You are on page 1of 9

Kehancuran Moral Pendidikan yang Sistemik

Thursday, 07 July 2011 15:13 , Written by Shodiq Ramadhan ,


O
Apa yang menimpa keluarga Siami dan Widodo kian
membuktikan kerusakan moral bangsa ini. Alif, putra
mereka, diminta oleh para guru SDN Cadel 2, Tandes,
Surabaya, untuk berbagi jawaban dalam Ujian Nasional
(UN) kepada temantemannya. Keluarga buruh dan tukang
jahit inipun tidak terima sehingga pemkot Surabaya
memberikan sanksi kepada kepala sekolah dan dua orang
guru yang terlibat. Namun, ternyata pelaporan ini memicu
amarah orang tua/wali murid lainnya sehingga keluarga
Siami diancam dan diusir. Siami dituduh tidak memiliki hati
nurani. Tak khayal, kita pun terhenyak. !nikah potret dunia
pendidikan kita? Yang jelek dieluelukan, yang baik dicaci
maki. Ujian Nasional, yang sudah sering dilaporkan
sebagai arena kecurangan, ternyata belum cukup dahsyat
daya rusaknya. Kini, tak sekedar mencontek itu boleh,
tetapi telah berubah menjadi: jujur itu tidak berhati nurani.

Atau, pada kasus Nunung, jujur adalah tindakan bodoh. Bagi Nunung yang bernama lengkap Nur
Hidayatusholihah, siswa di SNA Nuhammadiyah 1 Kabupaten Lampung Tengah, tahun 2011 menjadi tahun
keempat baginya mengikuti UN. Hal ini disebabkan dia bersikeras untuk menjalani UN secara jujur. Siswa yang
selalu menjadi juara kelas ini, menolak bocoran jawaban yang diedarkan tim guru di sekolahnya pada setiap UN.
Padahal para guru telah membentuk tim yang menyediakan jawaban ujian bagi siswasiswanya. Walhasil, para
siswanya, terkecuali Nunung, tidak perlu melakukan persiapan apapun menghadapi UN. Toh, hasilnya dijamin
beres selama mereka mau mencontek. Terbukti dalam tiga tahun terakhir, seluruh siswa sekolah tersebut lulus,
kecuali Nunung.

Rupanya, krisis moral berhenti pada pendidikan dasar/menengah. !nstitusi perguruan tinggi yang mencetak para
doktor dan profesor, para guru bangsa dan para sumber ilmu, kondisinya tidak jauh berbeda.

Tahun 2010 diguncang oleh terbongkarnya beberapa kasus plagiarisme (pembajakan intelektual) pada beberapa
perguruan tinggi ternama di !ndonesia. Di dalam dunia pendidikan dalam negeri, plagiarisme ini sudah menjadi
fenomena gunung es. Artinya, yang terungkap sesungguhnya hanyalah sebagian kecil dari kecurangan yang
sudah menjamak. Nenurut Bambang Purwanto, salah satu guru besar !lmu Sejarah dari Universitas Cajah Nada
(UCN) Yogyakarta, tindakan plagiarisme karya ilmiah di !ndonesia cenderung ditutupitutupi. Dia sendiri
merupakan salah satu korban yang dua karya ilmiahnya dijiplak dosen lain. Sayangnya, aduannya tidak diproses
sama sekali. Lebih memalukan lagi, kebanyakan plagiarisme di !ndonesia ini terjadi pada tingkat mahasiswa S2
S3 yang dengan alasan kesibukan memilih mencuri karya orang lain. Sudah jamak diketahui adanya jasa
pembuatan tesis dan desertasi dengan patokan harga tertentu. Lucunya, tesis/desertasi para calon guru besar
dan pejabat yang menggunakan jasa ini malah dikerjakan oleh mahasiswa S1. Salah satu calon guru besar
ditemukan melakukan plagiarisme lantaran mendaftarkan skripsi mahasiswa S1 sebagai karyanya untuk
prasyarat menjadi guru besar. Pencurian ini terbongkar karena salah satu dewan penilainya kebetulan" adalah
guru pembimbing skripsi S1 tersebut. Sayangnya, kasus ini terbongkar secara sangat kebetulan." ]umlah kasus
yang tidak terbongkar sangat sulit dideteksi. Nenurut Rektor Universitas Atma ]aya Yogyakarta A Koesmargono,
penjiplakan dan pembuatan karya ilmiah ini telah berlangsung lama dan sulit diawasi. Hal senada diakui pula
oleh Wakil Nenteri Pendidikan Nasional Fasli ]alal. Banyaknya pelaku plagiarisme ini, menurut Rektor Universitas
!ndonesia Cumilar Rusliwa Somantri, lantaran banyak yang masih menganggap bahwa mencontek karya ilmiah
adalah hal yang lumrah.

Nama Nochammad Zuliansyah, seorang doktor !TB yang juga calon dosen pada institut ternama ini, mencuat
sekaligus mencoreng dunia intelektual !ndonesia tatkala dia menggunakan makalah orang lain yang diakui
sebagai karyanya dalam sebuah seminar di Chengdu, China. Rupanya, tidak puas menipu di dalam negeri,
beberapa intelektual kita pun mulai berani melanjutkan kebiasaan menjiplak ini di forum internasional.

Contohcontoh di atas menunjukkan secara gamblang bahwa sistem pendidikan kita terlalu berorientasi hasil
dengan mengabaikan proses. Proses belajar tidak dihargai, kumpulan ijazah lah yang dicari. Di tengah gencarnya
proses sertifikasi tenaga pendidik, banyak guru berlombalomba mengikuti seminar pendidikan. Suatu hal yang
baik, tentunya, karena seminar adalah salah satu wadah pergolakan pemikiran dan pembelajaran menuju
pemikiran dan metodologi pendidikan yang lebih baik. Namun, menjadi sangat disayangkan ketika sertifikat
semata lah yang mereka kejar. Bahkan, ada yang rela membeli sertifikatnya, asal diijinkan untuk tidak hadir.

Orientasiorientasi yang kacau ini dipicu oleh budaya materialisme yang kian mencengkeram umat !slam.
Naterialisme sendiri lahir dari rahim ideologi Kapitalisme. Dalam ideologi ini, kesuksesan hanya diukur dengan
takaran duniawi. Demikian halnya dengan pendidikan. Tujuan pendidikan Kapitalisme tidak lain adalah
menyiapkan anak didik menjadi orang yang siap mencari uang sebanyakbanyaknya. Atau, dalam istilah Dr. Adi
Setia dari !nternational !slamic University Nalaysia (!!UN), tujuan pendidikan dalam Kapitalisme adalah
menyiapkan para pelacur intelektual" yang menawarkan dirinya untuk bekerja pada penawar dengan harga
tertinggi. Alihalih memikirkan bagaimana mendapatkan pekerjaan yang bisa mendatangkan pahala terbanyak,
melepaskan diri dari pekerjaan yang haram saja masih berat. Konsep rejeki itu milik Allah dan akan diberikan
kepada hambahambaNya sesuai kehendak Allah masih jauh dari pemahaman umat !slam. Pekerjaan dan
majikan menjadi Tuhan baru yang ditaati menggantikan Allah SWT. Naka, bermunculanlah pertanyaan
pertanyaan yang menunjukkan krisis identitas kemusliman, seperti: apa hukum melepas jilbab demi pekerjaan,
apa hukum bekerja di bank ribawi, dst. Krisis identitas ini terjadi karena umat !slam kebingungan antara
dorongan untuk mencari uang sebanyakbanyaknya dan kesadaran untuk mentaati aturan !slam.

Krisis identitas tidak akan terjadi dalam sistem pendidikan !slam. Dalam tradisi keilmuan !slam, pendidikan
adalah sarana untuk mengenal Allah dan memahami caracara untuk mendapatkan keridloan Allah sebesar
besarnya.

Bapak kedokteran dunia, !bn Sina, misalnya, menanamkan pentingnya pemahaman Al Qur'an pada fase awal
pendidikan agar para pelajar bisa memahami setiap ilmu dari kacamata agama. Nelalui sains, !bn Sina
menunjukkan kesalahan konsepkonsep tahayul yang diyakini masyarakat saat itu, seperti kepercayaan terhadap
penyakit sial, kutukan, atau kurafatkurafat lain yang bertentangan dengan akidah !slam. !nilah contoh
penggunaan metode ilmiah yang benar, yakni sebagai sarana untuk menjelaskan agama Allah. Bagi !bn Sina,
mengamati sebuah fenomena alam saja tidaklah cukup, kita wajib memikirkan apa atau siapa yang
menyebabkan fenomena tersebut. Sains yang seperti ini yang akan mendekatkan manusia kepada Allah. Dengan
demikian, para ilmuwan seharusnya menjadi orangorang yang paling takut kepada Allah, bukan sebaliknya (QS.
3S: 28).

Nenjadikan !slam sebagai sentral pendidikan juga ditegaskan oleh !bn Taimiyah. Nenurutnya, orang yang
mencari ilmu tanpa niat baik atau berniat baik tanpa ilmu atau melakukan keduanya tanpa mengikuti ajaran
!slam adalah orang yang tersesat. Untuk itu, pelajaran umum (natural laws) maupun pelajaran agama (divine
laws) seharusnya dipelajari dalam konteks untuk mencari hikmah ilahiyah (Cod's wisdom). !bn Taimiyah
menyusun kurikulum pendidikan berdasarkan tiga prioritas amal, yakni:

(i) !lmu Fard 'Ain (wajib dikuasai oleh semua orang), yakni Al Qur'an, Hadits, dan ilmuilmu yang berkenaan
dengan kewajiban individu.
(ii) !lmu Fard Kifayah (wajib dikuasai sebagian orang), termasuk di dalamnya adalah Hukum Waris,
Natematika, Kedokteran, dan Logika.
(iii) !lmu Nustahab (sunnah untuk dikuasai), mencakup segala ilmu yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat, tetapi tidak sampai membawa kepada kemudharatan jika tidak dilakukan.

!bn Taimiyah menegaskan bahwa !lmuilmu yang bertentangan dengan !slam tidak boleh dimasukkan ke dalam
kurikulum pendidikan.

Senada dengan keduanya, !bn Khaldun pun berpendapat bahwa sistem pendidikan harus disusun mengikuti
ideologi yang dianut. Artinya, sebagai muslim, kita wajib mengambil batasbatas yang sudah ditentukan !slam.
Bagi !bn Khaldun, konsep pendidikan yang terpenting adalah pemahaman fakta, dan Allah adalah fakta yang
paling fundamental dan segala eksistensi di dunia ini bergantung padaNya. Oleh karena itu, intepretasi keilmuan
di segala bidang ilmu tidak boleh terlepas dari ajaran agama. Apabila ada pemahaman sains yang bertentangan
dengan !slam, maka !slam lah yang benar dan pemahaman sains tersebut wajib ditelaah kembali secara lebih
jernih atau dilihat kemungkinan adanya intepretasi yang berbeda.

Sistem pendidikan seperti inilah yang diperlukan oleh umat !slam untuk mengatasi penyakit kronis yang diderita.
Sebuah pepatah mengatakan, Aim for the hereafter, and the world will come to you." Carilah tujuan akhirat,
maka dunia akan datang kepadamu dengan sendirinya.7

|Erma Pawitasari]
ukuplah Bagi Kami Dienullah Al-Islam Dan Identitas
Sebagai Muslim
Wednesday, 25/05/2011 11:07 WIB , Versi Cetak
oleh Ihsan Tandjung

Suatu ketika selagi berda`wah di Australia, penulis ditanya oleh seorang mahasiswa
Indonesia yang sedang mengambil program paska-sarjana, 'Ustadz, mana yang lebih baik
antara seorang muslim tapi` atau orang kaIir yang baik`? Pertanyaan ini sungguh
mencerminkan kebingungan penanya yang barangkali juga mewakili kebingungan banyak
kaum muslimin dewasa ini. Yang dimaksud dengan seorang muslim tapi` ialah seorang
muslim tapi banyak berbuat dosa. Muslim, tapi korupsi. Muslim, tapi minum khamr. Muslim,
tapi berzina. Muslimah, tapi tidak berjilbab. Sedangkan yang dimaksud dengan seorang kaIir
yang baik` ialah seorang non-muslim tapi disiplin, rajin bekerja, tertib, teratur, jujur dan lain
sebagainya.
Maka penulis menjawab dengan mengatakan bahwa keduanya sama-sama buruk. Si muslim
tapi` buruk karena dia setiap hari berdusta kepada Allah _' -'=~ . Dia mengaku beriman
tetapi tidak sanggup menghadapi berbagai ujian di dunia. Ia tidak bersungguh-sungguh dalam
menjaga identitasnya sebagai bahagian dari kaum beriman. Padahal Allah _' -'=~ telah
memperingatkan setiap orang yang mengaku beriman bahwa dirinya akan diuji agar
tersingkap siapa yang jujur dan benar dalam pengakuan berimannya dan siapa yang berdusta
alias berbasa-basi dalam pengakuannya.
~ = - + ~ - ~ ' ' - ~ - - - - - ` - ' - ~ ' - - ' - ' -' - ~' ' ~ - ' ~ - - ~ ' ' ~
'Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (safa) mengatakan, Kami telah
beriman, sedang mereka tidak diufi lagi? Dan sesungguhnya Kami telah mengufi orang-
orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.` (QS. Al-Ankabut |29| : 2-3)
Sedangkan si kaIir yang baik` juga buruk karena segala kebaikan yang dia perlihatkan hanya
bermanIaat sebatas hidupnya di dunia. Sedangkan segala kebaikan yang dia perlihatkan
tersebut tidak akan menghasilkan akibat baik apapun bagi kehidupannya di akhirat kelak.
Sehingga Allah _' -'=~ gambarkan bagaimana amal perbuatan orang-orang yang kaIir
terhadap hari Akhir menjadi seperti debu berterbangan alias tidak ada nilainya sama sekali.
' - = , . ~ = ~ ' ~ = ' ~ _ ' -~ ~ ' `- ~ -' - -
'Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka kerfakan, lalu Kami fadikan amal itu
(bagaikan) debu yang berterbangan.` (QS. Al-Furqan |25| : 23)
Lalu apa yang mestinya dilakukan? Berda`wah. Ajaklah manusia agar menuju ke Allah -'=~
_' . Angkatlah derajat si muslim tapi` agar meninggalkan posisi buruk status quo-nya.
Doronglah dia agar menjadi seorang muslim-mukmin sejati. Tidak lagi gemar melakukan
dosa. Sedangkan da`wah kepada si kaIir yang baik` ialah dengan memperkenalkan
kepadanya jalan hidup yang benar, yaitu dienullah Al-Islam. Dan pada puncaknya, ajaklah
dia agar memeluk Islam sebagaimana yang dicontohkan oleh teladan utama kita Nabi
Muhammad ~ -= -' _- . Hal ini dilakukan agar segala kebaikan yang telah ia lakukan
mempunyai eIek dan nilai yang jauh sehingga terbawa ke alam berikutnya yaitu kehidupan
akhirat. Sebagaimana Allah _' -'=~ nyatakan di dalam ayat berikut:
- = ' - = + - - -= - ~ ~ - _`- , ~ ~ ' = ' - . ~ = ~ ~ - ' -' ' ~ ~= - = + - - = -
'Barangsiapa yang mengerfakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan (di dunia)
yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka (di akhirat) dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerfakan.` (QS. An-Nahl |16| : 97)
Di era penuh Iitnah seperti sekarang banyak muslim yang bingung. Mereka melihat di satu
sisi kemajuan atau kebaikan material umumnya melekat pada kaum kaIir. Sedangkan di sisi
lain segala hal yang berkaitan dengan keterbelakangan atau keburukan selalu melekat pada
mereka yang disebut kaum muslimin. Akhirnya kebingungan itu melahirkan kian banyak
muslim yang tidak lagi peduli dengan nikmat yang semestinya paling berharga dalam
hidupnya, yaitu iman dan Islam.
Di samping itu mulailah kepercayaannya akan Islam sebagai identitas orisinalnya memudar.
Mulailah mereka mencari-cari identitas lain yang mereka yakini lebih dapat mengangkat
leverage (status) kemuliaan dirinya di hadapan manusia banyak. Mereka tidak lagi bangga
mengaku sebagai muslim. Ada yang lebih bangga menjadi seorang rasionalis, spiritualis,
moderat, radikalis, Iundamentalis, demokrat, nasionalis, humanis, pluralis, sekularis,
modernis, progressiI, westernis, orientalis, liberalis atau universalis. Padahal secara gamblang
Allah _' -'=~ menyebutkan bahwa identitas orang beriman adalah menjadi kaum
muslimin. Inilah sebutan resmi langsung dari Allah '=~ _' - terhadap orang-orang yang
beriman sepanjang zaman.
- ~ ~ ~' ' ~ ~ - - -' - ~ , _ = ~ - ~' - = . = ' ~ ' =' - ' ~ - . ~
'Dia (Allah _' -'=~ ) telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menfadikan untuk
kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah)
telah menamai kamu sekalian muslimin dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Quran)
ini.` (QS. Al-Hajj |22| : 78)
Di dalam buku Al-Islam, Sa`id Hawwa menulis:
'Seandainya Islam undur dari panggung kehidupan, niscaya segala sesuatu yang ada di
bumi ini tidak ada yang berada pada tempatnya dan semuanya dalam keadaan yang tidak
tetap. Norma-norma akan menfadi tidak karuan dan nilai-nilai menfadi fungkir balik. Yang
kemarin diharamkan, hari ini akan menfadi barang halal. Begitu pula sebaliknya. Apa yang
ditetapkan hari ini, esoknya dibatalkan. Dan apa yang ditetapkan esok harinya, lusanya tidak
akan berlaku lagi. Hawa nafsu manusia mencoba mengungkap hakikat dirinya dengan teori-
teori yang paling bertentangan dan berlawanan. Dan bersama dengan teori-teori tersebut
manusia semakin tidak tahu tentang hakikat dirinya. Tidak tahu mana falan masuk dan mana
falan keluar. Ia berputar-putar dalam lingkaran syetan. Menggelinding tak tentu arah. Meski
dirinya membayangkan bahwa ia tahu apa yang ia harus lakukan, namun hakikatnya ia tidak
tahu apa yang ia harus lakukan, ia tidak tahu mengapa ia melakukan dan mengapa ia
menghendaki? Setiap generasi ingin mengungkap hakikat dirinya dalam bentuk yang
berbeda dengan orang lain. Di sana tidak ada dasar yang difadikan rufukan manusia atau
diakuinya. Maka kepada seseorang tidak dapat ditegakkan huffah. Manusia tidak tunduk
kepada satu pendapat. Meskipun seseorang atau penguasa menginginkan seluruh manusia
kembali kepada satu sistem. Tetapi mereka pasti akan membangkangnya. Merdekakah
manusia?
Ketika itulah manusia telah menfadi binatang-binatang di hutan belantara. Malah,
barangkali keadaannya lebih buruk daripada binatang-binatang itu. Sebab manusia telah
mengeksploitasi kemampuan dan fasilitas ilmiahnya di falan yang sama sekali menyimpang.
Maka binatang paling buruk manapun tidak akan mampu melakukan lebih sedikit safa
darinya beribu-ribu kali.
Gambaran tersebut adalah kenyataan manusia sekarang. Dan kenyataan ini akan semakin
memburuk. Bukankah fika semakin banyak aparat keamanan, semakin meningkat angka
kriminalitas? Bukankah sekarang ini muncul generasi banci dan liar? Bukankah dimana-
mana telah merafalela kebebasan hubungan seks? Bukankah angka orang yang terkena
penyakit kelainan seks semakin meningkat sampai di beberapa negara tertentu telah
mencapai 70 laki-laki yang kena penyakit tersebut? Bukankah kita melihat teori-teori yang
diafukan setiap hari malah menfadikan suatu masalah semakin kacau dan bertentangan?
Apa artinya semua itu?
Sekali lagi, undurnya Islam dari panggung dunia ini akan menfadikan segala sesuatu berada
bukan pada tempatnya. Karena Islam adalah satu-satunya prinsip Rabbani yang benar dan
lurus, fauh dari penyimpangan dan kesalahan. Islam-lah satu-satunya yang dapat
menyempurnakan kemanusiaan di bawah naungannya. Tanpa Islam, segala sesuatu yang ada
dalam manusia dan untuk manusia akan musnah.` (hal. 1, 2 dan 3 jilid 03)
***
Allah _' -'=~ menyatakan bahwa hanya dan hanya dengan menempuh jalan hidup Islam
ini sajalah umat manusia bakal hidup dalam keadilan, selamat, damai dan bersatu, Jika
mereka mencari jalan yang lainnya baik dicampurkan bersama Islam atau tidak- maka
niscaya berantakanlah mereka:
' - ~ - ~- = - . ~' ' ` - ' ' ~- - ~ ~ =' - ' ~ - -
'... dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah falan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia,
dan fanganlah kamu mengikuti falan-falan (yang lain), karena falan-falan itu mencerai-
beraikan kamu dari falan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertakwa.` (QS. Al-An`aam |6| : 153)
Kemudian Allah _' -'=~telah menegaskan secara pasti di dalam Al-Qur`an, bahwa
Islam merupakan Din bagi seluruh Nabi-nabi dan Rasul-rasul sejak dari Adam as sampai
dengan Nabi Muhammad ~ -= -' _-sebagai pembawa risalah samawi (langit) yang
terakhir. Dalam hubungan ini dapat diperhatikan beberapa kutipan dari al-Qur`an seperti di
bawah ini.
Berkenaan dengan Nuh, Ibrahim dan Ismail alaihimus salam di dalam Al-Qur`an disebutkan:
- ~ ~ ~' ~ ~
'.aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang muslim (yang berserah diri
kepada-Nya).` (QS. Yunus |10| : 72)
= - ~ ~ ~ ' - =' ' -
'Ya Rabb kami, fadikanlah kami berdua orang muslim (yang tunduk patuh) kepada Engkau.`
(QS. Al-Baqarah |2| : 128)
Nabiyullah Ya`qub alaihimas salam mewasiatkan kepada anak-anaknya sebagaimana
tersebut di dalam al-Qur`an:
~ ~ ~ - ' ~ ' - ~' _ - =-' '
'Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka fanganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan sebagai muslim (memeluk agama Islam).` (QS. Al-Baqarah |2| : 132)
Sedangkan mengenai Taurat di dalam al-Qur`an diterangkan,
' ~ ~ - ~ ' - -' ' + = -
'.yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang
Islam (menyerahkan diri kepada Allah).` (QS. Al-Maidah |5| : 44)
Dan mengenai Nabi Musa alaihis salam Al-Qur`an menerangkan,
- ~ ~ ~ - ' -
'Berkata Musa, Hai kaumku, fika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah
kepada-Nya safa, fika kamu benar-benar muslimin (orang yang berserah diri).` (QS. Yunus
|10| : 84)
Tentang YusuI alaihimus salam al-Qur`an menerangkan,
- = ' -' -- = ' ~ ~ ~ -
'Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang
saleh.` (QS. YusuI |12| : 101)
Dan berkenaan dengan imannya tukang-tukang sihir Fir`aun kepada Musa alaihis salam al-
Qur`an menceritakan,
- ~ ~ ~ ' - ' - ' -- = _ ' -
"Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan
sebagai muslimin (berserah diri kepada-Mu).` (QS. Al-A`raaI |7| : 126)
Sedangkan tentang kaum Hawariyyin pembela Nabi Isa alaihis salam disebutkan di
dalam al-Qur`an,
- ~ ~ ~ ' - ~ +~' ' ' - ~'
'Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah muslimin
(orang-orang yang berserah diri).` (QS. Ali-Imran |3| : 52)
Ratu Saba` pernah menyatakan keislamannya sebagaimana diceritakan di dalam Al-Qur`an,
- ~ ' ' - ' ~- ~ _ ~ ~ ~
'Aku Islam (berserah diri bersama Sulaiman alaihis salam) kepada Allah, Rabb semesta
alam.` (QS. An-Naml |27| : 44)
Sedangkan berkenaan dengan do`a seorang laki-laki yang sholeh, al-Qur`an menyebutkan,
- ~ ~ ~' ~ - =- - - ~ _ -
'Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk muslim
(orang-orang yang berserah diri).` (QS. Al-AhqaI |46| : 15)
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:
~ =' + -- ~ _ ~ + ' + ~ , ' = ~ = -' - - '
Rasulullah ~ -= -' _-bersabda, "Para Nabi adalah satu ayah (Adam alaihis salam),
ibu mereka berbeda-beda namun agama mereka satu." (HR. Muslim 4362)
Dan Allah _' -'=~ berIirman:
_ ~ ~ - -' + ' -- - ' ~ =- ' -- = ~ ' ' = - _ - ' ~ - ~' ~ _ ~ ' - ' - ~' ' ~- , ~- =
-
'Dia (Allah '=~ _' - ) telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang
telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa alaihimus salam yaitu. Tegakkanlah
agama dan fanganlah kamu berpecah belah tentangnya.` (QS. Asy-Syura |26| : 13)
Islam yang diserukan oleh Nabi Muhammad ~ -= -' _-dapat diketahui dari al-Qur`an
dan as-Sunnah yang telah diakui ke-shahihannya oleh para ulama hadits. Dan Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad ~ -= -' _-ini adalah merupakan hidayah yang sempurna
untuk seluruh ummat manusia. Allah _' -'=~menurunkan Islam ini secara menyeluruh
dan sempurna, sehingga tidak ada satu persoalanpun yang menyangkut kehidupan manusia
yang tidak diatur oleh Islam, baik yang berkait dengan hukum seperti hukum mubah,
haram, makruh, sunnah, wajib dan Iardhu ataupun yang menyangkut masalah aqidah,
ibadah, politik, ekonomi, peperangan, perdamaian, perundang-undangan dan semua konsep
hidup manusia. Sebagai mensiIati al-Qur`an, Allah _' -'=~berIirman:
, - ~ . ' -' - -' ' =- = ' - -
'Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menfelaskan segala sesuatu.`
(QS. An-Nahl |16| : 89)
, - ~ . ' - --
'.sebagai pelafaran dan penfelasan bagi segala sesuatu,` (QS. Al-A`raaI |7| : 145)
Akan halnya sesuatu yang belum dijelaskan secara gamblang dan rinci dalam al-Qur`an dan
as-Sunnah dapt diketahui dengan jalan pengambilan hukum (istinbath) oleh para mujtahid
ummat Islam.
Al-Qur`anul Karim dan As-Sunnah An-Nabawiyyah telah menjelaskan semua persoalan yang
berkait dengan aqidah, ibadah, keuangan, sosial-kemasyarakatan, perang dan damai,
perundang-undangan dan kehakiman, ilmu, pendidikan dan kebudayaan, hukum dan
pemerintahan. Para ahli Iiqih memIormulasikan semua persoalan yang dibahas oleh Islam
menjadi persoalan aqidah, ibadah, akhlaq, muamalah dan uqubah (sanksi hukum).
Termasuk ke dalam masalah aqidah adalah masalah hukum dan pemerintahan, dalam masalah
akhlaq adalah masalah tatakrama, dan masalah ibadat adalah shalat, zakat, haji dan jihad,
dalam masalah muamalah adalah transaksi keuangan, nikah dan segala persoalannya, soa-soal
konIlik, amanah dan harta peninggalan, sedangkan yang termasuk ke dalam masalah uqubah
ialah qishash, hukuman bagi si pencuri, pezina, penuduh zina dan murtad.
Allah _' -'=~ membebani manusia agar Islam ditegakkan di muka bumi sebagai langkah
untuk menuju kehidupan ukhrawi. Hanya saja tabiat manusia sendiri cenderung tidak
menyukai beban yang diamanahkan kepadanya yang dapat membatasi hawa naIsu syahwat
dan kesenanagan serta kebebasannya, meskipun hal itu untuk kebaikannya. Oleh itu Allah
_' -'=~mewajibkan para pembela kebenaran yang beriman kepada Allah _' -'=~
dan komitmen terhadap kebenaran untuk membimbing kemanusiaan, supaya tunduk kepada
kekuasaan Allah _' -'=~. Tugas ini dilaksanakan dengan cara menegakkan ad-da`wah
al-Islamiyyah, amar maruf nahyi munkar serta al-fihad fii sabilillah.
Menegakkan ad-da`wah al-Islamiyyah, amar maruf nahyi munkar bertujuan agar Islam
betul-betul tegak di tengah-tengah masyarakat Islam. Sedangkan jihad dilakukan bertujuan
untuk melindungi keberlangsungan ad-da`wah al-Islamiyyah serta amar ma`ruI nahyi munkar
dan untuk menegakkan kekuasaan syari`at Allah _' -'=~ di seluruh dunia.
Dengan demikian Islam dapat disimpulkan menjadi:
1. Aqidah sebagai Iondasi; yang tercermin dengan syahadatain dan rukun iman
2. Ibadah sebagai syiar-syiar ritual-seremonial peribadatan; yang tercermin dengan
shalat, zakat, puasa dan haji, juga disebut rukun Islam
3. Bangunan (sistem) yang tegak di atas rukun-rukun tersebut yang tercermin dengan
seluruh sistem hidup Islam. Mencakup sistem politik, ekonomi, sosial, hukum,
budaya, pendidikan, kemiliteran, akhlaq dan lain-lain.
4. Tiang-tiang penegak sebagai cara menegakkan sekaligus melindungi Islam yang
tercermin dengan ad-da`wah al-Islamiyyah, amar ma`ruI nahyi munkar serta al-jihad
Iii sabilillah. Tiang-tiang penegak ini bersiIat basyari (upaya manusiawi), bukan tiang
penegak yang bersiIat rabbani, seperti sanksi Iitriah, sanksi paksaan ilahiah di dunia,
dan balasan surga-neraka di akhirat.
Sesudah itu semua, masih perlukah kita melirik dien (way oI liIe, IalsaIah hidup, pedoman
hidup, sistem hidup) selain Al-Islam? Masih perlukah kita mencari-cari identitas tambahan
baik dicampurkan bersama identitas sebagai muslim maupun berdiri sendiri selain identitas
yang Allah _' -'=~ langsung sematkan pada diri kita, yaitu sebagai muslimin?
~ ~ ~ ' - ' ~ +~' ' - '
'Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, Saksikanlah, bahwa kami adalah
kaum muslimin (orang-orang yang berserah diri kepada Allah _' -'=~ )." (QS. Ali-
Imran |3| : 64)

You might also like