You are on page 1of 13

Merawat Ponsel Basah

Musim hujan tiba. Terkadang kita tetap harus melakukan komunikasi dengan ponsel
meski di bawah guyuran hujan atau gerimis. Bisa saja kita sudah berada di tempat yang
aman, tapi tiba-tiba ponsel 'melompat jatuh dari saku atau tas ke kubangan air atau
wastaIel. Lebih parah lagi, ponsel kita menyelam dalam lumpur. Wah, bagaimana nih
mengatasinya?

Jika musibah seperti itu terjadi, jangan panik. Yang patut diingat, jangan mencoba
menghidupkan ponsel (jika langsung mati setelah terkena air atau lumpur). Berikut
beberapa tips untuk mengatasi hal tersebut.

Bersihkan
Ponsel Anda terjatuh ke dalam lumpur? Mungkin menambahkannya dengan guyuran air
lagi terasa mengerikan, namun kepalang basah, memang hal itulah yang harus Anda
lakukan.

Pegang ponsel Anda secara vertikal agar air mudah mengalir, tutup bagian lubang pada
ponsel seperti jack audio, port USB, speaker dan mikroIon sebisanya dengan jari, lalu
guyur dengan air hingga bersih. Jangan tambahkan sabun meski tercium bau tak sedap.
Hal itu bisa dilakukan nanti setelah kering.

Keringkan
Semakin cepat Anda mengeringkan ponsel yang basah tersebut, akan semakin baik.
Pertama, jangan hidupkan ponsel atau menekan tombol apapun ketika ponsel dalam
kondisi basah.

Buka casing ponsel lalu lepas baterai. Lap ponsel dengan handuk atau kain dengan serat
halus (microIiber). Tisu pun boleh asalkan jangan sampai hancur dan meninggalkan
kotoran di bodi ponsel.

Jika sudah nampak kering, perlu diingat mungkin ada partikel air yang masuk ke dalam
komponen elektronik ponsel. Cara paling cepat adalah dengan membuka bodinya.
Namun tidak semua orang bisa atau berani melakukannya.

Ada dua cara lain. Yang pertama, ketuk-ketukkan ponsel dengan hati-hati ke telapak
tangan Anda sampai airnya keluar. Lakukan hingga benar-benar tak ada bintik-bintik air
yang nampak terhadap semua lubang yang ada, dan ulangi bila perlu. Yang kedua,
gunakan hair dryer atau pengering rambut dari berbagai sudut.

Serahkan ke Ahlinya
Jika langkah-langkah di atas gagal untuk menghidupkan kembali ponsel Anda, maka
satu-satunya cara adalah membawanya ke pusat layanan. Mengingat ini termasuk
kesalahan pengguna, pihak vendor biasanya tidak menanggung biaya perbaikan dan
penggantian komponen. Artinya, Anda harus membayar walaupun ponsel masih dalam
masa garansi.

Cara yang terbaik untuk menghindar dari masalah ini adalah dengan menggunakan
headset sehingga ponsel Anda dapat tersimpan dengan aman di tas atau saku.

Fungsi Hukum Administrasi Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintaban
yang Baik dan Berwibawa



BAB I
PENDAHULUAN
I.a Latar Belakang
Fungsi hukum administrasi negara adalam menciptakan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan berwibawa memang sangat dibutuhkan. Salah satu agenda
pembangunan nasional adalah menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan
berwibawa. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan
yang baik, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, eIektiIitas dan eIisiensi, menjunjung
tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin
kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan Iungsi penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada
perubahan kelembagaan dan sistem ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia
aparatur; dan sistem pengawasan dan pemeriksaan yang eIektiI.
I.b Tujuan Penulisan
a. Mengetahui Fungsi Hukum Administrasi Negara dalam pelaksanaan pemerintahan.
b. Mengetahui kebijakan pemerintah dalam upaya penyelenggaraan pemerintah yang baik
dan berwibawa
c. Melengakapi tugas matakuliah Hukum Administrasi negara
I.c Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang saya kaju dalam makalah ini adalah Fungsi
Hukum Administrasi Negara Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik dan
Berwibawa.
I.d Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang kami gunakan dalam penyusunan makalah ini
adalah dengan mengumpulkan materi-materi yang berkaitan dengan pokok bahasan,
dimana materi-materi tersebut kami dapatkan dari berbagai media seperti, buku-buku
rujukan, artikel-artikel, dan melalui media jaringan internet.


BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi Hukum Administrasi Negara yang melihat negara dalam keadaan
bergerak, pada hakikatnya bertufuan mengatur lembaga kekuasaan / pefabat atasan
maupun bawahan dalam melaksanakan peranannya berdasarkan Hukum Tata Negara,
yaitu .
a. Menciptakan peraturan peraturan yang berupa ketentuan ketentuan abstrak yang
berlaku umum.
b. Menciptakan ketentuan ketentuan yang berupa ketentuan konkrit untuk subyek
tertentu, di bidang .
1) Bestuur, yang berbentuk . perifinan, pembebanan, penentuan status atau kedudukan,
pembuktian, pemilikan dalam penggandaan dan pemeliharaan perlengkapan
administrasi.
2) Politie, mencakup proses pencegahan dan penindakan.
3) Rechtspraak, mencakup proses pengadilan, arbitrase, konsiliasi dan mediasi.
Kegiatan penciptaan ketentuan ketentuan abstrak yang berlaku umum
tercermin dalam kegiatan Pembentukan Undang Undang, Peraturan Pemerintah serta
Peraturan Menteri atau Keputusan Menteri.
Kegiatan menciptakan ketentuan ketentuan konkrit untuk subyek tertentu,
tercermin dalam kegiatan . pemberian ifin penyimpangan fam kerfa, ifin pemutusan
hubungan kerfa dan ifif mempekerfakan wanita pada malam hari. Demikian pula
penentuan status terlihat dalam kegiatan pemberhentian buruh oleh P4P. Kegiatan
pembuktian dapat dilihat dari pendaftaran serikat buruh pada Departemen Tenaga
Kerfa.
Kegiatan pengawasan dalam arti pencegahan, tercermin dalam ketentuan
keselamatan kerfa, ketentuan upah minimum dan sebagainya. Sedangkan kegiatan
pengawasan dalam arti penindakan, tercermin dalam ketentuan yang mencantumkan
ancaman sanksi pidana / administratif. Kegiatan peradilan di sini, tercermin dalam
mekanisme penyelesaian perselisihan perburuhan yang dikenal arbitrase wafib (
pemerintah mempunyai peranan yang penting ).


II.a Permasalahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Baik
ReIormasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Hal tersebut
terkait dengan tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi perbaikan.
Demikian pula, masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktek
KKN, dan masih lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur negara merupakan
cerminan dari kondisi kinerja birokrasi yang masih jauh dari harapan.
Banyaknya permasalahan birokrasi tersebut di atas, belum sepenuhnya teratasi baik
dari sisi internal maupun eksternal. Dari sisi internal, berbagai Iaktor seperti demokrasi,
desentralisasi dan internal birokrasi itu sendiri, masih berdampak pada tingkat
kompleksitas permasalahan dan dalam upaya mencari solusi lima tahun ke depan.
Sedangkan dari sisi eksternal, Iaktor globalisasi dan revolusi teknologi inIormasi juga
akan kuat berpengaruh terhadap pencarian alternatiI-alternatiI kebijakan dalam bidang
aparatur negara.
Dari sisi internal, Iaktor demokratisasi dan desentralisasi telah membawa dampak
pada proses pengambilan keputusan kebijakan publik. Dampak tersebut terkait dengan,
makin meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik;
meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik antara
lain transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta taat pada hukum;
meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab, kewenangan dan
pengambilan keputusan.
Demikian pula, secara khusus dari sisi internal birokrasi itu sendiri, berbagai
permasalahan masih banyak yang dihadapi. Permasalahan tersebut antara lain adalah:
pelanggaran disiplin, penyalahgunaan kewenangan dan masih banyaknya praktek KKN;
rendahnya kinerja sumber daya manusia dan kelembagaan aparatur; sistem kelembagaan
(organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan yang belum memadai;
rendahnya eIisiensi dan eIektiIitas kerja; rendahnya kualitas pelayanan umum;
rendahnya kesejahteraan PNS; dan banyaknya peraturan perundang-undangan yang
sudah tidak sesuai dengan perkembangan keadaan dan tuntutan pembangunan.
Bagian
Dari sisi eksternal, Iaktor globalisasi dan revolusi teknologi inIormasi (e-
Government) merupakan tantangan tersendiri dalam upaya menciptakan pemerintahan
yang bersih, baik dan berwibawa. Hal tersebut terkait dengan makin meningkatnya
ketidakpastian akibat perubahan Iaktor lingkungan politik, ekonomi, dan sosial yang
terjadi dengan cepat; makin derasnya arus inIormasi dari manca negara yang dapat
menimbulkan inIiltrasi budaya dan terjadinya kesenjangan inIormasi dalam masyarakat
(digital divide).
Perubahan-perubahan ini, membutuhkan aparatur negara yang memiliki
kemampuan pengetahuan dan keterampilan yang handal untuk melakukan antisipasi,
menggali potensi dan cara baru dalam menghadapi tuntutan perubahan. Di samping itu,
aparatur negara harus mampu meningkatkan daya saing, dan menjaga keutuhan bangsa
dan wilayah negara. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya yang lebih komprehensiI dan
terintegrasi dalam mendorong peningkatan kinerja birokrasi aparatur negara dalam
menciptakan pemerintahan yang bersih dan akuntabel yang merupakan amanah
reIormasi dan tuntutan seluruh rakyat Indonesia.
II.b Sasaran Penyelenggaraan Kebijakan Negara
Secara umum sasaran penyelenggaraan negara adalah terciptanya tata pemerintahan
yang baik, bersih, berwibawa, proIesional, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan
dengan sosok dan perilaku birokrasi yang eIisien dan eIektiI serta dapat memberikan
pelayanan yang prima kepada seluruh masyarakat.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, secara khusus sasaran yang ingin dicapai
adalah:
1. Berkurangnya secara nyata praktek korupsi di birokrasi, dan dimulai dari tataran
(jajaran) pejabat yang paling atas;
2. Terciptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang bersih, eIisien,
eIektiI, transparan, proIesional dan akuntabel;
3. Terhapusnya aturan, peraturan dan praktek yang bersiIat diskriminatiI terhadap warga
negara, kelompok, atau golongan masyarakat;
4. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik;
5. Terjaminnya konsistensi seluruh peraturan pusat dan daerah, dan tidak bertentangan
peraturan dan perundangan di atasnya.
II.c Arah Kebijakan
Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan penyelenggaraan negara
dalam mewujudkan Tata Pemerintahan yang Bersih dan Berwibawa, maka kebijakan
penyelengaraan negara diarahkan untuk:
1) Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktik-
praktik KKN dengan cara:
a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) pada semua
tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua kegiatan;
b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
c. Peningkatan eIektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi dan sinergi
pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat;
d. Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, proIesional, produktiI dan
bertanggung jawab;
e. Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan;
I. Peningkatan pemberdayaan penyelenggara negara, dunia usaha dan masyarakat dalam
pemberantasan KKN.
2) Meningkatkan kualitas penyelengaraan administrasi negara melalui:
a. Penataan kembali Iungsi-Iungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat berIungsi secara
lebih memadai, eIektiI, dengan struktur lebih proporsional, ramping, luwes dan
responsiI;
b. Peningkatan eIektivitas dan eIisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat
dan lini pemeritahan;
c. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur agar lebih
proIesional sesuai dengan tugas dan Iungsinya untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat;
d. Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier berdasarkan
prestasi;
e. Optimalisasi pengembangan dan pemanIaatan e-Government, dan dokumen/arsip negara
dalam pengelolaan tugas dan Iungsi pemerintahan.
3) Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan dengan:
a. Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum dan
pelayanan unggulan;
b. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan dirinya,
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya pemerintahan;
c. Peningkatan tranparansi, partisipasi dan mutu pelayanan melalui peningkatan akses dan
sebaran inIormasi
II.d Program-Program Pembangunan
II.d.1 Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik
Program ini bertujuan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, proIesional,
responsiI, dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pemerintahan dan
pembangunan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan pelaksanaan prinsip-prinsip
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik;
2. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur guna membangun budaya kerja yang mendukung
produktiIitas kerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan Iungsi penyelenggaraan
negara khususnya dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat.
II.d.2 Program Peningkatan Pengawasan Aparatur Negara
Program ini bertujuan untuk menyempurnakan dan mengeIektiIkan sistem
pengawasan dan audit serta sistem akuntabilitas kinerja dalam mewujudkan aparatur
negara yang bersih, akuntabel, dan bebas KKN.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal,
eksternal, dan pengawasan masyarakat;
2. Menata dan menyempurnakan kebijakan sistem, struktur kelembagaan dan prosedur
pengawasan yang independen, eIektiI, eIisien, transparan dan terakunkan;
3. Meningkatkan tindak lanjut temuan pengawasan secara hukum;
4. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensiI;
5. Mengembangkan penerapan pengawasan berbasis kinerja;
6. Mengembangkan tenaga pemeriksa yang proIesional;
7. Mengembangkan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan
implementasinya pada seluruh instansi;
8. Mengembangkan dan meningkatkan sistem inIormasi APFP dan perbaikan kualitas
inIormasi hasil pengawasan; dan
9. Melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan.
II.d.3 Program Penataan Kelembagaan Dan Ketatalaksanaan
Program ini bertujuan untuk menata dan menyempurnakan sistem organisasi dan
manajemen pemerintahan pusat, pemerintahan provinsi dan pemerintahan kabupaten/
kota agar lebih proporsional, eIisien dan eIektiI.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Menyempurnakan sistem kelembagaan yang eIektiI, ramping, Ileksibel berdasarkan
prinsip-prinsip good governance,
2. Menyempurnakan sistem administrasi negara untuk menjaga keutuhan NKRI dan
mempercepat proses desentralisasi;
3. Menyempurnakan struktur jabatan negara dan jabatan negeri;
4. Menyempurnakan tata laksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat dan antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota;
5. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang eIektiI dan eIisien; dan
6. Menyelamatkan dan melestarikan dokumen/arsip negara.
II.d.4 Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur

Program ini bertujuan untuk meningkatkan sistem pengelolaan dan kapasitas
sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas
kepemerintahan dan pembangunan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Menata kembali sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan akan jumlah
dan kompetensi, serta perbaikan distribusi PNS;
2. Menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan sumber daya manusia aparatur
terutama pada sistem karier dan remunerasi;
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya;
4. Menyempurnakan sistem dan kualitas penyelenggaraan diklat PNS;
5. Menyiapkan dan menyempurnakan berbagai peraturan dan kebijakan manajemen
kepegawaian; dan
6. Mengembangkan proIesionalisme pegawai negeri melalui penyempurnaan aturan etika
dan mekanisme penegakan hukum disiplin.
II.d.5 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program ini bertujuan untuk mengembangkan manajemen pelayanan publik yang
bermutu, tranparan, akuntabel, mudah, murah, cepat, patut dan adil kepada seluruh
masyarakat guna menujang kepentingan masyarakat dan dunia usaha, serta mendorong
partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha.
2. Mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses
pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka mendukung penerimaan keuangan
negara seperti perpajakan, kepabeanan, dan penanaman modal;
3. Meningkatkan upaya untuk menghilangkan hambatan terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik melalui deregulasi, debirokratisasi, dan privatisasi;
4. Meningkatkan penerapan sistem merit dalam pelayanan;
5. Memantapkan koordinasi pembinaan pelayanan publik dan pengembangan kualitas
aparat pelayanan publik;
6. Optimalisasi pemanIaatan teknologi inIormasi dan komunikasi dalam pelayanan publik;
7. MengintensiIkan penanganan pengaduan masyarakat;
8. Mengembangkan partisipasi masyarakat di wilayah kabupaten dan kota dalam
perumusan program dan kebijakan layanan publik melalui mekanisme dialog dan
musyawarah terbuka dengan komunitas penduduk di masing-masing wilayah; dan
9. Mengembangkan mekanisme pelaporan berkala capaian kinerja penyelenggaraan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota kepada publik.
II.d.6 Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Negara
Program ini bertujuan untuk mendukung pelaksanaan tugas dan administrasi
pemerintahan secara lebih eIisien dan eIektiI serta terpadu.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan; dan
2. Meningkatkan Iasilitas pelayanan umum dan operasional termasuk pengadaan,
perbaikan dan perawatan gedung dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan keuangan negara.

II.d.7 Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan Dan Kepemerintahan
Program ini bertujuan untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas pimpinan
dan Iungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Menyediakan Iasilitas kebutuhan kerja pimpinan;
2. Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan Iungsi kantor kenegaraan dan
kepemerintahan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan, belanja
modal, dan belanja lainnya;
3. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja kementerian
dan lembaga;
4. Mengembangkan sistem, prosedur dan standarisasi administrasi pendukung pelayanan;
dan
5. Meningkatkan Iungsi manajemen yang eIisien dan eIektiI.



BAB III
PENUTUP
III.a Kesimpulan
Dalam mewujudkan suatu pemerintahan yang baik, HAN sangat dibutuhkan
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Fungsi HAN dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menciptakan peraturan peraturan yang berupa ketentuan ketentuan abstrak yang
berlaku umum.
b. Menciptakan ketentuan ketentuan yang berupa ketentuan konkrit untuk subyek
tertentu, di bidang .
1) Bestuur, yang berbentuk . perifinan, pembebanan, penentuan status atau kedudukan,
pembuktian, pemilikan dalam penggandaan dan pemeliharaan perlengkapan
administrasi.
2) Politie, mencakup proses pencegahan dan penindakan.
3) Rechtspraak, mencakup proses pengadilan, arbitrase, konsiliasi dan mediasi.
Diharapkan dengan penegakan Hukum Administrasi Negara dengan baik maka,
upaya mewujudkan pemerintahan yang baik dan berwibawa akan dapat terlaksana
dengan baik pula.
III.b Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan disana-sini baik dari segi penulisan, penyusunan dan materi yang penulis
sajikan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi penulis
guna menjadi bahan introveksi makalah penulis selanjutnya.









DAFTAR PUSTAKA

ProI. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT. Gramedia pustaka Utama :
Jakarta. 2005
Inu Kencana SyaIi`ie, Ilmu Administrasi Publik. Rineka Cipta, Jakarta, 1999
www.Google.com
www.Wekipedia.co.id

You might also like