You are on page 1of 1

erbedaan pendapat atau perbedaan keputusan dalam hukum Islam diantara ulama Iiqh (ikhtilaf

al-fuqaha) merupakan kebiasaan sejak awal. Bahkan, ketika nabi Muhammad SAW. masih
hidup, perbedaan itu telah terjadi. Yaitu, ketika sahabat Nabi terjadi perbedaan dalam memahami
perintah Nabi atau dalam memahami teks al-Qur'an, Nabi dalam beberapa hal membiarkannya.
ini dipahami sebagai diperbolehkannya terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan hukum
Islam sejak awal.

(Ikhtilaf al-fuqaha) kemudian telah didiskusikan sejak masa sahabat dan juga ditulis sejak masa
yang sangat awal. Buku tentang (ikhtilaf al-fuqaha) juga bertambah terus. Dalam
perkembangannya itu, penulis mengelompokkan tulisan, termasuk buku, mengenai (ikhtilaf al-
fuqaha) itu pada dua kelompok : pertama, penulis menyebut dengan polemical (model polemik)
dan kedua descriptive (model deskriptiI). Yang pertama polemical bertujuan untuk melemahkan
pendapat pemikir atau ulama madhab yang lain. Dimuatnya pendapat orang atau madhab lain
dengan maksud untuk menjelaskan kelemahan-kelemahan yang ada untuk dikritik dan
dilemahkan yang kemudian untuk mengatakan bahwa pendapatnya sendirilah yang lebih kuat
dan hebat. Yang kedua, si penulis sekedar menguraikan apa adanya tentang apa yang terjadi
mengenai perbedaan pendapat dalam penentuan hukum Islam itu. Penulis tidak mempunyai
target ataupun tujuan demi mengalahkan pendapat pemikir lain yang dikemukakan dan tidak pula
demi menguatkan pendapatnya. Namun semata-mata menginIormasikan kepada pembaca apa
yang terjadi mengenai perbedaan pendapat dalam penentuan hukum Islam itu.

Menurut hemat penulis, kini harus dilakukan studi kritis dan serius mengenai (ikhtilaf al-fuqaha).
Bahkan akan lebih baik jika (ikhtilaf al-fuqaha) itu menjadi sebuah topik atau bahkan semacam
sub-disipliln keilmuan yang dibahas secara serius dan detail. Menurut hemat penulis, kajian
mengenai (ikhtilaf al-fuqaha) jauh lebih diperlukan dibanding kajian mengenai ifma. Namun,
kini yang terjadi sebaliknya, ifma dibahas banyak orang dan secara panjang lebar; sedangkan
ikhtilaf sedikit sekali dibahas orang, apalagi yang bercirikan kajian kritis ini. Padahal, ifma itu
sudah tidak lagi realistik (kalau toh ada hanya sedikit dan dalam batasan yang sangat prinsip),
sementara itu ikhtilaf sangat realistik dan akan selalu terjadi sampai akhir nanti.

You might also like