You are on page 1of 3

1ELA'AH U1AMA

TAFSIR AL-QUR'AN VERSUS HERMENEUTIKA


Oleh: Devi Muharrom Sholahuddin, Lc.
(Mahasiswa Pascasarjana ISID Gontor Ponorogo)

Belakangan ini, diskursus seputar Al-Qur`an ramai diperbincangkan. Teori
penaIsiran yang telah mapan selama berabad-abad diragukan dan dipermasalahkan
oleh sebagian kalangan pemikir muslim kontemporer. TaIsir AL-Qur`an yang sudah
mapan, berurat dan berakar didalam Islam dianggap sudah tidak relevan lagi dengan
zaman dan kebutuhan umat Islam saat ini. Maka dibutuhkan sebuah metode
penaIsiran baru yang sesuai dengan zaman. Teori penaIsiran tersebut adalah
hermeneutika.
Hermeneutika dibangun atas Iaham relatiIisme. Hermeneutika itu sendiri
menggiring kepada gagasan bahwa segala penaIsiran al-Qur`an itu relatiI, padahal
Iakta sejarah membuktikan, bahwa para mufassir terkemuka sepanjang masa memiliki
kesepakatan-kesepakatan dalam proses penaIsiran al-Qur`an. Jika metode
hermeneutika tetap dipaksakan ke dalam al-Qur`an maka akan berinIlikasi bahwa
segala problematika yang terjadi didalam Bible, terjadi juga di dalam al-Qur`an.
Tulisan ini akan mengungkap bahwasannya metode hermeneutika tidak layak untuk
disandingkan dengan taIsir al-Qur`an.
Tafsir Al-Qur'an
TaIsir secara etimologi berasal dari kata fasara (Fiil madhi -kata kerja
lampau) dengan wa:an Tafil yang berarti penyingkap atau penjelas. Didalam lisn al-
arab: kata al-Fasru berarti penyingkap sedangkan kata at-Tafsir berarti penyingkap
atau penjelas dari kata-kata yang sulit. Sedangkan taIsir secara terminology para
mufassirin berbeda-beda dalam mendeIinisikan pengertian taIsir, menurut istilah
sebagian ulama adalah suatu ilmu yang dapat memberikan pengertian yang tepat dan
akurat dalam memahami teks-teks al-Qur`an menurut kadar kemampuan manusia.
Sedangkan menurut Imam Az-Zarkasy dalam kitabnya Al-burhn fi Ulmi al-Qurn
mendeIinisikan bahwasannya TaIsir adalah ilmu untuk memahami Kitab Allah yang
diturunkan melalui nabinya Muhammad SAW. Penjelasan mengenai makna-makna
Kitab Allah dan penarikan hukum-hukum serta hikmah yang tekandung didalamnya
Kebutuhan Manusia Terhadap Ilmu Tafsir
Allah SWT menurunkan al-Qur'an kepada manusia melalui Rasul-Nya
Muhammad SAW. Untuk di baca, dipahami dan diamalkan apa-apa yang terkandung
didalamnya, al-Qur'an diturunkan dengan berbahasa arab. Isi yang terkandung
didalam al-Qur'an tidak akan mendapatkan sasaran yang benar dan tidak akan bisa
diamalakan tanpa melalui proses pemahaman yang benar, proses pemahaman inilah
yang disebut dengan Ilmu TaIsir.
Al-Isbahany menuturkan keutamaan taIsir dilihat dari tiga aspek: Pertama
aspek pembahasan. Pembahasan taIsir adalah Kalam Ilahi yang penuh dengan hikmah
dan keutamaan , didalamnya terdapat berita masa lalu dan masa yang akan datang.
edua aspek tujuan. tujuan daripada taIsir adalah pencapaian terhadap kebahagiaan
yang hakiki. etiga aspek kebutuhan yang sangat terhadap taIsir, dikarenakan
kelengkapan hidup dalam beragama maupun dalam kehidupan duniawi sangat
membutuhkan terhadap ilmu syariat dan pengetahuan keagaaman yang tidak akan
didapatkan kecuali dengan memahami ilmu yang terkadung didalam al-Qur'an.
Hermeneutika
Setelah kita membahas secara terperinci pengertian taIsir dalam tradisi
keilmuan Islam, maka pada bahasan selanjutnya kita akan membahas deIinisi
hermeneutika secara etimologi dan terminilogi serta bagaimana konsep hermeneutika
diterapkan terhadap Bible dan di paksakan untuk diterapkan kepada al-Qur`an oleh
para orientalis dan cendikiawan muslim liberal.
Secara etimologi, Istilah 'hermeneutics berasal dari bahasa Yunani kuno
(Greek) ' /oncvcc (dibaca: ta hermeneutika), yaitu bentuk jamak dari perkataan:
/oncvccv (to hermeneutikon) yang bermakna: perkara-perkara yang
berkenaan dengan pemahaman atau penerjemahan suatu pesan. Diambil dari inIinitiI:
/oncvccv, Kedua kata ini merupakan derivat dari kata 'Hermes (Eonc). Mulai
abad ke-17 istilah hermeneutics` dipakai untuk menunjuk suatu ilmu, metode dan
teknik memahami suatu pesan, karya atau teks. Sejak itu, istilah hermeneutics
dikontraskan dengan exegesis (ccypo), sebagaimana ilmu taIsir` dibedakan
dengan taIsir`. Lebih tepatnya, hermeneutika adalah ilmu menaIsirkan Bibel.
Nilai Dibalik Hermeneutika
Menurut Hans George Gadamer, terdapat tiga implikasi penting didalam
hermeneutika. Pertama, universalitas hermeneutika sebagai metode masih merupakan
tantangan. edua, hermeneutika muncul dari suatu milleu ilmiah yang mulai
meninggalkan pemikiran metaIisis. etiga, hermeneutika yang berasal dari Yunani
dan diadopsi para teolog Kristen sebagai taIsir Bible itu dicoba dikembangkan
menjadi teori sains kemanusiaan. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi menuturkan, dari ketiga
implikasi diatas, dapat diIahami, bahwasannya hermeneutika yang lahir dan
berkembang di Barat merupakan produk pandangan hidup worldview) peradaban
Barat. Oleh karena itu, hermeneutika tidak bebas nilai. Sedangkan dalam pandangan
Warner G. Jeanrond, ada tiga milleu yang mempengaruhi terbentuknya hermeneutika
sebagai teori interpretasi terhadap Bible di Barat. Pertama, Milleu masyarakat yang
terpengaruh oleh pemikiran Yunani. edua, milleu masyarakat Yahudi dan Kristen
yang menghadapi problematika Bible. etiga, milleu masyarakat Eropa di zaman
pencerahan yang berusaha keluar dari otoritas keagamaan serta membawa
hermeneutika keluar dari konteks keagamaan.
Hermeneutika dan Liberalisasi
Hermeneutika Modern menempatkan semua jenis teks pada posisi yang sama,
tanpa memperdulikan apakah teks itu suci dari Tuhan atau tidak, sakral atau proIan.
Kemudian tidak lagi memperdulikan adanya otoritas dalam penaIsiran. Semua teks
dilihat sebagai produk pengarangnya. Hermeneutika modern dimulai oleh seorang
teolog Kristen Liberal Protestan yaitu Friedrich Schleiermacher (1768-1834) bagi
Schleiermacher, Iaktor kondisi dan motiI pengarang sangatlah penting untuk
memahami makna suatu teks, disamping Iaktor gramatikal.
Jauh sebelum Schleiermacher, upaya melakukan liberalisasi dalam interpretasi
Bible sudah muncul sejak zaman Enlightenment di abad ke-18. Johan Solomo Semler
(1725-1791) dan para teolog lainya di University oI Halle memainkan peranan
penting dalam melakukan apresiasi terhadap akal manusia, dan menumbuh
kembangkan perlawanan terhadap otoritas gereja yang tidak masuk akal.
Perkembangan Hermeneutika yang terjadi dalam tradisi Barat jelas berbeda
sekali dengan tradisi taIsir al-Qur`an yang berkembang dalam tradisi Islam.
Hermeneutika muncul dari keresahan para teolog Yahudi dan Kristen terhadap Bible
yang penuh dengan problematika. Hermeneutika juga muncul sebagai reaksi
penolakan para teolog liberal terhadap otoritas gereja yang menyalahgunakan
wewenangnya atas nama Tuhan. Para teolog liberal ini menginginkan suatu kebebasan
untuk menaIsirkan Bible. Maka timbulah suatu metode interpretasi hermeneutika.
berbeda dengan al-Qur`an yang tidak memiliki problem sedikitpun. Maka teori
interpretasi hermeneutika sagat tidak mungkin untuk diaplikasikan dalam penaIsiran
al-Qur`an. Jika tetap dipaksakan, maka akan berimIlikasi yang sangat Iatal sekali.
Kebenaran wahyu Allah yang selama ini diyakini oleh umat Islam akan musnah,
otoritas para ulama yang telah berjasa dalam mengkoodiIikasi berbagai disiplin ilmu
akan runtuh. Dan akhirnya umat Islam akan mengikuti dan tunduk terhadap peradaban
Barat (Yahudi-Kristen).allhu al-Hdi il as-shawb.||
#eferensi:
Al-Allsy, Dr. Jalluddn, irsah Fi at-Tafsir a Ulmihi, (Tunisia:
Mu'assasah Ibn Asyr L At-Tauzi' 2006)
Al-Qan, Manna`, abhits Fi Ulm al-Qurn, (Kairo: Maktabah Wahbah,
2004)
Armas, Adnin, etodologi Bible dalam Studi al-Quran, afian ritis, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2005)
Az-Zarkasy, Al-Burhan fi aal-Ulum al-Quran, Jilid 1, (Beirut : Al-Maktabah Al-
Ashriyyah, 2004)
Az-Zarqny, Muhammad Abdul Adzm, anhilu al-Irfn Fi Ulm al-Qurn,
(Kairo: Drul-Hadts, 2001
Jeanrond,Warner G. Theological Hermeneutics, evelopment And Significance,
(London: Macmillan, 1991)
Jurnal Pemikiran dan Peradaban Islam, ISLAIA, THN 1 NO. 1/uharram 1425
Mandzur, Ibnu, Lisanul arab, Darul Hadits Kairo 2003 Hal. 101.
Saenong, Ilham B. Hermeneutika Pembebasan, etodologi Tafsir Al-Quran
menurut Hassan Hanafi (Jakarta: Teraju, 2002)
Salim, Fahmi, ritik Terhadap Studi al-Quran aum Liberal (Jakarta: PerspektiI
Kelompok Gema Insani, 2010)

You might also like