You are on page 1of 2

JEMBATAN BATANG LUBUH ROKAN HULU

Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu tahun 2010 membangun Jembatan Batang Lubuh di Pasir Pengarayan. Untuk pembangunan tersebut sudah dialokasikan dalam APBD Rohul sebesar Rp600 juta. Pembangunan jembatan ini memerlukan teknik yang teliti, khususnya berhubungan dengan geologi teknik. Geologi teknik mencakupi stuktur tanah dari letak jembatan tersebut. Stuktur tanah Rokan Hulu yang berbatu,berpasir dan terlihat kering menimbulkan masalah tersendiri untuk membangun jembatan tersebut. Geografis struktur tanah Rokan Hulu di golongkan sebagai tanah Ultisol yaang memiliki ciri sebagai berikut :
1. Kandungan bahan organik, kejenuhan basa dan ph rendah ( 4,2-4,8 )

2. Bahan induk sering kali berbecak kuning, merah dan kelabu, tersusun atas batuan bersilika, batu lapis, batu pasir, batu liat. 3. Tebentuk dalam daerah iklim latosol, perbedaan karena bahan induk : Latosol terutama dari bahan vulkanik basa dan intermediet, sedangkan tanah Ultisol berasal dari batuan beku dan tuff. Pengaruh pembangunan jembatan ini sangat tergantung dari ahli geologinya yang menyesuaikan kondisi tanah dan bentang alam yang berbukit-bukit di Rokan Hulu dengan stuktur jembatan yang akan di buat ini. Contohnya desain pondasi berfokus pada beban yang membawa elemen yang menghubungkan struktur tanah, dinding penahan, dan stuktur beton.

(a)

(b)

(a) Pemandangan di atas Jembatan Batang lubuh. (b) pembuatan jembatan.

Permasalahan lain pada pembangunan jembatan ini adalah kondisi tanah yang tidak rata. Sedangkan ketentuan untuk membuat pondasi jembatan harus memiliki kondisi tanah yang

datar. Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut : 1) Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali. 2) Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing. 3) Pemilihan lokasi jembatan selain harus mempertimbangkan masalah teknis yang menyangkut kondisi tanah dan karakter sungai yang bersangkutan, juga harus mempertimbangkan masalah ekonomis serta keamanan bagi konstruksi dan pemakai jalan.

Dengan kondisi tersebut struktur tanah sangat mempengaruhi pada pembangunan sebuah jembatan. Secara geografis Rokan Hulu termasuk daerah yang gersang yang memiliki kondisi tanah yang kering, berbatu dan berbukit. ini menyulitkan pembangunan jembatan ini. Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori. Dengan demikian, sebuah jembatan akan mencapai kesetimbangan di dahului oleh pondasi yang berhubungan langsung pada struktur tanah. Sehingga aspek ilmu teknik sipil mempunyai relasi erat dengan ilmu geologi membangun sebuah struktur bangunan.

You might also like