Professional Documents
Culture Documents
Semester IV
Buku Rujukan :
1. Croser. P, Thomson. J, 1989, Electro Pneumatics, Festo Didactic, Esslingen. 2. Deppert. W, and Stoll. K, 1985, Pneumatics in Control, Vogel 3. Deppert. W, and Stoll. K, 1983, Pneumatics Applications, Vogel 4. Joko Tri Wardoyo, 2003, Modul Pelatihan Pneumatik, Laboratorium Kontrol Fluida Progran Studi Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang. 5. Merkle. D, Rupp. K, Scholz. D, 1994, Electro-Hydroulics, Festo Didactic, Esslingen. 6. Sugihartono, 1985, Dasar- dasar Kontrol Pneumatik, Tarsito, Bandung. 7. Team UT, 2000, Manual Training Hidrolik. 8. Text Book Festo, 1977, Maintanance Of Pneumatic Equipment and System, Festo Didactic, Esslingen. Oleh :
Verlag. Verlag.
1. Pengenalan media kerja 2. Pengadaan Udara 3. Katup pneumatik 4. Aktuator pneumatik 5. Diagram rangkaian pneumatik 6. Elektro pneumatik
Hidrolik
Pneumatik
Mekani k
Elektrik
PEMILIHAN MEDIA KERJA dan MEDIA KONTROL FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Keandalan komponen 2. Usia pemakaian
Mengapa kita menggunakan PNEUMATIK 1. Bahan baku melimpah 2. Penyimpanan dan pengangkutan mudah 3. Tidak peka terhadap temperatur 4. Instalasi bersih 5. Konstruksi sederhana
Bising
Hanya efisien untuk gaya yang kecil (Kurang dari 30 kN)
PENGERING UDARA
SISTEM PERPIPAAN
1. Katup Kontrol Arah Katup 3/2, 4/2, 4/3, 5/2 2. Katup Satu Arah Check Valve 3. Katup Kontrol Aliran Throttle valve, One way flow control valve, Shuttle valve, Two pressure valve, Quick exhaust Valve 4. Katup Kontrol Tekanan Katup pengatur tekanan Katup pembatas tekanan 5. Katup Kombinasi Katup tunda waktu (time delay valve)
BENTUK-BENTUK KATUP
Lubang / sambungan Lubang / sambungan tekanan Lubang / samb. pembuangan Lubang / sambungan keluaran Saluran pengaktifan : Membuka aliran dari 1 ke 2 Membuka aliran dari 1 ke 2 Membuka aliran dari 1 ke 4
Sistem angka 1 3, 5 2, 4
Sistem huruf P R, S, T A, B
12 12 14
2 12 (Z) 1 3 14 (Z)
2 12 (Y)
5 1
OFF
4 2
2
ON 1
OFF
1 3
2
4 2
1 3
ON 1 3
1 3
OFF
1 3
2 ON 1
OFF
1 3
4 ON 1
PENGGERAK KATUP
Pull/push button
MANUAL :
1. Kontrol manual Tombol tekan Tuas Pedal 2. Kontrol mekanik Plunyer Rol Pegas 3. Kontrol pneumatik Tekanan udara 4. Kontrol elektrik Solenoid 5. Kontrol kombinasi Elektrik dan pneumatik
Lever
MECHANICAL :
Pedal
Spring
Plunger
Roll
AKTUATOR PNEUMATIK
Aktuator pneumatik bisa diuraikan pada dua kelompok, yaitu : 1. Aktuator Gerak lurus (gerakan linier) silinder kerja tunggal (Single acting cylinder) silinder kerja ganda (Double acting cylinder) 2. Aktuator Gerak putar (gerakan rotasi) motor udara silinder gerak putar (rotary cylinder)
AKTUATOR ROTARI
Simbolnya
DIAGRAM RANGKAIAN
2
1 3 2 5 1 3
5 1
Input A 0 0 1 1 B 0 1 0 1
Output X 1 1 1 1
Input
A 0 0 1 1 B 0 1 0 1
Output
X 1 1 1 1
5 2 1 1 1
3 1
2 1
2 A1
METODE CASCADE
Metode cascade digunakan untuk mengatasi adanya sinyal konflik, sehingga mudah digunakan sebagai acuan untuk membuat rangkaian yang komplek sekalipun, dengan urutan langkahnya adalah sebagai berikut : 1. Buat persamaan geraknya 2. Bagi dalam group-group, dimana dalam satu group hanya terdapat satu gerakan untuk tiap silindernya 3. Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan, yang ada dalam satu group tempatkan diatas, sedang yang berlainan group tempatkan dibawah 4. Buat rangkaian cascadenya, dengan ketentuan : Tiap group membutuhkan satu jalur perbekalan (supply line), sehingga jumlah jalur perbekalan sama dengan jumlah group Untuk memindahkan antar jalur perbekalan dibutuhkan katup pembalik, yang menggunakan katup 4/2 atau 5/2 Jumlah katup pembalik sama dengan jumlah group dikurangi satu 5. Jalur perbekalan terakhir harus ada tekanan udara 6. Lengkapi rangkaian pneumatiknya
Rangkaian 3 Group
Rangkaian 4 Group
5 1 4
3 2
5 4 1
3 2
3 4 1 2
5 1
5 1
Secara umum penggambaran sistem shift register sama dengan sitem cascade, bedanya terletak pada : 1. Jumlah katup pembalik 2. Jenis katup pembalik
SENSOR
Macam-macam sensor : 1. Sensor dengan kontak (fisik), contoh sensor dengan rol 2. Sensor tanpa kontak A. Kapasitif : untuk semua benda B. Induktif : khusus untuk logam C. Optik : untuk benda yang terang D. Magnetik: khusus untuk logam
SWITCH
Switch dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1. Switch single kontaktor, yang terdiri dari : a. Normal terbuka (NO) b. Normal tertutup (NC) c. Posisi pilihan (change over contactor) 2. Switch multi kontaktor
RELAY
Relay berfungsi untuk : 1. Memperbanyak kontak 2. Mengunci rangkaian (latching)
ELEKTRO PNEUMATIK
+24V 1
3
2 Y1 1 3
S1 4
Y1
0V
A0
A1
BO
B1
4 Y1 5 1
2 Y2 3 Y3
2 Y4
5 1
+24V
3 S1 A1 4 B1
A0
Y1
Y1
Y1
Y1
0V
SINYAL KONFLIK
Untuk mengatasi adanya sinyal konflik, maka dapat menggunakan relay yang dipasang dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Input selalu dipasang seri dengan relay , selanjutnya di latching dengan kontaktor yang ada pada relay tersebut 2. Relay berikutnya dapat ON bila relay sebelumnya sudah ON 3. Bial relay terakhir ON, maka relay pertama harus OFF Kn
Input n
K1
Input 1 Input 2
K2
Kn
K1
K1
K2
K(n-1)
Kn
KARAKTERISTIK HIDROLIK
1. Tidak rusak karena adanya beban lebih 2. Bisa digunakan untuk gaya yang besar ( diatas 30 kN) 3. Konstruksinya sederhana 4. Fluida kerja tidak kompresibel, sehingga gerakan aktuatornya konstan 5. Memerlukan system pembangkit tekanan 6. Bila ada kebocoran, lingkungan menjadi kurang bersih 7. Kecepatan gerak aktuatornya rendah
Unit pembangkit terdiri dari : 1. Motor listrik 2. Pompa 3. Katup relief bertekanan 4. Manometer
Pengukur Tekanan
5. Tangki
P T
Motor Listrik dan Pompa Hidrolik
Relief Vave
Saluran Balik
Reservoir
AKUMULATOR
Akumulator berfungsi untuk menyimpan energi hidrolik, yang dapat digunakan untuk : 1.Mengatasi kebutuhan puncak 2.Sebagai cadangan / sumber energi bila power unit gagal berfungsi
AKTUATOR HIDROLIK
CONTOH RANGKAIAN
A
P T
P P
Ts
T T
Ts
GERAK SQUENSIAL
Gerak squensial adalah gerakan dimana gerakan berikutnya sangat dipengaruhi oleh gerakan sebelumnya
B A
T A
B A
P A
P P
T B T
Ts
ELEKTRO HIDROLIK
Rangkaian elektro hidrolik terdiri dari dua :
1. Rangkaian hidrolik 2. Rangkaian elektrik
+24V
A Y1 P P
3 S1
T T
Y1
Ts
0V