuk penyusunan daftar gaji. Penghasilan karyawan ini dihitung dalam satu periode pembayaran gaji, dengan daftar gaji yang berisi jumlah penghasilan gaji kotor hak setiap karyawan dan perhitungan potongan atas gaji yang dibebankan ada masing-masing karyawan selama jangka waktu pembayaran gaji. Fungsi penggajian ini mempunyai hak untuk mengeluarkan gaji kemudian dibantu akunting untuk melakukan pencatatan kewajiban yang timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji. Selanjutnya bagian penggajian mencatat struktur gaji karyawan, dan menyerahkan hasil rekap struktur gaji karyawan ke manajer kantor cabang. d. Fungsi teller Berdasarkan rekap struktur gaji karyawan dari manajer masing-masing kantor cabang, bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan, mengisi cek guna pembayaran gaji, dan teller melakukan entry gaji ke rekening tabungan masing-masing karyawan. 2. Penilaian terhadap Jaringan Prosedur Sistem Penggajian Karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta BMT Al Ikhlas Yogyakarta hanya menggunakan jaringan prosedur yang membentuk sistem penggajian. Jaringan prosedur penggajiannya terdiri dari prosedur pencatatan presensi karyawan, prosedur administrasi personalia, prosedur penggajian oleh manajer SDM, prosedur pembayaran gaji. Hasil analisis jaringan prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas

75

Yogyakarta menunjukkan bahwa prosedur penggajian yang ada sangat sederhana. a. Prosedur pencatatan presensi Pencatatan daftar hadir karyawan menggunakan sistem software sangat menunjang proses pencatatan waktu hadir karyawan. Bagian akunting tinggal mengawasi setiap karyawan yang memasukkan passwordnya ke dalam komputer sebagai tanda presensi, sehingga daftar hadir manual tidak diperlukan lagi . Prosedur ini terpisah dari prosedur penggajian dan prosedur administrasi personalia, dan prosedur pencatatan presensi di BMT Al Ikhlas sudah sesuai dengan sistem akuntansi yang baik karena mudah dipahami dan mempercepat proses presensi. b. Prosedur administrasi personalia Prosedur administrasi yang ditangani langsung oleh Support System Officer kantor pusat ini melakukan kegiatan pencatatan dan pengarsipan daftar presensi karyawan yang digunakan sebagai dasar untuk pembuatan daftar gaji oleh manajer SDM. Prosedur administrasi personalia BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah sesuai dengan sistem akuntansi yang baik, sesuai dengan urutan kegiatan proses penggajian. c. Prosedur penggajian Prosedur penggajian yang dipegang langsung oleh manajer SDM pusat ini bertugas untuk membuat daftar gaji karyawan berdasar dokumen SK karyawan, masa kerja, jabatan, level karyawan, mencatat penghasilan karyawan ke dalam struktur gaji karyawan. Secara manual manajer yang menyusun pembuatan daftar gaji dan membuat bukti kas keluar,

76

kemudian secara teknis dibantu oleh akunting dilakukan posting dan pencatatan biaya gaji. Prosedurnya juga dinilai sesuai dengan sistem akuntansi yang baik. d. Prosedur pembayaran gaji Berdasar laporan dan rekap struktur gaji karyawan dari manajer, bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan. Selanjutnya teller melakukan entry gaji. Prosedur pembayaran gaji ini tidak melalui proses yang panjang, dan prosedur yang ada sesuai dengan sistem yang baik, mudah dipahami. Prosedur penggajian yang ada dinilai sesuai dengan sistem akuntansi yang baik. Prosedur penggajian di BMT Al Ikhlas juga sudah ditunjang dengan sistem informasi akuntansi yang memadai.

Pembayaran gaji kepada karyawannya juga sudah melewati rekening bank, sehingga gaji yang diterima karyawan setiap bulannya tidak berupa uang kas tetapi dalam bentuk rekening. 3. Penilaian terhadap Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Penggajian Karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta Penilaian untuk mengetahui memadai atau tidaknya sistem pengendalian intern dalam sistem penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta, dilakukan dengan membandingkan antara kenyataan yang ada dengan teori. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner dengan mengajukan daftar pertanyaan mengenai elemen-elemen unsur sistem pengendalian intern penggajian kepada pihak pelaksana penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta dengan format seperti dalam lampiran.

77

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan disusun sedemikian rupa sehingga kemungkinan jawaban yang diperoleh hanya terdiri dari Ya dan Tidak dengan butir-butir pertanyaan sebanyak 15 butir. Baik tidaknya pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta dapat dilihat dalam jawaban kuisioner. Jawaban Ya menunjukkan sistem pengendalian intern adalah baik, sedangkan jawaban Tidak berarti sebaliknya. Berdasarkan pertanyaan yang diajukan terdapat 12 jawaban Ya dan untuk jawaban Tidak terdapat 3 buah jawaban. Pertanyaan yang mendapat jawaban Ya selanjutnya dicari skornya dengan perhitungan : Nilai Relatif =

butir yang mendapat jawaban " ya" butir yang diterapkan


12 x 100 % 15

x 100 %

= 80 % Hasil perhitungan melalui skoring menunjukkan bahwa nilai relatif penerapan sistem pengendalian intern penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sebesar 80 %. Selanjutnya nilai relatif tersebut didiskripsikan berdasar kriteria penilaian : Skor 0% - 39,99 % dikategorikan tidak memadai dikategorikan kurang memadai dikategorikan cukup memadai dikategorikan memadai dikategorikan sangat memadai

40,00 % - 59,99% 60,00 % - 79,99% 80,00 % - 89,99% 90,00 % - 100%

78

Berdasar jawaban yang diperoleh atas pertanyaan yang diajukan kepada BMT Al Ikhlas Yogyakarta dalam hal penerapan sistem pengendalian intern penggajian termasuk dalam kategori memadai. Keadaan ini mencerminkan sistem pengendalian intern penggajian BMT Al Ikhlas sudah berjalan dengan baik. Artinya sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, dan praktik yang sehat dalam

melaksanakan fungsi tiap unit organisasi. BMT Al Ikhlas juga sudah memanfaatkan Koperasi Jasa Audit sebagai eksternal auditor untuk memeriksa data keuangan yang ada.

D. Jawaban Atas Pertanyaan dalam Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta ? Berdasarkan pelaksanaan prosedur penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembayaran gaji ini dikatakan sesuai dengan prosedur dan sistem yang ada, fungsifungsi yang berkaitan dengan prosedur penggajian telah memisahkan tanggungjawab dan tugas masing-masing. Prosedur penggajian yang ada di BMT Al Ikhlas ini sederhana, fungsi-fungsi personalia yang ada dihandle langsung oleh manajemen dan BMT Al Ikhlas sehingga struktur organisasi yang ada juga simpel. Pembayaran gaji karyawan di BMT Al Ikhlas tidak dilakukan dalam bentuk uang kas yang diberikan langsung kepada karyawan, melainkan gaji dibayarkan oleh bagian keuangan dan teller dengan entry gaji ke rekening masing-masing karyawan. Tahapan

79

prosedur

penggajian karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta dapat

dijelaskan dengan bagan alir sistem (flowchart) sebagai berikut : Gambar 9 Prosedur Pencatatan Presensi Bagian Pencatatan Presensi

Mulai

Mengawasi presensi

Presensi dengan Sistem software

Membut daftar presensi

Daftar presensi karyawan

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

80

Gambar 10 Prosedur Administrasi Personalia Bagian Administrasi Personalia

Daftar presensi karuyawan

Membuat rekap Daftar pesensi

Rekap daftar presensi

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

81

Gambar 11 Prosedur Penggajian Bagian Penggajian ( Manajer SDM )


2 6

rekap daftar presensi karyawan

Mencatat Biaya gaji

Membuat daftar gaji

Membuat rekap daftar gaji untuk kantor cabang

RDG Daftar gaji

Mencatat penghasilan karyawan

Strook gaji karyawan

Membuat bukti kas keluar

BKK

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogayarta

82

Gambar 12 Prosedur Pembayaran Gaji Bagian Keuangan dan Teller

Rekap struktur gaji

Mengeluark an gaji karyawan

Entry gaji ke rekening karyawan

Strook gaji diserahkan ke karyawan

selesai

Sumber : BMT Al Ikhlas Yogyakarta

83

a) Prosedur pencatatan presensi Prosedur ini dilakukan dengan sistem software yang dipegang oleh bagian akunting dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : 1) Bagian pencatatan waktu mengawasi setiap karyawan yang mengisi presensi yang dicatat menggunakan sistem software pada waktu datang dan pulang 2) Membuat presensi karyawan berdasarkan catatan yang ada dalam software 3) Menyerahkan daftar presensi karyawan cabang ke bagian administrasi personalia kantor pusat b) Prosedur administrasi personalia Prosedur ini dilakukan oleh bagian personalia kantor pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : 1) Bagian administrasi personalia kantor pusat menerima daftar presensi karyawan dari kantor cabang 2) Membuat rekap daftar presensi berdasarkan catatan presensi karyawan dari masing-masing kantor cabang dan diarsipkan 3) Menyerahkan rekap daftar presensi ke bagian penggajian manajer SDM ) c) Prosedur penggajian ( manajer SDM ) Prosedur ini dilakukan oleh manajer SDM pusat dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : 1) Manajer SDM menerima rekap daftar presensi karyawan dari bagian administrasi personalia (

84

2) Membuat daftar gaji berdasarkan dokumen SK pengangkatan karyawan, masa kerja karyawan, jabatan karyawan, karyawan 3) Membuat rekap daftar gaji untuk masing-masing kantor cabang dan kantor pusat 4) Mencatat penghasilan karyawan ke dalam struktur gaji karyawan 5) Bagian akunting mencatat biaya gaji hasil rancangan manajer SDM 6) Manajer membuat bukti kas keluar, tiap kantor cabang 1 lembar 7) Menyerahkan hasil rekap struktur gaji karyawan ke masing-masing manajer kantor cabang d) Prosedur pembayaran gaji Prosedur ini dilakukan oleh bagian keuangan dan teller dengan uraian kegiatannya sebagai berikut : 1) Menerima hasil rekap struktur gaji karyawan dari manajer 2) Bagian keuangan mengeluarkan gaji karyawan 3) Entry gaji ke rekening masing-masing karyawan 4 )Strook gaji diserahkan ke karyawan sebagai bukti bahwa gaji telah masuk ke rekening tabungan masing-masing karyawan 2. Bagaimanakah penerapan sistem pengendalian intern dalam penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta ? a. Aspek struktur organisasi Sudah ada pembagian tugas dan wewenang dari masing-masing unit organisasi sehingga penentuan proses tanggungjawab menjadi jelas. BMT Al Ikhlas Yogyakarta mempunyai struktur organisasi yang level

85

tidak terlalu rumit karena tidak melibatkan banyak bagian di dalamnya. Organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta yaitu dengan adanya pemisahan fungsi : 1) Fungsi pencatatan presensi dipegang oleh bagian akunting 2) Fungsi administrasi personalia dihandle langsung oleh manajemen di kantor pusat 3) Fungsi penggajian dipegang oleh manajer SDM 4) Fungsi teller dipegang oleh bagian keuangan dan teller b. Aspek sistem otorisasi Sistem wewenang dalam suatu organisasi merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap kegiatan yang terjadi dan untuk menghindari tindak kecurangan yang mungkin bisa terjadi. BMT Al Ikhlas telah menyelenggarakan sistem otorisasi yang cukup baik. Presensi sebagai dasar bagi manajemen untuk meneNtukan besarnya gaji karyawan diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu dalam hal ini di bawah pengawasan bagian akunting. Dengan adanya otorisasi tersebut dapat menghindarkan manipulasi presensi karyawan. Setiap karyawan harus memiliki SK pengangkatan apakah dia training, kontak, tetap yang diotorisasi oleh Ketua Pengurus BMT Al Ikhlas setelah melalui proses musyawarah antara manajemen dan koordinator cabang. Peraturan gaji yang dimuat dalam peraturan kepegawaian sebagai dasar perhitungan atas perubahan gaji karyawan diotorisasi oleh manajer SDM. Bukti kas keluar atas pembayaran gaji diotorisasi fungsi akuntansi dengan persetujuan manajer SDM. Sistem otorisasi ini

86

dikatakan memadai dan sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik yang dapat memberikan perlindungan terhadap kekayaan BMT. Hanya saja kekurangan yang ada yaitu daftar gaji tidak diotorisasi oleh fungsi personalia. c. Aspek prosedur pencatatan Prosedur pencatatan dilakukan oleh bagian-bagian yang

berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab tiap bagian. Bagian akunting bertanggungjawab melakukan pengawasan pencatatan atas presensi karyawan dan mencatat adanya biaya gaji karyawan serta pembuatan bukti kas keluar. Bagian administrasi personalia

menyelenggarakan rekap daftar presensi karyawan yang selanjutnya dilaporkan kepada manajer SDM. Bagian keuangan dan teller mengeluarkan penggajian gaji karyawan. adalah Catatan daftar yang digunakan dalam SK

karyawan

presensi

karyawan,

pengangkatan karyawan, struktur gaji karyawan. Setiap perubahan data dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan. Secara teknis, pencatatanpencatatan terkait pembayaran gaji dilakukan oleh akunting. Prosedur pencatatan di BMT Al Ikhlas sudah memadai artinya catatan-catatan akuntansi dapat disiapkan dan setiap saat dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan. d. Aspek praktik yang sehat Praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tiap unit organisasi bertujuan agar pelaksanaan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan seperti, pembuatan daftar gaji harus

87

diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi keuangan sebelum dilakukan pembayaran. Dengan demikian unsur sistem pengendalian intern ini menjamin bukti kas keluar dibuat atas dasar dokumen pendukung yang andal. Kemudian catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji, hal ini berfungsi sebagai tanda telah diterimanya gaji oleh karyawan yang berhak. Praktik yang sehat dalam penggajian di BMT Al Ikhlas ditunjukkan dengan fungsi pencatatan waktu dipegang oleh bagian akunting, pembuatan daftar gaji diverifikasi perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran gaji, menciptakan sistem seada mungkin, catatan penghasilan karyawan disimpan fungsi penggajian yang dipegang oleh manajer SDM.

88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. BMT Al Ikhlas Yogyakarta telah memisahkan tugas dan tanggungjawab fungsional pada masing-masing bagian yang berhubungan dengan penggajian karyawan. Jaringan prosedur sistem penggajian karyawan BMT Al Ikhlas Yogyakarta terdiri dari prosedur pencatatan presensi, prosedur administrasi personalia, prosedur penggajian dan prosedur pembayaran gaji. Manajemen pusat BMT Al Ikhlas menghandle langsung fungsi-fungsi personalia. Prosedur sistem penggajian yang ada di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sederhana. Meski jaringan prosedurnya sederhana prosedur tersebut dikatakan baik karena mudah dipahami dan dapat memperlancar proses penggajian karyawan. 2. Hasil analisis terhadap jawaban kuisioner pengendalian intern untuk menilai penerapan sistem pengendalian intern penggajian karyawan pada BMT Al Ikhlas Yogyakarta menunjukkan bahwa pengendalian internnya baik dan dikategorikan memadai. Sudah ada pemisahan tugas dan tanggungjawab dalam struktur organisasinya, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang baik, serta praktik yang sehat dalam melaksanakan fungsi tiap unit organisasi.

76

89

B. Keterbatasan Penelitian 1. Perolehan data yang diinginkan peneliti belum maksimal, hal tersebut berkaitan dengan kebijakan perusahaan, pertimbangan rahasia

perusahaan. Contoh data yang belum diperoleh adalah data gaji karyawan. 2. Dalam penelitian ini penulis tidak diijinkan untuk melihat secara langsung dokumen-dokumen gaji, bukti transaksi gaji, dan laporan keuangannya karena bersifat rahasia. Oleh karena itu dalam melakukan analisis terhadap sistem penggajian hanya berdasarkan teori dan hasil jawaban kuesioner elemen pengendalian intern sistem penggajian.

C. Saran-saran 1. Penggunaan sistem software dalam pencatatan presensi karyawan di BMT Al Ikhlas Yogyakarta sudah baik, untuk kinerja ke depannya diharapkan dapat meminimalkan pencatatan dokumen secara manual agar kinerja menjadi lebih cepat. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan agar menambah deskripsi teorinya, memilih bahasan dan cakupan penggajian karyawan yang lebih luas sehingga benar-benar memahami sistem pengendalian intern penggajian dan agar tidak memakai kuisioner pengendalian intern saja, namun lebih baik menggunakan metode attribute sampling untuk menilai pengendalian intern perusahaan agar objektivitas hasil evaluasi terhadap objek yang diperiksa lebih terjamin, dan mendapatkan hasil yang lebih valid.

90

DAFTAR PUSTAKA

Adlany, Nazri &Tamam, Hanafie & Nasution, Faruq, Al Quran Terjemah Indonesia, PT. Sari Agung, Jakarta. Ahmad, As-Sayyid Al-Hasyimiy, Tarjamah Mukhtarul Ahaadits, 1996, PT. Maarif, Bandung. Baridwan, Zaki, Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi 5. 2002, BPFE Yogyakarta. Handoko,T. Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi 1, 1999, BPFE Yogyakarta. ________, Manajemen, Edisi 2,1999, BPFE Yogyakarta. Hartadi, Bambang, Auditing: Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi Tahap Pendahuluan, Edisi 1, 1987, BPFE Yogyakarta. Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, 1999, BPFE Yogyakarta. Jusup, Al Haryono, Auditing ( Pengauditan ), Buku 1, 2001, Penerbitan STIE YKPN Yogyakarta. ________, Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 5, Jilid 2, 1999, BP STIE YKPN Yogyakarta. ________,& Ashari, Sidiq & Krismiaji, Praktik Auditing, 1998, Penerbitan AA YKPN Yogyakarta. Mujiatun, Sistem Penggajian Karyawan Pada PT. Djitoe ITC, Tugas Akhir, 2000, UNS Solo. Mujihana, Jaka, Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Dalam Penjualan Kredit Barang Jadi, Skripsi, 1998, FPIPS UNY Yogyakarta. Mulyadi, Pemeriksaan Akuntan, Edisi 3, 1990, BP STIE YKPN Yogyakarta. ________, Sistem Akuntansi, Edisi 3, 1997, BP STIE YKPN Yogyakarta. ________, & Puradiredja, Kanaka, Auditing, Edisi 5, Buku 1, 1998, Salemba Empat, Jakarta. Pasaribu, Chairuman & K. Lubis, Suhrawardi, Hukum Perjanjian Dalam Islam. 2004, Sinar Grafika Jakarta.

91

Pramawanti, Rani, Analisis Sistem Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Karyawan pada PT. Supersonic Chemical Industry Gunungkidul. Skripsi, 2003, UNY Yogyakarta. Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam ( Terjemahan ), Jilid 1, 1995, PT. Dana Bhakti Wakaf Yogyakarta. Setyadi, Agus, Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Prosedur Penggajian Studi Kasus Pada PT. KAI Daop VI Yogyakarta. Skripsi, 2005, JEI STAIN- SEM Institute Yogyakarta. Tanjung, Hendri, Konsep Manajemen Syariah Dalam Pengupahan Karyawan Perusahaan, www.uika-bogor.ac.id/jur03.htm, 17 Juni 2006.

You might also like