You are on page 1of 12

TINDAK TUTUR DAN PERISTIWA TUTUR

Disusun guna memenuhi tugas kelompok SEMINAR BAHASA Dosen Pengampu mata kuliah: Siti Fatimah, S.S., M.Pd.

Oleh Kelompok 1
1.Ilnena Aftiyati 2.Maria Yuliana L 3.Risqiyani 4.Siti Muzaroah 5.Sutriyono 6.Yudha Rosmana (08410396) . (08410404) (08410411) (08410414) (08410417) (08410421)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca, atau dapat ditafsirkan dengan penjelasan ilmu tentang maksud seorang penutur. Pragmatik juga saling berhubungan atau ada hubungannya dengan semantik (kalimat yang berpola sistematis) dan semantik (kalimat yang berstruktur yang lebih menekan tentang makna kalimat tersebut. Dan pragmatik sendiri lebih mengarah pada suatu susunan kalimat yang mengarah pada pemahaman makna melalui tindak tutur. Dalam pragmatik juga menerangkan atau menjelaskan tindak tutur dan peristiwa tutur. Dalam usaha untuk mengungkapkan diri mereka, orang-orang tidak hanya menghasilkan tuturan yang mengandung kata-kata dan strukturstruktur gramatikal saja, namun juga melihat pada tindakan-tindakan melalui tuturan-tuturan tersebut. Tindak tutur merupakan fenomena pragmatik penyelidikan linguistik klinis yang sangat menonjol. Penggunaan dan pemahaman pragmatik telah diselidiki dalam kondisi-kondisi klinis dengan cara sama beragamnya seperti autisme, ketidakmampuan belajar. Singkat kata, tindak tutur merupakan kategori yang kaya akan fenomena-fenomena pragmatik untuk dikaji oleh para ahli linguistik klinis. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses tindak tutur? 2. Bagaimana klasifikasi tindak tutur? 3. Bagaimanakah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung? 4. Bagaimana peristiwa tutur?

C. Tujuan 1. Agar kita dapat lebih mengetahui proses tindak tutur itu sendiri. 2. Agar kita dapat mengetahui bagaimana klasifikasi tindak tutur. 3. Agar kita dapat memahami tindak tutur secara langsung maupun tindak tutur secara tidak langsung. 4. Agar kita dapat mengetahui bagaimana peristiwa tutur.

BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Tindak Tutur Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Pada suatu saat, tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan mengandung tiga tindak yang saling berhubungan. Yang pertama adalah: Tindak lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Contoh: saya baru saja membuat kopi. Yang kedua illokusi yaitu pembentukan tuturan dengan beberapa fungsi di dalam pikiran yang ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan agar lawan tutur melakukan tindakan. Contoh: Buanglah sampah pada tempatnya! Yang ketiga perlokusi yaitu penuturan dengan asumsi bahwa pendengar akan mengenali akibat yang ditimbulkan atau membawa pengaruh pada lawan tutur. Contoh: Di sudut kamar mandi itu ada hantunya. Suatu masalah yang ada bahwa tuturan yang sama secara potensial dapat memiliki tekanan illokusi yang agak berlainan. Dalam illokusi mempertimbangkan dua hal yaitu: alat-alat penunjuk tekanan illokusi (APTI) dan Kondisi-kondisi kebahagiaan (Felisitas). a. Alat penunjuk tekanan illokusi (APTI) Alat yang paling jelas untuk menunjukkan tekanan illokusi (APTI) ialah jenis pengungkapan dimana terdapat suatu celah untuk sebuah kata kerja yang menyebutkan tindakan illokusi yang sedang ditunjukkan. Kata kerja yang demikian ini dapat dikatakan sebagai kata kerja performatif. Contoh: Saya (kk. Performatif) anda bahwa ...... Andi: Dapatkah saya bicara dengan Susi? Ani : Tidak, dia tidak ada disini. Andi: Saya bertanya kepada anda-dapatkah saya bicara dengannya?

Ani : saya katakan kepada anda-DIA TIDAK ADA DI SINI. Dalam dialog ini, masing-masing penutur telah mendeskripsikan dan menunjukkan perhatiannya pada tekanan illokusi tuturan mereka. Sedangkan alatalat lainnya, misalnya kualitas suara yang rendah untuk memperingatkan atau mengancam, mungkin digunakan untuk menunjukkan tekanan illokusi. b. Kondisi felisitas Ada harapan tertentu atau yang diharapkan secara teknis disebut sebagai kondisi felisitas, karena tampilan suatu tindak tutur diketahui seperti yang dimaksud. Tampilan itu bisa menjadi tidak tepat jika penuturnya bukan orang dalam konteks yang khusus. Contoh: Anda dihukum 6 bulan penjara. Dalam konteks sehari-hari diantara orang-orang kebanyakan ada juga pra-kondisi pada tindak tutur. Kondisi umum : Dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan tidak sedang bermain peran atau sesuatu hal lain. Kondisi isi : Untuk sebuah peringatan dan janji, tuturan harus berisi tentang peristiwa yang akan terjadi mendatang. Kondisi persiapan : Ada dua kondisi, yang pertama peristiwa itu tidak akan terjadi sendiri, dan yang ke dua peristiwa itu akan mempunyai akibat yang bermanfaat. Kondisi Ketulusan : Penutur secara tulus bermaksud untuk melaksanakan tindakan itu dimasa mendatang. Kondisi Esensial : Penutur bermaksud menciptakan suatu keharusan untuk melaksanakan tindakan yang dijanjikan. c. Hipotesa Performatif Setiap tuturan pokok terdapat suatu klausa, yang mengandung kata kerja performatif yang membuat tekanan illokusi menjadi jelas. Dalam hipotesa performatif terdapat kata kerja performatif yang menunjukkan bahwa tuturan itu diperhitungkan sebagain suatu tindakan yang sedang dituturkan. Contoh: Dengan ini saya perintahkan anda merapikan buku-buku itu.

B. Klasifikasi Tindak Tutur Sistem klasifikasi umum mencantumkan lima jenis fungsi umum yang ditunjukkan oleh tindak tutur yaitu deklarasi, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. 1. Deklarasi Deklarasi adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan. Contoh: Penghulu : Sekarang saya menyebut anda berdua suami-istri. Dalam contoh di atas penutur harus memiliki peran khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan deklarasi secara tepat. Pada waktu menggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-kata. 2. Representatif Representatif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur, kasus atau bukan. Dunia sebagai sesuatu yang diyakini oleh penutur yang menggambarkannya. Contoh: Bumi itu datar. Dalam contoh di atas merupakan pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendiskripsian, merupakan sesuatu yang diyakini oleh penutur yang menggambarkannya. Pada waktu menggunakan sebuah representatif, penutur menuturkan kata-kata dengan dunia (kepercayaannya). 3. Ekspresif Ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur itu mungkin disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau pendengar, tapi semuanya menyangkut pengalaman penutur. Contoh: Sungguh, saya minta maaf. Dalam contoh di atas mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian,

kesenangan, atau kesengsaraan. Pada waktu menggunakan ekspresif penutur menyesuaikan kata-kata dengan dunia (perasaannya). 4. Direktif Direktif adalah jenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Tindak tutur ini meliputi, perintah, pemesanan, permohonan, dan pemberian saran. Contoh: Berilah aku secangkir kopi. Buatkan kopi pahit, sekarang! Dalam contoh di atas menyatakan apa yang menjadi keinginan penutur. Pada waktu menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan dunia dengan kata (lewat pendengar). 5. Komisif Komisif adalah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk meningkatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan datang. Tindak tutur ini dapat berupa: janji, ancaman, penolakan, dan ikrar. Contoh: Saya akan membetulkannya lain kali. Dalam contoh di atas menyatakan apa saja yang dimaksud oleh penutur (janji). Pada waktu menggunakan komisif penutur berusaha untuk menyesuaikan dunia dengan kata-kata (lewat penutur). Tipe Tindak Tutur: Deklarasi Representatif Ekspresif Direktif Komisif Arah Penyesuaian P = Penutur

X = Situasi Kata mengubah dunia P menyebabkan X Kata disesuaikan dengan P meyakini X dunia Kata disesuaikan dengan P merasakan X

dunia Dunia disesuaikan dengan P menginginkan X kata Dunia disesuaikan dengan P memaksudkan X kata

C. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Pendekatan yang berbeda terhadap pemilahan tipe-tipe tindak tutur ini dapat dibuat berdasarkan strukturnya. Ada hubungan antara tiga bentuk struktural (deklaratif, interogatif, imperatif) dan tiga fungsi komunikasi umum ( pernyataan, pertanyaan, perintah/ permohonan). Apabila ada hubungan langsung antara struktur dengan fungsi, maka terdapat suatu tindak tutur langsung. Dan apabila ada hubungan tindak langsung antara struktur dengan fungsi, maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Jadi bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu pernyataan disebut tindak tutur langsung. Sedangkan bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak langsung. Contoh Tindak Tutur Langsung: Di luar dingin. Dia mengenakan sabuk pengaman. Contoh Tindak Tutur Tidak Langsung: Dengan ini saya memohon anda, agar anda menutup pintu Bisakah anda mengambilkan garam itu? Tindak tutur tidak langsung biasanya diasosiasikan dengan lebih sopan daripada tindak tutur langsung. D. Peristiwa Tutur Terdapat situasi sosial yang melibatkan penutur perlu memiliki hubungan sosial sejenisnya, dan yang mungkin memiliki tujuan khusus pada kesempatan tertentu. Kita dapat melihat seperangkat tuturan yang dihasilkan dalam jenis situasi ini sebagai suatu peristiwa tutur. Peristiwa tutur adalah Suatu kegiatan dimana penutur berinteraksi dengan bahasa dalam cara-cara konfensional untuk mencapai suatu hasil. Peristiwa ini mungkin termasuk suatu tindak tutur sentral yang nyata, seperti sungguh saya tidak menyukai ini, seperti dalam peristiwa tutur keluhan, tetapi peristiwa ini juga termasuk tuturan-tuturan lain yang mengarah dan bereaksi pada tindakan sentral. Pada kebanyakan kasus, suatu permohonan tidak dibuat dengan tindak tutur

tunggal yang secara tiba-tiba diucapkan. Permohonan merupakan sebuah tindak tutur secara khusus, seperti yang digambarkan dalam contoh berikut ini. Contoh: Lucky : Oh Mary. Saya senang kau berada di sini. Mary : Ada apa? Lucky : Saya tidak dapat mengoperasikan komputer saya Mary : Apakah komputermu ruak? Lucky : saya kira tidak. Mary : Apa yang terjadi? Lucky : Saya tidak tahu. Saya tidak tahu tentang komputermu. Mary : Jenis komputer apa ini? Lucky : Komputer Mac. Apakah kau menggunakannya? Mary : Ya Lucky : Punya waktu sebentar? Mary : Tentu saja Lucky : Oh, bagus Interaksi yang diperpanjang dalamcontoh di atas disebut suatu peristiwa tutur permohonan. Perhatikan bahwa tidak ada permohonan yang jelas dari Lucky kepada Marry untuk melakukan sesuatu. Boleh jadi kita menyiratkan pertanyaan, punya waktu sebentar ?, sebagai awal permohonan yang memungkinkan penerima untuk berkata bahwa dia sibuk atau dia harus berada di tempat lain. Dalam konteks ini, jawaban tentu saja, diambil sebagai suatu kata pengantar yang tidak hanya mempunyai waktu yang tersedia, tetapi juga suatu keinginan/ kemauan untuk menampilkan tindakan yang dinyatakan. Analisis tentang peristiwa tutur dengan jelas merupakan suatu cara mempelajari bagaimana lebih banyak sesuatu yang disampaikan daripada yang dikatakan. Manfaat dari analisis tindak tutur ini ialah menggambarkan jenis-jenis sesuatu yang dapat kita lakukan dengan kata-kata dan pengidentifikasian beberapa bentuk urutan konvensional yang kita gunakan untuk menampilkan tindakan khusus. Akan tetapi, kita sangat perlu melihat lebih banyak interaksi yang

diperpanjang untuk memahami bagaimana tindakan-tindakan itu dilakukan dan diinterpretasikan dalam peristiwa-peristiwa tutur.

BAB III PENUTUP


A. Simpulan

Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Pada suatu saat, tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tuturan akan mengandung tiga tindak yang saling berhubungan. Sistem klasifikasi umum mencantumkan lima jenis fungsi umum yang ditunjukkan oleh tindak tutur yaitu deklarasi, representatif, ekspresif, direktif, dan komisif. Tipe Tindak Tutur: Deklarasi Representatif Ekspresif Direktif Komisif Arah Penyesuaian P = Penutur X = Situasi Kata mengubah dunia P menyebabkan X Kata disesuaikan dengan P meyakini X dunia Kata disesuaikan dengan P merasakan X

dunia Dunia disesuaikan dengan P menginginkan X kata Dunia disesuaikan dengan P memaksudkan X kata

Dan apabila ada hubungan tindak langsung antara struktur dengan fungsi, maka terdapat suatu tindak tutur tidak langsung. Sedangkan bentuk deklaratif yang digunakan untuk membuat suatu permohonan disebut tindak tutur tidak langsung. Peristiwa tutur adalah Suatu kegiatan dimana penutur berinteraksi dengan bahasa dalam cara-cara konfensional untuk mencapai suatu hasil. Manfaat dari analisis tindak tutur ini ialah menggambarkan jenis-jenis sesuatu yang dapat kita lakukan dengan kata-kata dan pengidentifikasian beberapa bentuk urutan konvensional yang kita gunakan untuk menampilkan tindakan khusus.

B. Saran Dalam kehidupan dewasa ini, banyak peristiwa tutur yang perlu dikaji dalam pembelajaran. Kebanyakan orang bertutur tanpa melihat benar atau salah tuturan yang diucapkannya. Sebagai mahasiswa IKIP PGRI yang merupakan

calon guru sebaiknya dalam bertutur lebih mengenal apa yang dituturkan. Seharusnya dapat mempelajari pragmatik lebih mendalam agar mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam bertutur kata sehingga tidak asal-asalan dan dapat menjadi seorang guru panutan.

DAFTAR PUSTAKA
Yule,George. 2006. PRAGMATIK. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Ibrahim,Abd Syukur. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya:Usaha Nasional. Cummings,Louise. 1999. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

You might also like