You are on page 1of 11

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya paper Proses Regenerasi dan Embriogenesis Sponge ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam menyelesaikan tugas ini, saya telah banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang
telah membantu saya.

Saya menyadari bahwa tugas ini jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran yang
siIatnya membangun dari pembaca akan saya terima dengan tangan yang terbuka demi
penyempurnaan paper selanjutnya.

Om Santih, Santih, Santih Om


Denpasar, 09 Oktober 2011


Penulis


A I
PENDAHULUAN

Porifera (Latin: porus pori, fer membawa) atau spons atau hewan berpori
adalah sebuah Iilum untuk hewan multiseluler yang paling sederhana.

iri-ciri morIologinya antara lain:
O Tubuhnya berpori (ostium)
O Multiseluler
O Tubuh poriIera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang simetri radial.
O erbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan
O arnanya bervariasi
O Tidak berpindah tempat (sesil)

iri-ciri anatominya antara lain:
O Memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan leukonoid
O Pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit

Hewan poriIera (sponge) atau disebut juga sebagai kelompok poriIera merupakan
hewan multiseluler yang primitiI. Tubuhnya tidak memiliki jaringan maupun organ
sesungguhnya. Tubuh mereka terdiri dari jelly-jelly seperti mesohyl terjepit di antara dua
lapisan tipis sel. Sementara semua hewan memiliki sel terspesialisasi yang dapat berubah
menjadi sel-sel khusus, spons yang unik dalam memiliki beberapa sel-sel khusus yang dapat
berubah menjadi jenis lain, sering bermigrasi antara lapisan sel utama dan mesohyl dalam
proses. Spons tidak memiliki saraI, pencernaan atau sistem peredaran darah. Semua hewan
dewasa anggota dari Iilum poriIera bersiIat menempel atau menetap pada suatu dasar dan
hanya menunjukkan sedikit gerakan. Hewan ini sederhana yang selama hidupnya menetap
pada karang atau permukaan benda yang keras lainnya di dasar laut. Kira-kira 5000 spesies
telah diketahui, beberapa hidup di air tawar, tetapi sebagian basar hidup di laut . Sebaliknya,
sebagian besar mengandalkan mempertahankan aliran air konstan melalui mereka badan
untuk mendapatkan makanan dan oksigen dan untuk menghilangkan limbah, dan bentuk
tubuh mereka yang diadaptasi untuk memaksimalkan eIisiensi dari aliran air.


KlasiIikasi poriIera dibagi 3 kelas
1. alcarea, hidup di laut, spikula mengadung Zat kapur(aO3). . Struktur tubuh
alcarea hidup di laut dangkal.
ontohnya sycon, lathrina, dan Leucettusa lanciIer,Leucosolenia, Scypha, Grantia.
Tipe saluran Air Asconoid
2. Hexatinellida, spikula dari kuarsa/silikat(SiO2).
ontoh: Regadella, Eplectella, Aspergillum ,saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup
soliter di laut pada kedalaman 200 1.000 m
3. Demospongia,spikula dari bahan spongin . Kelas ini bisa dimanIaatkan sebagai spons,
typenya leucon / rhagon sehingga butiran kerangkanya halus membentuk spongin
sehingga bisa dibuat busa untukmandi/jok kursi, Lap dan lain lain. Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air
tawar.Demospongiae adalah satu-satunya kelompok poriIera yang anggotanya ada
yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90
dari seluruh jenis poriIera.
ontoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates digitalis , liona ,
Haliarsa dan Microciona.






A II
PEMAHASAN

Regenerasi
Regenerasi adalah suatu proses dimana bagian tubuh organisme yang hilang, lepas
atau rusak akan tumbuh kembali bahkan menjadi individu baru yang bertambah banyak.

1. Pembentukan tunas (kuncup) atau Gemmulae (butir benih).
Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk
seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae disebut juga tunas
internal. Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memIagosit sel lain
untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh selanjutnya sel tertentu kemudian
membentuk tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian
lama-kelamaan akan terbentuk koloni poriIera sehingga Iragmen-Iragmen kecil
melepaskan diri dari spons induk dan menempel pada substrat, kemudian pada kondisi
yang tepat tunas (gemmulae) menetas dan sel-sel di dalamnya keluar serta
berdiIerensiasi membentuk spons baru. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim
dingin di dalam tubuh poriIera yang hidup di air tawar. Ketika keadaan lingkungan
membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. PoriIera dapat
membentuk individu baru dengan regenerasi. Gemmulae juga terbentuk jika keadaan
lingkungan sedang tidak menguntungkan, misalnya dalam kondisi kekeringan atau
dingin. Dalam kondisi tersebut, poriIera dapat membentuk emmulae atau butir benih.
Jika PoriIera mati, gemmulae ini akan keluar dan tumbuh menjadi individu baru.
Pembentukan Tunas ada dua jenis yaitu :
a. Tunas Eksternal
Tunas yang tumbuh di bagian luar tubuh induk. ilasudah besar tunas akan
dilepaskan dan bila tidak dilepaskan akan terjadi koloni, misal: Hydra, Sponges`
b. Tunas Internal
Tunas ini dibentuk bila kondisi lingkungan kurang baik.ila induknya mati, gemmalae
masih dapat hidup, tumbuh dewawa pada lingkungan yang baik. Tunasnya disebut
Statoblast misalnya pada spons air tawar dan ryozoa.

. Pembentukan Kembali Organ


Menurut Adnan (2007), bahwa regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas
beberapa tahap yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan.
3. Pembentukan blastoma.
4. MorIologi dan redeIerensiasi.
Menurut Yatim (1993), bahwa proses regenerasi sebagai berikut :
1. Darah mengalir menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang
siIatnya melindungi.
2. Epitel kulit menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak
secara nuboid. utuh waktu dua hari agar kulit lengkap menutupi luka.
3. RedeIerensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka, sehingga menjadi bersiIat
muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis jaringan
baru.
4. Pembentukan blastoma, yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas
luka, scab yang ada mungkin sudah lepas waktu itu.
5. RediIerensiasi sel-sel deIerensiasi, serentak dengan poliIerasi sel-sel
blastoma itu.
Spons memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi dengan cara memotong
koloni. Potongan potongan koloni tersebutlah yang dapat tumbuh kembali menjadi
individu yang Iungsional. Pada spons terjadi regenerasi dari Iragmen yang putus,
meskipun ini bekerja hanya pada potongan-potongan termasuk jenis sel tertentu.
eberapa spesies berkembang biak dengan tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya
penurunan suhu secara drastis, banyak spesies air tawar dan laut yang menghasilkan
beberapa gemmules, "kelangsungan hidup" sel terspesialisasi yang tetap terbengkalai
sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk yang sama sekali baru atau spons
recolonize kerangka orang tua mereka.

Menurut Sudarwati (1990), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa Iaktor antara lain :
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka
akan meningkatkan regenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek
makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses
regenerasi.
3. System saraI, sel-sel yang membentuk regenerasi baru berasal dari sel
sekitar luka. Hal ini dapat dibuktikan dengan radisai seluruh bagian tubuh
terkecuali bagian yang terpotong, maka terjadilah regenerasi dan Iaktor
yang menentukan macam organ yang diregenerasi.

Embriogenesis
Proses Embriogenesis dapat dilakukan dengan cara, yaitu :


Reproduksi Seksual Sponge


Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan
ovum).Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar PoriIera
menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga poriIera
bersiIat HemaIrodit. Perkembangbiakan generatiI berlangsung secara anisogami,yaitu
dengan peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet)
secara internal. Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel
kelamin terbentuk dari perkembangan sel arkeosit (sel amebosit khusus) atau
koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons
lain bersama aliran air melalui ostium untuk melakukan Iertilisasi. Hasil pembuahan
berupa zigot yang terjadi di Mesoglea, yang akan berkembang menjadi larva bersilia.
Larva tersebut akan keluar dari tubuh poriIera induk melalui oskulum, kemudian akan
berenang menjauhi induknya dan melekat di dasar perairan untuk tumbuh menjadi
poriIera dewasa.










A III
PENUTUP


KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa regenerasi dari poriIera ( sponge )
memiliki dua tujuan yaitu untuk memperbaiki bagian bagian tubuh atau
pembentukan kembali organ dan berIungsi juga sebagai reproduksi aseksual yang
dapat dilakukan dengan cara yaitu dengan pembentukan tunas atau gemmulae,
sedangkan embriogenesis dapat dibentuk dengan cara bertemunya sel telur dengan
sperma yang akan menghasilkan zigot atau sering disebut dengan reproduksi seksual.













DAFTAR PUSTAKA

http://megaspace007.wordpress.com/regenerasi-pada-h-Irenatus-cicak/
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://www.scribd.com/doc/37532526/poriIera-n-cnidaria
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://okaok.multiply.com/journal/item/8/PORIFERA
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-poriIera/
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://shadowoIheisei.wordpress.com/2008/11/12/poriIera-kingdom-poriIera/
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://www.scribd.com/doc/37532526/poriIera-n-cnidaria
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://www.scribd.com/doc/49516758/PoriIera
di unduh pada hari Minggu, 9 Oktober 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/PoriIera
di unduh pada hari Senin, 10 Oktober 2011
http://laodeimbabiologiunhalu.blogspot.com/2011/04/poriIera.html
di unduh pada hari Senin, 10 Oktober 2011


Mesoglea :
Lapisan pembatas antara epidermis dan endodermis atau mesenkim yang merupakan lapisan
tengah yang berupa bahan gelatin. Mesoglea pada PoriIera mengandung dua macam sel yaitu:
Sel Ameboid
Sel ameboid berIungsi untuk mengangkut zat makanan dan mengedarkan makanan ke seluruh
tubuh yang telah dicerna koanosit serta mengedarkan oksigen
Sel Sklerobas
Sel Sklerobas berIungsi sebagai pembentuk spikula / duri dan spongin
sel arkeosit. sel produktiI, yaitu berIungsi membentuk tunas, GAMET, dan regenerasi
oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol
Anisogami (Anisogamy) adalah keadaan yang melibatkan peleburan gamet-gamet yang
berlainan ukuran dan/atau motilitasnya
embentukan tunas (kuncup) atau Gemmu|ae (but|r ben|h) Gemmulae adalah sejumlah
sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta
diperkuat spikula. Gemmulae disebut juga tunas internal. Pertama-tama arkeost
mengumpulkan nutrient dengan memIagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh
selanjutnya sel tertentu kemudian membentuk tunas. Tunas yang terbentuk memisahkan diri
dari induknya kemudian lama-kelamaan akan terbentuk koloni poriIera sehingga Iragmen-
Iragmen kecil melepaskan diri dari spons induk dan menempel pada substrat, kemudian pada
kondisi yang tepat tunas (gemmulae) menetas dan sel-sel di dalamnya keluar serta
berdiIerensiasi membentuk spons baru. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin
di dalam tubuh poriIera yang hidup di air tawar. Ketika keadaan lingkungan membaik,
gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. PoriIera dapat membentuk individu baru
dengan regenerasi. Gemmulae juga terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak
menguntungkan, misalnya dalam kondisi kekeringan atau dingin. Dalam kondisi tersebut,
poriIera dapat membentuk emmulae atau butir benih. Jika PoriIera mati, gemmulae ini akan
keluar dan tumbuh menjadi individu baru.
Menurut Yatim (1993), bahwa proses regenerasi sebagai berikut : 1. Darah mengalir
menutupi pernukaan luka lalu membentuk scap yang siIatnya melindungi. 2. Epitel kulit
menyebar di permukaan luka di bawah scab sel epitel bergerak secara nuboid. utuh waktu
dua hari agar kulit lengkap menutupi luka. 3. RedeIerensiasi sel-sel jaringan di sekitar luka,
sehingga menjadi bersiIat muda kembali dan pluripotent, untuk membentuk berbagai jenis

jaringan baru. 4. Pembentukan blastoma, yakni kuncup regenerasi pada permukaan bekas
luka, scab yang ada mungkin sudah lepas waktu itu. 5. RediIerensiasi sel-sel deIerensiasi,
serentak dengan poliIerasi sel-sel blastoma itu.
Spons memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi dengan cara memotong koloni. Potongan
potongan koloni tersebutlah yang dapat tumbuh kembali menjadi individu yang Iungsional.
Pada spons terjadi regenerasi dari Iragmen yang putus, meskipun ini bekerja hanya pada
potongan-potongan termasuk jenis sel tertentu. eberapa spesies berkembang biak dengan
tunas. Ketika kondisi memburuk, misalnya penurunan suhu secara drastis, banyak spesies air
tawar dan laut yang menghasilkan beberapa gemmules, "kelangsungan hidup" sel
terspesialisasi yang tetap terbengkalai sampai kondisi meningkatkan dan kemudian bentuk
yang sama sekali baru atau spons recolonize kerangka orang tua mereka.
Seksual : Perkembangbiakan generatiI berlangsung secara anisogami,yaitu dengan
peleburan gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet) secara internal.
Masing-masing individu menghasilkan sperma dan ovum. Kedua sel kelamin terbentuk dari
perkembangan sel arkeosit ( sel amebosit khusus ) atau koanosit. Sel-sel sperma dilepaskan
ke dalam air, kemudian masuk ke tubuh spons lain bersama aliran air melalui ostium untuk
melakukan Iertilisasi. Hasil pembuahan berupa zigot yang terjadi di Mesoglea, yang akan
berkembang menjadi larva bersilia. Larva tersebut akan keluar dari tubuh poriIera induk
melalui oskulum, kemudian akan berenang menjauhi induknya dan melekat di dasar perairan
untuk tumbuh menjadi dewasa
Menurut Sudarwati (1990), regenerasi dipengaruhi oleh beberapa Iaktor antara lain :
1. Temperatur, dimana peningkatan temperatur sampai titik tertentu maka
akan meningkatkan regenerasi.
2. Makanan, tingkat regenerasi akan cepat jika memperhatikan aspek
makanan. Makanan yang cukup dapat membantu mempercepat proses
regenerasi.

You might also like