You are on page 1of 5

$9 f

Etika Saat Berbeda Pendapat


1. khlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat.
Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.2. Mengembalikan
perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah. Karena Allah
Subhannahu wa Ta'ala telah berfirman yang artinya:
"Dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah
(Kitab) dan Rasul. (An-Nisa: 59).
3. Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh
buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.
4. Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara
menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan
tafsiran yang baik.
5. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah
penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.
6. Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-
catatan yang dialamatkan kepada anda.
7. Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasala-han khilafiyah dan fitnah.
8. Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah-
membantah dan kasar menghadapi lawan.
(Dikutip dari Judul Asli Al-Qismu Al-lmi, penerbit Dar Al-Wathan, penulis Syaikh Abdullah
bin Abdul Aziz bin Baz, versi ndonesia Etika Kehidupan Muslim Sehari-hari)
Berbeda Pendapat itu Indah
by fadlymuin on February 8, 2010
Apakah anda setuju bahwa berbeda pendapat itu indah?
Tiga hari belakangan ini. Blog saya sangat akrab dengan kata Pendapat. Sebelumnya saya
membuka kesempatan untuk menerima Jajak Pendapat dari rekan-rekan sekalian.
Sekarang saya coba lagi mengangkat tema Pendapat, dalam Perspektif "esensi perbedaan".
Bahwa prinsipnya berbeda itu indah.
Posting kemarin, yang di tulis oleh mas Agus Siswoyo yang mengangkat tema Blogger
Moralis. Cukup menarik respon kritis dari berbagai teman-teman blogger.
Tidak seperti biasa, kolom komentar rata-rata panjang dan argumentatif. Saya sendiri, cukup
tercengang dan terpaku melihat respon yang luar biasa itu. Apa yang bisa terlihat disitu?
Perbedaan pendapat. Bener tidak? (koreksi jika saya salah)
$9 f

Seperti yang sudah saya tulis di kolom komentar, bahwa saya tadinya tidak menyetujui
artikel mas Agus itu. Sebab kalau saya lihat dari pengamatan saya. Artikel ini berpotensi
menjadi perdebatan panjang. Karena tema yang di angkat termasuk popular. Tapi karena
saya tak ingin menjadi blogger egois dan tidak menghargai perbedaan pendapat, makanya
artikel itu saya approve.
Sebenarnya saya cukup letih berada dalam lingkaran "perbedaan yang berkepanjangan.
Hampir lima tahun kuliah di fakultas ilmu politik, cukup membuat otak saya tak asing lagi
dengan perbedaan-perbedaan. Mempertentangkan nilai-nilai, kebenaran, relativitas,
moralitas dan faham-faham lain yang cukup dalam untuk di perbincangkan. Tapi bukan
berarti saya anti berbeda pendapat. Tidak sama sekali. Cuma saya rasa porsinya agag saya
kurangi.
Karena dua artikel sebelumnya yang lekat dengan wacana perbedaan. Saya pun akhirnya
mencari referensi di google dengan kata kunci perbedaan pendapat. Hal ini saya lakukan
semata-mata sebagai tambahan ide agar saya mendapatkan pemahaman yang obyektif
tentang arti perbedaan pendapat.
ari beberapa artikel yang saya baca, di campur dengan subyektifitas saya sendiri. saya
berkesimpulan bahwa,
Perbedaan itu adalah suatu keniscayaan. Perbedaan pendapat itu suatu kejadian yang pasti
terjadi. Tak ada manusia yang tidak berbeda. Secara fisik anak kembar mungkin bisa
serupa, namun secara mental, anak kembar belum tentu sama.
Jangankan anak kembar, jika kebetulan kita masuk ke suatu ruangan dan menemukan ada
orang yang berpakain percis dengan cara berpakaian kita. rasanya agag gimana gitu.. ada
rasa canggung dan salah tingkah. tu pengalaman saya kalau bertemu dengan seseorang,
yang kebetulan, berpakaian sama dengan saya waktu itu. Pesannya adalah, "saya tidak
ingin sama.
4nt4h Iain,
Hubugan cinta suami istri, beberapa kali saya membaca dan mendengar, baik di majalah
Koran ataupun TV. Alasan sepasang suami istri memutuskan untuk menikah, katanya
karena ada persamaan pandangan. Merasa ada chemistry Namun belakangan, mereka
sering bertengkar. Kenapa? karena persamaan pandangan sudah mulai tidak sama. Mulai
Berbeda!
Ringkasnya, sampai kapanpun kita akan sering mengalami perbedaan. Termasuk dalam
lingkungan yang mungkin kita anggap aman-aman saja. harmonis dan tidak ada
pertentangan yang berarti. Kita baru sadar, jika perbedaan itu sudah meruncing dan
mengancam perpecahaan yang menyedihkan.
Makanya perbedaan pendapat bagi saya tetap merupakan suatu kejadian yang indah. Sejuk
dan menyegarkan. ika! perbedaan itu di bentengi dengan perasaan yang baik. dengan
asumsi yang positif. Dengan maksud yang jauh dari unsur-unsur pemecahan. Perbedaan
bisa di sikapi sebagai elemen pelengkap bagi keterbatasan kita sebagai individu.
Sedangkan dalam konteks mempertentangan "kepentingan". Ini adalah hal lain yang perlu di
kupas dalam kesempatan berbeda. Sebab unsure "kepentingan" disini akan sangat
subyektif. Walaupun argumentasinya mengandung pemikiran yang obyektif. mohon hal ini
disadari sebagai wacana yang berbeda.
$9 f

Mungkin sekian dulu respon saya tentang hakikat berbeda pendapat. Jika di rasa kurang
dalam dan kurang menggigit. Silahkan di perdalam dalam versi rekan-rekan.
Salam hangat..
erbeda itu indah..
Berbeda pendapat
4Ieh: arius
Perbedaan dalam alam semesta adalah sunnatullah yang membuat kehidupan menjadi
harmonis. Perbedaan warna membuat kehidupan menjadi indah, kita tidak akan dapat
mengetahui putih jika tidak pernah ada hitam, merah, hijau dan warna lainnya. Kita tidak
akan dapat bekerja dengan baik jika jari-jari tangan kita ukuran dan bentuknya sama, seperti
telunjuk semua misalnya, atau kita akan kesulitan mengunyak makanan jika bentuk gigi kita
semuanya sama, taring semua misalnya, dan seterusnya. Demikianlah harmoni kehidupan,
alam semesta menjadi indah ketika ada perbedaan wujud dan fungsinya. Perbedaan itu
dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok berikut ini :
Pertama, perbedaan pada dzatuddin (esensi) dan Ushul (dasar-dasar) prinsipil. Perbedaan
ini diisyaratkan Allah : "Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat
yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi
rahmat oleh Tuhanmu." QS. 11:118-119). nilah perbedaan yang menghasilkan perbedaan
agama seperti, Yahudi, Nasrani, Majusi dan sebagainya. Dan untuk itulah Allah utus pada
Nabi dan Rasul untuk menilai dan meluruskan mereka. Firman Allah : "Manusia itu adalah
umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi sebagai
pemberi kabar gembira dan pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan...." (QS. 2 : 213)
Kedua, perbedaan umat slam pada qaidah kulliyah (kaidah umum). Perbedaan ini muncul
setelah terjadi kesepakatan pada dasar prinsipil agama slam. Perbedaan pada masalah
inilah yang dapat kita fahami dari hadits nabi yang memprediksikan terjadinya perpecahan
hingga tujuh puluh tiga golongan. Perbedaan ini lebih terjadi pada minhaj (konsep) akibat
infiltrasi ajaran agama dengan konsep lainnya. Seperti akibat infiltrasi konsep Yahudi, faham
materialis, Buddhis dan sebagainya. Rasulullah memberitahukan bahwa di antara umat ini
ada yang mengikuti umat sebelumnya sejengkal demi sejengkal hingga tidak ada lagi
eksistensi agama ini kecuali tinggal namanya. Perbedaan ini berada dalam rentang dhalal
(sesat) dan hidayah (benar), sunnah dan bid'ah. Seperti perbedaan Ahlussunnah dan
Mu'tazilah, Qadariyah, Rafidhah dan sebagainya.
Ketiga, perbedaan pada furu'iyyah (cabang). Perbedaan ini muncul pada tataran aplikatif,
setelah terjadi kesepakatan pada masalah-masalah dasar prinsipil dan kaidah kulliyah.
Perbedaan aplikasi ini sangat mungkin terjadi karena memang Allah telah jadikan furu'
(cabang) syari'ah agama terbuka untuk dianalisa dan dikaji aplikasinya. Al hasan pernah
ditanya tentang ayat : "...mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang
diberi rahmat oleh Allah...." (QS 11 : 118-119), ia katakan, "Adapun orang-orang yang telah
memperoleh rahmat Allah, maka mereka tidak akan berselisih dengan perselisihan yang
membahayakannya." Karena perbedaan pada tataran aplikasi ini suatu keniscayaan, Allah
memberikan referensi dasar untuk menjadi titik temu dari semua perbedaan pemahamam
$9 f

(QS 4:59). Maka perbedaan apapun yang muncul dalam tataran aplikasi/furu'iyyah harus
dikembalikan kepada kitab Allah, dan rasul-Nya semasa hidup atau kepada sunnahnya
setelah rasul wafat. Porsi perbedaan ini dilakukan oleh para Fuqaha (pakar figh) dalam
persoalan furu'iyyah setelah terjadi kesepakatan pada masalah ushul. Khilaf (perbedaan)
fiqhiy dalam masalah-masalah furu'iyyah tidak boleh menjadi sebab perpecahan,
permusuhan, dan kebencian. Setiap mujtahid telah memperoleh balasannya. Sabda Nabi,
"Jika seorang hakim berijtihad dan ijtihadnya benar maka memperoleh dua pahala, dan jika
ijtihadnya salah ia memperoleh satu pahala."

Menyikapi perbedaan
Dalam slam kejadian serupa pernah pula terjadi, seperti ijtihad Rasulullah pada peristiwa
qath'ulliynah (penebangan pohon kurma, QS 59:5), tebusan tawanan perang Badr (QS
8:67), dan sebagainya. Rasulullah SAW menyikapi perbedaan yang terjadi di kalangan
sahabat, dengan memberikan pembenaran kepada mereka yang berbeda pendapat dalam
ijtihad aplikatif. Seperti perbedaan pendapat dua sahabat yang diutus ke Bani Quraidhah,
antara yang shalat ashar di tengah perjalanan dan yang shalat menunggu sampai di tempat
tujuan setelah lewat waktu Ashar. Begitu juga sikap Nabi terhadap dua sahabat yang
berbeda pendapat tentang shalat dengan tayammum, karena tidak ada air. Kemudian
sebelum habis waktu shalat, mendapati air. Ada yang mengulang dan ada yang tidak.
Salafus-shalih menempatkan perbedaan pendapat ini sebagai salah satu bentuk rahmat
Allah. Umar bin Abdul Azis mengatakan, "Saya tidak suka jika para sahabat tidak berbeda
pendapat. Sebab jika mereka berada dalam satu kata saja tentu akan menyulitkan umat
slam. Merekalah imamah (para pemimpin) yang menjadi teladan, siapapun yang mengambil
salah satu pendapat mereka tentulah sesuai dengan Sunnah."
Boleh Dong Berbeda Pendapat.
Beberapa hari nggak ngelongok kompasiana , wah ternyata tambah ramai dan menyakinkan
tidak hanya diisi oleh para kompasianer dengan beragam tulisan dengan berbagai macam
bentuk dan thema tulisan , katagori yang berbeda serta cara penyampaian yang berbeda
dan dari sudut pandang yang berbeda pula, kreatif , informatif, aktual , terpercaya dan
kesemuanya itu menambah khasanah dan wawasan bagi para kompasianer lainnya.
Menulis dengan sudut pandang yang berbeda tidak dapat disalahkan begitu saja , ada dasar
atas penulisan tersebut ,terkadang tulisan itu ada karena melihat, membaca, mendengar ,
atau bahkan mengira-ngira dan lain sebagainya dan barulah diterjemahkan dalam bentuk
tulisan dan pasti berbeda pula cara penyajiannya baik bahasanya ya tergantung dari
enaknya si penulis.
Sebagai contoh yang sudah basi , ketika( maaf) anggap saja a orang Tuna Netra disuruh
menginterprestasikan bagaimana bentuk seekor Gajah ?
Apa yang terjadi : orang pertama menggambarkan bahwa gajah itu seperti batang pohon
kelapa yang tinggi dan besar ? pendapat ini dikarenakan yang dia pegang adalah kakinya
sehingga diapun menafsirkan seperti itu,
Orang Kedua, menggambarkan bahwa gajah itu seperti seperti binatang yang
memanjang,maklum orang ini memegang belallainya dan menggambarkan gajah itu seperti
ular yang panjang.
$9 f

Mungkin dari sini kita bisa melihat thema , bentuk suatu tulisan apapun dan bagaimanapun
mereka menerjemahkan dalam bentuk suatu tulisan ini tidak bisa dikatakan salah atau
menyimpang dari keadaan yang sebenarnya ,tergantung dari sudut pandang dia
menggambarkannya .
Untuk itulah segala apresiasi, tanggapan, komentar, masukan dan pendapat terhadap
bentuk penerjemahan ini benar-benar diperlukan untuk melihat kesesuaian dan kenyataan
yang sebenarnya guna menghindari interprestasi yang salah dan menyesatkan tentunya
dengan fakta dan bukti atas dasar pembuktian yang tepat.
Permasalahannya yang sering terjadi adalah dimana segala bentuk pendapat , opini , kritik
atau apaun namanya sering tidak diterima dengan baik sebagai bahan masukan atau
minimal sebagai bahan perbandingan apa yang sudah digambarkan atau ditulis itu sudah
sesuai dengan kenyataannya. Terkadang malah si pemberi pendapat ini di salah artikan
sebagai orang yang menghambat dan seterusnya.maklum tipe orang kan berbeda ada yang
bisa menerima pendapat orang lain, atau pendapat orang lain adalah hal yang biasa-biasa
saja , atau pendapat orang lain itu diabaikan sama sekali.
Padahal semakin banyak input justru akan membuat tulisan menjadi lebih berkualitas dan
bermutu ,akurat dan bahkan tulisanpun akan menjadi lebih sempurna atas itu.
nti dari tulisan ini, jangan pernah takut untuk menulis dan menggambarkan apapun, kalau
pun tulisannya ada yang salah ,kurang atau bahkan terlalu berlebihan , tidak usah khawatir
para Kompasianer lainnya pasti dengan segala kerendahan hati akan memberi masukan-
masukan terbaiknya guna penyempurnaan tulisan yang kita tulis.
....Dari Saya Seorang yang baru belajar menulis,yang tak bisa Menulis. Dengan baik

You might also like