You are on page 1of 6

PATOFISIOLOGI Hepatitis, penyakit hati yang biasanya sembuh sendiri dan tanpa komplikasi, disebabkan oleh agens virus.

Virus hapatitis dapat digolongkan menjadi 5 jenis : hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan hepatitis E (HEV). Hepatosit (sel epitel hati) dirusak secara langsung oleh virus atau oleh respon imun tubuh terhadap virus; pada penyakit ini terjadi perubahan fungsi seluler yang menimbulkan inflamasi. Nekrosis dan autolisis hati. Regenerasi sel terjadi jika sel sel yang rusak dibuang oleh fagositosis. Biasanya penyembuhan terjadi dengan sedikit sekali meninggalkan kerusakan, meskipun dapat juga berkembang menjadi hepatitis kronis dan sirosis. HEPATITIS A Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang paling menular. Hepatitis ini ditularkan terutama melalui rute fekal-oral, dan dapat juga ditularkan melalui pengolahan makanan yang kurang bersih, makanan yang terkontaminasi limbah. Penyakit ini jarang tertularkan melalui transfusi. Ada laporan tentang epidemi hepatitis A yang terjadi di institusi atau tempat perawatan anak seperti penitipan anak, sekolah, dan asrama anak anak yang mengalami retradaksi mental. Masa inkubasinya kira kira 1 bulan. Ikterus muncul 4 sampai 6 minggu setelah terpajan. Anak tersebut menular sampai 2 minggu sebelum awitan ikterus karena konsentasi virus yang tinggi didalam feses sebelum gejala definitif mulai muncul. Keadaan menular ini berlangsung terus sampai 1 minggu setelah timbul ikterus. Hepatitis A bermanifestasikan berbagai gejala; jarang (10 % dari kasus) yang menjadi hepatitis menahun. Anak anak mungkin menunjukkan sedikit gejala atau bahkan asimtomatik. Anak hepatitis A jarang yang dihospitalisasi, dan tidak diketahui adanya status karier. HEPATITIS B DAN HEPATITIS C Kedua virus ini ditularkan melalui darah atau turunan darah dan sekret tubuh (semen, liur, asi, urin). Hepatitis B paling banyak terjadi pada populasi anak anak berikut ini: (1) bayi dari ibu yang karier kronik dari antigen virus HbsAG, (2) anak anak yang sering ditransfusi atau hemodialisis (dapat pula berkembang hepatitis C), (3) anak anak terlibat penyalahgunaan obat yang dipakai melalui IV (dapat pula menderita hepatitis C), (4) anak anak panti, dan (5) anak anak pra-sekolah didaerah endemik. Masa inkubasinya 2 sampai 6 bulan. Anak dengan hepatitis C biasanya tanpa gejala. Keadaan karier dan perkembangan penyakit hati yang kronik dapat terjadi pada hepatitis B dan C. HEPATITIS D Virus ini hanya dapat menimbulkan infeksi dan manifestasi klinis jika terdapat infeksi hepatitis B. Virus ini hidup sebagai parasit pada hepatitis B. Koinfeksi dengan hepatitis D meningkatkan beratnya infeksi hepatitis B, perjalanan penyakitnya lebih membahayakan dan meningkatkan potensi untuk menjadi penyakit hati kronik. Hepatitis D paling sering terjadi pada orang orang penderita hemofilia dan pecandu obat dengan suntikan (iv). HEPATITIS E Hepatitis E adalah epidemik atau hepatitis non-A, non-B yang ditularkan secara enterik. Penularan terjadi melalui air yang terkontaminasi dan sering terjadi setelah bencana alam dinegara negara berkembang. Tidak ada uji diagnostik, sehingga untuk mengetahui adanya penyakit ini, hepatitis yang lain haruslah dikesampingkan.

INSIDEN 1. Kira kira 90% anak anak yang masih kecil dan bayi dengan hepatitistidak tampak ikterus. 2. 10% anak dengan hepatitis B akan menjadi hepatitis kronik. 3. Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang paling umum terjadi pada anak. 4. Kira kira 30.000 kasus hepatitis A dilaporkan setiap tahunnya; mereka hanya mewakili sebagian kecil kasus yang ada sebenarnya.
5. Negara tropis dan yang sedang berkembang memiliki insiden lebih tinggi dari negara

industri dan yang didaerah beriklim sedang. 6. Kira kira 200.000 orang, terutama dewasa muda, terkena hepatits B setiap tahunnya. 7. Insiden hepatitis D sulit ditetapkan karena muncul bersamaan dengan hepatitis B dan tidak mudah didiagnosis. MANIFESTASI KLINIS Hepatitis A 1. Penyakit demam akut. 2. Ikterus (muncul saat demam mereda) 3. Anoreksia 4. Mual muntah 5. Malaise 6. Urin gelap (sebelum terjadi ikterus) 7. Anak dibawah usia 3 tahun, sering tanpa gejala 8. Hapatomegali 9. Splenomegali Hepatitis B,C,D, dan E 1. Awitan tersembunyi dan berbahaya 2. Ikterus 3. Anoreksia 4. Malaise 5. Mual 6. Akrodermatitis papular (sindrom Gianotti-Crosti) 7. Gejala prodromal-atralgia, atritis, ruam eritema makulo-papular. 8. Poliarteritis nodosa. 9. Glomerulonefritis.

10. Hepatitis Dmemperhebat gejala hepatitis B dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi kronik. 11. Hepatitis C ditandai infeksi asimtomatik ringan dewasa awitan ikterus dan malaise yang tersembunyi. Komplikasi. Hepatitis A 1. Berkembang menjadi penyakit fulminas(jarang) 2. Ensefalopati . 3. Anemia aplastik. Hepatitis B dan C 1. Kanker hepatoseluler. 2. Gagal Hati. 3. Anemia aplastik. 4. Sirosis. 5. Hepatitis berat. 6. Nekrosis hepatik masif. 7. Status karier (infeksi virus persisten tanpa gejala) 8. Penyakit hati kronik (pada 50% pasien dengan hepatitis C) Hepatitis D 1. Hepatitis fulminas. 2. Gagal hati. 3. Status karier. Uji laboratorium dan diagnostik. 1. Serum glutamic-oxaloacetic transaminase (SGOT)- meningkat. 2. Serum glutamic-pyruvic transaminase (SGPT)-meningkat. 3. Bilirubin meninggi. 4. Antibody IgM (antibody virus hepatitis A dan IgM anti hepatitis A)- diagnostik untuk hepatitis A.
5. Antibody IgM (antigen inti hepatitis B;IgM,anti-HBS)

6. Antibody IgM (anti body virus hepatitis A dan anti hepatitis)- menunjukkan kerentanan atau pernah terpajan hepatitis A.
7. Titer HBsAg diagnostik untuk hepatitis B; jika bertahan lebih dari 6 bulan ,

menunjukkan hepatitis B kronik yang akut.


8. Titer anti-HBsAg diagnostik untuk hepatitis kronik.

9. Anti-HBS adanya zat anti ini menunjukkan pemulihan dan imunitas terhadap

hepatitis B. 10. Anti-Hbe bila ada menunjukkan titer rendah terhadap hepatitis B dan penularan penyakit yang insufisien. 11. Anti-HCV (IgG, IgM) diagnostik untuk hepatitis C, kira kira dua pertiga orang dengan HVC tidak akan membentuk antibodi selama 5 sampai 12 bulan setelah infeksi. 12. Aminotransferase aspartat (AST) meningkat pada hepatitis akut. 13. Aminotransferase alanin (ALT) meningkat pada hepatitis akut. Penatalaksanaan Medis Pengobatan yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda tanda gagal hati yang membahyakan (gelisah, perubahan kepribadian, letargi, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi IV, studi laboratorium yang berulangkali , dan pemeriksaan fisik terhadap perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit. Berikut ini adalah obat obatan yang dapat digunakan: 1. Globulin imun (Ig) digunakan sebagai profilaksis sebelum dan sesudah terpajan hepatitis A (diberikan dalam waktu 2 minggu setelah pemajanan) 2. HBIG diberikan sebagai profilaksis setelah pemajanan (tidak divaksinasi : diberikasn per IM dan mulai dengan vaksin HB. Divaksinasi : diberikan per IM ditambah dosis booster. Perinatal : 0,5 ml per IM dalam 12 jam setelah kelahiran).
3. Vaksin hepatitis B ( Heptavax-B) digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B

(perinatal : diberikan per IM dalam 12 jam setlah kelahiran ; diulangi pada usia 1 dan 6 bulan. Anak anak yang berusia kurang dari 10 tahun : tiga dosis IM [paha anterolateral/deltoid]; dua dosis pertama diberikan berselang 1 bulan , dan booster diberikan 6 bulan setelah dosis pertama. Anak anak yang berusia lebih dari 10 tahun : diberikan tiga dosis kedalam otot deltoid. Perhatikan bahwa anak yang menjalankan hemodialisis jangka panjang dan anak dengan syndrom Down harus divaksinasi secara rutin karena tingginya resiko memperoleh infeksi hepatitis B ini.) Pengkajian keperawatan 1. Lihat bagian pengkajian gastrointestinal dalam hepatitis A. 2. Kaji area area ikterus kulit dalam sklera. 3. Kaji status nutrisi. Diagnosa keperawatan. Kurangi volume cairan. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh. Nyeri Gangguan penatalaksanaan pemeliharan di rumah.

Kurang pengetahuan.

Intervensi keperawatan 1. Berikan dan pertahankan asupan cairandan makanan yang adekuat. a. Pantau adanya tanda tanda dehidrasi. b. Pantau dan catat asupan keluaran. c. Beri makanan sedikit tapi sering; mungkin diperlukan obat antiemetik. d. Berikan makanan kesukaan anak. 2. Cegah infeksi sekunder a. Hindari kontak anak dengan sumber infeksi. b. Gunakan dan anjurkan tehnik mencuci tangan yang baik. c. Pantau adanya tanda tanda infeksi. d. Berikan waktu untuk istirahat. 3. Cegah atau kontrol penyebaran hepatitis. a. Rujuk ke prosedur institusi tentang teknik isolasi.
b. Suntikan orang orang yang terpajan hepatitis selama inkubasi.

1) Globulin imun 2) Vaksin HBIG. c. Berikan vaksinasi hepatitis B pada orang orang yang beresiko tinggi. 4. Berikan obat pereda sakit dan lakukan tindakan tindakan yang memberikan rasa nyaman. a. Posisi yang nyaman b. Menghindari palpasi abdomen yang tidak perlu (hepatomegali dan splenomegali) 5. Pamtau adanya perdarahan. a. Pantau studi koagulasi. b. Vitamin KIM mungkin juga diinstruksikan. 6. Pantau anak dengan cermat terhadap kemungkinan memburuknya keadaan menjadi hepatitis fulminans. a. Perubahan perilaku. b. Letargi. c. Koma.

Perecanaan pulang dan perawatan di rumah. 1. Pastikan bahwa semua anggota keluarga dan lainnya yang terpajan terhadap anak mendapat suntikan Lg atau HBIG.
2. Instruksikan orang tua dan anak tentang tanda dan gejala hepatitis agar dapat

mengamatinya pada merekayang terpajan anak tersebut. 3. Beri penjelasan pada orang tua tentang cara cara melakukan tindakan kesehatan dirumah. 4. Rujuk ke perawat kesehatan masyarakat atau perawat komunitas untuk mengkaji penggunaan tindakan pencegahan terhadap hepatitis. Hasil yang diharapkan 1. Fungsi gastrointestinal dan hati anak kembali normal. 2. Anak kembali ketingkat aktivitas normal tanpa kekambuhan hepatitis. 3. Anak dan keluarga memahami instruksi perawatan dirumah, perjalanan penyakitnya, instruksi untuk mencegah penyebaran atau kambuhnya penyakit, serta pentingnya pemeriksaan tindak lanjut. Referensi American Academy of Pediatrics: Report of the Committee of Infectious Diseases,Elk Grove Village, III, 1994, The Academy Berhman R, kliegman R; Nelson Essentials of pediatrics, ed 2, Philadelphia, 1994, WB Saunders. Hazinski MF: Nursing care of the critically ill child, ed 2, St. Louis,1992, Mosby. Ingalls A, Salerno M: Maternal and child health nursing, ed 7, St Luois,1991, mosby. Lisanti P.Talotta D: An overview of viral hepatitis, AORN J 59 (5): 97,1994

You might also like