You are on page 1of 6

EKSUDAT

VS
TRANSUDAT


BY Eva Apiani
FK TRISAKTI
030.07.086

AIRAN PLEURA
Rongga-rongga serosa dalam badan normal mengandung sejumlah kecil cairan.
Cairan itu terdapat pada rongga pericardium,rongga pleura, rongga perut berIungsi sebagai
pelumas agar membran-membran mesotel dapat bergerak tanpa bergeser. Jumlah cairan
cairan dalam keadaan normal hamper tidak dapat diukur karena sangat sedikit. Jumlahnya
mungkin bertambah pada beberapa keadaan dan berupa transudat atau eksudat.
Transudat terjadi terjadi akibat proses bukan radang melainkan karena gangguan
keseimbangan cairan badan(tekanan osmotic koloid, statis kapiler atau tekanan hidrostatis,
kerusakan endotel), sedangkan eksudat behubungan dengan proses peradangan.
Pemeriksaan cairan yang tersangka eksudat atau transudat bertujuan untuk
menenetukan jenis untuk mendapatkan keterangan tentang causanya
a) Eksudat, disebabkan oleh :
. Pleuritis karena virus dan mikoplasma : virus coxsackie, Rickettsia, Chlamydia.
Cairan eIusi biasanya eksudat dan berisi leukosit antara -6cc. Gejala penyakit
dapat dengan keluhan sakit kepala, demam, malaise, mialgia, sakit dada, sakit perut,
gejala perikarditis. Diagnosa dapat dilakukan dengan cara mendeteksi antibodi
terhadap virus dalam cairan eIusi.
2. Pleuritis karena bakteri piogenik: permukaan pleura dapat ditempeli oleh bakteri
yang berasal dari jaringan parenkim paru dan menjalar secara hematogen. Bakteri
penyebab dapat merupakan bakteri aerob maupun anaerob (Streptococcus paeumonie,
Staphylococcus aureus, Pseudomonas, Hemophillus, E. Coli, Pseudomonas,
Bakteriodes, Fusobakterium, dan lain-lain). Penatalaksanaan dilakukan dengan
pemberian antibotika ampicillin dan metronidazol serta mengalirkan cairan inIus yang
terinIeksi keluar dari rongga pleura.
3. Pleuritis karena fungi penyebabnya: Aktinomikosis, Aspergillus, Kriptococcus, dll.
EIusi timbul karena reaksi hipersensitivitas lambat terhadap organisme Iungi.
4. Pleuritis tuberkulosa merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi melalui
Iocus subpleural yang robek atau melalui aliran getah bening, dapat juga secara
hemaogen dan menimbulkan eIusi pleura bilateral. Timbulnya cairan eIusi disebabkan
oleh rupturnya Iocus subpleural dari jaringan nekrosis perkijuan, sehingga
tuberkuloprotein yang ada didalamnya masuk ke rongga pleura, menimbukan reaksi
hipersensitivitas tipe lambat. EIusi yang disebabkan oleh TBC biasanya unilateral

pada hemithoraks kiri dan jarang yang masiI. Pada pasien pleuritis tuberculosis
ditemukan gejala Iebris, penurunan berat badan, dyspneu, dan nyeri dada pleuritik.
5. Efusi pleura karena neoplasma misalnya pada tumor primer pada paru-paru,
mammae, kelenjar liniIe, gaster, ovarium. EIusi pleura terjadi bilateral dengan ukuran
jantung yang tidak membesar. PatoIisiologi terjadinya eIusi ini diduga karena :
- InIasi tumor ke pleura, yang merangsang reaksi inIlamasi dan terjadi kebocoran
kapiler.
- Invasi tumor ke kelenjar limIe paru-paru dan jaringan limIe pleura,
bronkhopulmonary, hillus atau mediastinum, menyebabkan gangguan aliran balik
sirkulasi.
- Obstruksi bronkus, menyebabkan peningkatan tekanan-tekanan negatiI intra
pleural, sehingga menyebabkan transudasi. Cairan pleura yang ditemukan berupa
eksudat dan kadar glukosa dalam cairan pleura tersebut mungkin menurun jika
beban tumor dalam cairan pleura cukup tinggi. Diagnosis dibuat melalui
pemeriksaan sitologik cairan pleura dan tindakan blopsi pleura yang
menggunakan jarum (needle biopsy).
6. Efusi parapneumoni adalah eIusi pleura yang menyertai pneumonia bakteri, abses
paru atau bronkiektasis. Khas dari penyakit ini adalah dijumpai predominan sel-sel
PMN dan pada beberapa penderita cairannya berwarna purulen (empiema). Meskipun
pada beberapa kasus eIusi parapneumonik ini dapat diresorpsis oleh antibiotik, namun
drainage kadang diperlukan pada empiema dan eIusi pleura yang terlokalisir. Menurut
Light, terdapat 4 indikasi untuk dilakukannya tube thoracostomy pada pasien dengan
eIusi parapneumonik:
- Adanya pus yang terlihat secara makroskopik di dalam kavum pleura
- Mikroorganisme terlihat dengan pewarnaan gram pada cairan pleura
- Kadar glukosa cairan pleura kurang dari 5 mgdl
- Nilai pH cairan pleura dibawah 7, dan ,5 unit lebih rendah daripada nilai pH
bakteri
- Penanganan keadaan ini tidak boleh terlambat karena eIusi parapneumonik yang
mengalir bebas dapat berkumpul hanya dalam waktu beberapa jam saja.
7. Efusi pleura karena penyakit kolagen: SLE, Pleuritis Rheumatoid, Skleroderma
8. Penyakit AIDS, pada sarkoma kapoksi yang diikuti oleh eIusi parapneumonik.

b. 1ransudat, disebabkan oleh :

. angguan kardiovaskular
a. Penyebab terbanyak adalah decompensatio cordis. Sedangkan penyebab lainnya
adalah perikarditis konstriktiva, dan sindroma vena kava superior. Patogenesisnya
adalah akibat terjadinya peningkatan tekanan vena sistemik dan tekanan kapiler
dinding dada sehingga terjadi peningkatan Iiltrasi pada pleura parietalis. Di
samping itu peningkatan tekanan kapiler pulmonal akan menurunkan kapasitas
reabsorpsi pembuluh darah subpleura dan aliran getah bening juga akan menurun
(terhalang) sehingga Iiltrasi cairan ke rongg pleura dan paru-paru meningkat.
b. Tekanan hidrostatik yang meningkat pada seluruh rongga dada dapat juga
menyebabkan eIusi pleura yang bilateral. Tapi yang agak sulit menerangkan
adalah kenapa eIusi pleuranya lebih sering terjadi pada sisi kanan.
c. Terapi ditujukan pada payah jantungnya. Bila kelainan jantungnya teratasi dengan
istirahat, digitalis, diuretik dll, eIusi pleura juga segera menghilang. Kadang-
kadang torakosentesis diperlukan juga bila penderita amat sesak.

2. Hipoalbuminemia
EIusi terjadi karena rendahnya tekanan osmotik protein cairan pleura
dibandingkan dengan tekanan osmotik darah. EIusi yang terjadi kebanyakan bilateral
dan cairan bersiIat transudat. Pengobatan adalah dengan memberikan diuretik dan
restriksi pemberian garam. Tapi pengobatan yang terbaik adalah dengan memberikan
inIus albumin.
3. Hidrothoraks hepatik
Mekanisme yang utama adalah gerakan langsung cairan pleura melalui lubang
kecil yang ada pada diaIragma ke dalam rongga pleura. EIusi biasanya di sisi kanan
dan biasanya cukup besar untuk menimbulkan dyspneu berat. Apabila
penatalaksanaan medis tidak dapat mengontrol asites dan eIusi, tidak ada alternatiI
yang baik. Pertimbangan tindakan yang dapat dilakukan adalah pemasangan pintas
peritoneum-venosa (peritoneal venous shunt, torakotomi) dengan perbaikan terhadap
kebocoran melalui bedah, atau torakotomi pipa dengan suntikan agen yang
menyebakan skelorasis.
. eig`s Syndrom
Sindrom ini ditandai oleh ascites dan eIusi pleura pada penderita-penderita
dengan tumor ovarium jinak dan solid. Tumor lain yang dapat menimbulkan sindrom
serupa : tumor ovarium kistik, Iibromyomatoma dari uterus, tumor ovarium ganas

yang berderajat rendah tanpa adanya metastasis. Asites timbul karena sekresi cairan
yang banyak oleh tumornya dimana eIusi pleuranya terjadi karena cairan asites yang
masuk ke pleura melalui porus di diaIragma. Klinisnya merupakan penyakit kronis.
. Dialisis Peritoneal
EIusi dapat terjadi selama dan sesudah dialisis peritoneal. EIusi terjadi
unilateral ataupun bilateral. Perpindahan cairan dialisat dari rongga peritoneal ke
rongga pleura terjadi melalui celah diaIragma. Hal ini terbukti dengan samanya
komposisi antara cairan pleura dengan cairan dialisat.
6. Darah
Adanya darah dalam cairan rongga pleura disebut hemothoraks. Kadar Hb
pada hemothoraks selalu lebih besar 25 kadar Hb dalam darah. Darah hemothorak
yang baru diaspirasi tidak membeku beberapa menit. Hal ini mungkin karena Iaktor
koagulasi sudah terpakai sedangkan Iibrinnya diambil oleh permukaan pleura. Bila
darah aspirasi segera membeku, maka biasanya darah tersebut berasal dari
trauma dinding dada.

Tes Rivalta
Tujuan : Membedakan transudat dan eksudat
Prinsip : Seromucin dengan asam asetat akan terbentuk kekeruhan
Prosedur :
4 Masukkan ml aquades ke dalam silinder ml
4 Tambahkan tetes asam acetat glacial & campurlah
4 Jatuhkan tetes cairan pleura kira-kira cm dari permukaan
4 Perhatikan :
Tetesan bercampur dengan asam asetat tanpa ada kekeruhan,
bermakna: negatif
Tetesan membentuk kekeruhan ringan seperti kabut halus bermakna:
5ositif lemah
Tetesan membentuk kekeruhan nyata spt kabut tebal, atau seperti
presipitat putih, bermakna: 5ositif
Pemeriksaan ini hendaknya dikerjakan beberapa kali untuk memastikan hasil :
4 Transudat : NegatiI (Tidak keruhjernih

4 Eksudat : PositiI (Keruh)



Negative Positive

You might also like