You are on page 1of 9

BANK SYARIAH A.

Pengertian Bank Syariah Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara, tanpa bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulitnya menyimpan dan mengirimkan uang, memperoleh tambahan modal usaha atau melakukan transaksi perdagangan internasional secara efektif dan aman. Saat ini banyak orang memperbincangkan tentang perbankan syariah, yang merupakan salah satu perangkat ekonomi syariah. Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah Allah SWT sehingga cara memperoleh, mengelola, dan memanfaatkannya harus sesuai ajaran Islam. Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam. Bank syariah menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelola bank pada posisi yang sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar hubungan antara nasabah dan bank. Adanya kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola Bank dan Nasabah atas jalannya usaha bank syariah. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. B. Produk dan Jasa Bank Syariah Perbankan syariah melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat sebagai pemilik dana, menyalurkan dana kepada masyarakat sebagai pengguna dana dan memberikan jasa. 1. Penghimpunan Dana dan Produknya Penghimpunan dana dari masyarakat oleh bank syariah dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut : a. Prinsip Al-Wadiah Dapat diartikan sebagai titipan murni dan merupakan perjanjian yang bersifat saling percaya atau dilaksanakan atas dasar kepercayaan semata atau

merupakan

perjanjian

antara

pemilik

barang(termasuk

uang)

dengan

penyimpan (termasuk bank) dimana pihak penyimpan bersedia menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang dititipkan kepadanya. Prinsip ini terbagi menjadi dua, yaitu : Al-wadiah Amanah Penerima simpanan tidak bertanggungjawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada asset titipannya, bila tidak diakibatkan oleh perbuatan atau kelalaian penyimpan. Oleh karena itu, bank syariah dapat memberikan produk jasa berupa safe deposit box, dimana pihak bank berhak mengenakan biaya atas jasa penitip tersebut. Al-wadiah Dhamanah Pihak penyimpan dengan atau tanpa izin pemilik barang dapat memanfaatkan barang yang dititipkan dan bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan. b. Prinsip Al-Mudharabah Merupakan perjanjian antara pemilik modal (shahibul al-mal) dengan pengusaha atau entrepreneur (mudharib). Mudharabah merupakan hubungan berserikat antara dua pihak yaitu pemilik modal dan pihak pemilik keahlian atau pengalaman. Dalam perjanjian ini pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek/usaha dan pengusaha setuju untuk mengelola proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat susulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian yang merupakan konsekuensi bisnis semata (bukan karena penyelewengan) maka kerugian tersebut ditanggung secara bersama-sama antara pemilik modal dan penerima modal. Contoh produk bank syariah yang sesuai dengan prinsip mudharabah adalah tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. c. Prinsip Al-Qardul Hasan Prinsip ini berarti pemilik dana (masyarakat) memberikan fasilitas dananya kepada bank (penerima dana) di mana pemilik dana tidak mengharapkan imbalan atas dana yang diberikan. Penerimaan dana atas dasar prinsip AlQardul Hasan dapat berupa zakat, infaq, dan sadaqah (ZIS).

2.

Penyaluran Dana dan Produknya Penyaluran dana kepada masyarakat oleh bank syariah berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Al-Mudharabah Perjanjian usaha antara pemilik modal (bank) dan pengusaha, dimana pemilik modal menyediakan seluruh dana yang diperlukan dan pihak pengusaha melakukan pengelolaan atas usaha. Hasil usaha bersama ini dibagi sesuai dengan kesepakatan pada waktu pembiayaan ditandatangani yang dituangkan dalam bentuk nisbah. Apabila terjadi kerugian tersebut merupakan konsekuensi bisnis maka pihak penyedia dana akan menanggung kerugian managerial skill, waktu dan kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil yang akan diperolehnya. b. Al-Musyarakah Suatu perjanjian kerjasam antara dua pihak atau lebih dalam suatu usaha atau proyek tertentu, dimana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing. Dalam hal ini pihak bank menyediakan sebagian dana dari pembiayaan bagi usaha/kegiatan tertentu, sebagian lagi disediakan oleh mitra usaha lain. Dalam Al-Musyarakah bank tidak hanya berperan sebagai penyedia dana tetapi juga sebagai partner atau mitra usaha bagi nasabah. c. Al-Murabahah Murabahah adalah menjual dengan harga asal atau harga pokok ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Dalam prinsip ini, bank membiayai pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran kemudian. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara bank membeli atau memberi surat kuasa kepada nasabah untuk membelikan barang yang diperlukan atas nama bank. Selanjutnya pada saat yang sama bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan atau mark-up untuk dibayar oleh nasabah pada jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan. d. Al-Bai Bithman Ajil Merupakan pengembangan dari prinsip murabahah. Jadi dalam hal ini pihak bank membiayai pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran angsuran. Dalam pelaksanaannya dengan cara bank membeli atau memberi surat kuasa kepada nasabah untuk membelikan barang yang

diperlukannya atas nama bank. Selanjutnya pada saat yang sama bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sebesar harga pokok ditambah sejumlah keuntungan atau mark-up, dimana jangka waktu serta besarnya angsuran berdasarkan kesepakatan bersama antara bank dengan nasabah. e. Al-Ijarah Pembiayaan bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa tanpa diakhiri dengan pemilikan. Dalam kegiatan ekonomi pada umumnya dikenal dengan nama leasing (sewa guna usaha), dimana pihak bank (leasor) memberikan kesempatan kepada nasabah atau penyewa (lesee) untuk memperoleh manfaat dari barang untuk jangka waktu tertentu, dengan ketentuan nasabah akan membayar sejumlah uang (sewa) pada waktu yang disepakati secara periodic. Apabila telah habis jangka waktunya, benda atau barang yang dijadikan obyek al-ajarah tersebut tetap menjadi milik bank. f. Al-Baiu Tajiri Pembiayaan bank untuk pengadaan barang ditambah keuntungan yang disepakati dengan sistem pembayaran sewa yang diakhiri dengan pemilikan. Prinsip ini hamper sama dengan sewa beli. Setelah habis pembayaran sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan, maka obyek barang (benda) tersebut menjadi milik nasabah. Prinsip ini pada bank Islam di Negara Saudi Arabia, Mesir dan sebagainya dikombinasikan dengan prinsip Al-murabhahah atau albai bithman ajil untuk tujuan membiayai impor barang sesuai dengan pesanan nasabah, kemudian disewakan kepada nasabah untuk jangka waktu tertentu, hingga pada akhir pembayaran barang tersebut dimiliki oleh nasabah. Dasar hokum prinsip ini sama dengan prinsip Al-ijarah. g. Al-Bai Dayn Merupakan jual-beli dengan cara diskonto atas piutang atau tagihan yang berasal dari transaksi jual beli barang dan/atau jasa.prinsip ini dilakukan antara lain untuk pembelian: wesel dagang, wesel ekspor, dan tagihan dalam rangka anjak piutang (factoring). 3. Jasa-jasa dan Produknya Selain dari sisi penanaman dan penyaluran dana, bank syariah juga memiliki prinsip operasional yang berkaitan dengan jasa perbankan. Pelayanan jasa yang ditawarkan bank syariah antara lain:

a.

Al-Kafalah Bank memberikan garansi/jaminan atas permintaan nasabah antara lain untuk menjamin pelaksanaan proyek dan pemenuhan kewajiban tertentu oleh pihak yang dijamin. Dalam hal ini, bank dapat meminta kepada pihak yang dijamin untuk menyetorkan sejumlah dana sebagai setoran jaminan dengan prinsip alwadiah. Atas pemberian bank garansi ini, bank memperoleh sejumlah fee tertentu sebagai imbalan.

b.

Al-Hiwalah Mengacu pada hadits dari Abu Hurairah R.A. : bersabda Rasulullah SW. menunda-nunda pembayaran bagi orang yang telah mampu adalah suatu kezaliman, apabila salah seorang diantaramu diminta untuk dialihkan pembayaran utangnya kepada yang berkemampuan maka terimalah.

c.

Al-Wakalah Pengertian Al-wakalah yaitu mewakilkan suatu urusan kepada orang lain untuk bertindak atas namanya.

d.

Al-Sharf Berhubungan dengan kegiatan penukaran mata uang. Bank yang mendapat izin sebagai pedagang valuta asing atau bank devisa dapat melakukan jual beli mata uang asing dengan syarat bahwa mata uang asing yang diperjualbelikan berbeda dan penyerahan pada saat transaksi jual beli terjadi. Bank memperoleh keuntungan dari perbedaan nilai tukar dari mata uang yang diperjualbelikan.

C. Keunggulan dan Kelemahan Bank Syariah 1. Keunggulan Bank Syariah a. Kuatnya ikatan emosional keagamaan antara pemegang saham, pengelola bank, dan nasabahnya. Dari ikatan emosional inilah dikembangkan kebersamaan dalam menghadapi resiko usaha dan membagi keuntungan secara jujur dan adil. b. Dengan adanya keterikatan religi, maka semua pihak yang terlibat dalam bank syariah akan berusaha sebaik-baiknya sebagai pengalaman ajaran agamanya sehingga berapa pun hasil yang diperoleh diyakini membawa berkah. c. Adanya fasilitas pembiayaan (Al-Mudharabah dan Al-Musyarakah) yang tidak membebani nasabah sejak awal dengan kewajiban membayar biaya secara tetap, hal ini akan memberikan kelonggaran psikologis yang diperlukan nasabah untuk dapat berusaha secara tenang dan sungguh-sungguh.

d.

Dengan diterapkannya sistem bagi hasil sebagai pengganti bunga, maka tidak ada diskriminasi terhadap nasabah yang didasarkan atas kemampuan ekonominya sehingga aksesibilitas bank syariah menjadi sangat luas.

e.

Dengan adanya sistem bagi hasil maka untuk penyimpan dana telah tersedia peringatan dini tentang keadaan banknya yang bias diketahui sewaktu-waktu dari naik-turunnya junlah bagi hasil yang diterima.

f.

Adanya fasilitas pembiayaan pengadaan barang modal dan peralatan produksi (Al-Mudharabah dan Al-Bai bithman ajil) yang lebih mengutamakan kelayakan usaha daripada jaminan (collateral) sehingga siapapun baik pengusaha ataupun bukan, mempunyai kesempatan yang luas untuk berusaha.

g.

Dengan diterapkannya sistem bagi hasil maka cost push inflation yang ditimbulkan oleh perbankan sistem bunga dihapuskan sama sekali. Sehingga bank syariah akan menjadi pendukung kebijaksanaan moneter yang handal.

h.

Dengan penerapan sistem bagi hasil dan ditinggalkannya sistem bunga, menjadikan bank syariah lebih mandiri dari pengaruh gejolak moneter baik dari dalam maupun luar negeri.

i.

Dengan diterapkannya sistem bagi hasil, maka persaingan antar bank syariah berlaku secara wajar yang ditentukan oleh keberhasilan dalam membina nasabah dengan profesionalisme dan pelayanan terbaik.

j.

Tersedianya fasilitas kredit kebajikan (Al-Qardhul Hasan) yang tidak membebani nasabah dengan biaya apapun kecuali biaya yang dipergunakannya sendiri, seperti bea materai, biaya akte notaris, biaya studi kelayakan, dan sebagainya. Dana fasilitas ini diperoleh dari pengumpulan zakat, infaq, shodaqoh para amil zakat yang masih mengendap di bank menunggu saatnya disalurkan kepada yang berhak.

2.

Kelemahan Bank Syariah a. Bank syariah terlalu berprasangka baik kepada semua nasabahnya dan berasumsi bahwa semua orang yang terlibat dalam bank syariah adalah jujur. Dengan demikian bank syariah sangat rawan terhadap mereka yang beritikad tidak baik, sehingga diperlukan usaha tambahan untuk mengawasi nasabah yang menerima pembiayaan dari bank syariah. b. Dalam sistem bagi hasil memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit terutama dalam menghitung bagian laba nasabah yang kecil-kecil dan yang nilai simpanannya di bank tidak tetap. Dengan demikian kemungkinan salah hitung setiap saat bias terjadi sehingga diperlukan kecermatan yang lebih besar

dibandingkan bank konvensional. c. Bank syariah membawa misi bagi hasil yang adil, maka diperlukan tenagatenaga yang handal daripada bank konvensional. Kekeliruan dalam menilai proyek yang akan dibiayai bank dengan sistem bagi hasil mungkin akan membawa akibat yang lebih besar daripada yang dihadapi bank konvensional yang hasil pendapatannya sudah tetap dari bunga. D. Sistem Bagi Hasil Bank Syariah Perbedaan utama yang paling mencolok antara bank syariah dan bank konvensional yakni pembagian keuntungan. Bank Konvensional sepenuhnya menerapkan sistem bunga atau riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank sebagai mediator penabung dengan peminjam dilakukan dengan penetapan bunga. Karena nasabah telah mempercayakan dananya, maka bank harus menjamin pengembalian pokok beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank adalah selisih bunga antara bunga tabungan dengan bunga pinjaman. Jadi para penabung mendapatkan keuntungan dari bunga tanpa keterlibatan langsung dalam usaha. Demikian juga pihak bank tak ikut merasakan untung rugi usaha tersebut. Hal yang sama tak berlaku di Bank Syariah. Dana masyarakat yang disimpan di bank disalurkan kepada para peminjam untuk mendapatkan keuntungan Hasil keuntungan akan dibagi antara pihak penabung dan pihak bank sesuai perjanjian yang disepakati. Namun bagi hasil yang dimaksud adalah bukan membagi keuntungan atau kerugian atas pemanfaatan dana tersebut. Keuntungan dan kerugian dana nasabah yang dioperasikan sepenuhnya menjadi hak dan tanggung jawab dari bank. Penabung tak memperoleh imbalan dan tak bertanggung jawab jika terjadi kerugian. Bukan berarti penabung gigit jari tapi mereka mendapat bonus sesuai kesepakatan. Dari perbandingan itu terlihat bahwa dengan sistem riba pada Bank Konvensional penabung akan menerima bunga sebesar ketentuan bank. Namun pembagian bunga tak terkait dengan pendapatan bank itu sendiri. Sehingga berapapun pendapatan bank, nasabah hanya mendapatkan keuntungan sebesar bunga yang dijanjikan saja. Sekilas perbedaan itu memperlihatkan di Bank Syariah nasabah mendapatkan keuntungan bagi hasil yang jumlahnya tergantung pendapatan bank. Jika pendapatan Bank Syariah naik maka makin besar pula jumlah bagi hasil yang didapat nasabah. Ketentuan ini juga berlaku jika bank mendapatkan keuntungan sedikit. Sudah dimaklumi bahwa bank konvensional ribawi berkembang bersama datangnya para kolonial. Kesamaan masa antara pendudukan kolonial dengan berdirinya

bank-bank ini di masyarakat Islam membenarkan pendapat bahwa bank-bank tersebut dibangun dengan sengaja agar membantu penjajahan dengan menguasai perekonomiannya. Juga agar tertanam dihati masyarakat adanya ketidak sesuaian antara yang mereka yakini tentang pengharaman riba dengan realita yang mereka geluti yang tidak lepas dari riba. Demikian juga dibangun untuk menancapkan benih-benih keraguan tentang benar dan cocoknya syariat Islam di masa-masa kiwari ini. Namun Allah Taala telah menjamin kebenaran syariat-Nya dan memudahkan orang untuk berfikir ulang bahaya riba yang telah menimpa umat manusia dewasa ini. Akhirnya banyak orang yang berfikir untuk membangun bank-bank yang dibangun diatas sistem syariat Islam. Tentu saja tantangannya cukup berat karena harus meyakinkan masyarakat bahwa bank tersebut dapat menjadi solusi pengganti bank-bank ribawi. Karena itu perbankan syariat harus mampu menunaikan hal-hal berikut ini: 1.Bank syariat harus mampu menunaikan semua fungsi yang telah dilakukan bank-bank ribawi berupa pembiayaan (Financing), memperlancar dan mempermudah urusan muamalaat, menarik dana-dana tabungan masyarakat, kliring dan transfer, masalah moneter dan sejenisnya dari praktek-praktek perbankan lainnya. 2.Bank syariat harus komitmen dengan hukum-hukum syariat disertai kemampuan menunaikan tuntutan zaman dari sisi pengembangan ekonomi dalam semua aspeknya. 3.Bank syariat harus komitmen dengan asas dan prinsip dasar ekonomi yang benar yang sesuai dengan ideologi dan kaedah syariat Islam dan jangan sekedar menggunakan dasar-dasar teori ekonomi umum keuangan yang tentunya dibangun diatas dasar muamalah ribawiyah.

E. Kesimpulan Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama Islam. Sesuai dengan prinsip Islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Perbankan syariah melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat sebagai pemilik dana, menyalurkan dana kepada masyarakat sebagai pengguna dana dan memberikan jasa. Dalam menjalankan fungsi bank tersebut sebagian kalangan masyarakat memandang bahwa dengan sistem konvensional ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam khususnya yang menolak adanya penetapan imbalan dan penetapan beban yang dikenal

dengan "bunga". Praktek bunga yang diterapkan pada bank konvensional ternyata bisa merugikan, baik bagi pihak bank sendiri maupun pihak nasabah. Sejak itulah sistem perbankan syariah mulai banyak dibicarakan karena dianggap lebih tahan menghadapi krisis. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

You might also like