You are on page 1of 1

0:,9,3$,-,7

Oleh : abu rashiI ae


Dalam hidup ini kita harus siap dengan pasangan kejadian. Siap menerima kelapangan dan
siap pula menerima kesempitan; siap menikmati pujian dan siap pula menikmati ujian.
Karena seseorang akan menderita dikala dirinya hanya siap satu sisi kejadian.
Ciri seseorang siap menerima ujian, salah satunya, ketika dihadapkan pada suatu cobaan dia
bersabar. Makna sabar dalam menerima ujian ini bukan berarti pasrah terhadap ketentuan
Allah. Melainkan menerima sepenuh hati semua ujian yang Allah berikan disertai dengan
menyempurnakan ikhtiar di jalan-Nya. Jadi, orang yang sabar ketika ditimpa ujian
meyakininya sebagai ketentuan Allah yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya. Tipe
penyabar ini senantiasa tertantang untuk menjadikan ujjian sebagai sarana peningkatan
keimanan.
Indahnya kesabaran hanya dapat dimiliki oleh seseorang yang tahu ilmunya. Seseorang yang
tidak tahu ilmunya, menjadikan ujian sebagai sesuatu yang menakutkan. Seperti halnya murid
SD yang belum siap menghadapi soal ujian, yang terjadi malah ketegangan dan tidak
konsentrasi. Bahkan mencari alasan akan ketidakmampuannya dalam menjawab soal. Lain
halnya dengan murid yang sudah siap.Dia akan menghadapinya dengan penuh ketenangan.
Meyakininya bahwa ujian yang terjadi merupakan episodenya, waktunya, dan meyakini ujian
sudah menjadi ketentuan yang sudah disesuaikan dengan takaran kemampuannya. Tidak
mungkin murid SD diberi soal ujian untuk SMP. "Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai kesanggupannya..." (Q.S Al-Baqarah |2| : 286). Dia pun meyakini Guru
tidak akan memberikan ujian dengan sia-sia. Pasti ada hikmah yang bisa diambil. Jika
ujiannya lulus, maka berhak melanjutkan ke jenjang selanjutnya, dan jika gagal maka tetap
duduk di SD.
Saudaraku, ujian tidak berlaku bagi seseorang yang tidak sekolah. Ujian hanya berlaku bagi
murid yang sudah dijejali berbagai ilmu dari gurunya. Seperti halnya ujian yang Allah
berikan bagi orang-orang beriman. Jika hidup kita lurus-lurus saja, maka keimanan kita perlu
dipertanyakan. Bukan berarti karena tidak diuji berarti tidak beriman. Melainkan sejauhmana
kapasitas keimanan itu ada dalam diri. Dengan demikian, indahnya kesabaran akan terpancar
dalam diri yang penuh dengan kepasrahan dan usaha pencarian solusinya.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan kepada kita indahnya kesabaran. Sesorang yang hari-
harinya penuh kesabaran, dia akan menjadi orang yang didekatkan dengan Allah sesuai
dengan janji Innalloha ma`ashoobiriin " Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang
sabar" (QS. Al-Baqarah |2| : 153). Orang yang menghiasi dirinya dengan kesabaran, maka
dia akan menjadi orang yang berhak mendapatkan ganjaran Bighoiri Hisab. Seorang anak
yang memiliki kesabaran ketika sakit pergi ke kamar tanpa banyak mengeluh, kemudian
membawa segantang air, mengkompresi keningnya sendiri dengan handuk kecil, berbaring
kemudian menyelimuti dirinya dengan tanpa banyak mengeluh, niscaya akan membuat
pesona tersendiri, apalagi orang-orang yang kian matang dan dewasa Dan sebaliknya orang-
orang yang tidak memiliki kesabaran yang raut mukanya, tutur katanya, perilakunya jauh dari
kesabaran, niscaya akan hilang keindahan pada dirinya. Wallahu a`lam bish show

You might also like