You are on page 1of 19

$9 f

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biji merupakan salah satu alat perkembang biakan bagi
tumbuhan.(secara generatiI) . Pembiakan dengan biji banyak dilakukan oleh
para petani terutama untuk jenis komoditas pertanian, karena sebagian besar
pertanian konvensional mengusahakan tanaman yang menghasilkan biji.
Sebelum berkembang menjadi dewasa, biji terlebih dahulu melalui Iase
perkecambahan. Perkecambahan merupakan awal dari tumbuhan memasuki
pertumbuhannya. Perkecambahan dimulai dari perombakan/penggunaan
cadangan makanan yang terdapat dalam biji tersebut untuk pembentukan awal
organ-organ tumbuhan, yaitu dengan perombakan kotiledon pada biji tersebut.
Perkecambahan biji terjadi ketika radikula muncul dari kulit biji dalam kondisi
baku suatu uji perkecambahan, atau petani biasa mentebutkan perkecambahan
terjadi ketika bibit munul dari tanah. Dalam memasuki Iase perkecambahan
biji banyak dipengaruhi oleh beberapa Iaktor baik Iaktor dari dalam biji
tersebut juga Iactor luar seperti ; kelembaban, pH, cahaya, suhu, dan lain-lain.
Perkecambahan memiliki pH optimum yang berbeda-beda tergantung
kepada jenis biji tanaman, setiap tanaman mempunyai kesesuaian pH yang
berbeda-beda. pH dapat menunjukan mudah tidaknya unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap pada pH netral, karena
pada pH netral unsur hara mudah larut dalam air. Dengan pH yang optimum
proses perkecambahan biji dapat berlangsung lebih cepat.
Berdasarkan uraian diatas kami mengadakan penelitian mengenai
pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap perkecambahan biji dan
pertumbuhan pada tanaman kacang kedelai.




$9 f

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
O Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap perkecambahan biji
kacang kedelai?
O Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap pertumbuhan biji
kacang kedelai?
. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari percobaan ini
adalah
O ahasiswa dapat mengetahui komponen abiotik dalam ekosistem
O ahasiswa dapat menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara
Iaktor abiotik dan biotik.
O ahasiswa dapat mengetahui pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap
pertumbuhan biji kacang kedelai.
O ahasiswa dapat mengetahui pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap
perkecambahan biji kacang kedelai.
O ahasiswa dapat mengetahui pengaruh hujan asam terhadap tumbuhan

D. Manfaat
anIaat dari penelitian ini yaitu:
O Dapat mengetahui pengaruh PH terhadap kecepatan dan kualitas
perkecambahan.
O Dapat mengidentiIikasi pengaruh PH terhadap pertumbuhan tanaman
kacang kedelai.
O Dapat mencegah terjadinya hujan asam.



$9 f

BAB II
KA1IAN TEORI

2.1 Perkecambahan dan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersiIat
irreversibel (tidak dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan
jumlah sel dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa
disertai dengan terjadinya perubahan bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitatiI.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan
berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain,
perkembangan bersifat kualitatif, tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang
biak secara generatiI. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya
bunga. Sedang pada manusia dan mamalia lainnya ditandai dengan telah
berkembangnya gonade yang menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Pada
pria ditandai dengan dimulainya produksi sel sperma oleh testis, dan pada
wanita menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di ovarium.
Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi
karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses
imbibisi sudah optimal, dimulailah perkecambahan.
Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah
radikula yang merupakan .alon akar primer. Radikula adalah bagian dari
hipokotil. Pada bagian ujung sebelah atas terdapat epikotil (.alon batang).
Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis perkecambahan yaitu tipe epigeal,
dan tipe hipogeal.




$9 f








kotiledon tetap di dalam tanah kotiledon terangkat ke permukaan tanah
Perkecambahan tipe hipogeal Perkecambahan tipe epigeal

2.2 Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder
Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan
primer karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersiIat
meristematik (selalu membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang
tersebut disebut pertumbuhan primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat
jaringan kambium yang merupakan meristem sekunder akan menyebabkan
terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium akan membelah
ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam
membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga
hanya mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan
sekunder berlangsung terus menerus selama tumbuhan tersebut hidup.

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua Iaktor, yaitu:

a. Faktor luar
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang
berdampak pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Termasuk ke dalam Iaktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam
mineral, iklim, gravitasi bumi, dan lain-lain.
1. Nutrisi
Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu.
Unsur yang diperlukan dalam jumlah banyak disebut unsur makro,
$9 f

sedangkan unsur yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut unsur


mikro.
2. ahaya
Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk
melakukan Iotosintesis, tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan
perkecambahan tumbuhan adalah menghambat, karena cahaya dapat
menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat menghambat
pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua
kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang.
Dalam jangka waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih
cepat tetapi tidak normal.
3. Ph dan Suhu
Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila
suhu terlalu tinggi, enzim akan rusak, dan bila suhu terlalu rendah enzim
menjadi tidak aktiI. Tingkat pH tanah yang merugikan pertumbuhan
tanaman dapat terjadi secara alami di beberapa wilayah, dan secara non
alami terjadi dengan adanya hujan asam dan kontaminasi tanah.
Peran pH tanah adalah untuk mengendalikan ketersedian nutrisi
bagi vegetasi yang tumbuh di atasnya. akronutrien (kalsium, IosIor,
nitrogen, kalium, magnesium, sulIur) tersedia cukup bagi tanaman jika
berada pada tanah dengan pH netral atau sedikit beralkalin. Kalsium,
magnesium, dan kalium biasanya tersedia bagi tanaman dengan cara
pertukaran kation dengan material organik tanah dan partikel tanah liat.
Ketika keasaman tanah meningkat, ketersediaan kation untuk material
organik tanah dan partikel tanah liat segera tercukupi sehingga tidak ada
pertukaran kation dan nutrisi bagi tanaman berkurang. Namun semua itu
tidak dapat disimpliIikasi karena banyak Iaktor yang memengaruhi
hubungan pH dengan ketersediaan nutrisi, diantaranya tipe tanah (tanah
asam sulIat, tanah basa, dsb), kelembaban tanah, dan Iaktor
meteorologika.


$9 f

. Kelembaban atau kadar air


Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air,
pertumbuhan akan makin cepat. Karena lebih banyak kadar air yang
diserap dan lebih sedikit yang diuapkan, akan menyebabkan
pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat mencapai
ukuran maksimalnya.
b. Faktor dalam
Selain Iaktor genetik, yang termasuk Iaktor-Iaktor dalam adalah hormon-
hormon yang terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan
substansi yang dihasilkan oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat
sedikit yang berIungsi secara Iisiologis mengendalikan arah dan kecepatan
tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.

2. Tanaman kedelai
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh
tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang
menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L)
erril). Berasal dari daerah anshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang
dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau.
Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah anshukuo
menyebar ke daerah ansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara
lain di Amerika dan AIrika.
Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah
bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik
daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan
iklim lembab.
Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah
hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil
optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200
mm/bulan.
$9 f

Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan


tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C.
Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok
sekitar 30 derajat
Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu
basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang
baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami
kedelai.
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu
persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak
asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang
akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai
jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan
organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah
dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan
membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman
untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya
diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan
oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki
aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah
pH 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang
dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium.
Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitriIikasi (proses oksidasi amoniak
menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.



$9 f

BAB III
METODE PENELITIAN

A. 1enis Penelitian
Penelitian yang kami lakukan adalah penelitian ekperimental, karena
menggunakan variabel manipulasi , variabel kontrol dan variabel respon.

B. Variabel Penelitian
O 'ariabel anipulasi : pH larutan/ air
O 'ariabel Kontrol : jenis tanaman, jumlah tanaman, media tanaman,
letak media tanam, lama perendaman, volume
penyiraman
O 'ariabel Respon : jumlah biji yang berkecambah, pertumbuhan
tanaman

. Alat dan Bahan
lat .
O Botol air mineral 1500 ml 3 buah
O Kapas Secukupnya
O pH meter 1 buah
O Spidol 1 buah
O Cutter 1 buah
O Timbangan 1 buah
ahan.
O Larutan dengan pH 6 Secukupnya
O Larutan dengan pH 4 Secukupnya
O Larutan dengan pH 2 Secukupnya
O Biji tanaman kacang kedelai 30 biji
O Tanah Secukupnya


$9 f

D. Prosedur Kerja
1. enyiapkan air dengan pH 6, 4 dan 2 dengan cara menambahkan larutan
cuka pada air sampai diperoleh pH yang telah ditemtukan. asukkan air
dalam wadah (gelas) dengan volume yang sama. asing-masing gelas
dibei label A unruk pH 6 atau netral, B untuk pH 4, dan C untuk pH 2.
2. enyiapkan 30 biji kacang kedelai. Rendam biji dalam air dengan pH
yang sudah ditentukan masing-masing 10 biji selama 60 menit.
3. enyiapkan 3 gelas air mineral masing-masing diberi label A, B dan C.
engisi masing-masing gelas dengan kapas. embasahi kapas dengan
larutan sesuai perlakuannya. Kemudian meletakkan biji-biji tersebut sesuai
perlakuannya. Setelah biji berkecambah, memindahkan biji-biji tersebut
kemedia yang beisi tanah.
4. emeriksa biji 7 hari kemudian. enghitung jumlah nbiji yang
berkecambah yang ditandai dengan munculnya radikula.


$9 f

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan
Tabel 1
TABEL PENGAATAN PENGARUH DERAJAT KEASAAN (pH)
TERHADAP PERKECABAHAN BIJI KACANG KEDELAI YANG
DITANA PADA HARI SABTU
No Hari ke-
_ biji yang berkecambah Prosentase biji yang berkecambah
Pot A
(pH 6)
Pot B
(pH 4)
Pot C
(pH 2)
Pot A
(pH 6)
Pot B
(pH 4)
Pot C
(pH 2)
1. 1 - - - 0 0 0
2. 2 7 3 0 70 30 0
Tabel 2
TABEL PENGAATAN PENGARUH DERAJAT KEASAAN (pH)
TERHADAP PETUBUHAN BIJI KACANG KEDELAI HARI PERTAA
TUBUH DIHITUNG ULAI HARI INGGU
Tanam
an ke-
Tinggi tanaman pada hari ke- (cm)
pH 6 pH 4 pH 2
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1
0,
5
1,
5
3,
8
5,
2
6,
6
7,
7
0,
2
0,
8
0,
9
1,
2
1,7
1,
9
- - - - - -
2
0,
3
1
1,
8
2,
2
3,
5
4,
2
0,
1
0,
5
0,
8
1,
3
1,5
1,
6
- - - - - -
3
0,
4
0,
9
1,
7
2,
1
2,
8
3,
1
0,
2
0,
9
1,
3
2,
5
1,6
1,
8
- - - - - -
4
0,
5
1,
2
2,
2
2,
3
2,
5
3,
8
-
0,
2
0,
4
0,
6
ma
ti
- - - - - - -
5
0,
2
0,
8
1,
4
1,
9
2,
3
2,
9
- -
0,
2
0,
5
ma
ti
- - - - - - -
6
0,
5
0,
9
1,
5
2,
1
2,
6
3,
2
- - - - - - - - - - - -
$9 f

7
0,
3
0,
7
1,
4
1,
7
2,
5
3,
1
- - - - - - - - - - - -
8 -
0,
2
0,
6
1,
4
1,
6
1,
7
- - - - - - - - - - - -
9 -
0,
2
0,
4
0,
7
1,
3
1,
6
- - - - - - - - - - - -
10 - -
0,
2
0,
5
1,
0
1,
3
- - - - - - - - - - - -
Keterangan:
assa biji pada pH 6 pada hari ke-1 3,24 gram
assa biji pada pH 4 pada hari ke-1 1,31 gram

B. Analisis
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui pengaruh derajat keasaman
(pH) terhadap perkecambahan pada tanaman kacang kedelai. Biji tanaman kacang
kedelai diberi tiga perlakuan yaitu dengan menanam biji tersebut dengan kondisi
pH 6, pH4 dan pH 2. Biji tanaman kacang kedelai pada pH 6 menunjukkan pada
hari ke-1, 7 biji kacang kedelai mulai berkecambah sedangkan 3 biji kacang
kedelai belum tumbuh. Berat (massa) kacang kedelai yang tumbuh pada hari
pertama sebesar 3,24 gram. Pada hari ke-2, terdapat 2 biji kacang kedelai yang
berkecambah dan terdapat satu biji kacang kedelai yang belum tumbuh. Pada hari
ke-3 terdapat 1 kacang kedelai yang tumbuh. Hingga hari ke-6, 10 biji kacang
kedelai tersebut dapat tumbuh dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman kedelai
dapat tumbuh dengan idela pada pH 6.
Selanjutnya pada biji tanaman kacang kedelai dengan pH 4
menunjukkan bahwa pada hari ke-1, 3 biji kacang kedelai berkecambah
sedangkan 7 biji kacang kedelai belum tumbuh. Berat (massa) kacang kedelai
yang tumbuh pada hari pertama sebesar 1,31 gram. Pada hari ke-2, terdapat 1
kacang kedelai yang berkecambah, 4 biji belum tumbuh dan 2 biji dakacang
kedele yang berjamur. Pada hari ketiga, terdapat satu biji kacang kedele yang
berkecambah, 2 biji belum tumbuh dan 1 biji yang berjamur. Pada hari ke empat,
2 biji kacang kedele yang belum tumbuh berjamur. Pada hari kelima, 2 biji kacang
kedele yang berkecambah berjamur. Hingga hari ke enam, hanya 3 biji kacang
$9 f

keedele yang dapat tumbih dengan baik sedangkan 7 biji yang lain mati karena
adanya jamur. Hal ini dikarenakan hanya ada beberapa biji tanaman kedele yang
dapat hidup pada pH 4 sedangkan lainnya tidak dapat hidup pada pH 4
dikarenakan lingkungan yang dianggap asam. Selain itu, biji pada pH ini tidak
tumbuh akibat berjamur. Hal ini dikarenakan adanya bakteri atau mikroba yang
menyerang biji tersebut dan juga terlalu banyaknya larutanyang diberikan dan
kurangnya tanah yang digunakan pada media. Selanjutnya biji tanaman dengan
pH 2 m3nunjukkan bahwa pada hari ke nol sm hari ke enam tidak ada biji kacang
kedele yang berkecambah, hal ini dikarenakan tanaman kacang kedele tidak dapat
hidup pada lingkungan yang terlalu asam yaitu pada pH 2.
Pada kecambah kacang kedelai pH 6 memiliki laju pertumbuhan
berturut-turut sebesar 1,24; 0,78; 0,54; 0,66; dan 0,54 dari hari pertama sampai
hari ke 5. Sedangkan pada kecambah kacang kedelai pada pH 4 memiliki laju
pertumbuhan berturut-turut sebesar 0,34; 0,3; dan 0,3, 2 kecambah yang lainnya
mengalami kematian ditengah pertumbuhannya. Sedangkan kecambah kacang
kedelai pada pH 2 memiliki laju pertumbuhan sebesar 0, karena tidak ada biji
kacang kedelai yang mengalai pertumbuhan

. Pembahasan
elihat hasil pengamatan, didapatkan data bahwa perkecambahan
yang paling baik adalah pada larutan yang mempunyai pH netral yaitu 6-7 dan
memiliki laju pertumbuhan paling rendah 0,54 dan paling tinggi sebesar 1,24 (
lebih cepat dibandingkan dengan pH 4 maupun pH 2), hal ini diatas laju
pertumbuhan yang dimiliki oleh kecambah kacang kedelai pada pH 4 dan pH 2
yang maksimal laju pertumbuhannya sebesar 0,34 dan pada pH 2 sebesar 0.
Secara teori tanaman kedelai dapat tumbuh optimal pada pH antara 5,5 7,0.
Selain itun dilihat dari segala segi, media yang mempunyai pH 6-7 merupakan
pH yang paling baik (semua biji tumbuh), karena pada pH 6-7 keadaan biologis
dan penyediaan unsur hara umumnya berada pada tingkat terbanyak. Keadaan
biologis dan penyediaan unsur hara yang banyak ini mengakibatkan
perkecambahan kacang kedelai berlangsung optimal, setelah pada kacang
kedelai ini mengalami pembongkaran cadangan makanan dalam bijinya untuk
$9 f

pertumbuhan , maka kacang kedelai memasuki Iase perkembangan vegetatiI.


Untuk Iase ini perkecambahannya diperlukan unsur hara yang lebih banyak,
sehingga pertumbuhan tanaman berlangsung baik. pH 6-7 termasuk pH netral,
pH ini lebih baik dari pH lain (masam dan alkalis), karena pada pH masam
unsur seperti PosIor tidak dapat diserap tanaman karena diikat (Iiksasi) oleh Al,
padahal unsur P sangat penting bagi perkecambahan. Sedangkan pada pH
alkalis unsur P juga tidak dapat diserap karena diikat oleh Ca. Sedangkan pada
pH 4( hanya 3 biji yang tumbuh), dan pada pH 2 ( tidak ada biji yang tumbuh ).
Garam yang larut dalam air akan meningkatkan tekanan osmotik
larutan. akin tinggi tekanan osmotik larutan makin kuat air terikat oleh
partikel larutan. Hal ini berakibat pada benih yang berada pada tanaman yang
mengandung garam tinggi sehingga sulit untuk menyerap air, dan
perkecambahan bijinya akan terhambat (Pramono, 1993). Faktor lain yang
dapat mempengaruhi perkecambahan biji yaitu hama dan penyakit. Syarat
utama pada proses perkecambahan biji adalah tersedianya air yang cukup. Oleh
karena itu air merupakan Iaktor yang paling mendukung proses
perkecambahan biji.
Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu (1)
pengaruh langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung, yaitu tidak
tersedianya unsur tertentu dan adanya unsur yang beracun. Sebagian besar
tanaman toleran terhadap pH yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu
ekstrim akan menyebabkan kegiatan / aktivitas dalam biji terganggu, karena
pH tersebut akan merusak enzim yang berperan pada proses perkecambahan
yang terdapat pada biji.
Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh Iaktor luar dan Iaktor dalam. Faktor luar dapat berupa air, udara, sinar
matahari, suhu serta pH. Semua Iaktor tersebut berkaitan dengan ketersediaan
cadangan makanan (endosperm) dalam biji. Cadangan makanan dalam biji
tersedia dalam bentuk karbohidrat Cadangan makanan dalam biji harus cukup
untuk persediaan makanan selama proses perkecambahan. Sedangkan Iaktor
dalam yang sangat berpengaruh terhadap proses perkecambahan biji adalah
Iaktor genetic serta keadaan embrio dari biji tersebut. Embrio harus dalam
$9 f

keadaan baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut akan menentukan
proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang akan
dicapai.
Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena :
1. Kurang sterilnya alat yang digunakan
2. Terjadinya pembusukan atau matinya biji kedelai


D. Diskusi
1. Ajukanlah rumusan permasalahan yang sesuai dengan eksperimen di atas!
4 Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap perkecambahan
biji kacang kedelai?
4 Bagaimana pengaruh derajat keasaman (pH) terhadap pertumbuhan
biji kacang kedelai?
2. Tuliskan variabel yang mempengaruhi!
4 'ariabel anipulasi : pH larutan/ air
4 'ariabel Kontrol : jenis tanaman, jumlah tanaman, media
tanaman, letak media tanam, lama
perendaman, volume penyiraman
4 'ariabel Respon : jumlah biji yang berkecambah,
pertumbuhan tanaman
3. Amati perkecambahan dan tabulasikan data yang ada!
Lampiran data pada bab I'
4. Analisislah apakah kecepatan pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan
berbeda antara 3 perlakuan itu? Bila ya, bagaimana?
Kecepatan pertumbuhan dan kualitas pertumbuhan antara 3 perlakuan
berbeda.
- Pada perlakuan yang menggunakan pH 6 kecepatan pertumbuhannya
dapat dilihat pada hari ke-1, terdapat 7 biji yang tumbuh. Pada hari ke-
2 terdapat 2 biji yang tumbuh dan pada hari ke-3 terdapat 1 biji yang
tumbuh. 10 biji kacang kedelai tumbuh dengan kualitas pertumbuhan
yang baik samai hari ke-6
$9 f

- Pada perlakuan yang menggunakan pH 4 kecepatan pertumbuhannya


dapat dilihat pada hari l terdapat 3 biji yang tumbuh, pada hari ke-2 1
biji yang tumbuh, pada hari ke-3 1 biji yang tumbuh. Kualitas
pertumbuhan pada pH 4 rendah. Hal ini dikarenakan hanya 3 biji yang
tumbuh dengan baik sampai hari ke-6 sedangkan 7 biji kedelai tidak
dapat tumbuh diakibatkan adanya jamur.
- Pada perlakuan yang menggunakan pH 2 kecepatan pertumbuhannya
sangat lambat selain itu kualitas pertumbuhannya juga sangat rendah.
Hal ini dapar dilihat pada hari pertaman hingga hari ke-6 belum ada
biji kacang kedelai yang tumbuh.
5. Simpulan. Sebutkan Iaktor tak hidup yang diuji dalam eksperimen ini.
Sebutkan Iaktor hidup yang dipengaruhi?
Faktor tak hidup kapas, larutan cuka, cahaya, udara
Faktor hidup biji kacang kedelai
6. InIerensi. Apakah semua biji merespon terhadap perbedaan pH dengan
cara yang sama? Bagaimana anda mencari tahu?
Tidak semua biji merespon terhadap perbedaan pH dengan cara yang
sama. Hal ini dapat diketahui dari kecepatan biji yang berkecambah dan
jumlah biji yang berkecambah.
7. Adakan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan
asam? Bagaimana caranya?
Ada upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya hujan asam.
4 enanam pohon/ tanaman lainnya. Dengan adanya banyak
pepohonan memperlancar terjadinya siklus air sehingga mengurangi
keadaan asam di udara akibat asap-asap pabrik yang berada di
atmosIer.
4 engurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan
menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya
batubara, batubara diasanya dicuci untuk membersihkan batubara dari
pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang yang
$9 f

berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulIida( sampai 50-90


(Soemarwoto, 1992).
4 Pengendalian Pencemaran selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO
2
dan Nox pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime
injection in multiple burners (LIB). Dengan teknologi ini, emisi
SO
2
dapat dikurangi sampai 80 dan NOx 50. Caranya dengan
menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran
diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi
dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulIat dihidrat).
Penurunan suhu mengakibatkan penurunan pembentukan Nox baik
dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen
udara. Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap
batu kapur atau Ca(OH)
2
. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke
dalam Iasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara
sehingga SO
2
dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO
3
.
Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan air, sehingga SO
3

bereaksi dengan air (H
2
O) membentuk asam sulIat (H
2
SO
4
). Asam
sulIat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)
2
sehingga diperoleh
hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari
sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulIur. Hasil samping proses
FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang
sama dengan gipsum alam.
4 Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil
pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah Ile gas
desulIurization (FGD) (Akhadi, 2000). Prinsip teknologi ini ialah
untuk mengikat SO
2
di dalam gas limbah di cerobong asap dengan
absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan cara ini
70-95 SO
2
yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah
terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah
menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara
$9 f

lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya


sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam,
gipsum yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki
nilai ekonomi karena dapat dimanIaatkan untuk berbagai keperluan,
misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil
dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai
sebagai plaIon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding
penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis dinding
(wall boards).



$9 f

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang ada dapat disimpulkan bahwa tanaman kacang
kedelai dapat hidup secara baik (optimum) pada media tanam tanah dengan
derajat keasaman (pH) 6 dan tanaman kacang kedelai tidak dapat hidup secara
baik (optimum) pada media tanam tanah dengan derajat keasaman (pH) 2. Hal
ini menunjukkan bahwa derajat keasaman (pH) mempengaruhi perkecambahan
dan pertumbuhan pada tanaman biji kacang kedelai.

B. Saran
Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar
terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara
pertumbuhan biji kacang kedelai pada pH 2, 4 dan 6.

$9 f

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. %eknik er.o.ok %anam Jagung. Kanisius : Yogyakarta

Bintoro, .H. 1988. %oleransi %anaman Jagung terhadap Salinitas. Desertasi
Doktor. IPB, Bogor.

EIendi, Suryatna. 1980. er.o.ok %anam Jagung. C. ' Yasaguna : Jakarta

Goldsworthy Peter,R dan Fisher, N.. . Fisiologi %anaman udidaya
%ropik..Gadjah ada University Pers.: Yogyakarta.

Hakim, Nurhajati et al., 1986. Dasar-dasar Ilmu %anah. Universitas Lampung :
Lampung

Kamil, Jurnalis. 1979. %eknologi enih 1. Angkasa Raya : Padang

Pramono Eko, dkk. 1993. Evaluasi Daya %ahan Kering erbagai Genotip Kedelai
Melalui Ufi Perke.ambahan dan Pertumbuhan Jegetatif. Jurnal
Pengembangan Wilayah Lahan Kering No. 12, hal 31-35. Lampung.

Prawiranata, W et al., 1989. Dasar-dasar Fisiologi %umbuhan Jilid II. IPB :
Bogor

You might also like