You are on page 1of 14

Pendahuluan

DeIinisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dengan
kata lain, las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas. Dalam proses penyambungan ini adakalanya disertai dengan tekanan dan material
tambahan (Iiller material)
Teknik pengelasan secara sederhana telah diketemukan dalam rentang waktu antara 4000 sampai
3000 SM. Setelah energi listrik dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan
pesatnya sehingga menjadi sesuatu teknik penyambungan yang mutakhir. Hingga saat ini telah
dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya
digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui
pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-
proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di
semua negara di dunia.
Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup
pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas.
Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam
masyarakat industri modern.
KlasiIikasi pengelasan
Ditinjau dari sumber panasnya. Pengelasan dapat dibedakan tiga:
Mekanik
Listrik
Kimia
Sedangkan menurut cara pengelasan, dibedakan menjadi dua bagian besar:
Pengelasan tekanan (Pressure Welding)
Pengelasan Cair
Fusion Welding
Fusion welding adalah proses penyambungan logam dengan cara mencairkan logam yang
tersambung.
Jenis-jenis Fusion Welding:
1. Oxyacetylene Welding
2. Electric Arc Welding
3. Shield Gas Arc Welding
- TIG
- MIG
- MAG
- Submerged Welding
4. Resistance Welding
- Spot Welding
- Seam Welding
- Upset Welding
- Flash Welding
- Electro Slag Welding
- Electro Gas Welding
. Electron Beam Welding
6. Laser Beam Welding
7. Plasma Welding
Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan menggunakan panas dari
busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi (Iiller metal) dipakai jika perlu.
Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam pembuatan aluminium dan besi.
Sumber arusnya bisa DC maupun AC dengan menggunakan DC/AC. Proses Carbon Arc
Welding bisa dipakai secara manual ataupun otomatis. Pendinginannya tergantung besarnya arus.
Bila penggunaan arus di atas 200 Ampere digunakan Water Cooled. Dan sebaliknya bila di
bawah 200 Ampere digunakan Air Cooled.
Coated Electrode Welding
Cara pengelasan dimana elektrodanya dibungkus dengan Iluks merupakan pengembangan lebih
lanjut dari pengelasan dengan elektroda logam tanpa pelindung (Bare Metal Electrode). Dengan
elektroda logam tanpa pelindung, busur sulit dikontrol dan mengalami pendinginan terlalu cepat
sehingga 02 dan N2 dari atmosIer diubah menjadi Oksida dan Nitrida, akibatnya sambungan
menjadi rapuh dan lemah.
Prinsip Las Elektroda Terbungkus adalah busur listrik yang terjadi antara elektroda dan logam
induk mengakibatkan logam induk dan ujung elektroda mencair dan kemudian membeku
bersama-sama. Lapisan (Pembungkus) Elektroda terbakar bersama dengan meleburnya elektroda
menghasilkan gas pelindung sekeliling busur. dengan oksigen (O2). hasil pembakaran ini akan
menghasilkan suhu yang tinggi dan umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, and
hard surIacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CAC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CAC2 dihasilkan
dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CAO) dalam dapur api yang
memancarkan bunga api listrik.
Fungsi Fluks:
1. Melindungi logam cair dari lingkungan udara
2. Menghasilkan gas pelindung
3. Menstabilkan busur
4. Sumber unsur paduan (V, Zr, Cs, Mn).
Submerged Arc Welding
Dalam pengelasan busur rendam otomatis, busur dan material yang diumpankan untuk
pengelasan tidak diperlukan seorang operator yang ahli. Pengelasan otomatis ini pertama kali
diusulkan oleh Bernardos dan N. SlavianoII. Dan Las Busur Rendam dipraktekkan pertama kali
oleh D. Dulchesky.
Las busur rendam adalah pengelasan dimana logam cair tertutup dengan Iluks yang diatur
melalui suatu penampung Iluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan secara
terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listriknya terendam dalam Iluks.
Karena dalam pengelasan ini, busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat sukar untuk mengatur
jatuhnya ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan kawat elektroda yang besar maka
sangat sukar untuk memegang alat pembakar dengan tangan tepat pada tempatnya. Karena kedua
hal tersebut maka pengelasan selalu dilaksanakan secara otomatis penuh.
Mesin las ini dapat menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC dengan tegangan tetap
bila menggunakan listrik AC
Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk
mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengan
tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanya menggunakan polaritas
balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-kadang digunakan untuk mengelas pelat tipis
dengan kecepatan tinggi atau untuk pengelasan dengan elektroda lebih dari satu.
Keuntungan Las Busur Rendam:
1. Kualitas Las Baik
2. Penetrasi cukup
3. Bahan las hemat
4. Tidak perlu operator tampil
. Dapat memakai arus yang tinggi
Kerugian Las Busur Rendam:
1. Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan
2. Posisi pengelasan hanya horisontal
3. Penggunaan sangat terbatas
Tungsten Inert Gas
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari pengelasan paduan untuk
bodi pesawat terbang. Prinsip: panas dari busur terjadi diantara elektrode Tungsten dan logam
induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas
mulia (Ar atau He).
Las ini memakai elekroda Tungsten yang mempunyai titik lebur yang sangat tinggi (3260 C) dan
gas pelindungnya Argon/Helium. Sebenarnya masih ada gas lainnya, seperti Xenon. Tetapi
karena sulit didapat maka jarang digunakan. Dalam penggunaannya Tungsten tidak ikut mencair
karena Tungsten tahan panas melebihi dari logam pengisi. Karena elektrodanya tidak ikut
mencair maka disebut juga elektroda tidak terumpan.
Oxyacetylene Welding
Suatu pengelasan dengan menggunakan nyala api yang diperoleh dari pembakaran gas acetylene
(C2H2) dengan oksigen (O2). Hasil pembakaran ini akan menghasilkan suhu yang tinggi, dan
umumnya digunakan untuk cutting, brazing, metalling, dan hard surIacing.
Acetylene dihasilkan dari percampuran CaC2 (Kalsium Karbida) dengan air. CaC2 dihasilkan
dari proses peleburan antara batu karang (Carbon) dengan kapur (CaO) dalam dapur api yang
memancarkan bunga api listrik.
CaO 3C CaC2 CO
CaC2 H2O C2H2 Ca(OH)2
Setelah CaC2 dileburkan, Karbida didinginkan, dihancurkan dan dimasukkan dalam keadaan
kering ke dalam wadah yang hampa udara. Dimana wadah yang hampa udara ini merupakan
salah satu bagian dari generator Acetylene.
Dalam generator tersebut, Karbida yang telah dihancurkan diletakkan dalam wadah yang hampa
udara yang terletak di atas tangki besar yang berisi air. Kemudian sedikit demi sedikit Karbida
ini dijatuhkan ke dalam air. Carbon yang terkandung dalam CaC2 melepaskan diri dan kemudian
bergabung dengan Hidrogen membentuk C2H2 yang berupa gelembung-gelembung gas, pada
akhirnya akan menguap menjadi gas dan meninggalkan endapan Ca(H)2.
Acetylene tidak berwarna, tidak berbau dan lebih ringan daripada udara. Tapi yang ada di
pasaran sudah dicampur degnan belerang dan PhoIor sehingga berbau. Gas Acetylene tidak stabil
di atas tekanan 30 psig (143 F). Di atas batas-batas tersebut bisa menimbulkan ledakan. Karena
ketidakstabilan dari Acetylene ini, maka tidak boleh digunakan di atas tekanan 1 psig atau
dikenai kejutan listrik, panas yang berlebihan dan perlakuan yang keras.
Untuk mengatasi hal ini, kalau gas ini akan disimpan dalam botol baja dengan tekanan di atas 2
atm maka harus dilarutkan lebih dahulu dalam Aceton cair. Aceton ini digunakan untuk
menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya dengan melapisi dinding
botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan penambahan Aceton cair.
Aceton ini digunakan untuk menyerap gas Acetylene dan membuatnya menjadi stabil. Caranya
dengan melapisi dinding botol penyimpanan dengan Asbes yang porous dan diakhiri dengan
penambahan Aceton cair.
Pemakaian gas dari silinder tidak boleh lebih dari 1/7kapasitas total silinder.
Jenis nyala api dapat dibagi tiga jenis:
Netral (C2H2 : O2 1:1)
Karburasi (C2h2 ~ O2)
Oksidasi (C2H2 O2)
Temperatur nyala api bisa mencapai 3000 C.
Electric Arc Welding
Prinsip : Penggunaan busur listrik untuk pemanasan. Panas oleh busur listril terjadi karena
adanya loncatan elektron dari elektrode melalui udara ke benda kerja
Elektron tersebut bertumbukan dengan udara/gas serta memisahkannya menjadi elektron dan ion
positiI. Daerah di mana terjadi loncatan elektron disebut busur (Arc)
Menurut Bernados (188) bahwa busur yang terjadi di antara katoda Karbon dan anoda logam
dapat meleburkan logam sehingga bisa dipakai untuk penyambungan 2 buah logam.
Las Busur Listrik dapat dibagi menjadi:
Las Elektroda Karbon
Las Elektroda Terbungkus
Las Busur Rendam
Las Busur CO2
Las TIG
Las MIG
Las Busur dengan elektroda berisi Iluks
Panas dari busur disebabkan oleh elektron yang bergerak dari katoda menumbuk anoda.
Konversi energinya:
W E * I * T
Di mana:
W Energi Panas
E Tegangan, Volt
I Arus, Ampere
T Waktu, Detik
Pada saat pengelasan, benda kerja menjadi panas sehingga mudah terjadi reaksi dengan Oksigen
(Udara). Untuk mencegahnya digunakan pelindung berbentuk Iluks atau gas pelindung. Posisi
pengelasan terdiri dari : Flat (F), Vertikal (V), Horisontal (H) dan Overhead.
Carbon Arc Welding
Carbon Arc Welding mungkin adalah proses las listrik yang dikembangkan pertama kali menurut
catatan, eksperimen las listrik pertama kali dilakukan pada tahun 1881, ketika Auguste de
Meritens (Perancis) menggunakan busur karbon sebagai sumber pengelasan dengan aki sebagai
sumber listriknya. Dalam eksperimennya, dia menghubungkan benda kerja dengan kutb positiI.
Walaupun kurang eIisien, proses ini berhasil menyatukan timah dengan timah.
Carbon Arc Welding adalah proses untuk menyatukan logam dengan menggunakan panas dari
busur listrik, tidak memerlukan tekanan dan batang pengisi (Iiller metal) dipakau jika perlu.
Carbon Arc Welding banyak digunakan dalam pembuatan aluminium dan besi.
Sumber arusnya bisa DC maupun Ac. Dengan menggunakan DC/AC, proses Carbon Arc
Welding bisa dipakai secara manual ataupun otomatis. Pendinginannya tergantung besarnya arus,
bila penggunaan arus di atas 200 Ampere digunakan Water Cooled. Dan sebaliknya bila di
bawah 200 Ampere digunakan Air cooled.
Coated Electrode Welding
Cara Pengelasan dimana elektrodanya dibungkus dengan Iluks merupakan pengembangan lebih
lanjut dari pengelasan dengan eletroda logam tanpa pelindung (Bare Metal Electrode). Dengan
elektroda logam tanpa pelindung, busur sulit dikontrol dan mengalami pendinginan terlalu cepat
sehingga O2 dan N2 dari atmosIir diubah menjadi oksida dan nitrida, akibatnya sambungan
menjadi rapuh dan lemah.
Prinsip Las Elektroda Terbungkus adalah busur listrik yang terjadi antara elektroda dan logam
induk mengakibatkan logam induk dan ujung elektroda mencair dan kemudian membeku
bersama-sama. Lapisan (Pembungkus) elektroda terbakar bersama dengan meleburnya elektroda.
Fungsi Fluks:
Melindungi logam cair dari lingkungan udara.
Menghasilkan gas pelindung
Menstabilkan busur
Sumber unsur paduan (V, Zr, Cs, Mn).
Submerged Arc Welding
Dalam pengelasam busur rendam otomatis, busur dan material yang diumpamakan untuk
pengelasan tidak diperlukan seorang operator yang ahli. Pengelasan otomatis ini pertama kali
diusulkan oleh Bernardos dan N. SlavianoII dan las busur rendam dipraktekkan pertama kali oleh
D. Dulchevsky.
Las busur rendam adalah pengelasan dimana logam cair tertutup dengan Iluks yang diatur
melalui suatu penampung Iluks dan logam pengisi yang berupa kawat pejal diumpankan secara
terus menerus. Dalam pengelasan ini busur listriknya terendam dalam Iluks. Karena dalam
pengelasan ini, busur listriknya tidak kelihatan, maka sangat sukar untuk mengatur jatuhnya
ujung busur. Di samping itu karena mempergunakan kawat elektroda yang besar maka sangat
sukar untuk memegang alat pembakar dengan tangan tepat pada tempatnya. Karena kedua hal
tersebut maka pengelasan selalu dilaksanakan secara otomatis penuh. Mesin las ini dapat
menggunakan sumber listrik AC yang lamban dan DC dengan tegangan tetap bila menggunakan
listrik AC.
Perlu adanya pengaturan kecepatan pengumpanan kawat las yang dapat diubah-ubah untuk
mendapatkan panjang busur yang diperlukan. Bila menggunakan sumber listrik DC dengan
tegangan tetap, kecepatan pengumpanan dapat dibuat tetap dan biasanya menggunakan polaritas
balik (DCRP). Mesin las dengan listrik DC kadang-kadang digunakan untuk mengelas pelat tipis
dengan kecepatan tinggi atau untuk pengelasan dengan eletroda lebih dari satu.
Keuntungan Las Busur Rendam:
Kualitas Las baik
Penetrasi cukup
Bahan las hemat
Tidak perlu operator trampil
Dapat memakai arus yang tinggi
Kerugian Las Busur Rendam:
Sulit menentukan hasil seluruh pengelasan
Posisi pengelasan hanya horisontal
Penggunaan sangat terbatas
Tungsten Inert Gas
Pengelasan ini pertama kali ditemukan di USA (1940), berawal dari pengelasan paduan untuk
bodi pesawat terbang.
Prinsip : Panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam induk akan meleburkan
logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas mulia (Ar atau He)
Las ini memakai elektroda tungsten yang mempunyai titik lebur yang sangat tinggi (3260 C) dan
gas pelindungnya Argon/Helium. Sebenarnya masih ada gas lainnya, seperti xenon. Tetapi
karena sulit didapat maka jarang digunakan.
Dalam penggunaannya tungsten tidak ikut mencair karena tungsten tahan panas melebihi dari
logam pengisi. Karena elektrodanya tidak ikut mencair maka disebut elektroda tidak terumpan.
Keuntungan : Digunakan untuk Alloy Steel, Stainless Steel maupun paduan Non Ferrous: Ni, Cu,
Al (Air CraIt). Disamping itu mutu las bermutu tinggi, hasil las padat, bebas dari porositas dan
dapat untuk mengelas berbagai posisi dan ketebalan.
Dibandinkan dengan Carbon Arc Welding, tungsten memiliki beberapa keunggulan. Pada
umumnya Tungsten Arc Welding hampir sama dengan Carbon Arc Welding.
Persamaannya:
Sumber arusnya sama (Power Supply/Welding Circuit)
Memakai Elektroda kawat
Dikhususkan Hanya untuk las
Perbedaannya:
Carbon Arc Welding memakai Iluks (Coating), TIG memakai gas pelindung.
Elektroda pada Carbon Arc Welding ikut mencair sebagai logam pengisi, TIG elektrodanya
tidak ikut mencair.
Carbon Arc Welding tidak perlu Iiller metal, TIG diperlukan Iiller metal.
Diposkan oleh teknik pengelasan di 03:09 0 komentar
Senin, 07 1uni 2010
Macam - macam retak daIam pengeIasan dan cara menagguIaginya
a. Retak Panas adalah retak atau cacat dalam pengelasan yang pada umumnya terjadi pada
suhu tinggi ketika proses pembekuan berlangsung.
Cara penangulangan :
- Mengurangi tekanan gas
- Memperlambat kecepatan pengelasan
- Mengunakan panas seperlunya jangan terlalu panas
- Mengunakan alur pengelasan yang benar
b. Retak dingin adalah Retak atau cacat pada pengelasan yang pada umumnya terjadi
dibawah suhu 200
0
C setelah proses pembekuan
Cara penangulangan:


- Mengunakan Elektroda yang benar, sedapat mungkin mengunakan Iluks dengan
kadar hydrogen rendah
- Sebelum mengelas, pada daerah sekitar las harus di bersihkan dari air, minyak, debu
dan zat yang mengandung kadar hydrogen
- Mendinginkan secara berlahan lahan setelah dilas
- Memanasiterlebih dahulu sebelum pengelasan
!748edu7 !engela8an pada alumunium
- menyalakan las dan mengatur tegangan
- panaskan las atau elektroda
- melakukan pengelasan
- biarkan alumunium dingin dan turunkan tegangan dan matikan las
- biarkan las beberapa saat sampai tidak ada tegangan dan panas
Sifat mampu la8 alumunium yang ku7ang baik
- sukar di panaskan dan dicairkan
- mempunyai titik cair yang tinggi
- koeIisien muai tinggi sehingga mudah terjadi deIormasi
- proses pembekuan alumunium cepat sehingga terbentuk rongga rongga halus
bekas kantong kantong hidrogen
- berat jenis rendah sehingga banyak zat zat yang terbentuk selama pengelasan
- titik cair dan visikositas rendah sehinnga daerah yang terkena pemanasan mudah
mencair dan menetes
%e7adinya tegangan 8i8a dan pe7ubahan bentuk dalam pengela8an
Dalam proses pengelasan, bagian yang dilas menerima panas pengelasan setempat
dan
selama proses berjalan suhunya berubah terus sehingga distribusi panas tidak
merata, karena panas tersebut, maka pada bagian yang dilas terjadi pengembangan
termal, sedangkan pada bagian yang dingin tidak berubah sehingga terbentuk
penghalangan pengembangan yang mengakibatkan terjadinya pengembangan
yang rumit yang jika tidak dihindari , peregangan ini akan menyebabkan
terjadinya perubahan bentuk yang tetap yang disebabkan karena adanya
perubahan besaran mekanik, dan disamping itui terjadi perbahan bentuk, yang
dengan sendirinya terjadi regangan maka juga terjadi sebuah tegangan yang
bersiIat tetap yang disebut tegangan sisa.

Simb4l - Simb4l dalam pengela8an

SC Las Busur Rendam , Penetrasi Rendah
B Sambungan Sudut
V Alur V tunggal
B Setrip pembantu dari baja
1 Pengelasan Satu sisi
a7a Baca Simb4l di Elekt74da

E 6013 artinya E Jenis elektroda
60 60. 000 Psi
1 Pengelasan segala posisi
3 Fluks kalium- titania tinggi , penetrasi Dangkal, arus las AC ; DC; DC- dan serbuk
besi 0 10
D4324 Artinya D jenis elektroda
43 43.000 Psi
2 pengelasan posisi bawah
4 Fluks Titania serbuk besi , penetrasi dangkal AC ; DC; DC- dan serbuk besi 2
40
Diposkan oleh teknik pengelasan di 04:26 0 komentar
Minggu, 06 1uni 2010
Elekt74da atau kawat la8 ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan
pengelasan listrik yang berIungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Elektroda pada prinsipnya terbagi tiga kelompok yaitu :
W Elekt74da tanpa 8alutan (fluk8
Elektroda jenis ini sudah tidak digunakan lagi dalam proses las SMAW, karena elektroda
jenis ini sulit digunakan untuk mengelas begitu pula dilihat dari hasilnya kurang baik.
W Elekt4da dengan 8alutan tipi8
W Elekt4da dengan 8alutan tebal
Elektroda dengan salutan tipis dan tebal,jenis ini umum digunakan dilapangan, pada saat
proses penyalaan busur las, salutan yang terdapat pada elektroda akan berubah menjadi gas
yang Iungsinya untuk menetralkan atau mengurangi gas Carbon mono oksida (CO) atau gas
Hydrogen (H2).
Gamba7 bu8u7 nyala da7i elekt74da tanpa memakai 8alutan (fluk8
c
Salutan (Fluks) untuk elektroda baja dan baja paduan mempunyai beberapa campuran
diantaranya:
W Ferro Manganese dan Ferro Silicon
W Titanium Dioxide
W Metal Carbonates
W Cellulose
W Iron Powder
W Mineral Sicates
W Calsium Flouride
Sarat bahan salutan
Bahan salutan harus dapat berpijar teratur bersamaan dengan inti elektroda, sehingga dapat
melekat dengan baik dan terbagi sama tebal disekeliling lasan.
b. Terak harus mempunyai berat jenis yang lebih ringan dari pada cairan logamnya, sehingga
mudah terapung dalam cairan logam dan akan terjadi padatan terak dipermukaan las-lasan.
c. Terak harus menutupi rigi-rigilas yang merata, sehingga oksidasi dapat terhindar dan setelah
dingin dapat dengan mudah untuk dibersihkan
Iungsi salutan
W Untuk melindungi cairan logam dari udara luar
W Menstabilkan dan mengarahkan busur nyala, sehingga memungkinkan untuk menggunakan
mesin las yang arusnya bolak-balik (transIormer).
W Memperbaiki siIat-siIat las seperti bentuk dari rigi-rigi las, kecepatan menetes cairan dan
W menjaga kwalitas las yang dicapai.
W Memperlambat proses pendinginan daerah yang di las, sehingga bahan induk tetap terjaga
kwalitasnya.
Standar klasiIikasi dari elektroda yang terdapat dipasaran diantaranya sebagai berikut :
W AWS : American Welding Society
W ASTM : American Society Ior Testing Material
W API : American Petrolium Institute
W AISI : American Iron and Steel Institute
W BS : British Standart
W DIN : Deutche Industrie Nourmen
W JIS : Japan Industrial Standart
W BKI : Biro KlasiIikasi Indonesia
W SII : Standart Industri Indonesia dll.
Contoh code elektroda yang dibelakang :
E.6013
a bc
Arti dari huruI E disini menandakan Jenis batang elektroda dengan proses las SMAW.
Arti dari dua angka terdepan (a) : menunjukkan kekuatan tarik minimum dari deposit inti
elektroda dalam satuan Psi.
Angka 60 kekuatan tarik minimum 60 x 1000 Psi 60.000 Psi.
W E 7048
Angka pertama dari dua angka terakhir (b) :
Code : 1 untuk mengelas semua posisi
2 hanya untuk posisi dibawah tangan
3 untuk mengelas posisi dibawah tangan dengan permukaan rata
Angka terakhir (c), menunjukkan :
~ Jenis arus las yang digunakan
~ Kekuatan busur las
~ Dalamnya penetrasi (tembusan)
~ Prosentase serbuk logam yang terkandung dalam salutan (Fluks
ngka
te7akhi7
1eni8 8alutan/ Fluk8 aya
bu8u7/
penet7a8i
7u8 la8 Se7buk be8i
(1
0
1
2
3
4

6
7
8
Natrium-Cellulose tinggi
Kalium-Cellulose tinggi
Natrium-Titania tinggi
Kalium-Titania tinggi
Titania-serbuk besi
Natrium-Hydrogen rendah
Kalium-Hydrogen rendah
Serbuk besi-Oksida besi
Serbuk besi-Hydrogen
rendah
Dalam
Dalam
Sedang
Dangkal
Dangkal
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
DC
AC;DC
AC;DC-
AC;DC;DC-
AC;DC;DC-
DC
AC;DC
AC;DC;DC-
AC;DC
0 - 10
0
0 - 10
0 - 10
2 - 40
0
0
2 - 40
2 - 40
Sifat-8ifat dan ka7akte7 da7i bebe7apa eni8 elekt74da dalam penggunaanya
W Elekt74da E 6010 & E 6011
Elektroda jenis ini bahan lasnya mempunyai siIat mekanik yang baik dan hasil las-lasannya bila
diuji dengan radiograIi mempunyai grade 2 dalam klasiIikasi AWS. Elektroda ini menghasilkan
tembusan yang dalam dan dapat mengelas pada semua posisi. Selaputnya tipis dan menghasilkan
terak yang tipis pula dan teraknya mudah dilepas. Jenis selaputnya adalah selulose dan akan
menghasilkan gas pada saat proses pengelasan berjalan. Untuk elektroda E.6010 sangat baik
untuk mengelas vertical turun (Down Hill).
W Elekt74da E 6012 & E 6013
Elektroda jenis ini menghasilkan Iluiditas cairan semi globural yang akan membantu dan
memudahkan proses pengelasaan.
1. Untuk elektroda E. 6012, dapat menggunakan arus yang relatiI lebih tinggi karena
selaputnya hanya mengandung sedikit sellulose.
2. Keuntungan dari elektroda E. 6013, dapat menggunakan jenis mesin las yang tegangan
rendah (low open circuit voltage) dan baik untuk pekerjaan plat yang tipis.
W Elekt74da E 6020
Cairan las elektroda jenis ini sangat encer, sehingga hanya dipakai mengelas dengan posisi
dibawah tangan; horizontal dan mengelas sudut-sudut. Busur las yang dihasilkan bersiIat
mengorek, sehingga hasil penembusannya agak dalam. Timbunan teraknya agak tebal tapi
mudah untuk dibuka, ini akan banyak membantu sebagai pelindung cairan las dari pengaruh
atsmosIer. Deposit lasnya lebih tinggi dibandingkan elektroda yang lain dengan hasil las yang
sama.
Menyimpam elektroda
Semua elektroda yang bersalut apabila tidak kita simpan
dengan baik, maka salutannya akan rusak dan akan
terjadi penyerapan uap air, apa bila digunakan untuk
mengelas akan menjadi kurang baik kwalitasnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyimpan elektroda:
1. Elektroda harus dikelompokkan sesuai dengan klasiIikasi dan ukurannya.
2. Harus disimpan pada tempat yang kering.
3. Tidak boleh ditumpuk dengan benda yang keras sehingga bisa merusak salutannya.
Simbol Las Alur
Simbol untuk las alur pada dasarnya dibagi menjadi 3 kelompok yang berurutan yang
menunjukkan proses pengelasan, jenis sambungan dan bentuk alur serta jenis setrip pembantu
Contoh
SC BV B1
SC las Busur Rendam ... Penetrasi Penuh
B Sambungan Sudut
V Alur V Tunggal
B Setrip pembantu dari Baja
1 Pengelasan satu sisi

You might also like