You are on page 1of 8

I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Sintesis benzil alcohol dan asam benzoate dari reaksi antara benzaldehida dan kalium hidroksida. 2. Mempelajari reaksi Cannizaro.

II. DASAR TEORI


Reaksi Cannizzaro, dinamakan dari penemunya Stanislao Cannizzaro, adalah sebuah reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh basa. Hidrogen merupakan suatu hidrogen yang terikat pada posisi terhadap suatu gugus karbonil dan sifat asam, dikarenakan stabilisasi-resonansi dari ion enolat produknya. Cannizzaro pertama kali menyelesaikan transformasi ini pada tahun 1853, ketika dia mendapatkan benzil alkohol dan asam benzoat dari reaksi antara benzaldehida dengan kalium karbonat. Produk oksidasi reaksi ini adalah asam karboksilat dan produk redoksnya adalah alkohol. Untuk aldehida dengan atom hidrogen pada posisi alfa, misalnya RCHR'CHO, reaksi yang lebih difavoritkan adalah kondensasi aldol, yang berawal dari deprotonasi hidrogen alfa ini. Reaksi Cannizaro diawali dengan serangan oleh OH- :

Jika suatu aldehida tanpa hydrogen alpha dipanasi dengan larutan hidroksida pekat akan terjadi reaksi dispropornasi dimana separu aldehida teroksidasi menjadi asam karboksilat dan separuh akan terreduksi menjadi suatu alcohol (reaksi cannizaro). Gaya dorong untuk reaksi cannizaro adalah pembentukan ion karboksilat yang terstabilkan resonansi.

Aldehida dengan hydrogen alpha tidak bereaksi seperti ini; dalam kondisi ini, aldehida tersebut menjalani suatu kondensasi aldol. Aldol adalah singkatan dari aldehida dan alcohol, sesuai hal tersebut aldol adalah produk yang terbentuk dari reaksi antara aldehida dan alcohol. Sedang reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau tanpa hilangnya suatu molekul kecil (suatu air). Kondensasi aldol merupakan suatu reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil. ( Fessenden, Ralph, dan Joan, S, Fessenden. Kimia Organik jilid 2,Hal 179-186) ( www.chem-is-try.org ) Pemisahan, Proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia.

Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni. Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses perpindahan massa. Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat, padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya. Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.Proses pemisahan suatu campuran homogen, prinsipnya merupakan pemisahan dari terbentuknya suatu fasa baru sehingga campuran menjadi suatu campuran heterogen yang mudah dipisahkan. Fasa baru terjadi / terbentuk dari adanya perbedaan sifat fisik dan kimiawi masingmasing komponen. Berbagai metode yang digunakan untuk terjadinya suatu fasa baru sehingga campuran homogen dapat dipisahkan adalah:

Absorpsi Adsorpsi Kromatografi Kristalisasi Distilasi Evaporasi Elektroforesis Evaporation Ekstraksi o Leaching o Ekstraksi cair-cair o Ekstraksi padat-cair Pembekuan fraksional Presipitasi Rekristalisasi Stripping Dalam percobaan sentesis benzil alkohol dan asam benzoate kali ini menggunakan

metode pemisahan ekstraksi cair-cair dan evaporasi. Ekstraksi cair-cair, atau lebih dikenal lagi dengan sebutan ekstraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan senyawa organik yang bersifat netral dari larutan atau suspensi berair. Karena

baik senyawa yang akan dipisahkan maupun larutan pelarutnya berupa cairan maka metode ini dinilai paling memudahkan dalam pemurnian ataupun pemisahan senyawa, syarat utama dari ekstraksi cair-cair ini adalah melibatkan perpindahan senyawa dari satu fasa ke fasa yang lain dan kedua cairan (dua fasa) saling tidak saling bercampur. Kebanyakan ekstraksi cair-cair meggunakan air sebagai pelarut polar, disamping murah dan mudah didapat air adalah senyawa dengan kepolaran tinggi yang kebanyakan senyawa organic tidak dapat larut ketika dicampur. Alat yang digunakan dalam ekstraksi ini yang paling umum adalah corong pisah. Dalam ekstraksi cair-cair berlaku hokum nerst atau hokum partisi : Bila suatu zat terlarut terdistribusi diantara dua pelarut ang tidak dapat bercampur, maka pada suatu temperature yang konstan untuk setiap spesi molekul terdapat angka banding distribusi konstan antara kedua pelarut itu, jika pada suatu system yang terdiri dari 2 lapisan cairan yang tidak dapat bercampur sesamanya, bila ditambahkan senyawa ketiga, maka senyawa ketiga tersebut akan terdistribusi diantara 2 lapisan tersebut. ( www.chem-is-try.org) (vogel bag. 1, halaman 139-140) (www.meta-syntetic.com) Evaporasi, memiliki arti pengupan air, atau menguapkan senyawa tertentu yang lebih volatil (mudah menguap) dari pada senyawa lain dalam suatu campuran. Alat ini digunakan apabila perbedaan temperatur untuk senyawa tersebut bisa menguap (titik didih) antara satu senyawa dengan senyawa lain relatif kecil. Evaporasi dapat dilakukan pada kondisi vaccum (pengurangan tekanan). Dengan kondisi vaccum atau tekanan mendekati nol, hal tersebut berfungsi untuk menurunkan titik didih suatu senyawa, disamping itu suhu jadi lebih mudah dikontrol. Pada labu evaporator dipanaskan pada temperatur yang sesuai, kemudian diletakkan pada air diatas pemanas air, dan labu diputar selama evaporasi.Hal tersebut bertujuan meningkatkan luas permukaan bidang sentuh partikel senyawa yang lebih besar di labu alas bulat evaporator, sehingga panas merata ke semua partikel senyawa dan evporasi berlangsung sempurna. Contoh alat evaporasi : HSAB (hard Soft Acid Base), Prinsip dasar dari HSAB adalah: Hard Acid akan lebih memilih Hard Bases, Soft Acid akan lebih memilih Soft Bases. Karakterisasi dari Hard acid adalah Elektronegatifitas rendah (biasanya sekitar 0.7 - 1.6); Ukurannya relatif kecil; Muatannya relatif besar (>=3). Na+, Mg2+, Fe3+ dan Al3+ adalah contoh dari Hard Acid. Karakterisasi dari Hard base adalah Elektronegatifitas tinggi (sekitar 3.4-4), Ukuran atom donornya relatif kecil. Contohnya: O2-, F-, OH2, CO3 2-, and PO43-. Karakterisasi Soft Acid adalah Elektronegatifitasnya sekitar 1.9-2.5, Ukuran atomnya besar, muatannya rendah (1+, 2+). Contohnya: Cu+, Hg+, Au+, Ag+ dan Pb2+ (logam-logam tersebut terletak pada area yg sama di tabel periodik). Karakterisasi Soft Base: elektronegatifitasnya sekitar 2.1-3.0, ukuran

atomnya besar. contohnya: S2-, PEt3, RSe-, I- dan Br-. Borderline acid berarti memiliki sifat asam diantara hard dan soft acids. Dengan kata lain, borderline ini memiliki muatan yang lebih rendah dan ukuran atom yang lebih besar dibanding hard acid; juga memiliki muatan yang lebih tinggi dan ukuran atom yang lebih kecil dari pada soft acid. Ion dengan muatan 2+ dari blok d, seperti Fe2+, Cu2+, Ni2+ dan Zn2+ merupakan contoh dari Borderline acids. Sedangkan Borderline bases merupakan basa dengan sifat diantara hard dan soft bases. Basa dimana donor atomnya N atau Cl termasuk kategori tersebut. NH3, Cl-, RCl, dan piridine merupakan contoh Borderline bases. (www.chem-is-try.org)

III. BAHAN DAN ALAT


Bahan Percobaan yang digunakan dalam percobaan sintesis benzil alkohol dan asam benzoat adalah Benzaldehida, Kalium hidroksida, Eter, 10 %Natrium karbonat, Akuades, Natrium
metabisulfit, Natrium sulfat anhydrous, Asam klorida pekat, Es batu Alat Percobaan yang digunakan dalam percobaan sintesis benzil alkohol dan asam benzoat

adalah gelas ukur, Corong pisah, Evaporator Buchi, lampu pemanas, Penyaring Buchner, Gelas beaker
100 mL, gelas arloji, Erlenmeyer, Alat penentuan titik lebur, alat penentuan indek bias. Skema Alat Utama Percobaan :

II. CARA KERJA

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


Dilarutan 7,25 gram kalium hidroksida ke dalam 7 mL air dalam gelas beker dan didinginkan pada sekitar 20 oC dalam campuran air es. Dituangkan larutan didalam botol reagen 250 ml dan ditambahkan ditambahkan 15 mL ( 8 gr/ 0,15 mol) benzaldehida murni. Campuran tersebut kemudian dikocok hingga berubah menjadi emulsi. Dibiarkan campuran tersebut semalam atau selama 24 jam dalam botol tertutup. Setelah 24 jam ditambahkan 27 mL air untuk melarutkan kalium benzoat, setelah itu dituangkan larutan tersebut ke dalam corong pisah dan ditambahkan 7 mL eter. Kemudian dikocok larutan tersebut untuk mengekstrak benzil alkohol dengan eter. Hal tersebut dilakukan dua kali menggunakan masing-masing 6 mL eter. Pada saat diekstrak timbul dua lapisan, Lapisan yang atas merupakan ekstrak eter yang mengandung benzil alkohol, sedangkan lapisan yang bawah adalah larutan berair yang mengandung asam benzoat. Disimpan lautan berair. Ekstrak eter yang terbentuk kemudian digabungkan dan dilakukan pengocokan terhadap larutan eter tersebut dua kali dengan 1,5 mL larutan natrium metabisulfit jenuh untuk memisahkan benzaldehida yang masih ada, dipisahkan larutan eter, dan dicuci dengan 2,5 mL larutan 10% natrium karbonat, kemudian dengan 1 mL akuades, dan dikeringkan dengan natrium sulfat anhidrous. Setelah itu dilakukan evaporasi, menggunakan evaporator Buchi. Langkah terakhir ditentukan indek bias larutan tersebut. Sedangkan untuk larutan berair, dituang pada gelas beker yang ditaruh diatas penangas es. Kemudian dibawa kelemari asam untuk selanjutnya ditetesi dengan 20 ml HCL pekat. Diamkan beberapa menit lalu disaring dengan penyaring Buchner yang dirangkaikan dengan seperangkat alat penyedot udara, dicuci dengan aquades dan didapat kristal asam benzoate. Kemudian dipanaskan dibawah lampu pemanas hingga air dalam Kristal menguap habis. Langkah terakhir ditentukan titik lebur dengan alat melting point.

V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


Diperoleh hasil percobaan sebagai berikut : Sifat Dan Fisik Bentuk Warna Bau Berat Hasil Indeks Bias Temperatur Titik Lebur cair bening Tidak berbau 2,18 gram 1,536 21,6 C o

Benzil Alkohol kristal putih

Asam Benzoat

Tidak berbau 8,71 gram 120oC

PERHITUNGAN Mol KOH

: berat / massa relative (Mr) : 7,25 gram / 56 gram/mol


: 0,129 mol

Mol Benzaldehid

: berat / massa relative (Mr) : 8 gram / 106 gram/mol


: 0,075 mol

Berat (gr) benzil alkohol teoritis

: mol benzil alkohol Mr benzil alkohol : 0,075 mol 108 gram/mol : 8,1 gram

Berat (gr) asam benzoat teoritis

: mol asam benzoat Mr asam benzoat

: 0,075 mol 122 gram/mol : 9,15 gram Persen (%) Hasil Percobaan : Persen (%) Hasil Percobaan untuk benzil alkohol = = 26,91 % Persen (%) Hasil Percobaan untuk asam benzoat = = 95,19 % x 100% 100% = 100%

100%

VII. DAFTAR PUSTAKA


Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden.1999. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi 3. Erlangga: Jakarta. Fessenden, Ralph, J dan Joan, S Fessenden.1999. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi 3. Erlangga: Jakarta. Vogel .1978. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pustaka: Jakarta. (www.buchi.com) (www.chem-is-try.org) (www.meta-syntetic.com)

You might also like