You are on page 1of 5

Asuhan keperawatan klien dengan trauma bola mata

Diposkan oleh Argitya di 19:16

A. Pengertian Trauma bola mata adalah trauma mata yang menyebabkan kerusakan pada keseluruhan ketebalan dinding bola mata (full-thickness wound of the eyewall). Trauma tembus termasuk dalam golongan trauma mata terbuka (open globe injury), yang merupakan trauma laserasi tunggal akibat benda tajam. B. Etiologi Trauma bola mata disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata. C. Patofisiologi Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bisa mengenai : 1. Palpebra Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen 2. Saluran Lakrimalis Dapat merusak sistem pengaliran air mata dai pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung. Hal ini dapat menyeabkan kekurangan air mata. 3. Congjungtiva Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva 4. Sklera Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury. 5. Kornea Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpusvitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus 6. Uvea

Ila luka dapat menyeabkan pengaturan banyaknya cahaya yang masuk sehingga muncul fotofobia atau penglihatan kabur 7. Lensa Ila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tisak adekuat. 8. Retina Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca bisa juga teri oblaina retina. D. Manifestasi klinis 1. Tajam penglihatan yang menurun 2. Tekanan bola mata rndah 3. Bilikmata dangkal 4. Bentuk dan letak pupil berubah 5. Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera 6. Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina 7. Kunjungtiva kemotis E. Penatalaksanan Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi. F. Asuhan keperawatan

1. a.

Pengkajian Hal hal yang perlu diperhatikan: Bagaimana terjadinya trauma mata Tanggal, waktu dan lokasi kejadian trauma perlu dicatat. Hal ini perlu untuk mengetahui apakah trauma ini terjadi pada waktu seseorang sedang melakukan pekerjaan sehari-hari. Perlu juga ditanyakan apakah alat-alat yang digunakan waktu terjadi trauma, apakah penderita waktu menggunakan kacamata pelindung atau tidak, kalau seandainya memakai kacamata, apakah kacamata itu turut pecah sewaktu terjadinya trauma.

b.

Menentukan obyek penyebab trauma mata. Menanyakan secara terperinci komposisi alat sewaktu terjadinya trauma. Apakah alat berupa paku, pecahan besi, kawat, pisau, jenis kayu, bambo dll. Perlu juga ditanyakan apakah alat tersebut berupa benda tajam atau tumpul, atau ada kemungkinan bercampurnya dengan debu dan kotoran lain.

c.

Menentukan lokasi kerusakan intra okuler. Untuk menentukan lokasi kerusakan pada mata, perlu diketahui jarak dan arah penyebabnya trauma mata, posisi kepala, dan arah penderita melihat pada waktu terjadi trauma.

d.

Menetukan kesanggupan sebelum trauma. Pada pengkajian ditanyakan apakah ada penyakit mata sebelumnya, atau operasi mata sebelum terjadi trauma pada kedua matanya. Perlu ditanyakan apakah perubahan visus terjadi secara tiba-tiba atau secara berangsur-angsur sebagai akibat ablasio retina, atau vitrium hemorrage.

2. a.

Diagnosa keperawatan Ansietas b/d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan: adanya nyeri;kemungkinan /kenyataan kehilangan penglihatan. Kemungkinan dibuktikan oleh: ketakutan, ragu-ragu.menyatakan masalah perubahan hidup. Hasil yang diharapkan Tampak rileks dan melaporkan ansetas menurun sampai tingkat dapat diatasi. Tindakan / Intervensi

Kaji tingkat ansetas, derajat pengalaman nyeri / timbulnya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini. Berikan informasi yang akurat dan jujur.

Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan tambahan. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan. Identifikasi sumber / orang yang menolong. b. Gangguan Sensori Perseptual : Penglihatan b/d gangguan penerimaan sensori / status organ indera. Lingkungan secara terapetik dibatasi. Kemungkinan dibuktikan oleh: menurunnya ketajaman, gangguan penglihatan. Perubahan respon biasanya terhadap rangsang. Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi pasien akan : Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu. Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan. Mengidentifikasi / memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan. Tindakan / Intevensi Mandiri Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya. Observasi tanda tanda dan gejala-gejala disorientasi: pertahankan pagar tempat tidur sampai benar-benar sembuh dari anestasia. Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dan menyentuh sering, dorong orang tedekat tinggal dengan pasien. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata dimanan dapat terjadi bila menggunakan tetes mata. c. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d Prosedur invasive Kemungkinan dibuktikan oleh : [tidak diterapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual] Hasil Yang Diharapkan/ Kriteria Evaluasi Pasien Akan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema, dan demam. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi Tindakan/intervensi : Kaji tanda-tanda infeksi Berikan therapi sesuai program dokter Anjurkan penderita istirahat untuk mengurangi gerakan mata

Berikan makanan yang seimbang untuk mempercepat penyembuhan Mandiri Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan. Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang dioperasi.

Daftar pustaka
Ilyas, Sidarta. 1993. Penuntun ilmu penyakit mata. Jakarta; FK UI. Hariono, Waliban & Bondan. 1992. Oftalmologi Umum Jilid Satu Edisi 11; Jakarta Parmono, Med. 1987. Diagnosa Pengelolaan dan Prognosa Trauma Tembus pada Mata, Jakarta; EGC. Geissler, Marilynn E. Doenges, Mary Frances Moorhous, Alice C. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3 ,Cetakan I: Jakarta. EGC

You might also like