You are on page 1of 10

PENDAHULUAN

-
-Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya bencana massal
yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus kejahatan yang memakan
banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari waktu ke waktu. Pada kasus-kasus
seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa yang tidak dikenal sehingga perlu
diidentiIikasi.
-Forensik odontologi adalah salah satu metode penentuan identitas individu yang telah
dikenal sejak era sebelum masehi. Kehandalan teknik identiIikasi ini bukan saja disebabkan
karena ketepatannya yang tinggi sehingga nyaris menyamai ketepatan teknik sidik jari, akan
tetapi karena kenyataan bahwa gigi dan tulang adalah material biologis yang paling tahan
terhadap perubahan lingkungan dan terlindung. Gigi merupakan sarana identiIikasi yang
dapat dipercaya apabila rekaman data dibuat secara baik dan benar. Beberapa alasan dapat
dikemukakan mengapa gigi dapat dipakai sebagai sarana identiIikasi adalah sebagai berikut,
pertama karena gigi bagian terkeras dari tubuh manusia yang komposisi bahan organik dan
airnya sedikit sekali dan sebagian besar terdiri atas bahan anorganik sehingga tidak mudah
rusak, terletak dalam rongga mulut yang terlindungi. Kedua, manusia memiliki 32 gigi
dengan bentuk yang jelas dan masing-masing mempunyai lima permukaan.
1,2

-Berdasarkan pengalaman di lapangan, identiIikasi korban meninggal massal melalui gigi-
geligi mempunyai kontribusi yang tinggi dalam menentukan identitas seseorang. Pada kasus
Bom Bali I, dimana korban yang teridentiIikasi berdasarkan gigi-geligi mencapai 56,
korban kecelakaan lalu lintas di Situbondo mencapai 60, dan korban jatuhnya Pesawat
Garuda di Jogyakarta mencapai 66,7.
1

-IdentiIikasi korban pada kasus-kasus ini diperlukan karena status kematian korban
memiliki dampak yang cukup besar pada berbagai aspek yang ditinggalkan. IdentiIikasi
tersebut merupakan perwujudan HAM dan merupakan penghormatan terhadap orang yang
sudah meninggal.selain itu juga merupakan menentukan apakah seseorang tersebut secara
hukum sudah meninggal atau masih hidup.
1

-Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geograIis terletak pada wilayah yang
rawan terhadap bencana alam baik yang berupa tanah longsor, gempa bumi, letusan gunung
berapi, tsunami, banjir dan lain-lain, yang dapat memakan banyak korban, dan salah satu cara
mengidentiIikasi korban adalah dengan metode Iorensik odontologi. Oleh karena itu Iorensik
odontologi sangat penting dipahami peranannya dalam menangani korban bencana massal.
3

-

DEFINISI ODONTOLOGI FORENSIK
-Ilmu kedokteran gigi Iorensik memiliki nama lain yaitu forensic dentistry dan odontology
forensic. Menurut Pederson, odontologi Iorensik adalah suatu cabang ilmu kedokteran gigi
yang mempelajari cara penanganan dan pemeriksaan benda bukti gigi serta cara evaluasi dan
presentasi temuan gigi tersebut untuk kepentingan peradilan.
-Sebagai suatu metode identiIikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan sbb:
1,4

1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan pengaruh
lingkungan yang ekstrim.
2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan restorasi gigi
menyebabkan identiIikasi dengan ketepatan yang tinggi.
3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan medis gigi
(dental record dan data radiologis.
4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan morIologis, yang
mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan pipi, sehingga apabila terjadi
trauma akan mengenai otot-otot tersebut terlebih dahulu.
5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian bahwa gigi
manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.
6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400C.
7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang terbunuh
dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur, sedangkan giginya masih
utuh.


Gambar 1
5

Pada gambar 1 menunjukkan bahwa gigi tetap dalam keadaan utuh pada suhu yang tinggi,
walaupun tubuh telah rusak, tetapi gigi masih dapat diidentiIikasi.
-Batasan dari Iorensik odontologi terdiri dari:
6,7,8

1. IdentiIikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan kranioIasial.
2. Penentuan umur dari gigi.
3. Pemeriksaan jejas gigit (-ite-mark.
4. Penentuan ras dari gigi.
5. Analisis dari trauma oro-Iasial yang berhubungan dengan tindakan kekerasan.
6. ental furisprudence berupa keterangan saksi ahli.
7. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identiIikasi personal.

SEJARAH ODONTOLOGI FORENSIK
Sejarah odontologi Iorensik telah ada sejak jaman prasejarah, akan tetapi baru mulai
mendapatkan perhatian pada akhir abad 19 ketika banyak artikel tentang odontologi Iorensik
ditulis dalam jurnal kedokteran gigi pada saat itu. Masa setelah itu adalah kekosongan,
sampai sekitar tahun 1960 ketika program instruksional Iormal kedokteran gigi Iorensik
pertama dibuat oleh Armed Force Institute oI Pathology. Sejak saat itu banyak kasus
penerapan odontologi Iorensik dilaporkan dalam literatur sehingga nama odontologi Iorensik
mulai banyak dikenal bukan saja di kalangan dokter gigi, tetapi juga di kalangan penegak
hukum dan ahli-ahli Iorensik.
Catatan tertulis mengenai sejarah odontologi Iorensik telah ada sejak Sebelum Masehi (SM.
Tidak lama setelah perkawinannya dengan Kaisar Roma Claudius, pada tahun 49 SM,
Agrippina ( yang kelak akan menjadi ibu Kaisar Nero mulai membuat rencana untuk
mengamankan posisinya. Karena takut janda kaya Lollia Paulina masih merupakan
saingannya dalam menarik perhatian Kaisar, maka ia membujuk Kaisar untuk mengusir
wanita tersebut dari Roma. Akan tetapi hal itu rupanya masih dianggapnya kurang dan ia
menginginkan kematian wanita tersebut. Tanpa setahu Kaisar, ia mengirim seorang serdadu
untuk membunuh wanita tersebut. Sebagai bukti telah melaksanakan perintahnya, kepala
Lollia dibawa dan ditunjukkan kepada Arippina. Karena kepala tersebut telah rusak parah
mukanya, maka Agrippina tidak dapat mengenalinya lagi dari bentuk mukanya. Untuk
mengenalinya Agrippina kemudian menyingkap bibir mayat tersebut dan memeriksa giginya
yang mempunyai ciri khas, yaitu gigi depan yang berwarna kehitaman. Adanya ciri tersebut
pada gigi mayat membuat Agrippina yakin bahwa kepala tersebut adalah benar kepala Lollia.

Pada tahun 1775 Paul Revere, seorang dokter gigi yang juga perajin perak telah membuat
kawat perak (wire dan ivory bridge (hippopotomus tusk untuk mengganti gigi seri dan
premolar pertama atas kiri Dr. Joseph Warren yang tanggal. Di kemudian hari pada masa
revolusi, Warren masuk tentara dan telah menjadi Jenderal pada milisia Massachusetts.
Dalam peperangan Bunker Hill di Breed`s Hill, Warren tertembak dan dikuburkan ditempat
tersebut tanpa nisan. Hal tersebut diduga dilakukan untuk melindungi korban dari pencurian
gigi mayat yang banyak terjadi saat itu. (Pada sekitar abad 18 dan awal abad 19, saat gigi
porselin belum ditemukan, sering terjadi perampokan gigi jenazah jenazah di kuburan atau di
medan peperangan, karean gigi tersebut laku dijual ke dokter gigi untuk bahan pembuatan
gigi palsu. Umum pula terjadi orang miskin mencabut giginya yang masih baik atau
menggunting rambutnya untuk dijual untuk sekedar mendapatkan uang. Pada tahun 1776,
sekitar 10 bulan setelah kematian Warren, atas permintaan saudara dan kawan-kawannya,
dokter Revere dipanggil ke Breed`s Hill untuk mengidentiIikasi mayat yang diduga Warren.
Berdasarkan adanya bridge dan wire yang ditemukan pada mayat tersebut yang dikenalinya
sebagai buatannya sendiri, Revere menyatakan bahwa mayat tersebut adalah jendral Warren.
Dalam catatan sejarah odontologi Iorensik, Paul Revere adalah dokter gigi pertama yang
melakukan identiIikasi dengan gigi sehingga ia sering disebut sebagai Pelopor Odontologi
Forensik.

Antara tahun 1802 sampai 1875 di Inggris terjadi eksploitasi besar-besaran anak-anak untuk
dipekerjakan di berbagai industri. Revolusi industri memerlukan banyak pekerja yang murah
sehingga saat itu semua orang, termasuk anak-anak, banyak dipekerjakan di pabrik-pabrik.
Untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi, pada tahun 1819 diberlakukan Peel`s act yang
melarang mempekerjakan anak dibawah 9 tahun di pabrik kapas. Pada tahun 1836 larangan
ini diperluas dan diterapkan juga di pabrik tekstil. Pada waktu itu penentuan usia amat
penting sebab hal tersebut juga mempunyai dampak terhadap pengaturan jam kerja. Menurut
Undang-undang tersebut, anak-anak yang berusia 9 sampai 13 tahun hanya diizinkan bekerja
48 jam perminggu, sedang anak yang berusia diatas 13 tahun boleh bekerja sampai 69 jam
perminggu. Untuk penentuan umur ketika itu digunakan patokan tinggi badan, dimana anak
yang tingginya diatas 51,5 inchi dianggap berumur lebih dari 13 tahun. Pada tahun 1837
mulai dilakukan gerakan pencatatan kelahiran untuk mendapatkan data umur yang lebih
akurat. Pada tahun yang sama Edwin Saunders melakukan pemeriksaan tinggi badan dan gigi
geligi dari 1.046 orang anak dan ia mendapatkan bahwa penentuan umur dengan pemeriksaan
gigi lebih akurat dibandingkan dengan pengukuran tinggi badan.
Dalam identiIikasi personal dengan menggunakan metode odontologi Iorensik diperlukan
data gigi (dental record akurat yang dibuat oleh dokter gigi yang merawat gigi korban. Pada
tahun 1887 Godon dari Paris merekomendasikan penggunaan gigi untuk identiIikasi orang
yang hilang. Untuk itu ia menganjurkan agar para dokter gigi menyimpan data gigi para
pasiennya, untuk berjaga-jaga kalau-kalau kelak data tersebut diperlukan sebagai data
pembanding.

Kasus identiIikasi personal yang terkenal adalah kasus pembunuhan Dr. George Parkman,
seorang dokter dari Aberdeen, oleh ProIessor JW Webster, seorang dokter yang juga ahli
kimia dan mineralogist di Boston, Massachusetts pada tahun 1850. Pada kasus ini korban
dibunuh, lalu tubuhnya dipotong-potong lalu dibakar di perapian. Diantara abu perapian,
polisi mendapatkan satu blok gigi palsu dari porselin yang melekat pada emas dan potongan
tulang. Dr. Nathan Cooley Keep, seorang dokter bedah mulut memberikan kesaksian bahwa
gigi palsu itu adalah bagian dari gigi palsu buatannya pada tahun 1846 untuk Dr. Parkman
yang rahang bawahnya amat protrusi. Dr. Keep amat yakin akan kesaksiannya karena proses
pembuatan gigi palsu itu sulit terlupakan. Pada saat itu ia diminta untuk membuat gigi palsu
secara kilat (hanya dalam semalam karena Dr. Parkman ingin memakainya pada acara
pembukaan Fakultas Kedokteran yang salah satu penyandang dananya adalah Dr. Parkman.
Pencarian lebih lanjut atas abu perapian dilakukan dan didapatkan potongan-potongan gigi
palsu lainnya setelah disatukan ternyata cocok dan sesuai dengan catatan model gigi Parkman
yang masih disimpan oleh Dr. Keep. Pada kasus ini porselin tidak ikut terbakar karena
terlindungi dari pembakaran oleh lidah, bibir dan pipi sehingga masih utuh dan dapat
diidentiIikasi.

Pada tanggal 4 Mei 1897, sejumlah 126 orang Parisi dibakar sampai meninggal di Bazaar de
la Charite. Para korban sulit diidentiIikasi secara visual karena umumnya dalam keadaan
terbakar luas dan termutilasi. IdentiIikasi sebagian besar korban berhasil dilakukan
berdasarkan temuan sisa pakaian dan barang milik pribadi yang masih utuh. Sebanyak 30
mayat tidak berhasil diidentiIikasi dan untuk mengidentiIikasikannya seorang konsul
Paraguai yang mengenal banyak korban, meminta bantuan Dr. Oscar Amoedo (dokter gigi
Kuba yang berpraktek di Paris dan dua orang dokter gigi Perancis, Dr. Davenport dan Dr.
Braul untuk melakukan pemeriksaan gigi-geligi para korban. Berdasarkan pemeriksaan ini
kemudian ternyata mereka berhasil mengidentiIikasi korban-korban ini. Setahun kemudian
berdasarkan pengalamannya ini, Dr. Amoedo menulis thesis yang berjudul L`Art Dentaire en
Medecine Legale. Buku Dr. Amoedo ini merupakan buku odontologi Iorensik yang penting
dan dianggap tidak kalah penting dibandingkan buku GustaIson yang berjudul Forensic
Odontology yang merupakan 'Kitab Suci para pakar odontologi Iorensik yang ditulis pada
tahun 1966.
Pada tahun 1906 di Carlisle, dua orang buruh dituduh mendobrak toko Koperasi dan mencuri
beberapa barang berharga. Pada penyelidikan, di tempat kejadian perkara (TKP ditemukan
beberapa potong keju yang menunjukkan adanya bekas gigitan. Kedua orang yang dicurigai
tersebut ditahan dan diminta untuk membuat impresi giginya pada suatu model. Analisis
lebih lanjut menunjukkan bahwa pola gigi pada model yang dibuat olah salah seorang
tersangka ternyata bersesuaian (cocok sama sekali dengan jejas pada keju. Atas dasar ini
orang tersebut kemudian dinyatakan bersalah dan dihukum.
Pada tahun 1911 Elphinstone menulis bahwa pada peperangan tahun 1193, suatu mayat
berhasil dikenali sebagai mayat Raja Chei Chandra Rahtor oI Cabouj berdasarkan pengenalan
atas gigi palsu yang dipakainya.
Pada tahun 1917 di dermaga Brooklyn ditemukan mayat yang kemudian dipastikan sebagai
seorang wanita yang telah menghilang 8 bulan sebelumnya. IdentiIikasi pada kasus ini
ditegakkan berdasarkan temuan bridge pada gigi geliginya. Jenazah Hitler dan Eva Braun
serta Martin Borman berhasil diidentiIikasi berdasarkan pembandingan data gigi, Ioto ronsen
serta crown yang ditemukan pada gigi geliginya. Pada tahun 1925 suatu laboratorium di
CaliIornia meledak dan meninggalkan satu badan hangus diantara puing abu. Istri dan
seorang pegawai memberikan kesaksian bahwa badan tersebut adalah Tuan Schwartz,
seorang ahli kimia di laboratorium tersebut. Schwartz diketahui memiliki 2 gigi tanggal dan
sisa gigi lainnya utuh. Pemeriksaan secara teliti atas mayat hangus tersebut menunjukkan
adanya banyak gigi yang mengalami caries dentis dan 2 gigi yang baru saja dicabut.
Berdasarkan hal itu disimpulkan bahwa korban bukanlah Scwartz dan kemudian terbukti
Schwartz masih hidup. Scwartz sendiri kemudian mengakui bahwa pria tersebut adalah
korban yang dibunuh olehnya, dipotong-potong lalu dibakarnya untuk menghilangkan jejak.
Pada beberapa kasus orang hidup, pemeriksaan gigi juga terbukti berperan untuk menentukan
identitas seseorang. Pada tahun 1928 Nyonya Tchaikowskaya menyatakan bahwa ia adalah
Grand Duchesss Anastasia, adik bungsu Czar Rusia terakhir yang dibunuh. Di pengadilan,
dimajukan dokter gigi pengadilan yaitu Dr. Kostritsky sebagai saksi ahli. Dokter ini adalah
dokter gigi yang pernah memeriksa gigi Anastasia sewaktu putri itu masih kecil.
Pembandingan data gigi ibu tersebut dengan susunan gigi menunjukkan bahwa itu tersebut
bukanlah Anastasia.
Odontologi Iorensik berperan pada identiIikasi korban peperangan dengan korban meninggal
yang banyak. Norstromme dan Strom menyatakan bahwa setelah penggalian jenazah atas
korban peperangan, sebanyak 96 tentara Norwegia dapat diidentiIikasi hanya dengan
pemeriksaan gigi. Pada kasus ini identiIikasi dengan metode lainnya sulit dilakukan karena
para tentara tersebut telah dijarah semua pakaian dan harta bendanya oleh musuhnya sebelum
dieksekusi. Di AS meskipun sejak tahun 1946 Kongres Kedokteran Forensk dalam bidang
Odontologi Forensik se AS di Havana telah menyadari pentingnya odontologi Iorensik untuk
identiIikasi, penggunaan odontologi Iorensik secara luas pada korban perang baru dilakukan
setelah perang Korea. Pada korban perang tersebut disadari betapa besarnya peranan
odontologi Iorensik untuk identiIikasi korban yang kondisinya sudah hancur. Sayangnya
sejak tahun 1907, pola dasar odontologi Iorensik hanya sedikit sekali berubah, kecuali dalam
hal meterial dan tehnik laboratoris serta beberapa perbaikan pada teknologi ilmiah dan
IotograIi.
PERANAN DOKTER GIGI FORENSIK
Sebagaimana telah diterangkan diatas, benda bukti gigi sudah sejak lama disadari mempunyai
peran yang besar dalam identiIikasi personal dan pengungkapan kasus kejahatan. Bagi para
aparat penegak hukum dan pengadilan, pembuktian melalui gigi merupakan metode yang
valid dan terpercaya (reliable, sebanding dengan nilai pembuktian sidikjari dan penentuan
golongan darah. Seorang dokter gigi Iorensik harus memiliki beberapa kualiIikasi sbb :
1. KualiIikasi sebagai dokter gigi umum. KualiIikasi terpenting yang harus
dimiliki oleh seorang dokter gigi Iorensik adalah latar belakang kedokteran
gigi umum yang luas, meliputi semua spesialisasi kedokteran gigi. Sebagai
seorang dokter gigi umum, kadang-kadang ia perlu memanggil dokter gigi
spesialis untuk membantunya memecahkan kasus.
2. Pengetahuan tentang bidang Iorensik terkait. Seorang dokter gigi Iorensik
harus mengerti sedikit banyak tentang kualiIikasi dan bidang keahlian Iorensik
lainnya yang berkaitan dengan tugasnya, seperti penguasaan akan konsep
peran dokter spesialis Iorensik, cara otopsi, dsb.
3. Pengetahuan tentang hukum.Seorang dokter gigi Iorensik harus memiliki
pengetahuan tentang aspek legal dari odontologi Iorensik, karena ia akan
banyak berhubungan dengan para petugas penegak hukum, dokter Iorensik
dan juga pengadilan. Dalam hal kasus kriminal ia juga harus paham mengenai
tata cara penanganan benda bukti yang merupakan hal yang amat menentukan
untuk dapat diterima atau tidaknya suatu bukti di pengadilan

RUANG LINGKUP ODONTOLOGI FORENSIK
Ruang lingkup odontologi Iorensik sangat luas meliputi semua bidang keahlian kedokteran
gigi. Secara garis besar odontologi Iorensik membahas beberapa topik sbb:
1. IdentiIikasi benda bukti manusia.
2. Penentuan umur dari gigi.
3. Penentuan jenis kelamin dari gigi.
4. Penentuan ras dari gigi.
5. Penentuan etnik dari gigi.
6. Analisis jejas gigit (bite marks.
7. Peran dokter gigi Iorensik dalam kecelakaan massal.
8. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identiIikasi personal.
!03039:a3 Usia
-Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 15 tahun. IdentiIikasi melalui
pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang lebih baik daripada pemeriksaan
antropologi lainnya pada masa pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu
ke 6 intra uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 12 16 minggu dan berlanjut setelah bayi lahir.
Trauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang mempengaruhi pembentukan sel
gigi. Kelainan sel ini akan mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di
sebut sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh enamel dan
dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan ditemukan garis ini menunjukkan
bahwa mayat sudah pernah dilahirkan sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini
umumnya secara kasar berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari
struktur di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan penyerapan
kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan sampai akar dan gigi molar kedua
yang menjadi lengkap pada usia 14 16 tahun. Ini bukan reIerensi standar yang dapat
digunakan untuk menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiograIi juga dapat
digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.
5



Gambar 2
6

Gambar 2 memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-anak (a gambaran yang
menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6
tahun terjadi erupsi dari akar gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh.
Dibandingkan dengan diagram yang diambil dari Schour dan Massler (b menunjukkan
pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun.
6

-Penentuan usia antara 15 dan 22 tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang
pertumbuhannya bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan perubahan
pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan hal seperti ini dapat digunakan
untuk aplikasi Iorensik.
6

-
!03039:a3 103is K0ami3
-Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis kelamin. Gigi geligi
menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus mandibulanya. Anderson mencatat bahwa
pada 75 kasus, mesio distal pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada
pria lebih dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk
membedakan jenis kelamin.
6

-
!03039:a3 Ras
-Gambaran gigi untuk ras mongoloid adalah sebagai berikut:
6

1. Insisivus berbentuk sekop. Insisivus pada maksila menunjukkan nyata berbentuk sekop
pada 85-99 ras mongoloid. 2 sampai 9 ras kaukasoid dan 12 ras negroid
memperlihatkan adanya bentuk seperti sekop walaupun tidak terlalu jelas.
2. ens evaginatus. Aksesoris berbentuk tuberkel pada permukaan oklusal premolar
bawah pada 1-4 ras mongoloid.
3. Akar distal tambahan pada molar 1 mandibula ditemukan pada 20 mongoloid.
4. Lengkungan palatum berbentuk elips.
5. Batas bagian bawah mandibula berbentuk lurus.
Gambar 3
6

Gambaran gigi untuk Ras kaukasoid adalah sebagai berikut:
6

1. usp cara-elli, yakni berupa tonjolan pada molar 1.
2. Pendataran daerah sisi bucco-lingual pada gigi premolar kedua dari mandibula.
3. Maloklusi pada gigi anterior.
4. Palatum sempit, mengalami elongasi, berbentuk lengkungan parabola.
5. Dagu menonjol.
Gambar 4
6

Gambaran gigi untuk ras negroid adalah sebagai berikut:
6

1. Pada gigi premolar 1 dari mandibula terdapat dua sampai tiga tonjolan.
2. Sering terdapat open -ite.
3. Palatum berbentuk lebar.
4. Protrusi bimaksila.
Di bawah ini merupakan contoh gambar open -ite:

Gambar 5
11


Peran DNA pada indentiIikasi Iorensik gigi
Kekuatan struktur gigi terhadap perubahan lingkungan, serta kondisi post mortem yang rusak
akibat tenggelam, mutilasi, dekomposisi, atau trauma, membuat gigi menjadi sumber material
DNA yang baik. Gigi terdiri dari struktur organik dan anorganik. Struktur organik gigi
terdapat pada dentin yang mengandung odontoblas, serta pulpa yang mengandung sel darah
dan saraI. Teknik polimerase chain reaction (PCR mengamplivikasi DNA pada lokasi
spesiIik tertentu, dimana kemudian untai DNA bisa dibaca untuk menentukan identitas
seseorang dibandingkan dengan DNA dari anggota keluargannya.

You might also like