You are on page 1of 11

Tugas Bahasa Indonesia

CERPEN

Ulfi Luna Septia XII IPA 3

SMAN 1 JOMBANG
Tahun Pelajaran 2008/2009

Tema

: Cinta dan Persahabatan

Penokohan dan Perwatakan : Naya Ellies Dina Ibu Naya Sari Rei : ramah, baik hati, suka menolong : cerewet, kocak : sederhana, pandai : ramah, baik hati : sombong : pantang menyerah, baik

Latar/Setting : Tempat Waktu Suasana Alur : maju : kita tidak boleh bersikap seenaknya kepada orang lain karena hal itu akan merugikan orang lain. : sekolah, rumah, jalan : pagi, siang, malam : senang, tegang

Amanat

Benci Jadi Cinta


Naya adalah anak baru gede yangramah dan cantik, oleh karena itu banyakorang yang menyukainya. Sekarang ini Naya baru saja naik kelas dua SMU. Sebenarnya Naya ini anaknya pintar, tapi karena agak-agak malas belajar jadinya ya seperti sekarang ini. Naya mempunyai dua orang teman cewek, pokoknya mereka bertiga benar-benar sahabat sejati, sampai-sampai mereka bertiga ini sudah seperti saudara. Dua orang sahabat Naya ini bernama Dina dan Ellies. Kalau Dina ini anaknya pintar, ramah dan sederhana banget, baik dari sifatnya maupun penampilannya. Sedangkan Ellies ini anaknya nggak begitu pintar, sama seperti keadaan Naya sekarang. Kalau ngomong juga sering salah kata, tapi dia nggak sadar kalau yang diucapkannya itu salah. Diantara mereka bertiga yang rumahnya paling jauh adalah Naya. Oleh karena itu, kalau Naya sedang di rumah sendiri dia menyuruh kedua temannya itu main ke rumahnya karena rumah Ellies dan Dina cukup dekat. ### Hari itu adalahhari yang cerah. Burung-burung berkicau dengan riangnya, pohon dan rumput yang hijau bergoyang dengan lembut karena tertiup angin. Semua itu menambah semangat semua orang untuk melakukan aktivitasnya pada hari itu. Tetapi tidak untuk Naya, dia malah masih asyik menyembunyikan tubuhnya di balik selimutnya yang hangat. Dia seakan sudah lupa kalau hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur selama dua minggu. Tiba-tiba terdengar suara telepon. Kringkringkring! Sedangkan Naya masih nggak ngeh dengan bunyi telepon yang ada di kamarnya itu. Dia masih enak merangkul guling dan semakin asyik bersembunyi di balik selimutnya. Sedangkan telepon itu masih terus berbunyi. Kringkringkring! Kemana sih si Naya, ditelepon dari tadi kok nggak diangkat-angkat? Masak jam segini masih tidur? gerutu Ellies dengan kesal. Akhirnya Naya mengangkat teleponnya dengan mata masih setengah merem sambil menggerutu. Siapa sih telepon pagi-pagi gini? Gak tau apa orang lagi enak-enaknya tidur?! Ganggu aja! Halo.siapa nih? jawab Naya saat mengangkat teleponnya dengan nada kesal. Akhirnya diangkat juga. Aku Ellies, kemana saja non? Ditelepon dari tadi nggak diangkatangkat? jawab Ellies dengan nada yang cukup sabar. OhEllies toh? jawab Naya dengan santai tanpa ada rasa bersalah sama sekali. Ya iyalah Ellies, ehkamu kemana aja, nggak dengar ada telepon bunyi? Telinga kamu ketinggalan di almari ya? Lupa nggak dipakek? Atau telepon kamu sekarang sudah pindah di dapur? omel Ellies tanpa titik dan koma pada Naya karena membuatnya lama menunggu.

Ehjanagn ngawur dong kalau ngomong? Telingaku nggak ketingglan di almari tahu, memangnya aku hantu apa! Lagian teleponku juga nggak pindah tempat. Kamu itu kenapa sih pagipagi ging sudah telepon? Ganggu orang lagi tidur aja. Pas aku angkat kamu langsung ngomel-ngomel lagi. Mau buat telingaku budge? Ada pa sih? omel Naya yang nggak mau kalah dengan Ellies. Udah selesai ngomongnya? Lebih baik nggak usah banyak ngomong dulu deh. Ntar aja kalau di sekolah ngomong sepuasnya. Jawab Elliesdengan cukup sabar. Apa kamu bulang tadi? Sekolah? jawab Naya denagn nada suara yang kaget. Ya, sekolah. Kenapa kamu lupa kalau hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah kita libur dua minggu ini? Tanya Ellies pada Naya. Ya ampunaku lupa Lies. Hari ini sekolah kan udah mulai masuk ya. Gimana nih? Aku belum mandi? jawab Naya dengan suara harap-harap cemas karena dia bangun kesiangan. Iyakan kamu lupa. Tidur aja terus, ya udah sekarang cepetan mandi sana, ntar telat lagi. Aku mau sarapan dulu terus berangkat. Tambah Ellies. Ya sudah aku mau mandi dulu, makasih ya Lies, kamu memang sahabatku yang paling baik. Alah nggak usah muji aku kayak gitu. Aku jadi malucepetan mandi sana Nay!. Ya udah makasih Lies, bye Okemet pagi! jawab Ellies singkat. ### Pagi itu di sekolah Naya semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mereka sibuk bercerita dengan temannya tentang kegiatan yang mereka lakukan selama liburan. Sedangkan Ellies dan Dina hanya bisa mondar-mandir di depan kelas dengan ekspresi wajah yang cemas karena menunggu Naya. Sampai sekarang dia belum juga tiba di sekolah, padahal sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Eh Ellies, si Naya kemana ya? Kok sampe jam segini belum juga datang? Tanya Dina yang bingung melihat tingkah Ellies. Elliesbiasa aja kali, nggak usah mondar-mandir gitu dong. Aku jadi tambah pusing lihat kamu kayak gitu. Paling-paling dia telat, ntar juga pasti dating. Tambah Dina. Ya udah kalau gitu sekarang kita masuk kelas saja sekarang. Salah sendiri, udah waktunya masuk sekolah kok lupa? jawab Ellies kesal. Ya udah, ayo cepetan masuk belnya sudah bunyi tuh! Tapi mungkin ini nanti belum dapat pelajaran, kan baru masukhari pertama? Jawab Dina sambil berjalan menuju kelas. Emang sekolah nenek moyang kamu apa? Gak ada pelajaran? Jawab Ellies sewot. Ya tapi kayaknya omongan kamu itu bener juga Din!! Tapi gak tahu lihat saja nanti. Jawab Ellies singkat. Bel sekolah sudah berbunyi, tapi sampai saat itu juga Maya belum datang. Semua siswa masuk kelas dan mengikuti pelajaran dengan tenang. Ternyata hari itu semua guru masuk dan langsung mulai pelajaran seperti biasa. -----0o0-----

Sedangkan di rumah, maya masih sibuk mandi dan menyiapkan buku pelajaran. Dia belum sadar kalau sudah terlambat masuk sekolah. Ketika melihat jam, dia langsung berteriak sampai suaranya terdengar oleh semua orang yang ada di rumah saat itu. Aa..!!! tidak jam segini, gimana dong? Teriak maya kaget. Dia segera berangkat dengan tergopah-gopah. Ibu, aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum. Teriak maya sambil berlari keluar rumah. Ya, waalaikumsalam jawab ibunya dengan sabar sambil tersenyum. Maya berlarian ke jalan naik angkutan umum, ternyata sesampainya di jalan, tidak ada angkutan umum. Semua sudah berangkat. Hanya tinggal sati angkutan yang masih mangkal disana dan belum ada penumpangnya sama sekali. Maya lebih memilih menunggu daripada naik angkutan yang nggak tahu berangkatnya yang nggak tahu berangkatnya kapan. Hati maya terasa cemas, dia memandangi jalan barangkali ada anak satu SMA yang sama telatnyan dengan dia. Ternyata memang ada, dia adalah Rei, teman satu kelasnya sekarang, dia lewat di depan Maya dengan santainya. Sebenarnya Maya itu benci banget sama anak yang namanya Rei, Rei pun demikian, dia juga benci sama Maya. Tapi apa daya , Maya mau nggak mau harus numpang sama Rei karena mereka sama-sama telat, lagi pula Rei lebih cepat sampai sekolah karena dia naik sepeda motor. Dengan suara yang keras, Maya memanggil Rei yang sedang berkonsentrasi mengendarai sepedanya. Rei.Rei.! Terial Maya sekeras-kerasnya. Tapi Rei masih tidak mendengar teriakan Maya yang nyaris membuat pita suaranya mau putus. Maya tidak putus asa, dia mencoba memanggilnya lagi. Rei.Rei.!! Teriak Maya aduh nengok dong? Gerutu Maya dalam hati. Rei! Aduh masih nggak nengok juga tuh anak. Apa dia nunggu pita suaraku putus dulu baru mau nengok? Omel Maya dengan kesal. Akhirnya tanpa sengaja Rei menengok ke pinggir jalan. Dia melihat Maya yang sedang memanggil-manggil namanya kemudian di menepkan sepedanya dan bertanya pada Maya. May.. ngapaian kamu manggil-manggil aku? Tanya Rei dengan nada sewot. Akhirnya denger juga ya teriakan aku? Jawab Maya dengan dengan nafas ngos-ngosan karena kecapekan berteriak memanggil Rei. Nengok? Aku ini tadi itu nggak sengaja nengok ke pinggir jalan. Eh nggak tahunya di pinggir jalan ada kamu. Jawab Rei dengan nada meremehkan. Ya udahlah terserah kamu, mau nengoknya di sengaja atau nggak sengaja terserah. Gerutu Maya kesal. Setelah mengambil nafas cukup panjang Maya melanjutkan bicaranya. Sekarang gini ya Rei aku mau ngomong, kan kita berdua ini sekarang sama-sama telat masuk sekolah. Dengan sangat terpaksa aku mau numpang sama kamu sampai sekolah. Kamu mau nggak. Maya berbicara dengan berat hati. Apa katamu terpaksa, lagian siapa juga yang mau ngasih tumpangan sama kamu. Jawab Rei sewot. Ayolah Rei kamu sama aku hari inikan sama-sama telat masuk sekolah, jadi perasaan benci, kesel, acuh dan yang lain-lain lupain dulu aja dech, sekarang kamu kasih tumpangan ke aku ya? Rayu Maya supaya Rei mau member tumpangan padanya. Oke, dengan sangat terpaksa aku kasih tumpangan deh. Tapi ada syaratnya! jawab Rei dengan mantap dan wajah penuh kemenangan.

Apa syaratnya? Tanya Naya. Rei langsung menjawab pertanyaan Naya itu. Gini ya Nay, selama ini kamu kan sering banget ngejek aku, jelek-jelekin aku, ngatain aku dan banyak lagi yang lain. Tapi kalau aku sebutin satu-satu nggak bakalan selesai sampai nanti sore. Iya, nggak usah bertele-tele gitu, langsung aja apa artinya? jawab Naya tambah kesal. Aku mau kamu minta maaf sama aku dan kamu harus janji nggak bakalan ngelakuin itu lagi, ngerti nggak?? Rei menambah penjelasannya yang tadi. Tapi kamu suka gitu juga sama aku, jadi nggak adil dong kalau Cuma aku yang minta maaf sama kamu? Tambah Naya yang nggak mau kalah sama Rei. Okesekarang kita maaf-maafan dan nggak boleh saling jelek-jelekin lagi satu sama lain. Oke!! jawab Rei setuju. Yaaku setuju deh, demi tumpangan ke sekolah. Lalu mereka berdua saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Dan mereka berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang pernah mereka lakukan selama ini. Akhirnya mereka berdua sepakat, kemudian Rei member tumpangan pada Naya dan berangkat ke sekolah. Reimenaiki sepedanya dengan kencang tapi hati-hati. ### Sesampainya di sekolah, pak satpam yang sedang berjaga di depan pintu gerbang sekolah langsung menghentikan Reid an Naya. Mereka berdua langsung ditanya oleh pak satpam. Heikalian berdua, kenapa jam segini baru berangkat? Sekarang kan sudah masuk? Tanya pak satpam. Yapak satpam maaf, kita berdua ini tadi bangun kesiangan. Sebenarnya kita sih nggak mau bangun kesiangan, tapi gimana lagi. Ya maklum aja ya pak kan baru hari pertama masuk? rayu Naya. Maklum kata kalian? Bapak saja juga libur selama dua minggu sama kayak kalian, tapi bapak nggak telat tuh. malah jam enam pagi bapak sudah sampai sini. Nah kalian jam delapan baru sampai sini? Gimana Indonesia mau maju kalau generasi penerusnya kayak gini? ceramah bapak satpam panjang lebar pada Rei dan Naya, Udah pak ceramahnya? jawab Naya. Kenapa dulu nggak jadi guru aja? tanbahnya singkat. Ya tuh bapak? Kalau bapak berangkatnya telat, ya nggak mungkin bapak jadi satpam di sini? Palingan baru sampai gerbang mau ngelamar kerja sudah ditolak sama guru-guru, ya nggak? tambah Naya sambil tersenyum sama Rei. Kalian itu memang benar-benar anak bandel, dibilangin malah ngelawan. Jawab pak satpam dengan emosi. Udah pak, nggak usah emosi. Sekarang mendingan bapak bukain pintu gerbangnya buat kita deh?! rayu Rei. Oke, lagian percuma ngomong panjang lebar sama kalian? jawab pak satpam yang merasa dirinya percuma menceramahi kedua anak itu. Gitu dong dari tadi? Bapak baik deh? sahut Naya. Makasih ya pak. Tambah Rei. Se5telah mereka berdua masuk dan menemui guru piket pada hari itu, Reid an Naya mendapat hukuman. Tidak tanggung-tanggung, mereka disuruh hormat bendera sampai jam terakhir. Bel pilang

sekolah pun berbunyi, saat berjalan mau pulang Dina dan Ellies melihat Rei dan Naya sedang hormat bendera. Ellies langsung berbisik kepada Dina. Din, itu kan Naya. Kasihan banget tuh anak disuruh hormat bendera sampai pulang sekolah. Ya, kasihan banget ya. Tapi ngomong-ngomong Rei sama Naya tuh udah baikan ya? Padahal mereka berdua kan nggak pernah akur, tapi sekarang kok kelihatannya akur banget? Tanya Dina heran. Kesambet kali tuh anak? tambah Dina. Ya, bener kata kamu Din. Mungkin kesambel tuh anak? jawab Ellies ngawur karena nggak begitu dengar apa yang diomongin Dina. Kesambet kali Ellies, bukan kesambel. Kamu tuh ada-ada aja.jawab Dina dengan sabar. Ya, maksudku juga gitu, gak apa-apa kan Cuma beda sedikit aja? seru Ellies dengan tersenyum. Ayo kesana, kita ajakin mereka pulang. Akhirnya mereka pulang bersama. Selama perjalanan pulang kedua teman Naya, Ellies dan Dina, terus bertanya tentang masalahnya dengan Rei tadi. Tapi Naya hanya bisa diam dan tersenyum pada kedua sahabatnya itu. Setelah sampai di rumah, Naya langsung makan, sholat,kemudian merebahkan tubuhnya di sofa karena kecapekan. ### Hari mulai gelap dan malam pun tiba. Naya menceritakan semua kejadian yang terjadi hari itu pada ibunya. Ibu, tahu nggak hari ini aku tuh kesel dan capek banget. Pokoknya hari ini tuh hari yang paling menyebalkan deh. Ibaratnya nih seperti kata pepatah, udah jatuh tertimpa tangga pula. Keluh Naya pada ibunya. Emang sampai segitu ya Nay? Apes banget? ledek ibunya. Aduhibu nih gimana sih, nggak nanya emang kenapa Nay? Atau gimana gitu, ehmalah ngeledek aku? gerutu Naya. Iyaibu kan cuma bercanda Nay, jangan diambil hati dong? jawab ibunya dengan sabar. Emang kenapa Nay? Gini bu, tadi akn Naya berangkat sekolahnya telah dan kebetulan aku ketemu sama Rei, anak yang aku benci banget. Tapi dengan terpaksa aku harus numoang dia, eh dia malah ngajuin persyaratan. Ya sudahlah aku terima persyaratannya. Jelas Naya panjang lebar. Emang apa persyaratannya? Tanya ibu yang mulai penasaran. Aku kan sering ledek-ledekin dia, jadi alu disuruh minta maaf sama dia dan janji nggak boleh gitu lagi. Dan dengan sangat terpaksa aku terima demi tumpangan. Tambah Naya. Terus? Tanya ibunya lagi. Gitu aja kok kamu sewotnya minta ampun?. Ya iyalah gimana nggak sewot, udah sekolah telat, disuruh minta maaf sama Rei, di sekolah diceramahin sama pak satpam, dan satu lagi aku disuruh hormat bendera sampai jam terakhir sama guru piket. Mana panas lagi? jawab Naya antusias. Oojadi gitu, ya udah itu semua kan sudah terjadi. Jadi sabar aja, itu semua pelajaran buat kamu. Jawab ibu dengan sabar, sambil mengelus rambut Naya. Gitu ya bu, tapi ngomong-ngomong aku tadi ngejelasin itu dengan panjang lebar, ibu kok tanggapannya Cuma begitu? Tapi ya udahlah nggak apa-apa, yang penting sekarang aku sudah lega

karena semua beban dalam pikiranku sudah aku keluarkan. Sekarang aku mau tidur dulu bu, selamat mlam. Tambah Naya setelah capek bercerita pada ibunya. ### Keesokan harinya Naya pergi sekolah seperti biasanya. Dan tidak telat lagi seperti kemarin, karena dia berusaha bangun lebih pagi. Dan sesampainya di sekolah, secara tidak sengaja Naya bertemu dengan Rei saat berjalan menuju kelas. Mereka berdua sekarang sudah akur tidak seperti dulu. Mereka saling menyapa dan mengobrol satu sama lain. Tanpa diketahui mereka berdua, Dina dan Ellies sudah berjalan di belakang Rei dan Naya. Kemudian Ellies dan Dina mencoba mengejutkan Naya dan menggodanya. Hayolagi ngapain? ucap Ellies dan Dina bersamaan sambil menepik bahu Naya. Ehkalian berdua? Ada apa sih? jawab Naya dengan wajah tersipu malu. Itu, kamu sama Rei kok jadi akur banget. Kena angin apa tuh? Apa karena kemarin kalian telat bareng? Hayo. Goda Dina. Kena angin? Terbang dong kalau kena angin? jawab Naya polos. Aduh emang susah ngomong sama kamu. Emang bener ya kata orang-orang dari benci jadi cinta. Wahwahwahmangkanya ati-ati, kalau benci sama orang itu jangan kelewatan. Gini deh jadinya. Goda Dina lagi. Dina kamu tuh kenapa sih? sahut Naya. Lihat tuh Ellies aja nggak komentar? Ya kan Lies? Heeh, kalian tuh ngomongin apaan sih? Aku tuh dari tadi ngeliat Rei, dia kayaknya jadi salah laku gitu deh? jawab Ellies tanpa mengetahui ada kesalahan dalam pengucapan kalimatnya. Salah tingkah kali Lies, bukan salah laku. Kamu itu gimana sih? Ngucapin kata-kata ada yang salah kok tapi nggak sadar? Jawab Dina membenarkan maksud Elies, Iya, maksudku juga gitu. Gak apa-apa kan Cuma beda dikit aja. Jawab Elies yang merasa dirinya sudah benar. Ya, udah terserah kamu. Tambah Dina. Tapi benar kata kamu Lies, Rei kok jadi salah tingkah gitu ya kalau lagi jalan sama Naya terus ketahuan sama kita? Jangan, jangan dia suka lagi sama kamu Nay? Aduh makin seru aja nih ceritanya. Goda Dina lagi. Kayaknya emang gitu deh Nay, Rei itu suka sama kamu. Tambah Ellies. Sejak kapan? Dia kan selalu musuhan sama aku? jawab Naya. Sejak kemarinlah, sejak kalian telat bareng. Jawab Ellies yang mulai ikut-ikutan menggoda Naya. Terserahlah, aku mau masuk kelas dulu. Jawab Naya dengan ekspresi yang agak kesal. EhNay tunggu, jangan marah dong? ucap kedua sahabatnya itu sambil berlari mengikuti Naya menuju kelas. Bel masuk pun berbunyi, semua siswa masuk kelas dan mengikuti palajaran dengan tertib. ### Naya, Dina, dan Ellies pulang bersama-sama, mereka berjalan sambil membicarakan semua hal yang terjadi di sekolah hari ini. Mulai dari masalah pelajaran sampai masalah temen satu kelas mereka. Di saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ada seorang siswi yang menghampiri mereka.

Hmrupanya ada yang lagi seneng nih? sela siswi tersebut diantara pembicaraan Naya, Dina dan Ellies. Ternyata siswi itu adalah Sari, dia adalah anak yang menyukai Rei. Dia merasa cemburu karena melihat hubungan Naya dan Rei yang semakin hari semakin dekat. Ehkamu Sar, kenapa? Ada yang salah? Emangnya nggak boleh kalau kita seneng! jawab Ellies yang merasa risih karena Sari menyela pembicaraan mereka. Ehaku tuh nggak ngomong sama kamu tapi ngomong sama temenmu, Naya! timpal Sari sewot. Sama aku, Ya, sama kamu. Emang di sini ada anak yang bernama Naya selain kamu. Ya, nggak sih. Kenapa? jawab Naya yang masih nggak ngeh. Kamu lagi seneng kan sekarang, tapi aku jamin itu nggak akan bertahan lama. Maksud kamu apa, aku nggak ngerti? Lagi pula dari mana kamu tahu kalau aku lagi seneng?? Ya tahulah, kamu sekarang kan lagi deket banget sama Rei. Biasa aja kali, emang kenapa? Cemburu?? Ya iyalah, gimana nggak cemburu? Orang aku suka sama dia sudah lama kok, dan dia tuh udah tahu kalau aku suka sama dia. Eh dia malah cuek-cuek aja sama aku. Aduh kasihan banget sih kamu Sar Ya tuh, kasihan banget, kalau dia nggak suka sama kamu ya udah nggak usah dipaksa. Oarng udah tahu dia nggak suka, eh kamunya malah ngejar-ngejar terus. Dasar nggak tahu malu!! sahut Ellies yang sudah tidak tahan lagi dengan tingkah Sari. Eh Lies, nggak usah ikut campur deh kamu. Ini bukan urusan kamu tahu!! Ini urusanku sama Naya. Diem aja deh! Bentak Sari pada Ellies sambil mendorong badan Ellies. Sar, kamu jangan keterlaluan dong. Udah sebaiknya kita pergi aja dari sini. Ayo LiesNay lerai Dina. Kemudian mereka bertiga pun pergi dan membiarkan Sari yang kelihatan masih kesal dengan mereka, khususnya Naya. Dia ngomel sendiri dan akhirnya pergi dengan wajah yang penuh dengan amarah. ### Akhirnya sampai juag di rumah?? Emang hari ini benar-benar hari yang melelahkan dan menjengkelkan banget. Apes banget sih aku. Ujar Naya sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. Setelah dia merasa puas, dia mandi lalu makan. Tidak lama kemudian handphone Naya berbunyi. Kemudian Naya mengangkatnya. Hallo assalamualaikum Waalaikumsalamoh kamu Rei, ada apa? Nggak ada apa-apa kok, Cuma pengen denger suara kamu aja. Ehmaksud kamu apa? Aku kangen sama kamu Nay, emang kamu nggak kangen sama aku?

Aku?? Kangen sama kamu? Ngapain, orang kamu bukan siapa-siapa aku kok! Jangan gitu dong, biasa aja. Kamu kan udah janji nggak sewot lagi sama aku. Yayasebenarnya ada apa sih Rei? Gini. sebenarnya ada sesuatu yang mau aku omongin sama kamu. Tapi nggak bisa di telepon, kita ketemuan ntar sore? Gimana, kamu bisa kan? Ya emang ada apa sih? Aku jadi penasaran. Kayaknya kok penting banget. Udahnanti kamu juga tahu. Ini memang penting banget buat aku. Ya udah, sampai jumpa nanti sore di taman. Okeassalamualaikum. Waalaikumsalam. ### Hari sudah sore, Naya sudah bersiap untuk pergi ke taman. Begitu juga dengan Rei, dia juga berdandan sekeren mungkin untuk pertemuannya dengan Naya sore ini. Naya berpamitan dengan ibunya dan segera menuju taman tempat Reid an Naya berjanjian. Sesampainya disana ternyata Rei sudah menunggunya dengan wajah yang cemas, Naya segera menegur Rei. Hai Rei Naya Udah lama nunggunya? Nggak kok, barusan datang. Jawab Rei denagn sabar. Padahal dia sudah menunggunya lebih dari tiga puluh menit. Beneran, oh ya emangnya apa yang mau kamu omongin sama aku. Gini jawab Rei sambil menghela napas panjang dulu baru melanjutkan bicaranya. Gini lho Naya,langsung aja ya. Sebenarnya aku lagi-lagi lidahnya terasa kaku, sulit untuk mengeluarkan kata-kata. Sebenarnya aku apa? Tanya Naya yang sudah tidak sabar lagi. Sebenarnya aku suka sama kamu, aku sudah lama memendam perasaan ini. Dari dulu, semenjak kita bermusuhan, itu sebenarnya aku sudah suka sama kamu. Tapi aku masih nggak percaya dan nggak mau mengakuinya, sampai akhirnya kita ketemu waktu kamu dan kamu sama-sama telat waktu itu. Waktu itu aku mengajukan persyaratan sama kamu kan sebelum aku mau ngasih tumpangan? Heeh. Jawab Naya singkat dengan mimik muka yang bingung. Lalu kamu setuju kan? Sebenarnya itu merupakan salah satu cara aku untuk dapat lebih deket sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacar aku? Apa Rei, apa aku nggak salah denger! Tanya Naya pada Rei. Dia semakin syok mendengar semua pernyataan Rei. Ya, kamu nggak salah dengar kok, gimana mau nggak? Maaf ya Rei, aku nggak bisa jawab sekarang. Beri aku waktu.

Ya sudah kalau gitu, aku beri waktu kamu sampai besok. Lalu jam empat sore kita ketemuan lagi di sini. Ya, makasih ya Rei. Jawab Naya dengan perasaan bingung, cemas, seneng, pokoknya campur aduk. Akhirnya mereka pulang ke rumah masing-masing. Rei pulang dengan wajah yang penuh harap. Sedangkan Naya pulang dengan perasaan khawatir, dan bingung mau jawab apa bila besok ketemu sama Rei. ### Keesokan harinya Naya bercerita kepada dua sahabatnya, Dina dan Ellies. Mereka berdua terkejut mendengar pernyataan Naya. Naya berharap kedua sahabatnya itu bisa member saran, apa yang harus dikatakannya pada Rei bila bertemu nanti. Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya kedua sahabatnya agar Naya menerima saja cinta Rei. Dan Naya pun menyetujui saran dari kedua sahabatnya itu. Tanpa sepengetahuan mereka Sari mendengar pembicaraan mereka. Dia bertambah kesal dan marah kepada Naya. Dia pun menyusun strategi untuk menggagalkan pertemuan Naya dan Rei. ### Sore hari akhirnya tiba. Rei sudah sudah menunggu Naya di taman, sedangkan Naya baru saja berangkat dari rumah menuju ke taman. Ternyata Sari membututi Naya dan dia telah memasang jebakan untuk Naya agar terjatuh di jalan dan akhirnya Naya dan Rei tidak jadi ketemuan. Tapi rei malah menyusul Naya, karena Rei sudah terlalu lama menunggu di taman tapi Naya tidak kunjung datang. Rei pum mengetahui kalau Naya sedang dijebak oleh Sari. Akhirnya Rei memarahi Sari agar tidak mangganggu Naya lagi. Sari pun pergi dengan rasa tidak enak dan malu pada Rei. Dan Rei menggendong Naya karena Naya tidak bisa berjalan. Rei juaga mengantarkannya pulang. Di perjalanan mereka hanya diam dan tidak berkata sepatah kata pun. Akhirnya Rei menanyakan tentang pertanyaannya yang kemarin, dan Naya pun menerimanya.

You might also like