You are on page 1of 6

BAB V PEMBAHASAN

Salah

satu kegiatan pokok dari keperawatan komunitas

adalah

melaksanakan asuhan kesehatan komunitas, melalui pengenalan masalah kesehatan masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan. Pengenalan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam keperawatan komunitas. Dengan ditemukannya masalah kesehatan yang ada melalui pengkajian yang komprehensif, diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC). Setelah dilakukan pengenalan masalah kesehatan melalui pengkajian, bersama-sama dengan warga masyarakat RW V di temukan masalah-masalah kesehatan di wilayah RW V adalah: 5.1 Masalah kesehatan lingkungan. Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air, saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan mendapat prioritas utama sebagai masalah yang harus segera diatasi. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa:

Sebanyak 10 % warga membersihkan bak mandi > 2 minggu, 27 % membersihkan bak mandi selama seminggu sekali Sebanyak 15% warga menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air kotor dan 37 % dibuang diselokan. Sebanyak 29,24% warga memiliki unggas dengan 19,23 %nya mempunyai kandang bersatu dengan rumah.

Masalah kesehatan lingkungan merupakan prioritas masalah karena dirasakan warga sebagai gangguan lingkungan sekitar dan mengancam kesehatan. Untuk menanggulangi masalah ini, maka bersama warga masyarakat diputuskan untuk dilakukan penyuluhan atau pendidikan kesehatan masyarakat

174

dalam rangka mengubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama perawatan kesehatan guna merubah perilaku dan kebiasaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke arah yang menguntungkan kesehatan. Adapun penyuluhan yang akan diberikan adalah tentang DHF dan Flu Burung. Rencananya, penyuluhan dilakukan pada saat rapat RT. Akan tetapi selama bulan Ramadhan rapat RT ditiadakan, maka penyuluhan diberikan pada pertemuan ibu-ibu PKK atau Dasawisma di tiap-tiap RT. Penyuluhan pemeliharaan kesehatan lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya promotif dalam ruang lingkup perawatan komunitas. Upaya ini harus dilakukan bersama-sama dengan masyarakat agar dicapai suatu hasil yang optimal. Namun dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hambatan antara lain: Masalah kesehatan lingkungan tidak dirasakan sebagai masalah bersama oleh seluruh warga di RW VI. Hal ini ditunjukkan dengan adanya salah satu RT yang menolak ketika akan diberi penyuluhan tentang DHF dan Flu Burung. Intervensi untuk masalah kesehatan kesehatan lingkungan yaitu dengan melakukan penyuluhan. Penyuluhan yang dilakukan adalah masalah DHF dan Flu Burung. Penyuluhan tersebut dilakukan di RT 02, 03, 04, 05, sedangkan untuk RT 01 dan 06 tidak dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan. Pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan, tidak sedikit kendala yang dihadapi mahasiswa. Kendala-kendala yang dihadapi antara lain:

Untuk RT 01, dengan keadaan lingkungan yang bersih dan sedikit


yang mempunyai unggas maka tidak dilakukan penyuluhan tentang DHF dan Flu burung karena tidak sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Tetapi meskipun tidak dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan tetap dilakukan penyuluhan dengan tema yang berbeda yaitu tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). Pertimbangan dilakukan penyuluhan dengan tema itu karena warga RT 01 banyak ibu-ibu muda sehingga pengetahuan itu sangat diperlukan. Setelah penyuluhan selesai kemudian dilakukan pembagian leaflet tentang Sadari.

Sedangkan untuk RT 06 juga tidak dilakukan penyuluhan karena


tidak adanya kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa untuk masuk dalam acara mereka karena banyaknya agenda yang harus

175

dibahas dalam pertemuan mereka tersebut. Oleh karena itu alternatif dari mahasiswa adalah dengan hanya memberikan leaflet tentang kesehatan lingkungan (DHF dan Flu burung). Setelah diberi penyuluhan, dilakukan evaluasi untuk mengetahui adakah peningkatan pengetahuan dari peserta mengenai masalah DHF dan Flu Burung. Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan nilai pada posttest dibandingkan dengan nilai pretest. Disamping itu, Lebih dari 60 % dari peserta yang hadir dengan aktif melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa rasa kepedulian peserta terhadap kesehatan lingkungan dan antusiasme untuk mencari tahu tentang informasi kesehatan terbaru sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya penyakit. 5.2 Masalah KIA Salah satu sasaran dari perawatan komunitas adalah kelompok khusus. Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah ibu hamil, bayi baru lahir, balita. Ciri masyarakat sehat salah satunya adalah mampu mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak Masalah pada kelompok khusus ini adalah kurangnya kesadaran ibu-ibu yang memiliki balita di lingkungan RW VI untuk datang ke posyandu secara rutin dan pemberian ASI secara eksklusif. Data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa 47 % memiliki balita dan 58 %nya tidak mengikuti penimbangan balita di Posyandu, sedangkan 29 %nya tidak memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dirasakan sebagai masalah yang perlu mendapat perhatian sebab kurangnya partisipasi ibu-ibu dalam penimbangan dan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan gangguan kesehatan serta tumbuh kembang balita tidak dapat dipantau dengan baik. Intervensi untuk masalah KIA sudah terlaksana semua sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Penyuluhan tentang ASI eksklusif dan pelatihan kader sudah dilakukan, dan kegiatan itu berjalan lancar. Kendala yang dihadapi saat melakukan intervensi adalah:

176

Kendala dalam melakukan penyuluh ASI eksklusif adalah


penyuluhan dilakukan beberapa kali dalam sehari karena mahasiswa tidak dapat mengontrol kedatangan peserta. Meskipun begitu mahasiswa dan peserta tetap semangat dalam penyuluhan. Setelah penyuluhan selesai kemudian dibagikan leaflet tentang materi yang disuluhkan biar dapat dipelajari di rumah.

Pelatihan Kader Posyandu dilakukan dengan lancar hanya saja


jumlah peserta yang datang hanya sebagian, tidak sesuai dengan undangan yang disebarkan. Dari 12 undangan yang disebar, hanya 7 orang saja yang datang. Meskipun demikian, antusias peserta tetap tinggi dengan acara yang dibuat mahasiswa ini. Selain itu waktu untuk pelaksanaan juga terlambat dari jadwal. Rencana acara dimulai pukul 15.00 WIB, tapi pelaksanaan baru dapat dimulai pukul 16.00 WIB. Saat pelatihan dibagikan juga buku panduan kader yang dibuat oleh mahasiswa, sehingga kader dapat mempelajarinya di rumah. 5.3 Masalah Remaja terkait dengan Narkoba. Remaja merupakan salah satu sasaran dari perawatan komunitas karena remaja termasuk dalam kelompok khusus yaitu kelompok yang rentan dan memiliki resiko terjangkit penyakit reproduksi dan penyalahgunaan obat/narkoba. Dari data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan 10% remaja dari total penduduk RW VI dengan 10 %nya memiliki riwayat pengguna Narkoba. Hal ini dirasakan warga sebagai ancaman bagi kesehatan remaja sebagai penerus bangsa yang idealnya sehat secara jasmani dan rohani dan bebas dari penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya. Intervensi untuk masalah pada remaja sudah berjalan dengan lancar. Peserta banyak yang datang dan acara dimulai pukul 21.30 WIB. Karena acara penyuluhan ini ikut dalam acara rapat pembentukan karang taruna di RW VI maka penyuluhan baru dapat dimulai setelah rapat pembentukan karang taruna selesai. Remaja di RW VI sangat antusias dengan penyuluhan ini karena peserta laki-laki dan perempuan digabung maka banyak peserta perempuan yang malu untuk bertanya tentang masalah kesehatan reproduksi. Alternatif yang digunakan mahasiswa adalah dengan mendekati peserta perempuan untuk mengetahui pertanyaan yang ingin dilontarkan. Leaflet tentang narkoba dan kesehatan reproduksi juga dibagikan kepada peserta untuk dibaca di rumah.

177

Berdasarkan

evaluasi

yang

dilakukan,

didapatkan

bahwa

terjadi

peningkatan pengetahuan remaja tentang narkoba dan kesehatan reproduksi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan pengetahuan pada postes dibandingkan dengan pretest. Dengan adanya peningkatan pengetahuan ini, diharapkan remaja di RW VI akan mampu menghindarkan diri dari penyalahgunaan narkoba dan menjadi remaja yang bertanggung jawab dengan masalah kesehatan reproduksinya. 5. 4 Keterbatasan Keterbatasan Dalam Pelaksanaan Kegiatan Dalam dilaksanakan praktik kurang profesi maksimal. keperawatana Beberapa ini, terdapat beberapa dalam hambatan/katerbatasan dalam pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan yang hambatan/keterbatasan pelaksanaan kegiatan adalah:

1.

Pengkajian atau pendataan dengan metode Cluster Random

Sampling Pengkajian tidak bisa dilaksanakan pada semua warga (dengan teknik Total Sampling) karena dari 240 KK yang ada, yang aktif hanya 75 %. Selain itu banyak warga yang bekerja sebagai pekerja swasta sehingga sulit untuk menemui warga dan pengkajian hanya bisa dilakukan pada sore atau malam hari setelah warga pulang dari kerja. 2. Pelaksanaan kegiatan/implementasi

Karena pelaksaanaan kegiatan bertepatan dengan bulan Ramadhan maka sulit sekali untuk mengundang warga. Agar kegiatan dapat berjalan lancar maka kelompok kami memberikan penyuluhan lewat kegiatan yang dilakukan warga seperti acara PKK, Dasawisma, dan pengajian.

178

179

You might also like