Professional Documents
Culture Documents
Konsep Dasar
1
BAB 2
PDB Linier Order Satu
2
BAB 3
Aplikasi PDB Order Satu
3
BAB 4
PDB Linier Order Dua
4
BAB 5
Aplikasi PDB Order Dua
5
BAB 6
Sistem PDB
6
BAB 7
PDB Nonlinier dan
Kesetimbangan
Dalam fenomena riel sedikit sekali model PDB muncul dalam bentuk linier. Se-
baliknya persamaan itu muncul dengan model nonlinier yang sulit diselesaikan
secara analitik. Suatu metoda yang terus berkembang pesat adalah metoda nu-
merik. Namun demikian secara teoritis maupun praktis metoda ini memerlukan
pemahaman khusus terutama menyangkut pembuatan komputer programming.
Metoda sederhana namun cukup berarti adalah menghampiri persamaan non-
linier dengan persamaan linier termasuk didalamnya menganalisa perubahan koe-
sien dan syarat awalnya. Teknik ini dikenal dengan analisa kualitatif, yaitu
mencoba menganalisa solusi PDB nonlinier secara gra s. Beberapa aspek pen-
ting untuk memahami teknik penyelesaian dengan cara ini dapat dijelaskan dalam
bahasan berikut.
78
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 79
re
rt
= A e
rt
(A ; I) = 0
r
sekaligus merupakan persamaan karakteristik dari sistem PDB linier diatas. Se-
lanjutnya bila persamaan (7.1) sama dengan nol, yaitu ddtx = Ax = 0 maka solusi
sistem PDB linier akan mencapai titik kritis (titik kesetimbangan). Suatu con-
toh, diberikan sistem PDB 1 = ; 1 + 2 2 = ; 1 ; 2. Titik kritis dapat
x
0
x x x
0
x x
;x 1+ 2 = 0x
;x 1; 2 = 0x
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 80
(0 0).
adalah merupakan sistem otonomus karena f1 (x1 x2 ) dan f2 (x1 x2 ) bebas dari t.
Dengan demikian bila sarat Lipschitz dipenuhi oleh persamaan diatas maka
x1 = 1( )
x t x2 = 2( )
x t (7.4)
tertentu , titik ( 1( )
a < t < b x t x2 t ( )) akan menelusuri sebuah kurva yang disebut
trayektori atau orbit dari penyelesaian (7.4) di bidang x1x2. Dalam kajian dari
sistem sis, pasangan ( x1 x2 ) disebut fase dari sistem oleh karena itu bidang
1 2 pada umumnya disebut bidang fase (phase plan), sedangkan gambar semua
x x
dx1
= 1(f x1 x2 )
dx2 2(f x1 x 2)
1 0
sehingga (0 0) adalah satu-satunya titik kritis. Kemudian dengan menggunakan
di (0 0). Dengan menerapkan sarat awal, maka solusi khusus didapat sebagai
2
x1 + x2
2
= 4. Trayektori dari solusi ini adalah berupa lingkaran yang berpusat di
(0 0), dimana gerakannya dapat dianalisis dari solusi
2
x2 = 4 ; 21. Semakin besar
x
nilai x1 semakin kecil nilai x2 -nya, dengan demikian gerakan titik berlawanan
dengan arah jarum jam, lihat Gambar (7.1).
x2
2 x1
akan mempunyai (( 1)0 ( 2)0) sebagai titik kritis (atau kesetimbangan) dari sis-
x x
tem (7.6-7.7) apabila 1(( 1)0 ( 2)0) = 0 dan 2(( 1)0 ( 2)0) = 0. Karena tu-
f x x f x x
runan suatu konstanta sama dengan nol, akibatnya jika titik (( 1)0 ( 2)0) meru- x x
pakan titik kritis dari sistem ini, maka sepasang fungsi konstan
x 1( ) = ( 1)0
t x x2( ) = ( 2)0
t x (7.8)
Denisi 7.3.1 Titik kritis (( 1)0 ( 2)0) atau penyelesaian konstan (7.8) dari sis-
x x
tem (7.6-7.7) disebut stabil jika untuk setiap bilangan 0 terdapat suatui bi- e >
langan > 0 sedemikian hingga setiap penyelesaian (x1 (t) x2 (t)) yang pada t = 0
memenuhi
1( ) ; ( 1)0]2 + 2( ) ; ( 2)0]2
x t x x t x < (7.10)
untuk semua t 0.
Denisi 7.3.2 Titik kritis (( 1)0 ( 2)0) atau penyelesaian konstan (7.8) disebut
x x
stabil asimtotik jika titik itu stabil dan sebagai tambahan terdapat 0 sedemikian
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 84
lim 1( ) = 0
t!1
x t lim 2( ) = 0
t!1
x t (7.12)
Denisi 7.3.3 Sebuah titik yang tidak stabil disebut tak stabil.
Secara singkat dikatakan, stabilitas berarti perubahan kecil dalam syarat awal
hanya menyebabkan pengaruh kecil pada penyelesaian, stabil asimtotik berarti
pengaruh dari perubahan kecil cendrung menghilang sama sekali (tidak berpe-
ngaruh) sedangkan ketakstabilan berarti suatu perubahan kecil pada syarat awal-
nya akan berakibat perubahan besar pada penyelesaian.
Konsep mengenai titik stabil, stabil asimtotik dan tak stabil masing-masing
digambarkan dalam Gambar 7.2.
0 1
=B
0 1C
@ Ax
dx ;
dt
1 0
adalah stabil.
Penyelesaian 7.3.1 Misal diberikan > 0. Pilih = . Solusi sistem ini adalah
2
c1 + 2
c2 < :
Selanjutnya apakah
1( ) ; ( 1)0]2 + 2( ) ; ( 2)0]2
x t x x t x < :
2
c1 cos2 + 2 1 cos
t c tc2 sin + 22 sin2 + 21 cos2
t c t c t ; 2 1 cos
c tc2 sin + 22 sin2
t c t <
c1
2
+ 2
c2 <
= :
Lengkaplah pembuktian bahwa titik kritis (0 0) adalah stabil. Kita tahu bahwa
(0 0), dengan demikian lingkaran itu tidak menghampiri titik kritis pada saat
t ! 1 . Ini berarti persamaan (7.12) tidak berlaku, oleh karena itu titik kritis
(0 0) bukan stabil asimtotik.
=B CA x
1 0
@
dx ;
dt
0 ; 1
adalah stabil asimtotik.
Misal diberikan > 0. Pilih = . Solusi umum sistem pada soal ini adalah
x1 t () = c1 e
;t
(7.15)
x2 t () = c2 e
;t
(7.16)
dimana c1 c2 adalah sebarang konstan. Disini ( 1)0 = ( 2)0 = 0 dan 1(0) = x x x
c1
2
+ c2
2
< :
Selanjutnya apakah
1( ) ; ( 1)0]2 + 2( ) ; ( 2)0]2
x t x x t x < :
( 21 + 22)
c c e
; 2t
<
2
c1 + 2
c2 < =
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 87
lim 1( ) = tlim
t!1
x t
!1
c1 e
; t
=0 lim 2( ) = tlim
t!1
x t
!1
c2 e
; t
=0
=B
3 4C
@ Ax
dx ;
dt
; 2 3
adalah takstabil.
x1 t () = 2
e
t
(7.17)
p
2( ) = (7.18)
t
2
x t e
(
)2 + (
)2
2 2
<
2
< :
Selanjutnya apakah
1( ) ; ( 1)0]2 + 2( ) ; ( 2)0]2
x t x x t x < :
(
) +(
t 2
)
t 2
2 2
e e <
2t
2
e < :
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 88
Jelas ini tidak akan berlaku untuk semua nilai t 0, sehingga titik kristis (0 0)
adalah takstabil.
dapat dianalisa dari nilai eigen matriknya. Bila ad ; bc 6 = 0 maka titik kritis
(0 0) adalah satu-satunya titik kristis sistem ini dan solusinya akan berbentuk
()=A
x1 t e
t
()=B
x2 t e
t
:
akan stabil jika dan hanya jika kedua nilai eigennya riel dan negatif atau
mempunyai bagian riel yang takpositif.
akan stabil asimtotik jika dan hanya jika kedua nilai eigennya riel dan
negatif atau mempunyai bagian riel yang negatif.
akan takstabil jika dan hanya jika salah satu atau kedua nilai eigennya riel
dan positif atau paling sedikit satu nilai eigen mempunyai bagian riel yang
positif.
Ketiga contoh yang diberikan semuanya adalah sistem otonomus linier. Dalam
contoh (7.3.1) persamaan kuadratik nilai eigen (persamaan karakteristik) 2 +1 =
0. Akar-akarnya adalah 0
, jelas mempunyai bagin riel yang tak positif (yaitu
i
0) maka menurut teorema titik kritis ini (0 0) adalah stabil. Dalam contoh
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 89
Sekarang perhatikan kembali sistem otonomus (7.6-7.7). Misal titik kritis itu
(( 1)0 ( 2)0) mengalami transformasi karena pemetaan yang berbentuk
x x X1 =
x1 ; ( 1) ; 0 dan
x X2 = x2 ; ( 2) ; 0, dan memetakan sistem otonomus kedalam
x
dimana (0 0) juga merupakan titik kritis sistem (7.6-7.7) maka inilah suatu teknik
lim
!
x1 0
p( 21+ 2)2 = 0
F x x
(7.19)
!
x2 0 x1 x2
merupakan hampiran yang baik terhadap sistem PDB hampir linier diatas. Selan-
jutnya berkenaan dengan kestabilan titik kritis akan mengikuti teorema berikut.
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 90
akan stabil asimtutik jika titik kritis (0 0) dari sistem PDB linier adalah
stabil asimtutik.
akan takstabil jika titik kritis (0 0) dari sistem PDB linier adalah takstabil.
Contoh 7.3.4 Buktikan bahwa titik kritis (0 0) sistem PDB hampir linier
x1
0
= ;x1 + x2 + ( 21 + 22)
x x
x2
0
= 2
; x2 ; ( 21 + 22)3=2
x x
0
x2 = 2
; x2
akarnya adalah 1 = ;1 dan 1 = ;2. Karena kedua akarnya bernilai riel dan
negatif maka titik kritis sistem linier ini adalah adalah stabil asimtutik yang
berakibat bahwa sistem yang hampir linier itu juga stabil asimtutik.
Contoh 7.3.5 Buktikan bahwa titik kritis (0 0) sistem PDB hampir linier
0
x1 = ; x1 3 +4 2+( x
2
x1 ; x2
2
)
0
x2 = ; x1 2 +3 x2 ; x1 x2
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 91
2+ 2
x
= lim
r 0
x !
r
r 0
!
r
1 2
2( 1 2) (cos sin ) = lim ; cos sin = 0
2
lim
r 0
!
pF x x
2+ 2
x
= lim
r 0
x
;
! r 0
r
!
r :
1 2
Jadi syarat (7.19) terpenuhi, sehingga kajian difokuskan pada bagian sistem linier
0
x1 = 3 +4
; x1 x2
0
x2 = 2 +3
; x1 x2
dimana nilai eigennya adalah 1 = 1 dan 2 = ;1. Karena salah satu akarnya
adalah positif dan titik (0 0) adalah titik kritis dari sistem linier ini sehingga men-
jadi takstabil maka sistem hampir linier diatas merupakan sistem PDB dengan
titik keritis takstabil.
c d
det(A ; I) = 0 r : (7.20)
Potret fase dari sistem otonomus linier diatas hampir seluruhnya tergantung pada
akar-akar r1 r2 dari persamaan (7.20). Tabel (7.1) merupakan rangkuman potret
fase sistem PDB dengan sifat-sifat stabilitasnya. Sedangkan tipe-tipe titik kritis
x
0
=A x det(A ; I) = 0
r det A 6= 0
Nilai eigen Tipe titik kritis Stabilitas
r1 > r2 > 0 Simpul Tidak stabil
r1 < r2 < 0 Simpul Stabil asimtotik
r1 < 0 > r2 Titik plana Tidak stabil
r1 = r2 > 0 Simpul sempurna atau tak sempurna Tidak stabil
r1 = r2 < 0 Simpul sempurna atau tak sempurna Stabil asimtotik
r1 r2 =
i
Titik spiral (Fokus)
> 0 Tidak stabil
< 0 Stabil asimtotik
r1 = i
r2 =; i
Pusat Stabil
Tabel 7.1: Potret fase dan stabilitas sistem PDB otonomus linier
Contoh 7.4.1 Buatlah gambar potret fase dari sistem otonomus linier
x1
0
= ; x12 + x2 (7.21)
x2
0
= x1 ; 2x2 (7.22)
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 93
x2
x2
x2
((x1)0 , (x2)0)
x1 (b)
x1 x1
(a) (c)
() =
x1 t c1 e
;t
+ c2 e
; 3t
(7.23)
() =
x2 t c1 e
;t
; c2 e
; 3t
: (7.24)
Akan ditentukan trayektori dari semua penyelesaian yang diberikan oleh penye-
lesaian umum ini untuk semua nilai c1 c2 yang berbeda. Bila c1 = c2 = 0 maka
didapat penyelesaian x1 = x2 = 0 dimana trayektorinya merupakan titik asal
(0 0). Bila
c1 6= 0 dan c2 = 0 didapat penyelesaian
() =
x1 t c1 e
; t
(7.25)
() =
x2 t c1 e
; t
(7.26)
() =
x1 t c2 e
; 3t
(7.27)
() =
x2 t ;c2 e
; 3t
: (7.28)
trayektori = ;
y x < 0 dan = ; y x > 0. Keempat trayektori ini akan berupa
setengah garis-garis lurus sebagaimana terlihat dalam Gambar 7.4. Panah-panah
pada setengah garis itu menunjukkan arah gerakan pada trayektori bila bertam- t
bah. Untuk mendapatkan trayektori lainnya secara eksplisit kita harus mengeli-
minasi pada persamaan (7.25-7.26) dan menyelidiki semua kurva yang diperoleh
t
untuk nilai konstanta c1 c2 yang tidak nol. Bila ini sulit dilakukan maka dapat
dianalisa dari (7.23-7.24), jelas bahwa bila t ! 1 setiap trayektori dari sistem
PDB pada soal ini akan menuju (0 0). Selanjutnya, untuk
c1 6= 0 dan c2 6= 0,
kita punyai
t
; 3t
; ;2t
t
lim = tlim =
!1
x
y !1
y
x
c1 e
c1 e
; t
; c2 e
+ ;
c2 e
3t
= tlim
!1
c1 ; c2 e
c1 + c2 e
; 2t
= 1 () = y x:
Jadi, semua trayektori ini menuju titik asal dan menyinggung garis = . Gam- y x
y
y = −x > 0 y= x>0
y = x < 0 y = −x < 0
Selanjutnya dengan MAPLE potret fase ini dapat digambar dengan mudah
melalui fungsi DEplot.
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 95
ode1:=di(x1(t),t)=-2*x1(t)+x2(t)
ode2:=di(x2(t),t)=x1(t)-2*x2(t)
DEplot(ode1,ode2,x1(t),x2(t)],t=-3..3,x1=-3..3,x2=-3..3)
Hasil dari menjalankan fungsi ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Contoh 7.4.2 Buatlah gambar potret fase dari sistem otonomus linier
0
x1 = 3 x1 ; 2x2 (7.29)
0
x2 = 2 x1 ; 2x2 (7.30)
() =
x1 t c1 e
; t
+ c2 e
2t
(7.31)
() = 2 ; t
+1 2t
(7.32)
2
x2 t c1 e c2 e :
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 96
() =
x1 t c1 e
;t
(7.33)
() = 2
x2 t c1 e
; t
(7.34)
x1 t () = c2 e
2t
(7.35)
x2 t () = ;c2 e
2t
: (7.36)
t + 3t +
x2 x1 :
t x1 c1 e
; 2t ;
!1 !1
2 c e !1 c1 e 2 c
dan untuk
2 ; t
+ 12 2 2t 2 1 + 12 2 3t
lim = t lim = t lim = 2 () =2
x2 c1 e c e c c e
t +
1+ 2
x2 x1 :
t x1 c1 e
; 2t 3t
!;1 !;1
2
c e !;1 c c e
Gambar 7.4 menggambarkan beberapa trayektori dari potret fase sistem (7.21-
7.22), dan menunjukkan bahwa hanya ada dua trayektori yang menuju titik asal,
selebihnya menjauhi yaitu menuju
1 bila t ! 1 .
Selanjutnya melalui penerapan fungsi DEplot didapat potret fase umum berikut.
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 97
y
y = 2x > 0
1
y = x >0
2
1
y = x <0
2
y = 2x < 0
Latihan Tutorial 2
(a) 0
x1 =; x1
0
x2 =2 x2
(b) 0
x1 =; x2
0
x2 = ;4 sin x1
(c) 0
x1 =; x1
0
x2 =2 x2
(d) x1
0
=; 1+ x x2
0
x2 =; x1 ; x2
(e) x1
0
= x2 x2
0
= ; sin x1
(f) x1
0
= x1 ; x1 x2 x2
0
=; 2+x x1 x2
2. Transformasikan PDB berikut kedalam sistem PDB order satu dan hitung
persamaan trayektorinya
(a) x
00
+ =0x
(b) x
00
+ sin = 0 x
(c) x
00
;x + x
3
=0
(a) 0
x1 = x2 x2
0
=; x1
(b) 0
x1 =; 1+ x x2
0
x2 = ;2 x2
(c) 0
x1 =; 1+ x x2
0
x2 =; x1 ; x2
(d) x1
0
=5 x1 ; 6 x2 x2
0
=6 x1 ; 7 x2
BAB 7. PDB NONLINIER DAN KESETIMBANGAN 99
(e) 0
x1 = ;3 1 + 4
x x2
0
x2 = ;2 1 + 3x x2
(f) 0
x1 =5 x1 ; 6 2+x x1 x2
0
x2 =6 x1 ; 7x2 ; x1 x2
(g) 0
x1 = x2 + 2
x1 ; x1 x2
0
x2 = ;2 1 + 3 2 +x x x2
2
(h) 0
x1 =3 x1 ; 2 2 + ( 21 + 22)2
x x x x2
0
=4 x1 ; x2 +( 2 2 2
x1 ; x2 )
4. Misal sistem x1
0
=5 x1 ; 6 2+1
x
0
x2 =6 x1 ; 7 2 + 1 menunjukkan dua
x
ini adalah stabil asimtotik dan karena itu kedua populasi ini akan menuju
kepunahan.