You are on page 1of 5

A.

Analisa Identitas
Nama : Ny. Y
Alamat : Sanggrahan, Condong Catur
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjaga Kos
Dari identitas pasien, mungkin tidak ada kaitannya dengan sakit yang diderita pasien.
Dislokasi yang sedang pasien hadapi adalah karena adanya trauma.

. Analisis Hasil Anamnesis
O #iwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 6 Agustus 2011, pasien sedang mengendarai motor dengan
kecepatan 80 km/jam di ring road utara. Ketika sedang melewati halte trans
jogja, tiba-tiba bus trans jogja ingin merapat ke halte dan tidak menyalakan
lampu sen. Kemudian pasien hendak menekan rem namun ternyata rem nya
tidak pakem dan akhirnya pasien terjatuh ke sebelah kiri. Pasien jatuh diantara
batu, tanah, dan aspal. Tangan dan kaki kiri lecet serta keadaan baju robek.
Pasca trauma tersebut pun, pasien merasakan sakit dan panas pada pundak
kirinya. Pada daerah tersebut juga terjadi perdarahan karena luka lecet,
pembengkakan dan tangan susah digerakkan.
O Anamnesis sistem
Pada anamnesis sistem didapatkan adanya gangguan pada sistem
integumentum dan muskuloskeletalnya.
Sistem integumentum : lecet (), gatal (), kemerahan (), dan bengkak ().
Sistem muskuloskeletal : terdapat keterbatasan gerak pada tangan sebelah kiri
dan susah untuk melakukan gerakan mengangkat tangan kiri secara maksimal.
O #iwayat penyakit dahulu
Pada tahun 2010 silam, pasien mengaku juga pernah terjatuh dari motor dan
terjadi keretakan pada tulang clavicula. Namun kemudian hanya dipijat dan
pasien sekarang merasa sudah membaik.
Pasien juga kemungkinan menderita artritis gout namun belum ada hasil
pemeriksaan dari kadar asam urat. Hanya saja pasien mengaku kakinya akan
bengkak setelah makan emping. Karena emping mengandung kadar basa purin
yang tinggi.
O #iwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang megalami keluhan serupa, menderita
hipertensi, gula / kencing manis, dan asam urat.
O #iwayat lingkungan/ kebiasaan
Lingkungan tempat tinggal pasien kebersihannya terjaga. Pasien makan 2x
sehari. Namun pasien mengaku jarang minum.

. Analisis Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
O Pemeriksaan Fisik
Dari hasil pemeriksaan Iisik didapatkan bahwa pasien dalam keadaan baik.
Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu normal, yaitu:
Tekanan darah : 125/ 80 mmHg
Nadi : 76x/ menit
#espirasi : 18 x/ menit
Suhu : 38
o
C
Dari hasil pemeriksaan Iisik yang kami lakukan inspeksi tidak terlihat adanya
kelainan pada kulit pasien normal, pada palpasi teraba lunak dan terasa lebih
cekung dari kulit di sekitarnya, sedangkan untuk gerakan tangan terbatas tidak
dapat mengangkat tangan secara maksimal.
O Pemeriksaan Penunjang
Sedangkan dari pemeriksaan laboratorium yaitu rontgen ditemukan bahwa
articulatio humeri, lepas seluruhnya dari caput glenoidalis. Tidak terlihat
adanya patah tulang atau tulang yang retak.
Untuk mengetahui ada tidaknya asam urat, seharusnya dilakukan pemeriksaan
kadar asam urat.

D. Analisis diagnosis
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan Iisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
diagnosis bahwa pasien mengalami dislokasi tulang humerus sinistra.
. Analisis Penatalaksanaan
Terapi harus segera karena lebih lama bahu tetap tak direduksi, maka lebih
sulit untuk mendapatkan reduksi karena spasme otot progresiI. #eposisi harus segera
dilakukan dengan lembut serta biasanya diperlukan sedasi. Kadang-kadang anastesi
umum diperlukan. #eposisi biasanya dicapai dengan traksi longitudinal bertahap pada
lengan dengan kontraksi yang diterapkan ke aksilla.
Sebagai alternatiI, pasien dapat ditempatkan pada posisi tengkurap dengan
lengan dibiarkan berjuntai dari meja. Dengan sedasi dan traksi bertahap, reduksi
biasanya timbul dalam 15-20 menit (metode Stimson). #adiograI pasca manipulasi
dilakukan untuk mengkonIirmasi reduksi serta untuk menyingkirkan Iraktur enyerta
pada tuberculum mayus. Kemudian lengan diimobilisasi pada sisi itu dalam ambin
dalam rotasi interna selama 3 minggu. #entang latihan gerakan progressiI kemudian
dimulai.
O %erapi Farmakologis
Setelah pasien datang ke tukang pijat, pasien diberi obat penumbuh tulang
yaitu 'The Musk Fracture Bone-Joining Capsule dan 'Dietary Supplement.
Obat tersebut telah dikonsumsi sampai sekarang, dan berangsur membaik.
Pasien juga seharusnya diberi obat analgetik (NSAID).

O %erapi Non-Farmakologis
- dukasi mengenai penyakit dan secara emosional pasien
- Terapi Iisik dan okupasi harus segera dilakukan karena jika sendi lama
tidak direduksi maka spasme otot akan semakin progresiI.
- Menjaga pola makan agar asupan nutrisi tetap baik.
- Istirahat yang cukup
- Sendi yang bagian distal harus tetap digerakkan untuk mencegah
terjadinya kekakuan sendi yang lain.
- Perlu dilakukan Ioto rontgen kembali setelah dilakukan reduksi.
- Berdoa



AMPI#AN






















AF%A# PUS%AKA
Sabiston, David C., 1994, Buku Afar Bedah Bagian 2., Jakarta: C Hal. 374.
De Jong, W., Sjamsuhidajat, #., 2005. Buku Afar Ilmu Bedah., Jakarta: C
Solomon, L., et al, 2001. Buku Afar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley., disi 8., Jakarta:
Widya Medika
Putz, #, Pabst, #, 2003, Sobotta, Atlas oI Human Anatomy, 21
st
nglish dition, William
& Wilkins, ermanys

You might also like