You are on page 1of 15

N cMENINGKATKAN PROSES BELAJAR IPS GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR BENTUK MUKA BUMI, PROSES DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KEHIDUPAN DENGAN METODE KERJA KELOMPOK

Oleh : Sri Ruminiwati SMP Negeri 31 Semarang

ABSTRAK Latar belakang penelitian tindakan kelas ini bertujuan mengetahui apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas belajar, proses dan hasil belajar siswa serta kinerja guru pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F SMP 31 Semarang tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2010 dan Siklus II pada tanggal 22 Oktober 2010. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas belajar, proses belajar siswa, serta kinerja guru dalam pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Hal ini ditunjukkan dari data diperoleh selama melaksanakan siklus I aktifitas belajar siswa yang sangat aktif sebesar 5 siswa atau 13,89% sedangkan siswa yang aktif sebanyak 21 siswa atau 60% dan siklus II sebesar 20 siswa atau 55,56% siswa sangat aktif sedangkan yang aktif dalam belajar sebanyak 14 siswa atau 40%, hasil belajar siswa yang diukur menggunakan tes formatif pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM sebesar 23 siswa dan pada siklus II sebesar 34 siswa. Kata kunci: Meningkatkan Proses Belajar, Metode Kerja Kelompok PENDAHULUAN Geografi merupakan ilmu yang menguraikan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, tentang permukaan

serta hasil hasil yang diperoleh

di bumi (Marbun,1982: 63) . Oleh karena itu mempelajari dan memahami geografi adalah hal yang sangat penting. Dengan mempelajari geografi, maka para siswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi untuk berfikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang

fenomena alam

sehingga

mampu

menyikapi

segala perubahan serta

gejala alam yang ada di lingkungan hidupnya. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa pengajaran geografi di SMP Negeri 31 Semarang belum berjalan secara optimal. Hal ini dibuktikan sebagai berikut :prestasi belajar yang masih rendah,belum tercapainya belajar mandiri dikalangan siswa dan metode pembelajaran yang monoton Menurut fakta diatas harus segera memperoleh solusi yang terbaik agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif dalam rangka pencapaian standar kompetensi,oleh karena itu guru dituntut untuk dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat Berdasar kenyataan diatas, maka permasalahan tersebut dapat diidentifikas sebagai berikut: a. Mengapa minat belajar siswa pada pelajaran geografi masih rendah ? b. Mengapa hasil belajar siswa masih rendah dan belum mencapai KKM ? c.Apakah penggunaan metode pembelajaran kerja kelompok yang disampaikan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Masalah-masalah tersebut, merupakan tantangan dan sekaligus

tanggungjawab bagi guru di manapun mereka bertugas untuk menyesuaikan proses belajar mengajarnya dengan pergeseran paradigma belajar. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dari proses pembelajaran yang bersifat behavioristik menjadi yang bersifat konstruktivisme; dari yang teachercentered menjadi student centered. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri,

budaya membaca, serta sikap dan perilaku yang inovatif dan kreatif, serta para guru tertantang untuk mencari dan menemukan model model pembelajaran yang efektif dalam rangka mencapai standar kompetensi. Oleh karena itu guru dituntut memiliki kemampuan pengelolaan kelas sacara profesional ..Oleh karena itu model pembelajaran yang sangat tepat

diterapkan dalam rangka peningkatan belajar agar tercapai statemen kompetensi adalah menggunakan model kerja kelompok. Rumusan

masalah dari penelitian dibawah ini adalah sebagai berikut : 1.Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas,proses belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011? 2.Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011? 3.Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan kinerja guru pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan

dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011? Menurut Ulih Bukit Karo-Karo dkk (1981 :56).Kerja kelompok adalah satu cara menyajikan bahan pelajaran dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran.Adapun

tujuan pengajaran yang mungkin terwujud dalam metode ini bermacam-macam

antara lain : terkuasainya bahan pelajaran,terbinanya kerjasama,terpeliharanya rasa persatuan Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa mengerjakan tes secara individual,Hasil dari tes digunakan sebagai nilai perkembangan individu, dan

untuk menentukan skor kelompok (Slavin ,1995).Rendahnya hasil belajar siswa SMP Negeri 31 Semarang yang diwujudkan oleh siswa yang kurang optimal dalam melaksanakan pembelajaran, disebabkan oleh kurang kreatif dan inovatifnya guru sebagai fasilitator dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa.Secara praktis, alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : digambarkan sebagai berikut KONDISI
AWAL

Guru: Dalam pembelajaran guru belum menggunakan metode kerja kelompok

Siswa : Aktifitas belajar,hasil belajar serta kinerja guru dalam pembelajaran IPS geografi rendah.

TINDAKAN

Dalam metode guru menggunakan kerja kelompok

SIKLUS I : Dalam belajar menggunakan metode kerja kelompok

KONDISI AKHIR

Diduga melalui metode kerja kelom pok dapat meningkat kan aktifitas proses belajar,serta kenerja guru dalam pembelajaran IPS geografi

SIKLUS II : Dalam belajar meknggunakan metode erja kelompok

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, diduga melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas belajar, hasil belajar serta kinerja guru dalam pembelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011 Berdasarkan landasan teori diatas hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas,proses

belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun pelajaran 2010/2011 2. Melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011 3. Melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan kinerja guru pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F tahun ajaran 2010/2011
METODE PENELITIAN

Setting dan Subyek Penelitian. 1. Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 selama 5 bulan yaitu pada bulan Agustus sampai bulan Nopember tahun 2010. Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2010 dan Siklus II pada tanggal 22 Oktober 2010.Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII F SMP Negeri 31 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011. 2.Subjek Penelitian. Subyek penelitian ini siswa kelas VII F berjumlah 36 siswa dan terdiri dari 22 siswa laki-laki serta 14 siswa perempuan. hal ini dikarenakan kelas tersebut terdapat identifikasi masalah dalam pembelajaran diantaranya adalah prestasi hasil belajar siswa masih rendah, serta belum tercapainya belajar mandiri dikalangan siswa. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu merencanakan (Planning), melakukan tindakan (Acting), mengamati (Observasing), dan refleksi (Reflecting). Tindakan pengambilan data dilakukan. Setelah seluruh perencanaan disiapkan. Tatap muka berlangsung 2 x 40 menit. Siswa memperhatikan gambar tentang proses tenaga endogen dan eksogen;Observasi ini dilaksanakan sejak awal selama proses pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Observasi juga dilakukan oleh observer terhadap peneliti selama proses tindakan berlangsung. Dari hasil pengamatan dan guru mitra hasil tes formatif siklus I dilakukan koreksi dan perenungan atas tindakan yang kurang sesuai dan kurang memenuhi sasaran seperti cara guru menyampaikan materi pelajaran, aktifitas siswa di kelas, cara guru memotivasi siswa.Berdasarkan hasil refleksi ini, dapat diketahui kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya. Siklus II

dapat diketahui bahwa rancangan penelitian yang telah dipersiapkan telah terbukti berhasil tetapi masih ada yang belum berhasil. Sehubungan dengan hal ini peneliti mengadakan penyempurnaan dalam proses pembelajaran dalam siklus berikutnya, yaitu siklus II yang terdiri dari:Perencanaan,tindakan.,observasi,refleksi Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut dapat diperoleh (Arikunto, 1996: 114). Dalam penelitian ini sumber datanya terdiri atas : 1. Siswa kelas VII F SMP Negeri 31 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011; 2. Guru mitra/observer yang membantu dalam pembelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan dengan metode kerja kelompok.Dalam penelitian ini

menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur kemajuan belajar siswa dalam bentuk nilai hasil belajar, sedangkan teknik observasi digunakan untuk merekam aktifitas siswa dalam pembelajaran maupun untuk mengetahui kemajuan proses pembelajaran. Alat pengumpulan data berupa butir soal tes dan lembar observasi. Butir soal tes digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam mengukur hasil belajar IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data-data tersebut dianalisis

mulai dari siklus I dan siklus II untuk dibandingkan dengan teknik deskriptif presentasi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I

Pada prasiklus nilai rata rata hasil belajar sebelum diadakan penelitian sebesar 60 dengan jumlah siswa yang tuntas memenuhi standar KKM hanya sebesar 40 % dari 36 siswa kelas VII F dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih rendah.Hal ini dibuktikan dengan pencapaian tes hasil belajar siswa sebagai berikut : Hasil Tes Siklus I

Rentang No 1 2 3 4 5 Nilai 0 40 41 55 6 70 71 85 86 100 Jumlah

Banyaknya siswa Pra Siklus 4 7 23 2 0 36 Siklus I 0 9 13 12 0

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2010 yang diikuti oleh 36 siswa kelas VII F SMP 31 Semarang dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta alat evaluasi melalui tes formatif pada siklus I.Dari hasil observasi dapat diambil analisis data prosentase hasil belajar seperti dibawah ini

Aktifitas Belajar Siswa Siklus I

Pra Siklus Siklus I Jml. Jml. % No % Siswa Siswa Siswa 1 SangaAktif 2 5,56 5 13,89 Aktif 33,3 60,00 12 21 N 2 3 KuranAktif 38,8 20,00 3 14 7 9 TidaAktif 22,2 8,75 4 8 3 2 Jumlah 36 100 36 100 Dari data diatas menunjukkan hasil aktifitas belajar siswa 1 dapat disimpulkan sebagai berikut: 2 jumlah siswa sangat aktif ada 5(13 89%)siswa aktif 21(60%),kurang aktif Aktifitas 7(20,0%),tidak aktif 3(6,21 %).Dari data hasil ternyata masih ada yang siswa yang tidak aktif sehingga perlu dilakukan siklus berikutnya. siswa dalam pembelajaran yang masih tidak aktif sehingga perlu dilakukan siklus II. Siklus II Proses belajar pada siklus II tindakan yang dilakukan oleh guru dengan metode kelompok mengubah susunan anggota kelompok diacak ,siswa yang kurang aktif bergabung dengan siswa yang aktif hal ini diharapkan agar siswa yang kurang aktif terdorong untuk aktif dan mau bekerjasama dengan teman kelompok mereka dalam kegiatan belajar gurupun menggunakan sarana pelengkap untuk mempermudah para siswa untuk memahami kompetensi dasar tentang keragaman bentuk muka bumi melalui gambar-gambar,selanjutnya dilaksanakan tes Formatif II yang hasilnya diperoleh sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil tes siklus II Banyaknya siswa No entang Nilai Pra Siklus iklus II 1 0 40 4 0 2 41-55 7 0 3 6 70 23 2 4 71 85 2 22 5 86 100 0 12 Jumlah 36 Diri tabel tersebut diatas terlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa setelah siklus I dan perbaikan dalam siklus II . Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus II Aktifitas o 1 2 3 4 Belajar Sangat Aktif Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif Jumlah 2 12 14 8 36 Pra Siklus Jml. Siswa % 5,56 33,33 38,89 22,22 100 Siklus II Jml. Siswa % 20 14 2 0 36 55,56 40,00 5,71 0,0 100

Dari tabel diatas menunjukkan aktifitas siswa dalam pembelajaran meningkat dari sebelum siklus I siswa yang sangat aktif dalam pembelajaran sebanyak 2 siswa setelah siklus I dan perbaikan siklus II meningkat menjadi 20 siswa yang sangat aktif, pada sebelum siklus I aktifitas siswa yang tergolong dalam kategori aktif sebanyak 12 siswa, setelah dilakukan siklus II menjadi 14 siswa, dan siswa yang sebelum siklus I sebanyak 14 siswa memiliki aktifitas yang kurang setelah dilakukan siklus II menurun menjadi 2 siswa, serta sebanyak 8 siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran sebelum siklus, kemudian setelah diadakan siklus I menjadi 3 siswa dan adanya perbaikan siklus. 10

Setelah diadakan siklus II terdapat peningkatan aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut: jumlah siswa sangat aktif ada 20 ( 55,56%),aktif ada 14 (40%),kurang aktif 2(5,71%).tidak aktif 0.Hal ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dalam aktifitas belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan metode kerja kelompok pada kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan.

1. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Setelah melakukan perbaikan siklus I dan kemudian dilakukan pembelajaran siklus II dengan metode kerja kelompok siswa dalam mengikuti proses pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan hasil belajar ini dibuktikan dengan pencapaian tes hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan tes formatif II,

Hasil tes siklus II Rentang Banyaknya siswa No Pra Siklus Siklus II Nilai 1 0 40 4 0 2 1 55 7 0 3 6 70 23 2 4 1 85 2 22 6 100 0 12 Jumlah 36 Dari tabel diatasterlihat jelas adanya peningkatan hasil belajar siswa.setelah siklus Idan perbaikan dalam siklus II siswa yang mendapatkan nilai 41-55 dari sebelum prasiklus ada 7siswa setelah

11

dilakukan siklus I ada 9 dan siklus Iimenjadi 0 siswa,sementara yang mendapat nilai 56-70 sebelumnya pra siklus sebanyak 23 siswa dan setelah setelah siklus II menjadi 2 siswa,yang mendapat nilai 71-85 sebelum siklus sebanyak 2 siswa,setelah diadakan siklus II meningkat menjadi 22 siswa dan yang mendapat nilai 86-100 meningkat ada12 siswa. Dari hasil refleksi siklus I dan siklus II tentang kinerja guru dalam mengajar maupun keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar diperoleh hasil yang meningkat terhitung kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran prosentase sebesar 85%, hal ini membuktian bahwa melalui metode kerja kelompok dapat memberi respon yang positif tentang kinerja guru dalam pembelajaran yang selalu meningkat dari tiap siklus. Pembahasan Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran melalui metode kerja kelompok sudah berjalan dengan baik, penggunaan metode kerja kelompok dapat memberi respon positif yang intinya dapat meningkatkan proses , hasil belajar siswa dalam pembelajaran bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata klasikal 64,0 dan siklus II diperoleh nilai rata-rata klasikal sebesar 79,6. Ini membuktikan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dengan adanya metode kerja kelompok yang dibantu dengan gambar gambar dari media serta fenomena yang aktual pada alam lingkungan

12

hidup manusia seperti contoh peristiwa gunung meletus.Berdasarkan hasil pengamatan serta hasil tes bahwa siklus pertama perlu adanya tindakan perbaikan dalam proses pembelajaran melalui metode kerja kelompok. Perbaikan tersebut diantaranya dalam pelaksanaan kerja kelompok, guru secara intensif membimbing dan mengarahkan siswa pembelajaran. Guru memberi tahu keberadaan observer pada siswa agar para siswa tidak canggung dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung cukup baik walaupun masih ada siswa yang belum nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM), tetapi sudah ada peningkatan yang signifikan. Sehingga Guru atau peneliti perlu mengadakan penyempurnaan pembelajaran dengan mengadakan siklus II. Setelah dilaksanakan penyempurnaan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan aktifitas proses belajar siswa, hasil belajar siswa, maupun kinerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan penafsiran data tentang pelaksanaan pembelajaran melalui metode kerja kelompok pada kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan pada siswa kelas VII F, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

13

1. Metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan

dampaknya terhadap kehidupan. 2.Metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan

dampaknya terhadap kehidupan. 3.Metode kerja kelompok dapat meningkatkan kinerja guru pada mata pelajaran IPS geografi kompetensi dasar bentuk muka bumi, proses dan dampaknya terhadap kehidupan. Dari hasil penelitian dan peneliti simpulkan, ada beberapa saran yang peneliti tujukan, yaitu: 1. Guru : hendaknya guru dapat memahami, mendalami, serta mempersiapkan secarta cermat perangkat pendukung dalam penggunaan metode kerja kelompok dan fasilitas belajar yang diperlukan karena sangat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil belajar siswa. 2.Kepala sekolah : dalam rangka peningkatkan mutu pendidikan sekolah,

hendaknya menyediakan bahan dan alat peraga pedidikan yang cukup agar dapat membantu guru dalam menjelaskan materi serta dapat menolong siswanya dalam memahami materi pembelajaran. 3.Pengawas : hendaknya sering mengadakan supervisi juga pelatihan pelatihan tentang profesionalisme guru menyampaikan proses pembelajaran kendala yang dihadapi dilapangan dalam memantau dinamika pendidikan yang sering terjadi pada guru-guru pelaksana kurikulum di lapangan.

14

4.Peneliti lanjut : hasil penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga masih dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut agar hasilnya lebih akurat dan kredibel dalam mengembangkan dunia pendidikan pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian. Jakarta:PT Rineka Cipta. Darsono M,2000.Belajar dan Pembelajaran.Semarang.IKIP Semarang Press. Karo-Karo Ulih Bukit,(1981).Metodologi Pengajaran.CV Saudara.Saalatiga M.A Marbun.1982.Kamus Geografi,Ghalia Indonesia.Jakarta. NK Roetiyah (2001). Strategi Belajar Mengajar.Rineka Cipta ,Jakarta

15

You might also like