You are on page 1of 13

PERCOBAAN 2

ASIDI ALKALIMETRI
I. TUJUAN
Menetapkan kadar suatu senyawa obat dalam sampel menggunakan prinsip reaksi
asam-basa.

II. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah buret, statiI, erlenmyer,
gelas ukur, timbangan, spatula, beaker glass dan kertas perkamen.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah indicator IenolItalein,
indicator metal-jingga, asam sitrat, asam asetat, etanol, aquades, Na
2
CO
3
, HCl,
NaOH,

III. DATA PENGAMATAN
Kadar HCl
E =
, o orbono
ron ,


=
,
, ,

= ,
Kadar HCl 2
E =
,
,9 ,

= ,8
Kadar HCl 3
E =
,
,8 ,

= ,8
O S`S ^S`S kSVS^ BCl =
0,076+0,081+0,084
3

=
0,241
3
= ,8
O Kadar HCl 1
=
mg NS
2
C0
3
H NS
2
C0
3
ml Bcl ySZg VguZSkSZ

=

,

= ,9
Kadar HCl 2
=

,9

= ,
Kadar HCl 3
=

,8

= ,

O Rata-rata kadar HCl =
0,0590,064+0,066
3

=
0,189
3
= ,

8am Sitrat
a. Titrasi asam sitrat
O Titrasi 1
Volume : 25,5 ml
Warna : merah muda
O Titrasi 2
Volume : 22,7 ml
Warna : merah muda
O Titrasi 3
Volume : 24,1 ml
Warna :merah muda
O Titrasi 4
Volume : 22,5 ml
Warna : merah muda
O Titrasi 5
Volume : 23,7 ml
Warna : merah muda
b. Kadar asam sitrat
Kadar =
mI Nu0H.N Nu0H.7,005.100%
mg sumpcI . 0,1

O Titrasi 1
Kadar =
25,5 mI . 0,069 . 7,005 . 100 %
150 . 0,1
201,25
O Titrasi 2
Kadar
22,7 mI . 0,169 . 7,005 . 100%
150 . 0,1
179,16
O Titrasi 3
Kadar =
24,1 mI . 0,169 . 7,005 . 100%
150 . 0,1
190,20
O Titrasi 4
Kadar
22,5 mI . 0,169 . 7,005 . 100 %
150 . 0,1
177,5
O Titrasi 5
Kadar
23,7 mI . 0,169 . 7,005 . 100%
150 . 0,1
187,5

x X d (x x) d
2

177,58 3,68 13,54
179,16 181,26 2,1 4,41
187,05 5,79 33,52
11,57 51,47
=
,

= ,89

=
_
,

= ,
Eoro oo o =

> ,
O 9,% -
190,20-181,26
2,89
= ,9 > , - oo
O ,% -
201,25-181,26
2,89
= ,9 > , - oo
Hasil Akhir
Koor = _. V
= 8, _ (,8.,V)
= 8,% _9,

2 8am Sali8ilat
No. Berat sampel Volume NaOH Kadar ()
1. 250 mg 16,9 mL 157,79
2. 250 mg 15,7 mL 146,58
3. 250 mg 17,4 mL 162,64
4. 250 mg 17 mL 158,72
5. 250 mg 17.2mL 160,59

Perhitungan :

Kadar Salisilat 1 mL NaOH x N naOH x 13,812 x 100
mg sampel x 0,1
16,9 mL x 0,169 x 13,812 x 100
250 x 0,1
157,79
Kadar Salisilat 2 mL NaOH x N naOH x 13,812 x 100
mg sampel x 0,1
15,7 mL x 0,169 x 13,812 x 100
250 x 0,1
146,58
Kadar Salisilat 3 mL NaOH x N naOH x 13,812 x 100
mg sampel x 0,1
17,4 mL x 0,169 x 13,812 x 100
250 x 0,1
162,46
Kadar Salisilat 4 mL NaOH x N naOH x 13,812 x 100
mg sampel x 0,1
17,0 mL x 0,169 x 13,812 x 100
250 x 0,1
158,72
Kadar Salisilat 5 mL NaOH x N naOH x 13,812 x 100
mg sampel x 0,1
17,2 mL x 0,169 x 13,812 x 100
250 x 0,1
160,59

Data ke-2
146,58-159,89
1,64
8,11 Ditolak, karena
x-x
d
,
x d
2

157,79
159,89
2,10 4,41
162,64 2,57 6,60
158,72 1,17 1,37
160,59 0,70 0,49
_ 6,54 _ 12,87
d
6,54
4
1,64
SD _
12,87
3
2,07
Hasil Akhir :
Kadar asam salisilat sampel x t. SD / Vn
159,89 3,812 . 2,07/V
159,89 3,80

Larutan Campuran

No Titrasi Volume
titran
sebelum
dipanaskan
Perubahan
warna
indicator(met
il jingga)
Volume
titran
setelah
dipanaska
n
Perubahahn
warna
indicator(pp
)
Kadar
Na
2
CO
3

Kadar
NaO
H
1 Tabung 1 6mL Kuning-
jingga
2,6mL Merah-
bening
72,78

42,02

2 Tabung 2 5,6mL Kunig-jingga 2,4mL Merah-
bening
68,51

38,78

3 Tabung 3 5,4mL Kuning
jingga
2,7mL Merah
bening
57,80

43,63



Perhitungan
1. Kadar Na
2
CO
3

Tabung 1
=


(o pp)E %
sop

=


( ,) , ,99 %


= ,8%

Tabung 2
=


(, ,) , ,99 %


= 8,%

Tabung 3
=


(, ,) , ,99 %


= ,8%

Rata rata kadar Na
2
CO
3

=
,8% +8,% +,8%


= ,%

2. Kadar NaOH
Tabung 1
=


pp o %
sop

=


, , %


= ,%

Tabung 2
=


, , %


= 8,8%

Tabung 3
=


, , %


= ,%

Rata rata kadar NaOH
=
,% +8,8% +,%


= ,%




IV. PEMBAHASAN
Praktikum kimia analisis kali ini berjudul 'Asidi-Alkalimetri. Pada praktikum
ini kita menetapkan kadar suatu senyawa obat dalam suatu sampel mengunakan prinsip
reaksi asam-basa. Analisis adalah pemeriksaan atau penentuan sesuatu bahan dengan
teliti. Analisis ini dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu analisis kuantitatiI dan analisis
kulitatiI. Analisis kulitatiI adalah pemeriksaan sesuatu berdasarkan komposisi atau
kualitas, sedangkan analisisi kuantitatiI adalah pemeriksaan berdasarkan jumlahnya
atau kuantitinya . Pada saat ini yang dibahas hanyalah analisis kuantitatiI. Salah satu
cara analisis kuntitatiI adalah titirimetri, yaitu analisis penentuan konsentrasi dengan
mengukur volume larutan yang akan ditentukan konsentrasinya dengan volume larutan
yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti atau analisis yang berdasarkan pada
reaksi kimia dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari
reaksi-reaksi kimia. Reaksi pada penentuan ini harus berlangsung secara kuantitatiI
(Gandjar, 2009)
Titrimetri yang kami lakukan merupakan titrasi asam-basa atau asidi-
alkalimetri (netralisasi). Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni
reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal
dari basa untuk menghasilkan air yang bersiIat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan
sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
H

OH
-


H
2
O
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatiI terhadap senyawa-
senyawa yang bersiIat basa dengan menggunakan baku asam, sebaliknya alkalimetri
adalah penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersiIat asam dengan menggunakan
baku basa. Untuk menetapkan titik akhir pada proses netralisasi ini digunakan
indikator. Menurut W. Ostwald, indikator adalah suatu senyawa organik kompleks
dalam bentuk asam (Hin) atau dalam bentuk basa (InOH) yang mampu berada dalam
keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari
bentuk satu ke bentuk yang lain ada konsentrasi H

tertentu atau pada pH tertentu
(Gandjar, 2009)
Jalannya proses titrasi netralisasi dapat diikuti dengan melihat perubahan pH
larutan selama titrasi, yang terpenting adalah perubahan pH pada saat dan di sekitar
titik ekuivalen karena hal ini berhubungan erat dengan pemilihan indikator agar
kesalahan titrasi sekevil-kecilnya (Gandjar, 2009)
Kurva titrasi netralisasi

Pada kurva titrasi di atas, mula-mula nilai pH naik secara lambat kemudian
bertambah lebih cepat pada saat menghampiri titik ekuivalen (pH7). Dari kurva ini
juga dapat diketahui bahwa indikator yang dapat dipakai adalah indikator yang
mempunyai perubahan warna antara pH 7 10 karena kesalahan titrasinya kecil (belum
berarti). Berikut adalah daItar indikator beserta perubahan warnanya pada rentang pH
tertentu (Gandjar, 2009)
No. Nama indikator Range pH Warna dalam Asam Basa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Timol biru(asam)
Metil jingga
Brom kresol hijau
Metil merah
Brom timol biru
Timol biru(basa)
FenolItalein
1,2 2,8
3,1 4,4
3,8 5,4
4,2 6,3
6,0 7,6
8,0 9,6
8,3 10,0
Merah Kuning
Merah Jingga
Kuning Biru
Merah Kuning
Kuning Biru
Kuning Biru
Tidak berwarna Merah

Umumnya titran adalah larutan standar elektrolit kuat, seperti NaOH dan HCl.
Titran atau larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan
pasti. Larutan baku biasanya ditempatkan pada alat yang namanya buret, yang sekaligus
berIungsi sebagai alat ukur volume larutan baku. Larutan baku ini ada 2 jenis yaitu
larutan baku primer dan larutan baku sekunder (Gandjar, 2009).
Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang
dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan
larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu.
Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat(C2H2O4
2H2O), Boraks(Na2B4O710 H2O), asam benzoat(C6H5COOH). Larutan baku
sekunder adalah larutan baku yang zat terlarutnya tidak harus zat yang tingkat
kemurniannya tinggi. Larutan baku sekunder ini konsentrasinya ditentukan berdasarkan
standarisasi dengan cara titrasi terhadap larutan baku primer. Sebagai larutan baku
sekunder dapat digunakan larutan basa atau asam dari senyawa anorganik misalnya
NaOH, HCl. Larutan baku sekunder ini umumnya tidak stabil sehingga perlu
distandarisasi ulang setiap minggu (Gandjar, 2009).
Pembuatan larutan baku sekunder HCl dengan larutan baku primer Na
2
CO
3
.
Pembuatan larutan baku primer dengan cara menimbang 0.02 gr Na
2
CO
3
kemudian
dilarutkan dalam 25 ml air. Larutan baku sekunder dibuat dengan melarutkan 8,5 ml
HCl dalam 1000 ml air. Larutan baku primer kemudian ditambahkan 2 tetes indikator
metil jingga sehingga berwarna kuning kemudian titrasi dengan larutan asam klorida
sampai berwarna merah muda sehingga dapat diketahui bahwa kadar HCl adalah 0,101
N. Sedangkan pembuatan larutan baku sekunder NaOH distandarisasi dengan larutan
baku primer asam oksalat. Larutan Baku primer dibuat dengan melarutkan 0,13 gr
Kristal asam oksalat dengan 25 ml air bebas CO
2
. Larutan baku sekunder dibuat dengan
melarutkan 4,001 gr NaOH dalam 1000 ml air bebas CO
2
. Kemudian larutan baku
primer dititrasi dengan larutan NaOH yang sebelumnya telah ditetesi dengan indikator
IenolItalein sehingga larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi merah muda
setelah mencapai tittik akhir titrasi. Kadar NaOH yang didapat dari pembakuan ini
adalah 0,169 N.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan
buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet
yang baik dan alami, Selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan
dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara
dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup, sehingga
ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat
pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada
berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat
mencapai 8 bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk
purut) (Anonim,2009).
Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
inIormasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam
2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga
gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi,
ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan
penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak
ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam
dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan
air (Anonim,2009).
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih.
Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk
monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat.
Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk
monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat
tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 C
(Anonim,2009).
Secara kimia, asam sitrat bersiIat seperti asam karboksilat lainnya. Jika
dipanaskan di atas 175 C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan
air. Titik lebur asam sitrat, yaitu 426 K (153 C) (Anonim,2009).



langkah-langkah penetapan kadar asam sitrat adalah menimbang asam sitrat
sebanyak 150 mg, kemudian dilarutkan dalam 50 ml air, diaduk supaya homogen.
langkah selanjutnya, yaitu larutan asam sitrat yang telah dibuat (tidak berwarna)
tersebut ditambah indikator IenolItalein sehingga tidak berubah warna (tidak berwarna),
kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,169 N sampai warna larutan asam
sitratnya menjadi berwarna merah muda. hal itu berarti menunjukan bahwa sudah
mencapai titik akhir titrasi. Pemilihan indikator IenolItalein karena dilakukan
alkalimetri sehingga menggunakan indikator basa yaitu IenolItalein. penggunaan
indikator IenolItalein, yaitu untuk menentukan titik akhir pada titrasi yang dilihat dari
perubahan warnanya.
CH
2
-COOH CH
2
-COONa
HOC-COOH 3NaOH HOC-COONa 3H
2
O
CH
2
-COOH CH
2
-COONa
Hasil percobaan penentuan kadar asam sitrat, yaitu 181,26 9,314. kadar
asam sitrat yang diperoleh dari percobaan ini kurang sesuai dengan literatur, yaitu tidak
kurang dari 99,5 dan tidak lebih dari 100,5 . Ketidaksesuaian ini disebabkan oleh
kadar larutan baku NaOH yang digunakan bukan 0,1 N, tetapi 0,169 sehingga
mempengaruhi hasil yang diperoleh (Anonim, 1995).





V. KESIMPULAN
1. Penetapan kadar asam salisilat menggunakan metode alkalimetri.
2. Pasil kadar asam sitrat yang diperoleh dari praktikum kali ini, yaitu 181,26
9,314, sedangkan kadar asam sitrat menurut Iarmakope adalah tidak kurang dari
99,5 dan tidak lebih dari 100,5 .







































DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. armakope Indonesia Edisi IJ. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim. 2009. Asam Sitrat. Http://www.wikipedia.org. Diakses tanggal, 3 Desember
2009.
Gandjar, Ibnu Ghalib dan Abdul Rohman. 2009. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.

You might also like