You are on page 1of 20

Penerapan disiplin pada anak

eFNS
isiplin berhubungan dengan adanya
serangkaian aturan, norma, ketentuan
yang harus ditaati oleh seseorang atau
sekelompok orang yang ditetapkan oleh
orang tua, guru, atau pemimpin.
Penegakkan disiplin hendaklah diikuti
dengan adanya konsekuensi atas
penerapannya, yaitu hukuman bila terjadi
pelanggaran aturan, norma atau
ketentuan.
anj..
Menurut pakar perkembangan Hurlock (1978) :
Perilaku disiplin merupakan perilaku seseorang
yang belajar dari atau secara suka rela
mengikuti seorang pemimpin.
Orang tua dan guru merupakan pemimpin,
sedangkan anak merupakan murid yang belajar
dari orang dewasa tentang hidup yang menuju
kearah kehidupan berguna.
isiplin merupakan cara masyarakat mengajar
anak untuk berperilaku moral yang disetujui
kelompok.
%araf perkembangan disiplin
Kohlberg,
%araf 1. isiplin karena ingin memperoleh
kasih sayang. (pada tahap ini anak tidak
ada rasa bersalah untuk pelanggaran
yang dilakukannya).
%araf 2. isiplin jika kesenangan dipenuhi
(pada tahap ini ortu harus hati-hati untuk
tidak selalu memenuhi keinginan anak
agar disiplin yang diterapkan menjadi
efektif).
anj.
%araf 3. isiplin karena mengetahui ada
tuntutan di lingkungan. (pada usia sekolah
mereka mengetahui ada aturan-aturan di
sekolah atau lingkungan luar, jika anak sudah
terbiasa di disiplin dilingkungan rumah maka ia
akan mudah mengikutinya).
%araf 4. isiplin karena sudah ada orientasi
terhadap otoritas (mereka akan mengikuti
perilaku figure otoritas, pandangan mereka
tentang penerapan aturan apakah perlu
dijalankan secara ketat atau dapat dilanggar
tergantung pada apa yang dia amati dari figure-
figur otoritas).
anj.
%araf 5. isiplin karena telah melakukan
nilai-nilai sosial, tata tertib atau prinsip-
prinsip (mereka sudah dapat menilai baik-
buruk, sudah cukup terlatih untuk
mengontrol perilakunya dan mengarahkan
dirinya pada hal-hal yang disetujui oleh
kelompok sosialnya.
Schaefer (1996) pendisiplinan akan
lebih efektif jika memenuhi criteria :
1. menghasilkan suatu keinginan
perorangan atau pertumbuhan pada diri
anak.
2. Harga diri anak tetap tejaga.
3. Selalu ada hubungan dekat antara anak
dan orang tua.
ara efektif yang dapat dilakukan
dalam menerapkan disiplin :
menunjukkan penoIakan untuk periIaku yang tidak
diinginkan.
- Mengabaikan keberadaannya
- Membelakangi
- %idak memberikan perhatian untuk beberapa saat
- Pura-pura tidak melihat.
- Menolak menaggapi/mendengar pembicaraan anak.
- %idak memenuhi keinginan anak.
diaIog tentang mengapa harus mengubah periIaku.
- Memberikan contoh melaui cerita fiktif
- Menjelaskan konsekuensi dari perbuatan salah bagi
anak
anj.
memberikan hadiah, pujian /penghargaan
- memberikan belaian, senyum pelukan untuk
beberapa saat untuk perilaku yang diharapkan
- pujian > kritikan
- iberikan hak istimewa untuk penguat perilaku
yang diharapkan.
beri hukuman yang layak ;
- Mencabut haknya yang disenangi (menonton
tv, bermain games, makan es krim dll).
- Membuat anak melakukan suatu tugas yang
ada manfaatnya, namun tidak disenanginya.
anj.
Bersifat membangun
Gunakan kata-kata yang sederhana dan
mudah dipahami anak dengan tetap
menunjukkan otoritas orang tua, tetapi
tidak sebagai bos.
>>>>kata-kata dorongan daripada
memberikan larangan
ontoh: Ayo...bunda yakin kamu mampu
membereskan mainan-mainan ini!
anj.
isiplin harus konsisten
Upayakan aturan yang diterapkan berlaku
sama untuk sepanjang waktu yang
disepakati. Karena inkonsistensi peraturan
cenderung menunjukkan kelemahan orang
tua. Yang terpenting, kedua orang tua (ibu
dan bapak) harus menunjukkan
konsistensi dihadapan anak.
anj..
%idak membanding satu anak dengan
anak lain.
Hal ini menjadi sebuah tekanan bagi anak.
Kalau pun orang tua membandingkan, hal
itu dilakukan pada saat-saat tertentu
ketika kita memberikan dorongan dan
membesarkan hati anak.
ontoh..
Saat bayi, anak memiliki jam minum susu atau
makan, tubuhnya seolah memiliki jam biologis
untuk lapar
Pengaturan jam tidur
Kenalkan mereka akan bahaya di sekitarnya.
Seperti listrik, air yang tergenang agar tidak
terpeleset, kaca, pisau yang tajam.
Orangtua sebaiknya memiliki pola hidup yang
teratur, misalnya bangun pagi lalu beribadah,
mandi pagi, merapikan rumah, makan makanan
sehat, makan di meja makan dan berkomunikasi
dengan bahasa yang baik.
anj.
Ajari anak-anak mengenai kebersihan dan
kerapihan sejak dini. Misalnya, mengambil dan
meletakkan mainan pada tempatnya.
Mengajarkan kebersihan ketika buang air
(toilet training). Akan mendidik anak untuk
memiliki kontrol untuk kebersihan dirinya . an
biasakan berganti pakaian pada tempatnya.
Atau didalam kamar. Pisahkaan pakaian yang
kotor dengan pakaian yang bersih. Pakaian
yang kotor letakkan pada keranjang tersendiri.
Sang ayah perlu dilibatkan juga dalam hal
mengatur anak-anaknya.
anj.
Ketika dimana si ayah dan ibu sedang
berselisih pendapat, usahakan jangan
diperlihatkan di depan anak-anak.
Kedua orang tua perlu tegas dalam
membimbing dan mengajar anak-anak.
Baik itu dalam hal sopan santun,
kebersihan dan kerapihan, serta
kemandirian.
ara mendisiplikan anak
berdasarkan tingkat usia:
Balita (0-5 tahun)
JKA rewel dan tak bisa diatur, jangan tangani dengan
membiarkannya, karena hal tersebut hanya akan
membuatnya semakin gelisah. Selain itu, jangan
menghukum atau memarahi balita yang nakal.
Kenali hal-hal yang membuatnya tak bisa diatur. apar,
lelah dan merasa terganggu mungkin menjadi
alasannya. Mendisiplinkan balita cukup dengan memberi
penjelasan yang baik dan dengan bahasa yang positif.
Balita juga biasanya menyukai sentuhan lembut dari ibu,
karena dengan begitu ia merasa terlindungi.
Anak-anak (6-10 tahun)
Jadikan waktu pertemuan keluarga sebagai ajang untuk
mendisplinkan anak. Ajarkan anak untuk
bertanggungjawab sejak dini, misalnya dengan
mengajarkannya melakukan tugas rutinitas rumah.
Selain itu, jangan memberinya hukuman bila melakukan
hal yang salah. Bicaralah dari hati ke hati, beri anak
penjelasan bahwa yang ia lakukan salah dan ajarkan hal
yang seharusnya ia lakukan.
%ween (11-14 tahun)
Ketika bergerak ke arah remaja, anak biasanya akan
mencari bukti agar orangtua tidak memperlakukannya
seperti anak kecil lagi. Maka, bicaralah dengan tegas
dan percaya diri, serta gunakan kata seminimum
mungkin ketika memintanya melakukan sesuatu.
Berikan penjelasan tentang mengapa si anak perlu
melakukan sesuatu dan hanya lakukan hal tersebut bila
ia bertanya tanpa merengek atau disertai dengan
tindakan kasar atau lancang.
Hindari perlawanan, dengarkan si anak ketika ia sedang
marah, tetapi beri juga dorongan untuk berdiskusi dan
bernegosiasi dengannya. Berilah ia penjelasan dengan
bahasa yang positif.
#emaja (15-18 tahun)
Mendisiplinkan remaja membimbingnya
menuju tahap kedewasaan.
Menciptakan kesiapan dengan meminta
pendapat si anak tentang segala hal yang
menurutnya benar /salah perlu dilakukan.
Karena orangtua juga perlu mengetahui
bagaimana cara pandang anak terhadap
sesuatu hal.
Untuk bicara dengan remaja, gunakan cara tulus
yang menghargainya.
%ugasmembantu si anak menemukan
suaranya sendiri pada kepekaan hidup yang
lebih baik untuk siap menghadapi tahap
kedewasaan.

You might also like