Professional Documents
Culture Documents
BUKU AJAR
Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Identitas dan Pengesahan
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Pustaka
Lampiran
KATA PENGANTAR
Buku ajar ini merupakan penuntun untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah
termodinamika teknik I. Dan pembuatan buku ajar ini juga berkaitan dengan proyek Inherent
Universitas Sumatera Utara tahun 2006.
Buku ajar singkat ini berisi ringkasan materi yang disampaikan pada mata kuliah termodinamika
teknik I. Diharapkan buku ajar ini dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti dan mendalami
mata kuliah termodinamika teknik I sehingga didapatkan hasil yang optimal dalam perkuliahan.
Tim pelaksana juga dalam kesempatan ini mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang
mendukung proses perkuliahan ini yaitu Rektor USU, Dekan Fakultas Teknik, Panitia Proyek
Inherent Universitas Sumatera Utara dan para Reviewer, dan khususnya kepada Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara atas fasilitas yang diberikan.
Tim Pelaksana
Ketua,
file:///D|/E-Learning/Termodinamika%20Teknik%20I/Textbook/KATA%20PENGANTAR.html5/8/2007 3:52:25 PM
BAB I
BAB I
DASAR TERMODINAMIKA
I.1. Defenisi
Termodinamika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas hubungan antara panas dan
kerja yang menyebabkan perubahan suatu zat.
Maksudnya apabila suatu zat atau benda diberi panas (suhunya dinaikkan), maka akan timbul
berbagai-bagai akibat seperti :
- Gas, cairan dan zat padat → memuai
- Termo-elemen membangkitkan GGL
-
Kawat-kawat mengalami perubahan daya tahannya.
Dalam proses demikian, biasanya terdapat suatu pengaliran panas dan bekerjanya suatu gaya yang
mengalami perpindahan (panas) yang mengakibatkan terjadinya “Usaha atau Kerja”.
Defenisi dari sistem termodinamika adalah memisahkan bagian ruang yang ter batas atau kumpulan
Gambar 1.1 dapat dilihat,. bila silinder dipanaskan, suhu meningkat dan gas mengembang, pengisap
dan batas sistem bergerak ke atas.
Selama proses ini, panas dan kerja berinteraksi melewati batas sistem.
Ø Sistem terisolasi adalah suatu sistem yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, ini berarti
bahwa panas dan kerja tidak dapat berinteraksi dengan sistem melewati batas sistem.
Gambar 1.2. Aliran massa melewati permukaan volume atur yang memiliki pesawat
(kompressor udara).
Kedua pandangan di atas terdapat hubungan, walaupun sepintas kelihatan sangat berbeda,
contoh : kuantitas mikroskopik tekanan adalah perubahan momentum rata-rata yang
ditimbulkan oleh tumbukan molekular pada bidang yang luasnya satu satuan.
Tekanan → dirasakan oleh indera kita, dialamai, diukur.
Jika molekular diubah → konsep tekanan tetap (teori).
Keadaan setimbang dalam suatu sistem bergantung pada sistem lain yang ada di dekatnya dan siafat
dinding yang memisahkannya.
Dinding → adiabatik atau diaterm.
Contoh soal :
1. Dua buah logam memiliki koordinat termodinamik yang berbeda (kuantitas), dipisahkan oleh
dinding diaterm, maka kedua benda / logam akan mengalami
perubahan yang pada akhirnya akan mempunyai kuantitas yang sama → disebut
kesetimbangan termal.
Sistem saling berinteraksi untuk mencapai kesetimbangan melalui dinding diaterm.
2. Bila dua sistem A dan B yang dipisahkan oleh dinding adiabatik tetapi masing-masing
bersentuhan dengan sistem ketiga, yaitu C melalui dinding diaterm.
Kedua sistem mencapai kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, dan tidak ada perubahan
lagi jika dinding adiabat yang memisahkan A dan B digantikan oleh dinding diaterm.
Maka sistem gabungan akan tetap dalam kesetimbangan termal, disebut sebagai Hukum
Termo ke-Nol.
Temperatur (suhu) sebagai perasaan “panas” atau “dingin” bila kita menyentuh suatu benda.
• Temperatur sistem : suatu sifat yang menentukan apakah sistem dalam kesetimbangan
termal dengan sistem lainnya.
• Isoterm adalah kedudukan semua titik yang menggambarkan keadaan sistem dalam
kesetimbangan termal dengan suatu keadaan dari sistem lain.
Pada umumnya setiap zat (padat, cair dan gas) akan bertambah volumenya sebesar dV apabila
temperaturnya naik sebesar dT .
I.10. Tekanan
Definisi Tekanan :
Dimana:
Fn = Komponen gaya tegak lurus pada A
Hubungan antara tekanan absolut, tekanan relatif dan tekanan vakum dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 1.5. Hubungan antara tekanan absolut, tekanan relatif dan tekanan vakum
I. 11. Energi
Didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan, atau kapasitas untuk menghasilkan suatu
pengaruh.
Sistem satuan yang digunakan adalah sistem satuan metrik atau Sistem Internasional (SI). Di dalam
satuan-satuan dasar digunakan dimensi-dimensi adalah:
L = panjang (meter)
M = massa (kilogram)
t = waktu (detik.menit)
T = suhu (K, °R)
Satuan-satuan lainnya dapat ditentukan atau diturunkan dari satuan-satuan dasar ini.
F α m.a
atau,
British :
Soal :
1. Hitunglah Energi kinematik dalam Btu 4000 lbs mobil dengan kecepatan
Jawab:
60 mph = 88 ft/sec
= 7,44 x 105 Nm
= 7,44 x 105 Joule
British System
ρ = 13.60 g/cm3 = 847 lbm/ft3
g = 32.2 ft/sec2
h = 0.76 m = 2.49 ft
• Bila keadaan sistem berubah → terjadi interaksi sistem dengan lingkungan atau jika
koordinat makroskopik berubah → sistem mengalami perubahan keadaan.
• Bila sistem tidak dipengaruhi oleh sekelilingnya, maka sistem terisolasi → Dalam
penerapan praktis termodinamika, sistem biasanya dipengaruhi oleh lingkungannya.
Kesetimbangan termodinamik tidak ada kecenderungan terjadinya perubahan keadaan baik untuk
sistem maupun untuk lingkungannya.
• Kesetimbangan termal : bila tidak terjadi perubahan spontan dalam koordinat sistem
yang ada dalam kesetimbangan mekanis dan kimia, bila sistem itu dipisahkan dari
lingkungannya oleh dinding diaterm.
Dalam kesetimbangan termal, semua bagian sistem bertemperatur sama, dan temperatur ini sama
dengantemperatur lingkungannya.
Bila pernyataan ini tidak dipenuhi, perubahan keadaan akan berlangsung sampai kesetimbangan
termalnya tercapai.
→ Bila salah satu persyaratan dari tiga jenis kesetimbangan yang merupakan komponen dari
kesetimbangan Termodinamik tidak dipenuhi, maka sistem dalam keadaan tak setimbang.
→ Jika kita pandang secara makroskopik pada salah satu dari keadaan tak setimbang, kita
dapatkan tekanan satu bagian sistem berbeda dengan bagian sistem lainnya. Jadi, tidak ada satu
harga tekanan yang dapat mengacu pada sistem secara keseluruhan. Demikian juga temperatur
berbeda dengan lingkungannya.
Dalam bagian ini kita hanya membahas sistem dalam kesetimbangan termodinamik.
Ø Jika V ditetapkan dan T dipilih harga tertentu, maka kita tidak bisa mengubah p-nya,
atau
Ø V dan T dipilih, harga p pada kesetimbangan diperoleh secara alami.
Diantara ketiga koordinat Termodinamik p, V dan T hanya dua yang merupakan perubah
bebas, hal ini menunjukkan bahwa harus ada satu persamaan kesetimbangan yang
menghubungkan koordinat Termodinamik.
atau, pv = RT
v = sp.volum (m3/kg)
T = K, °R
Perubahan keadaan gas ideal ada 4 empat macam, yang istimewa adalah:
pv = RT = konstan
Dari ketiga proses di atas (p,v,T, konstan), maka dapat di gambarkan pada masing-masing
diagram p,v,T.
Ø Gas ideal (gas sempurna) adalah gas dimana tenaga ideal molekulnya dapat diabaikan.
Dimana : p = tekanan absolut
V = volume gas (m3 , ft3)
v = spesifik volume gas
R = konstanta gas
T = Temperatur mutlak (K , oR)
Ø Untuk tenaga ikat molekul-molekulnya tidak dapat diabaikan, persamaan pv ≠ RT, dan
dapat dituliskan sebagai berikut:
Ø Disamping persamaan persamaan gas V.D Waals, juga Beattie Bridgeman membuat
persamaan gas sebagai berikut:
dimana:
A0, a, B0, b, dan c adalah konstanta-kontanta yang berubah untuk masing-masing gas.
• Pengaruh temperatur terhadap volume suatu zat pada tekanan konstan disebut koefisien
pengembangan atau koefisien muai volum rata-rata (kemuaian volum) → β.
• Pengaruh (efek perubahan) tekanan terhadap volume sistem pada temperatur konstan
disebut Kompressibelitas.
Diantara ketiga koordinat Termodinamika p, V, dan T hanya dua yang merupakan perubah bebas:
Jadi:
2. p = f (V, T)
3. T = f (p,V)
f (p, V, T) = 0
dimana dT = 0 → T = konstan
atau
===>
;
atau,
Bila V = c, dV = 0
(integrasi)
Contoh Soal:
Massa air raksa pada tekanan atm dan temperatur 0 °C diusahakan agar volume tetap. Jika
temperatur dinaikkan hingga 10 °C, berapakah tekanan akhirnya?
Jawab:
Besar β dan K dari 0 – 10 °C (dapat dilihat pada tabel tetapan fisis)
β = 181 x 10-6 K-1
K = 3.82 x 10-11 Pa-1
Jadi:
p2 = 474 x 105 Pa
I.15. Kerja
Sistem mengalami pergeseran karena bereaksinya gaya atau hasil kali gaya dengan pergeseran
(jarak) yang sejajar dengan gaya itu.
dimana:
Kerja positif : Sistem melalui kerja sehingga terjadi pemuaian / pengembangan (pertambahan
volume).
Kerja negatif : Pada sistem dilakukan kerja, sehingga terjadi pengkompressian sistem
(pengurangan volume).
Proses Kuasi – Statik : proses yang hampir statik atau setiap saat keadaan sistem (selama proses)
menghampiri keadaan setimbang terus.
ç V = f (p,T)
dan
(integral)
Perubahan dalam V dan K pada T = C sedemikian kecil, sehingga perubahan ini dapat diabaikan,
maka :
dimana :
Pemampatan (compression) dan Pemuaian (expansion) dapat digambarkan dalam p-V diagram
sebagai berikut :
BAB II
HUKUM TERMODINAMIKA I DAN PENGGUNAANNYA
II.1. Defenisi
Ø Bila sistem diberi panas sebesar dQ, maka sistem akan berekspansi dan melakukan
kerja sebesar dW.
Bila sistem mengalami Ek, EP dan EF konstan, (dEk = 0 ; dEP = 0 ; dEf = 0) disebut sistem
diisolasi, maka Hukum Termodinamika I menjadi:
dQ = dU + dW
U = f (T,v)
→
maka,
a. Proses T = C (isothermal) → dT = 0.
Persamaan 1* menjadi :
atau :
b. Proses V = C (isovolum) → dV = 0
→ dq = Cv dT|v
Sehingga persamaan * menjadi :
>>
c. Proses p = C (Isobar) → dp = 0
→ dq = Cp dT|P
Persamaan * menjadi :
Atau,
→
d. Proses Adiabatik → dq = 0
Adiabatik : tidak energi (dalam bentuk panas) yang masuk maupun keluar dari /ke sistem.
Persamaan 1* menjadi :
atau,
Contoh : Buktikan : cp – cv = R
, substitusi ke persamaan 2* ,
maka cp – cv = R
U = f (T,p)
v = f ( p,T)
1. T = C → isothermal dT = 0
2. p = C → isobar dP = 0
3. v = C → isovolum dV = 0
4. Q = C → adiabatik dq = 0
→ U2 – U1 = -W → W-, U↑ (kompresi)
Hubungan variabel p, v dan T dapat dibuat untuk proses adiabatik, dan dapat
digambarkan di dalam p-v diagram.
Gambar 2.1. Hubungan variabel p, v dan T dapat dibuat untuk proses adiabatik
Hukum Termodinamika I : dQ = dU + dW
Proses adiabatik : dQ = 0
→ 0 = dU + dW
di mana: dU = mcv dT dan dW = pdv
(du = cv dT)
→ m cv dT = - pdV
-m cv dT + Vdp = mRdT
= m . cp → Vdp = m cp dT
→ (diintegrasikan)
= konst.
atau,
dari, m cv dT + p dV = 0
→ (diintegrasikan)
ln T + ln VR/CV = konstan
dimana
dimana,
>
II.4. Entalpi
Entalpi suatu sistem → Jumlah energi dalam dengan hasil kali tekanan & volume sistem.
dQ = dU + d (pV) - Vdp
dQ = d (U + pV) – Vdp
Proses politropik pada keadaan selama proses, awal dan akhir proses dinyatakan sebagai
berikut :
Bila kerja dinyatakan sebagai dW = p dV, terjadi antara keadaan awal (1) dan akhir (2), dengan
mengintegrasi persamaan di atas, maka :
kompressi
ekspansi
Gambar 2.2. Proses Politropik Pada p-V Diagram
Keterangan Gambar :
n = 0 à proses isobar, p = C
n = ~ à proses isovolum, v = C ← cn = cv
n = 1 à proses isotermal, T = C ← cn = ~
n = γ à proses adiabatik, ← cn = 0
BAB III
PERUBAHAN FASE
Bentuk diagram p-V untuk zat murni dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.2. Diagram p – V untuk Zat Murni
Keterangan Gambar :
A = fase uap
B = uap jenuh
C = cair jenuh
D = fase cair
AB = fase uap
BC = kesetimbangan fase cair dan fase uap
CD = fase cair
ABCD = merupakan isoterm suatu zat murni pada diagram pV
Suatu sistem keadaan mula – mula “uap” yang berada dalam silinder yang pistonnya dapat bergerak
bebas tanpa gesekan (lihat gambar dibawah ini).
Uap dikompresikan isothermal sampai pada titik A-A (titik A pada p-V diagram zat murni).
Kompresi dilakukan terus sehingga sistem berubah menjadi fase cair (proses kompresi isobar-
isotermal), sampai pada titik B.
Tinjau sistem yang berada dalam kesetimbangan (grs AB) sebagai berikut:
Jadi : m = mf + mg
dan
vf = volume jenis cairan
vg = volume jenis uap
Vf = mf . vf
Vg = mg . Vg
V = mf . vf + mg . vg
Catatan :
Bagian fase uap dari sistem → kwalitas uap (x)
Bagian fase cair dari sistem → moisture (y)
Maka diperoleh :
Bila sistem diberi panas, maka sistem melakukan kerja luar, sehingga titik C akan bergerak tekanan,
mengakibatkan volume bertambah sebesar dV, karena vg dan vf konstan.
Maka :
→ Persamaan menjadi :
→ Bila proses isothermal dan isobar, maka kerja yang dilakukan, adalah :
dW = p.dV
dW = p (vg – vf) dmfg
dimana :
atau :
BAB IV
HUKUM TERMODINAMIKA II
IV.1. Defenisi
Hukum Termodinamika I adalah :
- Menetapkan adanya suatu ekivalensi antara panas dan kerja (panas ↔ kerja)
- Digunakan untuk menghubungkan dan menentukan type – type energi yang terlibat dalam
suatu proses.
- Atau menyatakan bahwa sewaktu proses berlangsung terdapat suatu keseimbangan
energi.
Hukum termodinamika I merupakan pernyataan dari hukum kekekalan energi dan tidak menyatakan
sesuatu apapun mengenai arah dari proses yang berlangsung.
Hukum Termodinamika I juga belum menjelaskan kearah mana suatu perubahan keadaan itu berjalan
dan apakah perubahan itu reversible atau irreversible.
Jadi : Hukum Termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatu
proses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau irreversible dan salah satu akibat
dari hukum termodinamika II ialah perkembangan dari suatu sifat phisik alam yang disebut entropi.
* Tidak mungkin panas dapat dirubah menjadi kerja seluruhnya, tetapi sebaliknya kerja dapat
dirubah menjadi panas.
atau : Q ≠à W seluruhnya
W → Q (sama besarnya)
atau untuk mendapatkan sejumlah kerja (W) dari suatu siklus, maka kalor (Q) yang harus diberikan
kepada sistem selalu lebih besar.
* Suatu yang bekerja sebagai sebagai suatu siklus tidak dapat memindahkan kalor (Q) dari bagian
yang bertemperatur rendah ke bagian yang bertemperatur lebih tinggi, tanpa menimbulkan perubahan
keadaan pada sistem yang lain.
Dari kedua hal tersebut diatas, menyatakan tentang arah proses perubahan energi dalam dalam
bentuk panas ke bentuk kerja → yang menyatakan adanya pembatasan transformasi energi.
atau
Disini dapat dilihat bahwa, sistem menerima panas pada temperatur tinggi, kemudian panas dibuang
oleh sistem temperatur rendah, dan kerja dilakukan pada lingkungan.
Kita ambil “dua mesin pemanas”, yang tujuan utamanya adalah mengubah panas menjadi kerja, dan
melakukan kerja pada lingkungan.
Contoh Soal
1. Panas yang digunakan oleh suatu mesin panas adalah : 1150 Kj/mnt dan mesin menghasilkan
7,5 Kw
Ditanya : a.
b.
a. = 0,391 (39,1%)
= 700 kJ/mnt
2. Sebuah bangunan memerlukan panas : 100.000 Kj/menit dari suatu pompa panas yang menyerap
panas dari udara dingin diluar dan memberikannya ke ruangan – ruangan bangunan tersebut. untuk
menjalankan pompa diperlukan kerja :14.800 Kj.
1. Menentukan effisiensi paling tinggi dari mesin panas atau KP yang maximum dari mesin
pendingin.
2. Menentukan apakah proses dapat berlangsung atau tidak (irreversible atau reversible).
3.Menentukan arah atau derajat suatu reaksi kimia.
4. Menentukan skala temperaturyang tidak tergantung pada sifat-sifat fisik tiap zat.
5. Mendefinisikan suatu sifat yang sangat berguna.
Siklus carnot : Memiliki medium kerja yang menerima panas dari suatu temperatur dan
melepaskannya pada temperatur yang lain → jadi diperlukan dua reservoir yang berdasarkan hukum
termodinamika kedua merupakan jumlah minimum.
Siklus ini dapat terjadi pada proses-proses tak mengalir reversibel atau pada proses-proses stasioner.
Karena sistem mengalami satu siklus maka energi dalam tidak berubah, jadi •U = 0. Maka Hukum
Termodinamika I diperoleh:
dimana : W adalah kerja total
Q2 panas yang diserap sistem
Q1 panas yang dilepaskan oleh sistem
Maka effisiensi temik siklus carnot, yaitu hasil bagi kerja yang dilakukan sistemdengan panas yang
diserap sistem pada temperatur tinggi :
Contoh:
Jawab:
untuk gas ideal: PV = mRT atau pv = RT
du = Cv . dT
W = - •U = Cv (T2 – T1)
W = - •U = Cv (T2 – T1)
w = - •U = - Cv (T1 – T4)
w = Cv (T1 – T2)
atau
atau:
IV.4. Entropi
- Hukum Termodinamika II dalam bentuk ketidaksamaan clasius mengenai entropi
- Dari proses reversibel siklus carnot diketahui :
Untuk suatu siklus yang irreversibel integral siklus ini akan lebih kecil dari nol dan dapat ditulis
sebagai;
Jadi entropi merupakan adalah perbandingan panas yang ditransfer selama proses reversibel dengan
temperatur absolut sistem.
Contoh soal :
Sebuah mesin uap bekerja diantara sebuah ketel pada temperatur tetap 3280 F, dan sebuah
kondensator dengan temperatur 1260 F. Air masuk kedalam ketel dalam keadaan cair jenuh.
Jawab :
Ketel :
Kondensor
Perbandingan panas yang ditransfer selama proses reversibel dengan temperatur absolut siklus.
Secara matematis
atau :
Perubahan Entropi
dimana : H = U + pV
U = H – pV
Satuan Entropi
Contoh:
Hitunglah perubahan entropi untuk 3 kg gas ideal dengan Cv = (18,94+0,0528 T) kg/kg K, selama
proses volume tetap dari 75o C sampai 100o C.
Jawab :
Dari persamaan :
atau
Diagram P-V dan T-S menyatakan proses reversibel dapat kita ambil contoh pada proses / siklus
carnot, sebagai berikut :
Azas pertambahan entropi dapat dilihat dari hubungan persamaan-persamaan di bawah ini.
Bila sistem diisolasi, maka tidak ada hubungan energi dengan lingkungan, sehingga entropinya tetap.
DAFTAR pustaka