Apsopela Sandivera G1A009007 Chyntia Putriasni K G1A009017 Dannia Riski Ariani G1A009027 Ayu Astrini N.P.S G1A009037 Asep Cevy Saputra G1A009047 Andina Frastiningsih G1A009057 Suci Nuryanti G1A009067 Aras Nurbarich A G1A009107 Nugroho Rizki P G1A009114 Nurul Arsy M G1A009120 Egi Dwi Satria G1A009122 Agus Heryana G1A007027
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN 1URUSAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS 1ENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 BAB I PENDAHULUAN
Pada PBL 1 kali ini kelompok kami membahas tentang persalinan normal. sedikit tetang teori persalinan normal dan proses persalinan normal akan dibahas di sini. Persalinan adalah Iungsi organisme wanita dengan hasil konsepsi dikeluarkan uterus melalui vagina ke dunia luar (Newman,2002). Persalinan terdiri dari dua yaitu (Cunningham, 1993): 1. Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses persalinan yang berjalan dengan kekuatan sendiri spontan, pada letak janin memanjang, presentasi belakang kepala, cukup bulan (37-42 minggu), dan seluruh proses kelahiran berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan pertolongan atau buatan dan tanpa komplikasi. persalinan eurosia ini menunjukkan bahwa power, passanger dan passage baik tidak ada kelainan. 2. Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
BAB II PEMBAHASAN
INFO I Seorang pasien nama Ny.Hartini, usia 32 tahun datang yang pertama kali ke Puskesmas Gumelar untuk memeriksakan kehamilannya. Dia datang ditemani oleh suaminya Tn.Tarno, usia 37 tahun.
PERTANYAANNYA : Anamnesis apa lagi yang perlu saudara eksplorasi dan gali dari informasi pasien tersebut, berkaitan dengan kehamilan ini, jika saudara selaku dokter di Puskesmas Cilongok.
Identifikasi masalah Nama pasien : Ny. Hartini (usia 32 tahun) Nama suami pasien : Tn. Tarno (37 tahun)
Anamnesis yang perlu di eksplorasi dan gali dari pasien 1. dentitas (Prawirohardjo, 2009) a. Nama pasien b. Usia pasien c. Nama suami pasien d. Usia suami pasien e. Pendidikan pasien I. Pekerjaan pasien 2. Riwayat penyakit sekarang (Prawirohardjo, 2009) a. Kapan mulai kenceng-kenceng ? sering dan teratur b. Sudah keluar lendir darah ? ( bau, kapan, jumlah dan warna) c. Sudah keluar cairan ketuban ? (bau, kapan, jumlah, dan warna) d. Apakah gerak janin masih dirasakan ? e. Keluhan lain (Gleadle, 2005): kejang, pusing, mual, muntah, pandangan kabur, oedem, keputihan (warna, bau, banyak, gatal atau tidak, nyeri atau tidak) 3. Riwayat haid (Benson, 2009) a. HPHT b. Siklus haid teratur atau tidak, lamanya siklus ... banyaknya darah c. Dismenorea d. Leukoria 4. Riwayat perkawinan (Prawirohardjo, 2009) a. Berapa kali nikah ? b. Hubungan suami istri teratur atau tidak ? c. Dengan terakhir ... tahun d. Jumlah anak terdahulu ? 5. Riwayat obstetri (Benson, 2009) a. Hamil berapa kali (Gravida) ? b. Melahirkan dan anak hidup (Paritas) ? c. Abortus ? d. Pernah hamil ditanya anaknya laki atau perempuan, persalinannya dimana dan dibantu siapa, berat badan lahir, umurnya sekarang, sehat atau tidak e. Riwayat lahir kembar ? I. NiIas ? 6. Riwayat Kb (Prawirohardjo, 2009) a. Pernah Kb ? b. Kalau pernah tanya kapan dilepasnya ? 7. Riwayat Antenatal Care (Prawirohardjo, 2009) a. Berapa kali, dengan siapa, ada pesan khusus atau tidak ? b. Suntik TT 8. Riwayat penyakit dahulu (Cunningham, 2006) a. DM b. Asma c. Hipertensi d. Hepatitis e. H' I. PMS g. Sakit jantung 9. Riwayat penyakit keluarga (Benson, 2009) a. DM b. Hipertensi c. Asma d. Sakit jantung e. TBC I. Kanker g. Penyakit kejiwaan 10.Riwayat operasi (Prawirohardjo, 2009) a. Sectio caesaria b. Apendiktomi c. Mamektomi 11.Riwayat sosial ekonomi (Prawirohardjo, 2009) a. Merokok b. Alkohol c. Pelihara hewan bulu
INFO II HPHT 16 1anuari 2011. Paritas G4P2A1. Menikah selama 5 tahun dengan suami sekarang. Tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hubungan seksual normal teratur. RPS : a. Gerakan janin baik dan sering b. Kenceng-kenceng sejak 4 jam lalu c. Keluar lendir darah 4 jam lalu d. Air ketuban belum di rasakan keluar RPD : a. Hamil pertama keguguran saat usia 4 bulan di kuret di rumah sakit b. Hamil kedua bayi lahir sehat normal, pada usia persalinan 9 bulan, dengan jenis kelamin perempuan, berat badan lahir 2600 gram, sekarang usianya 5 tahun dan tumbuh sehat RPK (-)
dentiIikasi masalah 1. HPHT : 16 Januari 2011 taksiran persalinan dengan rumus neagele HPHT : 16 januari 2011 7 -3 0 (dengan siklus 28 hari) Taksiran persalinan : 23 Oktober 2011 2. G4P2A1 G : Gravida P : Paritas A : Abortus G4P2A1 : hamil 4 kali dengan bayi lahir hidup 2 kali dan abortus 1 kali 3. Dari RPS didapatkan gerakan janin baik dan sering, ada kenceng-kenceng (his), bloody show, air ketuban (-). Dalam hal ini pasien sedang mengalami in partu persalinan kala 1. Dimana tanda kala 1 persalinan terdiri dari : a. Adanya his b. Bloody show c. Ketuban pecah d. Pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan terdapat pembukaan
Hal yang dilakukan selanjutnya meliputi 1. Antenatal care (Cunningham, 1993) a. DeIinisi Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. b. Tujuan antenatal care 1) Mengurangi komplikasi antenatal 2) Mempertahankan kesehatan Iisik dan mental ibu 3) Supaya persalinan berlangsung aman 4) Supaya ibu sehat postpartum 5) Supaya ibu dapat memenuhi kebutuhan janin 6) Mengurangi prematuritas dan kematian neonatal 7) kesehatan bayi optimal
2. Pemeriksaan Iisik a. Keadaan umum b. 'ital sign yang terdiri dari tekanan darah, nadi, suhu, dan respiration rate c. Pemeriksaan status generalis (head to toe) d. Pemeriksaan lokalis obstetri (HaniIa, 2002) 1) nspeksi untuk melihat apakah ada pelebaran pembuluh darah, tumor, simetris atau tidak 2) Palpasi Leopold 1 Pada Leopold 1 dapat dinilai tinggi Iundus uteri yang dapat menentukan usia kehamilan dan bagian janin apa yang ada di bagian Iundus uteri.
Gambar 1. Manuver Leopold I
Gambar 2. Korelasi tinggi fundus uteri dan usia kehamilan
Leopold 2 Pada pemeriksaan Leopold 2 kedua tangan pemeriksa berada di sebelah lateral uterus untuk menentukan bagian kanan dan kiri dari uterus apakah berisi punggung bayi atau ekstremitas. Bahasa popular yang digunakan dapat menentukan puka (punggung kanan) atau puki (punggung kiri).
Gambar 3. Manuver Leopold II Leopold 3 Manuver Leopold 3 menggunakan satu tangan untuk memeriksa bagian posisi bagian bawah janin dan apakah kepala janin sudah terIiksasi pada cavum pelvis.
Gambar 4. Manuver Leopold III
Leopold 4 Manuver Leopold 4 dilakukan seperti Leopold 1 namun di bagian bawah uterus untuk menilai masuknya kepala janin ke dalam cavum pelvis. Jika kedua tangan pemeriksa tidak menemukan ujung kepala janin (divergen) maka artinya kepala janin sudah masuk ke dalam cavum pelvis namun jika ujung kepala janin masih teraba dan kedua ujung jari tangan pemeriksa bertemu (konvergen) maka kepala bayi belum masuk ke dalam cavum pelvis.
Gambar 5. Manuver Leopold IV
3) Auskultasi dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung Irekuensi pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan dikalikan 4 untuk memperoleh Irekuensi satu menit.
Gambar 6. Deftone dan Fetoskop
e. Pemeriksaan his (kontraksi uterus) (HaniIa, 2002) Yang harus diperhatikan adalah : 1) apakah his ada atau tidak, 2) adekuat atau tidak 3) Irekuensi I. Pemeriksaan dalam (Prawirohardjo, 2009) 1)vagina touche
Gambar 7. Pengukuran PAP dengan VT
Indikasi vaginal touche pada kasus kehamilan atau persalinan: a) Sebagai bagian didalam menegakkan diagnosa kehamilan muda. b) Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk melakukan evaluasi kapasitas panggul (5elvimetri klinik ) dan menentukan apakah ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses persalinan pervaginam. c) Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan Iase persalinan dan diagnosa letak janin. d) Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan. e) Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian kecil janin atau talipusat. I) Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah Iase persalinan sudah masuk pada persalinan kala . Kontraindikasi vagina touche adalah : a) Perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga, karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara perabaan Iornices dengan sangat hati-hati) b) Ketuban pecah dini dapat menjadi predisposisi penjalaran inIeksi (korioamnionitis). c) Pemeriksaan dalam (vaginal touche) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan antenatal pertama, kecuali ada indikasi. g. Pemeriksaan panggul Yang perlu diperhatikan dalam pemriksaan panggul yaitu : a) Apakah ada varises vulva dan vagina b) Apakah ada masa pelvic c) Pemeriksaan ukuran panggul (Wiknjosastro, 2005) a. Dengan meraba promotorium sehingga dapat dihitung konjugata vera. Konjugata vera konjugata diagonal 1,5/2 cm. Normalnya ~ 10 cm. dikatakan panggul sempit relative jika ukurannya 8-10 cm dan panggul sempit absolute jika ukurannya 8 cm. b. Dengan meraba linea inominata. Normalnya hanya teraba 1/3 kanan atau kiri. Jika teraba seluruhnya maka dikatakan panggul sempit tengah c. Dengan meraba spina ischiadica. Normalnya tidak teraba menonjol. Jika teraba menonjol menandakan panggul sempit. d. Dengan meraba kelengkungan sacrum e. Dengan meraba kelenturan os. Coxae d) Palpasi (Benson, 2009) 1. Arkus pubis 2. Spina iskhiadika 3. Sakrum 4. Koksigeus 5. ncisura sakrokiatika
INFO III Keadaan umum : baik, kesadaran compos mentis, tidak anemis, tidak sesak napas Vital sign : Tekanan darah : 110/90 mmHg Nadi : 88x/ menit RR : 22x/menit Suhu : 36,4 o C axila Status intenus : Dalam batas normal Status obstetri : 1anin tunggal hidup intrauterine dengan presentasi belakang kepala, kepala masuki rongga panggul lebih dari 1/3 bagian kepala. His 3-4 kali dalam 10 menit/ durasi 20 detik intensitas sedang serta fundal dominan dan simetris Pemeriksaan dalam : Vaginal toucher (VT) Vulva , vagina, urethra terang (tidak ada kelainan), Porsio konsistensi agak lunak, servik dengan pendataran 80 posisi ditengah, pembukaan 2-3 cm, Kulit Ketuban (KK) positif (utuh), presentasi belakang kepala, kepala sudah turun di bidang khayal Hodge I-II. Penunjuk (point of direction) ubun-ubun kecil di jam 5. Air ketuban (-). Sarung Tangan Lendir Darah (+). Pemeriksaan labotratorium : Hb normal, tidak ada protein urin
Sasaran belajar 1. 7T adalah 2. Guna pemeriksaan darah dan nilai Hb pada ibu hamil 3. Diagnosa 4. Apakah menemukan komplikasi persalinan yang mungkin pada ibu atau janin 5. Apakah masih perlu pemeriksaan penunjang 6. Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya 7. Prognosis kehamilan 8. Bagaiman dan inIo apa yang bisa dijelaskan pada suami
Hasil sasaran belajar 1. 7T Anc terdiri dari A. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan BB kurang dari 45 kg pada trimester ketiga menyatakan ibu kurus memiliki kemungkinan melahirkan bayi dengan BB lahir rendah. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua. Tinggi badan kurang dari 1,5 meter dapat menjadi alasan untuk direncanakannya proses persalinan dengan cara operasi. B. Ukur tekanan darah Pengukuran tekanan darah / tensi dilakukan secara rutin setiap ANC, diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal (120 / 80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau eklamsia (keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman kematian bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus menjadi perhatian adalah tekanan darah rendah (hipotensi), sering kali disertai dengan keluhan pusing dan kurang istirahat. C. Ukur tinggi Iundus uteri Secara sederhana, bidan atau dokter saat melaksanakan ANC pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan pemeriksaan abdominal/ perut secara seksama. Pemeriksaan dilakukan dengan cara melakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil) dan dilakukan pengukuran secara langsung untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah. Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan untuk melihat indicator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan D. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) lengkap Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT. ManIaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya: O Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraI pusat. O Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Kedua manIaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan). Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler / subkutan (dalam otot atau dibawah kulit). munisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan sejak di ketahui postiI hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu. E. Pemberian tablet besi Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3 bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi. Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir prematur, pendarahan, rentan inIeksi. DeIisiensi besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, deIisiensi besi biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu membuat suplementasi tablet besi Iolat selama ini dianggap sebagai salah satu cara yang sangat bermanIaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut- turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200 mg Ierro sulIat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam Iolat. F. Tes terhadap penyakit menular seksual bu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung normal. G. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan tindakan yang harus dilakukan oleh bidana tau dokter dalam temu wicara, antara lain : a. Merujuk kedokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan yang tepat. b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil rujukan d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan) I. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang rencana proses kelahiran h. Persiapan dan biaya persalinan
2. Guna pemeriksaan darah dan nilai Hb pada ibu hamil Menurut Wasindar (2007), manIaat dilakukan pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil yaitu: i. mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan ii. mencegah terjadinya berat bayi lahir rendah (BBLR) iii. memenuhi cadangan zat besi yang kurang Akibat Kurangnya Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Menurut Prawiroharjo dan Winkjoastro (2002), kurangnya kadar hemoglobin dalam kehamilan dapat menyebabkan terjadinya abortus; partus imatur/premature; kelainan kongenital; pendarahan antepartum; gangguan pertumbuhan janin dalam rahim; menurunnya kecerdasan setelah bayi dilahirkan dan kematian perinatal. Menurut Who kadar Hb pada ibu hamil dibagi menjadi 3 yaitu : a. Normal (Hb 11 gram/dl) b. Anemia ringan (Hb 8-10 gram/dl) c. Anemia berat (Hb kurang dari 8 gram.dl)
3. Diagnosa a. bu G4P2A1 multi gravida usia 32 tahun hamil 40 minggu , inpartu kala 1 Iase latent, dengan riwayat inIertil sekunder 5 tahun b. Janin Janin tunggal hidup intra uterine, presentasi belakang kepala bagian bawah sudah masuk rongga panggul lebih dari sepertiga bawah, persalinan telah berlangsung 4 jam.
4. Apakah masih perlu pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Penunjang (HaniIa, 2002) : A. Darah a. Golongan darah b. Hemoglobin normal/ abnormal c. HbsAg menderita hepatitis/ tidak d. Gula darah hipertensi/ tidak e. Tes H' I. Tes darah Rh ( )atau Rh () B. Urin 1. Reduksi urin Preeklampsia / 2. Kadar albumin tidak C. Tinja 1. Tinja rutin adanya inIeksi toxoplasmosis/ tidak D. Uji TORCH 1. TORCH ( Toxoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks) inIeksi parasit / tidak pemeriksaan ini menganalisis kadar gG dan gM E. Tes AFP (Alpha Ietoprotein) AFP Mendeteksi otak janin, AFP rendah berarti down syndrom F. USG Pemeriksaan ini dilakukan untuk : a. Perkiraan umur kehamilan b. Pertumbuhan janin c. Presentasi Ietus d. Persangkaan gemeli e. Persangkaan hamil ektopik G. Ultrasound Doppler Pemeriksaan ini menilai aliran darah yang bergerak pada arteri uterina dan arteri umbilikalis. H. CTG (Cardiotocography) Pemeriksaan ini untuk memonitor denyut jantung janin secara kontinyu 5. Bagaiman dan inIo apa yang bisa dijelaskan pada suami (sarwono, 2006) a. Dijelaskan kepada suami ini baru pembukaan kala 1 Iase latent (baru 3 cm) butuh waktu sekitar 7 jam lagi b. Kemungkinan ini normal,karena yang berada di bawah itu belakang kepala c. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam melahirkan d. Komplikasi-komplikasi yang akan muncul e. Penjelasan tentang tujuan tindakan medis yang akan dilakukan I. Menjelaskan tentang tata cara tindakan yang akan dilakukan g. Menjelaskan resiko yang mungkin atau akan dihadapi h. Penjelasan tentang tindakan medik alternatiI dan resiko dari masing- masing tindakan i. Menjelaskan tentang prognosis apabila tindakan tersebut dilakukan atau tidak dilakukan Apabila penjelasan objektiI malah memperburuk kondisi pasien, maka dokter dapat dan dibenarkan untuk menahan sebagian atau seluruh penjelasan yang dimaksud.
6. Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya (SaiIuddin, 2006) Tindakan Deskripsi dan keterangan menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti: suami,keluarga pasien atau teman dekat dukungan yang dapat diberikan: mengusap keringat menemani/membimbing jalan-jalan (mobilisasi) memberikan minum merubah posisi memijat atau menggosok pinggang mengatur aktivitas dan posisi ibu ibu diperbolehkan melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya posisi sesuai dengan ibu, namun bila ibu ingin di tempat tidur sebaiknya tidak dianjurkan tidur dalam posisi terlentang lurus membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his ibu diminta menarik napas panjang, tahan napas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup sewaktu ada his menjaga privasi ibu penolong tetap menjaga privasi ibu dalam persalinan penjelasan tentang kemajuan persalinan menjelaskan kemajuan persalinan, perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, dan prosedur yang akan dilaksanakan menjaga kebersihan diri membolehkan ibu untuk mandi mengatasi rasa panas ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak berkeringat, dapat diatasi dengan cara: gunakan kipas angin gunakan kipas biasa masase jika ibu suka, lakukan masase pada pungggung pemberian cukup minum untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi mempertahankan kandung kemih tetap kosong sarankan kepada ibu untuk berkemih sesering mungkin
Pemantauan dan Penatalaksanaan bu Selama Persalinan (SaiIuddin, 2006) a. Tanda 'ital bu. Suhu, denyut nadi, tekanan darah ibu dievaluasi setidaknya setiap 4 jam.Jika selaput ketuban telah pecah sebelum persalinan atau jika ada kenaikan suhu maka suhu diperiksa setiap jam. Bila terjadi pecah ketuban lebih dari 18 jam disarankan untuk memberikan antibiotic proIilaksis terhadap inIeksi streptokokus grup B. b. Pemeriksaan 'agina untuk mengetahui status serviks dan station serta posisi bagian terbawah. c. Untuk asupan oral hanya diperbolehkan untuk minum. Untuk makan harus ditunda selama proses persalinan aktiI.
7. Prognosis kehamilan Dilihat dari tinjauan partograInya, apabila tidak dimungkinkan untuk pervaginam SC Apabila partograInya sudah lewat garis tindakandilakukan SC Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan inIormasi untuk membuat keputusan klinik. Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograI akan membantu penolong persalinan untuk : a. Mencatat kemajuan persalinan b. Mencatat kondisi ibu dan janinnya c. Mencatat asuhan yg diberikan selama persalinan dan kelahiran d. Menggunakan inIormasi yang tercatat untuk indentiIikasi dini penyulit persalinan e. Menggunakan inIormasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama yaitu : a. Denyut jantung janin : setiap jam b. Kondisi selaput, cairan dan warna air ketuban c. Molase ( penyusupan tulang tengkorak ) d. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap jam e. Nadi ibu : setaip jam I. Pembukaan serviks : setiap 4 jam g. Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam h. Tekanan darah dan temperatur tubuh ibu : setiap 4 jam i. Produksi urine, aseton dan protein : setiap 2 4 jam
8. Apakah menemukan komplikasi persalinan yang mungkin pada ibu atau janin (sulaiman , 1983) : a. Komplikasi ibu (cincin) Preeklamsia dan Eklamsia 1)Etiologi Masih belum diketahui dengan jelas 1) Patologi Terjadi perdarahan, inIark, nekrosis dan trombosis pembuluh darah kecil yang disebabkan oleh vasospasmus arteriola. Penimbunan Iibrin dalam pembuluh darah merupakan Iaktor penting dalam patogenesis kelainan tersebut. 2) Perubahan anatomi patologik a) Plasenta Terdapat vasospasmus arteriola spiralis desidua yang mengakibatkan pernurunan aliran darah ke plasenta. Penurunan aliran darah menimbulkan penipisan sinsitium, menebalnya dinding pembuluh darah dalam villi karena Iibrosis dan konversi mesoderm menjadi jaringan Iibrotik. b) Ginjal Glomerulus tampek sedikit membesar dengan pertambahan jumlah sel di sekitar kapiler, terbelahnya membrana basalis glomerulus, sel-sel kapiler membengkak dan lumen menyempit serta penimbunan zat protein dalam kapsula bowman.Sel jukstaglomerular tampak membesar dan bertambah dengan pembengkakan sitoplasma sel dan bervakuolisasi. Epitel tubulus henle tampak berdeskuamasi hebat; tampak jelas Iragmen inti sel terbelah-belah. c) Hati Pada pemeriksaan mikroskopik dapat ditemukan perdarahan dan nekrosis pada tepi lobulus, disertai trombosis pada pembuluh darah kecil terutama di sekitar vena porta. d) Paru-paru Bisa ditemukan berbagai tingkat edema dan perubahan akibat bronkopneumonia sebagai akibat aspirasi. e) Jantung Pada sebagian besar penderita yang meninggal karena eklamsia jantung biasanya mengalami perubahan degeneratiI pada miokard. Sering ditemukan degenerasi lemak dan cloudy swelling serta nekrosis dan perdarahan. 3) Perubahan Iisiologi patologik a) Terjadi penurunan Iungsi plasenta sebagai akibat penurunan aliran darah ke plasenta b) Penurunan Iiltrasi ginjal menimbulkan retensi garam dan air serta proteinuria c) Edema paru-paru d) Terjadi peningkatan hematokrit karena terjadi edema interstitial sehingga viskosittas darah meningkat dan timbul hipoperIusi jaringan Preeklamsia a) Tekanan darah ~160/110 mmHg b) Proteinuria ~3 gr/L c) Edema pulmonum d) Koma e) Oliguria I) Trombosit 100000/mm3 Eklamsia Terjadi pada perburukan preeklamsia, tibul nyeri kepala di bagian Irontal, gangguan penglihatan, mual berat, nyeri epigastrium, hiper reIleksia dan terakhir kejangan. Konvulsi eklamsia dibagi ke dalam 4 tingkat: a) Tingkat awal/aura b) Tingkat kejangan tonik c) Tingkat kejangan klonik d) Tingkat koma b. Komplikasi janin 1) Kematian perinatal 2) Prolaps Iunikuli 3) Trauma pada bayi 4) Trayma pada organ abdominal 5) AsIiksia Komplikasi persalinan ibu dan janin 1. Toxaemia gravidarum : apabila tekanan darah meningkat 190/95 2. Hipertensi gestasional : kenanikan tekanan darah 3. Diabetes: apabila ada peningkatan glukosa dalam urin 4. Preeklampsia ringan :bila tekanan darah meningkat, protein urin (1) 5. Preeklampsia berat : oligouria , protein urin (2), nyeri epigastrium 6. Eklampsia: hipertensi, kejang 7. KPD: Bila ketuban pecah sebelum persalinan, suhu ~ 38 c 8. Malaria serebral : suhu meningkat (demam tinggi)
Persalinan normal a. Definisi Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses persalinan yang berjalan dengan kekuatan sendiri spontan, pada letak janin memanjang, presentasi belakang kepala, cukup bulan (37-42 minggu), dan seluruh proses kelahiran berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan pertolongan atau buatan dan tanpa komplikasi. persalinan eurosia ini menunjukkan bahwa power, passanger dan passage baik tidak ada kelainan.
b. Manjemen persalinan 1. Manajemen persalinan kala 1 Pengawasan kala1 (Sarwono, 2006) 1. Mengawasi HS dari interval dan durasinya, 2. pemeriksaan luar dilakukan untuk memeriksa letak janin, 3. pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengevaluasi vagina,pembukaan serviks, kapasitas panggul, ada atau tidaknya penghalang jalan lahir,kapasitas panggul, presentasi kepala janin, turunnya kepala dalam ruang panggul, nilai besar kepala, waspada CPD, nilai partus telah mulai. 4. Beri pencahar untuk pengosongan G tract.
2. Manajemen persalinan kala II Pembukaan serviks sudah sempurna. Umumnya air ketuban pecah sendiri, jika tidak harus dipecah. Pada awal kala akan timbul reIlek ingin mengedan. Ada dua cara mengedan : a. Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku. Kepala sedikit diangkat, sehingga dagunya mendekati dada dan dapat melihat perutnya. b. Sikap seperti di atas, tetapi badan dalam posisi miring ke letak punggung anak. Hanya satu kaki dirangkul yang berada di atas. Ketika kepala masuk dasar panggul, perinium rawan pecah. Resiko ini bisa dikurangi dengan cara menahan bagian belakang kepala janin dengan tangan kiri ketika kepala janin akan deIleksi dengan suboksiput di bawah simIisis sehingga gerakan deIleksi tidak terlalu cepat. Tangan kanan diletakan pada perineum, dengan jari-jari melalui kulit perineum mengait dagu janin kemudian ditekan ke arah simIisis dengan hati-hati. pada primigravida dapat dilakukan episiotomi. Ada tiga macam, yaitu : a. Medial paling sering dilakukan b. Lateral resiko perdarahan c. Mediolateral Setelah kepala lahir, koreksi adanya lilitan tali pusat.
3. Manajemen persalinan kala III Manajemen aktiI kala (Sarwono, 2006) 1. Amati keluarnya plasenta.(keadaan normal plasenta akan lepas dalam waktu 6 menit setelah anak lahir lengkap). Tehnik Tehnik untuk mengamati keluarnya plasenta. 2. Perasat kustner tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusattangan kiri mengetok-ngetok bagian simIisis. Bila tali pusat masuk kembali ,plasenta belum terlepas dari implantnya. 3. Perasat Strassman tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri mengetok-ketok Iundus uteri.bila terasa getaran pada tali pusat. Berarti tali pusat belum terlepas dari uterus. 4. Perasat Klein Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Bila tali pusat masuk kembali ,plasenta belum terlepas dari implantnya. 5. Perasat Crede memijat uterus seperti memijat jeruk.tetapi jarang dilakukan karena berisoko mengakibatkan perdarahan postpartum. 6. Amati terdapat perdarahan yang berlebihan atau tidak.(perdarahan tidak lebih dari 400ml) 7. Lakukan massage ringan pada korpus uteri untuk memastikan plasenta telah kuluar seluruhnya. 8. .Apabila perlu berikan utero-tonika seperti pitosin,metergin, ermetrin pada kasus-kasus partus lama. 9. lakukan manajemen luka. Seperti penjahitan luka episiotomy.
4. Manajemen persalinan kala IV Sebelum meninggalkan wanita postpartum, diperhatikan beberapa hal yaitu (AriI, 2001): 1. Kontraksi uterus harus baik 2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat-alat genital lainnya 3. Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap 4. Kandung kemih kosong 5. Luka-luka perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma 6. Bayi dan ibu dalam keadaan baik, harus sudah dicapai dalam waktu 1 jam setelah plasenta lahir lengkap
Tambahan : 1. Bagaimana cara mendiagnosis distosia Distosia ialah persalinan yang sulit. Dapat dibagi dalam 3 golongan : a. Kelainan tenaga bias disebabkan oleh His yang tidak adekuat. Hal ini dapat di diagnosis melalui Kontraksi uterus yang lemah, singkat dan jarang. b. Kelainan letak dan bentuk janin dalam 'T teraba presentasi muka, dahi, letak sungsang, presentasi ganda, BB janin yang terlampau besar(lebih dari 4000 gram, hidroseIalus, janin kembar terpaut, prolapsus Iunikuli. c. Kelainan jalan lahir 1) perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intrauterine :panggul naegele, panggul Robert, split pelvis, panggul asimilasi. 2) Perubahan bentuk karena pada tulang-tulang panggul dan sendinya:rakhitis, osteomalasia, neoplasma, Iraktur, atroIi, penyakit artikulasio skroiliaka dan artikulasio sakrokoksigea.
INFO IV Diagnosis : Seorang wanita G4P2A1, usia 32 tahun hamil 40 minggu, janin hidup intrauterine, presentasi belakang kepala sudah dalam persalinan Kala 1 Fase Laten. Persalinan telah berlangsung 4 jam, dengan riwayat nIertil sekunder 5 tahun KESIMPULAN
1. Ny. Hartini umur 32 tahun, dengan G4P2A1, multipara 2. Anamnesis lebih lanjut untuk mengetahui apakah proses persalinannya normal atau tidak dan apakah persalinanyna bisa dilakukan secara pervaginam atau perabdominal. 3. Pemeriksaan obstetri didapatkan didapatkan janin hidup intrauterine, presentasi belakang kepala masuk rongga panggul ~ 1/3 bagian kepala, His 3- 4 kali dalam 10 menit/ durasi 20 detik, intensitas sedang, serta Iundal dominant dan simetris 4. Pemeriksaan dalam didapatkan vulva, vagina, dan urethra terang (tak ada kelainan), porsio konsistensi agak lunak, pendatarn 80, posisi ditengah, pembukaan 2-3 cm, kulit ketuban (KK) positiI (utuh), presentasi belakang kepala, kepala sudah turun di bidang khayal Hodge -; penunjuk (point oI direstion) ubun-ubun kecil di jam 5, air ketuban (-); Sarung Tangan Lendir Darah (STLD) () 5. Diagnosis akhir yaitu Seorang wanita G4P2A1, usia 32 tahun hamil 40 minggu, janin hidup intrauterine, presentasi belakang kepala sudah dalam persalinan Kala 1 Fase Laten. Persalinan telah berlangsung 4 jam, dengan riwayat nIertil sekunder 5 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Cunningham, F. Gary, et al. 2006. -8tetri William8 Ed. 21. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Gleadle, Jonathan. 2005. At a Glance : Anamnesis dan Pemeriksaan Iisik. Jakarta : Erlangga Mansjoer, AriI. 2001. Ka5ita Selekta Kedokteran Edi8i III Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius FKU. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. SaiIuddin, Abdul bari. 2006. Buku Acuan Na8ional Pelayanan Ke8ehatan Maternal dan Neonatal. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta Sarwono S. 2006. Pelayanan Ke8ehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Bina Pustaka Sulaiman S. 1983. -8tetri Fi8iologi. Fakultas Kedokteran UNPAD. Bandung :Eleman Wasnidar. 2007, Buku Saku Anemia Pada bu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta : Trans nIo Media Wiknjosastro, HaniIa. 2002. Ilmu Ke-idanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.