You are on page 1of 11

0AMPAk kEMAJUAN TkANSP0kTASI

TEkhA0AP PEN0APATAN TUkANC ECAk












Disusun Oleh :
YUSTINUS PASAMBO
A11106076


JuRuSAt llHu FK0t0Hl
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2010

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Becak merupakan sarana perangkutan yang sangat populer di Indonesia
serta ramah lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara. Selain itu, becak
tidak menyebabkan kebisingan dan juga dapat dijadikan sebagai obyek wisata
bagi turis-turis mancanegara. Kendaraan ini merupakan modiIikasi dari sepeda
kayuh roda dua. Perkembangan angkutan becak di Indonesia berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lain. Misalnya di Aceh, ruang angkut becak terdapat
disamping menempel pada badan sepeda dengan roda tambahan sejajar melintang
dengan roda belakang. Ruang angkut becak menempel menga-kibatkan badan
becak secara keseluruhan menjadi tidak simetris.
Sebagian besar desain becak di Indonesia (Jawa) ruang angkutnya berada
di depan dengan dua roda depan sejajar melintang. Penumpang berada di depan
dan pengemudi berada di belakang. Kemudi terikat pada badan kendaraan bagian
depan, sehingga menambah beban dan energi yang dikeluarkan oleh pengemudi
selain mengayuh. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan Iaktor kemanusiaan
dalam penghapusan angkutan becak di beberapa kota di Indonesia.
Satu-satunya kota di Indonesia yang secara resmi melarang keberadaan
becak adalah Jakarta. Becak dilarang di Jakarta sekitar akhir dasawarsa 1980-an.
Alasan resminya antara lain kala itu ialah bahwa becak adalah "eksploitasi
manusia atas manusia". Penggantinya adalah, ojek, bajaj dan Kancil.
Perkembangan angkutan becak saat ini adalah terdapat angkutan becak
yang diberi penggerak motor. Hal ini terlihat di daerah pinggiran kota ($:-:7-,3).
Untuk Kota Makassar, becak berada di daerah pasar-pasar tradisional, mall dan
perumahan-perumahan yang tidak dijangkau kendaraan umum. Ditinjau dari sudut
pandang topograIi, daerah-daerah tersebut mempunyai ketinggian yang bervariasi,
sehingga alinemen jalan naik turun dan berbelok-belok.

Daerah layanan (.4;07,0 ,70,) becak bermotor jelas lebih besar


dibanding dengan becak kayuh. Pertumbuhan becak bermotor menunjukkan
kenaikan. Bahkan berkembang di kota-kota Kabupaten, Seperti Wonosobo,
Banyumas dan sebagainya, bahkan di kota-kota kecamatan. Hal ini menjadi salah
satu pertimbangan perlunya studi penelitian mengenai becak.















BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Tentang Transportasi Khususnya Becak
%ransportasi dideIinisikan sebagai suatu system yang memungkinkan
orang atau barang berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain secara eIisien
dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas yang diperlukan manusia
(Papacostas, 1987). Menurut Ortuzar (1994), yang menyatakan bahwa sistem
transportasi dibangun dari tiga komponen, yaitu :
1. inIrastruktur, misalnya jaringan jalan, jemba-tan dan sebagainya
2. sistem manajemen, yaitu perangkat aturan berlalulintas
3. moda angkutan dan operator
Model dideIinisikan sebagai suatu representasi yang disederhanakan dari
suatu bagian realitas sistem nyata yang diteliti dan menitikberatkan pada elemen-
elemen tertentu yang penting dan berkaitan dengan analisis sudut pandang khusus
(Ortuzar, 1994). Dalam transportasi secara umum, sistem pergerakan akan
melibatkan dua komponen pokok yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Bagian A, Merupakan sistem transportasi yang terselenggara mengikuti
kaidah permin-taan (demand), sarana dan prasarana yang ter-sedia (supply) serta
lalulintas (traIIic) yang akan timbul dari moda angkutan yang ada berda-sarkan
pemilihan moda.
2) Bagian B, Merupakan sistem kelembagaan, berupa perangkat
kelembagaan yang menge-luarkan peraturan dan kebijakan yang secara langsung
maupun tidak langsung akan berpe-ngaruh terhadap berjalannya sistem di Bagian
A.
Sarana transportasi becak dulu disukai. Bagi masyarakat, tidak asing lagi
melihat aktivitas para tukang becak. Becak digunakan sebagai jasa pengangkut

barang dan manusia. Meskipun saat ini masih ada, para tukang becak harus
bersaing dengan moda transportasi lainnya yang terus mengalami perubahan.
Akhir-akhir ini, keberadaan dan penggunaan becak tergeser oleh semakin
berkembangnya alat-alat transportasi yang semakin modern. Ojek misalnya, alat
transportasi sepeda motor ini memiliki kecepatan yang lebih baik daripada becak
serta mampu menempuh jalan-jalan yang menanjak serta medan-medan yang
sulit. Dengan kelebihan itu, orang akan cenderung memilih ojek untuk melakukan
perjalanan walaupun biaya yang dikeluarkan lebih mahal dibandingkan becak.
Berikutnya adalah bentor, alat transportasi yang menyerupai becak namun
menggunakan sepeda motor sebagai tenaga pendorong. Sekilas bentor ini sangat
mirip dengan becak, namun bentor menggunakan sebagian badan dari sepeda
motor yang sudah dimodiIikasi sehingga orang biasa mengatakan bentor adalah
perpaduan becak dan motor. %entunya kegunaan alat transportasi ini akan semakin
eIektiI dibandingkan motor dan becak.
Melihat perkembangan transportasi di atas yang semakin maju, tentunya
akan memudahkan dalam aktivitas sehari-hari serta pembangunan akan semakin
maju. Namun dibalik kemudahan-kemudahan itu, muncul permasalahan di
kalangan para penarik becak. Pekerjaan mereka akan terancam hilang jika para
penumpang becak semakin berkurang karena mereka beralih ke transportasi yang
lebih eIisien.
2.2. Kemajuan Transportasi Mengurangi Pendapatan Tukang Becak
Munculnya berbagai jenis moda transportasi yang lebih eIisien tentu akan
berdampak buruk bagi moda transportasi lama yang sudah dianggap tidak eIisien
lagi. Masyarakat akan lebih cenderung memilih alat transportasi yang murah dan
eIektiI.
Becak tentu akan tersingkir dengan munculnya ojek dan bentor. Selain
kecepatannya yang lebih baik daripada becak, juga lebih memberikan
kenyamanan bagi penggunanya. Lagipula, becak di identikkan dengan

kesemrautan dan kemacetan karena kecepatannya sangat rendah. Hal ini


merupakan masalah baru bagi transportasi Indonesia, becak tidak menimbulkan
polusi tapi tidak eIisien sedangkan bentor dan ojek sangat eIisien tetapi
menimbulkan polusi yang cukup besar.
Menurut penelitian beberapa peneliti yang saya dapatkan, pendapatan
tukang becak semakin menurun seiring munculnya ojek dan bentor. Sebelumnya
mereka bisa memperoleh penghasilan kurang lebih Rp. 100.000,-/hari, namun
sekarang penghasilan mereka tidak lebih dari Rp.50.000,-/hari dan selalu tidak
menentu karena jasa angkutan disesuaikan dengan berat dan jarak yang ditempuh.
Sedangkan mereka harus menghidupi keluarga dan kebutuhan-kebutuhan sehari-
hari.
Berbagai inovasi teknologi yang berkembang pesat pada saat ini, secara
perlahan membawa dampak bagi para pengayuh becak. Pendapatan abang becak
berangsur-angsur surut lantaran minimnya masyarakat yang mempergunakan jasa
para pengayuh becak. Penghasilan dari mengayuh becak tak lagi menjanjikan,
karena rata-rata pendapatan mereka setiap harinya hanya berkisar Rp. 30.000,-
hingga Rp. 50.000,- saja.
Meski hidup dalam penghasilan yang tidak pasti, para tukang becak tetap
memilih bertahan dengan proIesinya sekarang. Pasalnya untuk menggeluti bidang
pekerjaan lain situasinya tidak memungkinkan. Para tukang becak sedang dalam
kondisi yang serba sulit. Lapangan kerja sulit didapat sementara kebutuhan hidup
keluarga setiap harinya harus tetap terjaga. Namun, susahnya hidup sebagai
pengayuh becak tidak lantas menjadi penyesalan yang berkepanjangan.
Menyiasati minimnya penghasilan dari jasa mengayuh becak, para penarik
becak ini rela melakukan pekerjaan serabutan di luar proIesinya agar mampu
mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka seringkali dimintai bantuan tetangga
untuk memperbaiki selokan, mengecat rumah dan memperbaiki kerusakan rumah
tetangga untuk menambah penghasilan. Selain itu, mereka juga memberikan jasa
antar jemput beberapa anak sekolah. Dari jasa antar jemput beberapa anak sekolah

tersebut, mereka bisa mendapatkan penghasilan sebanyak Rp. 200 ribu,- setiap
bulannya.
Sebagai tukang becak, penghasilan mereka kerap tidak menentu. %idak
jarang, mereka melakukan tambal sulam agar ekonomi keluarganya dapat
tercukupi. Khusus untuk pendidikan anaknya, mereka mengaku bersyukur karena
masih bisa menyekolahkan anak-anaknya. Perkembangan zaman dan pesatnya
perkembangan teknologi tidak bisa dielakkan.
Merosotnya penghasilan tukang becak karena kemajuan teknologi bukan
menjadi alasan utama untuk meninggalkan proIesi yang suda mereka geluti
selama puluhan tahun ini. Mereka akan tetap mempertahankan becaknya selama
belum ada pekerjaan lain yang mereka dapatkan. Bagi mereka becak adalah
sumber ekonomi keluarga dan kelanjutan pendidikan anak-anak mereka.
2.3. Sebuah Solusi
Meskipun kadang disebut-sebut sebagai penyebab kemacetan, namun
keberadaan becak tidak akan mudah untuk dihilangkan. Minimnya keahlian para
tukang becak akan membuat mereka semakin terlantar dan menderita kemiskinan
akibat tidak adanya pekerjaan lain yang bisa dilakukan. Pekerjaan serabutan yang
kadang mereka geluti untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari tidak bisa menjadi
jaminan akan terpenuhinya kebutuhan.
%entunya disini perlu campur tangan berbagai pihak yang terkait. %idak
bisa dipungkiri bahwa munculnya ojek dan bentor serta banyaknya kendaraan
pribadi yang dimiliki oleh orang-orang mampu menyebabkan penghasilan mereka
berkurang dan tentu kemacetan justru akan semakin menjadi-jadi.
Motor sebagai salah satu teknologi transportasi yang kini menjadi pilihan
banyak orang turut memberikan dampat negatiI bagi para tukang becak.
Berkembangnya teknologi transportasi ini sesunggunya hal yang biasa. %eknologi
itu sendiri netral tergantung untuk siapa dan digunakan untuk apa. Misalnya motor

tidak digunakan untuk mengangkut orang, tentu tukang becak tidak akan tersaingi.
Jadi sebenarnya penggunaannya yang jadi masalah, bukan teknologinya.
Apa yang dialami sejumlah tukang becak merupakan hal yang wajar.
Penggantian becak ke motor tidak masalah karena wajar saja jika yang lama-lama
digantikan dengan yang baru. Yang menjadi permasalahan disini ialah aturan
motor sebagai angkutan umum dan nasib tukang becak. Karena pemerintah tidak
punya aturan tentang penggunaan teknologi transportasi. Motor digunakan untuk
mengangkut penumpang dan dikenakan ongkos. Pada kondisi inilah teknologi
menjadi tidak netral karena tidak ada aturan penggunaannya.
Saya sendiri tidak setuju motor sebagai angkutan umum di daerah
perkotaan karena bisa menyebabkan kerugian bukan saja bagi tukang becak tetapi
juga angkutan lain seperti angkot (angkutan kota). Menurut saya, pemerintah
bukan saja harus membuat aturan mengenai motor sebagai angkutan umum, tetapi
juga pembatasan kepemilikan motor. Kebijakan pemerintah mendorong orang
menggunakan motor, bukan membatasi. Sekarang pengunaan motor begitu
bebasnya tanpa ada aturan. Sesungguhnya secara ekonomi hal ini sangat
merugikan.
Saya tidak setuju dengan becak sebagai alat angkut. Untuk ukuran tertentu
becak itu tidak manusiawi untuk mengakut penumpang. Persoalannya bukan
penghasilannya melainkan tenaga yang digunakan untuk mengayuh becak. Untuk
mengayuh becak dibutuhkan tenaga yang kuat. Untuk memperoleh tenaga yang
kuat dibutuhkan makanan yang bergizi. Saya meragukan dengan penghasilan
tukang becak yang sedikit untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut.
Dilihat dari unsur kemanusiaannya seharusnya becak dihapuskan. Namun,
yang menjadi permasalahan kemudian adalah nasib tukang becak. Pemerintah
seharusnya memberikan peluang kerja yang lain bagi tukang becak. Pemerintah
seharusnya memikirkan nasib rakyat kecil, seperti tukang becak ini dengan
memberikan kebijakan serta aturan yang tepat.

Program yang paling eIektiI untuk menanggulangi kemiskinan ialah


dengan memberikan peluang kerja dan pelatihan untuk orang miskin. Pemerintah
juga harus memperhatikan program jangka panjang untuk mengentaskan
kemiskinan, yaitu dengan meningkatkan pendidikan. %ugas pemerintah ialah
mencari program untuk melayani masyrakat dan menanggulangi kemiskinan.















BAB III
PENUTUP
Melihat perkembangan transportasi yang semakin maju, tentunya akan
memudahkan dalam aktivitas sehari-hari serta pembangunan akan semakin maju.
Namun dibalik kemudahan-kemudahan itu, muncul permasalahan di kalangan
para penarik becak. Pekerjaan mereka akan terancam hilang jika para penumpang
becak semakin berkurang karena mereka beralih ke transportasi yang lebih eIisien.
Hal ini akan menimbulkan masalah baru bagi bangsa yaitu meningkatnya jumlah
penduduk miskin.
%idak wajar jika becak harus bersaing dengan alat transportasi lain yang
secara kualitas lebih maju dibanding becak, seperti ojek dan bentor. Orang akan
lebih memilih alat transportasi itu dibanding becak. Munculnya motor di
perkotaan sebagai jasa angkut penumpang akan merugikan banyak pihak.
%entunya perekonomian juga akan terganggu serta akan menyebabkan kemacetan.
Secara manusiawi sebenarnya becak sangat tidak layak untuk menjadi alat
angkut. Karena penarik becak harus mengeluarkan tenaga yang sangat besar untuk
mengayuh sedangkan setoran yang mereka dapatkan sangat kecil. Namun, jika
becak dihapuskan tentu akan berdampak buruk bagi penarik becak.
Pemerintah sebagai pemegang kebijakan harus memberikan solusi
terhadap permasalahan ini. Menurut saya, pemerintah bisa memberikan peluang
kerja dan pelatihan gratis bagi rakyat yang tidak mampu agar mereka bisa mencari
keahlian yang lain. Pemerintah juga harus memikirkan pendidikan masyarakat ke
depannya. Karena melalui pendidikan orang akan mudah memperoleh pekerjaan,
dan kemiskinan bisa diatasi.


DAFTAR PUSTAKA
Brand.C., J. Preston, Which technology Ior urban public transport?: A Review oI
system perIormance, costs and impacts, %RANSPOR% 156 Issue %R4, OxIord,
2003
http://id.wikipedia.org/wiki/transportasi
http://kompas.com
http://www.dephub.go.id

You might also like