You are on page 1of 1

RESUME BAB 6 MERENCANAKAN, MELAKSANAKAN, DAN MENGATASI MASALAH Bab 6 disajikan alasan mengapa perencanaan perubahan gagal: asumsi

dan cara berpikir keliru tentang perubahan, diantaranya, melompat dari rencana pribadi ke implementasi publik (Lighthall, 1973), kekuasaan legal atau organisasional diandalkan sebagai motor perubahan (Sarason, 1971) dan fallacy rasionalisme: dunia sosial ingin diubah dengan argumen rasional. Alasan lain mengapa perencanaan gagal ialah menangani masalah tidak terpecahkan, karena beda nilai yang dianut dan kesempurnaan teknis serta tidak memperhitungkan faktor yang berpengaruh. Untuk sukses menurut harry Truman dan Pierre Trudeau we need more one-armed economist[when frus-trated by the advice] on the one hand on the other hand. Niat baik dan gagasan baik adalah perlu tapi tidak cukup untuk tindakan yang konsisten (Sarason, 1990). Kiat lain ialah (a) sedikit kekaburan mungkin esensial agar kebijakan dapat diterima, mungkin lebih efektif dalam waktu pendek untuk berkonsentrasi pada legislasi baru, dan (b) menggunakan pendekatan developmental: mulai dari hal yang paling mungkin terus berkembang ke hal-hal lain (Sarason, 1971). Dalam permasalahan rumit tentang perencanaan dan cara mengatasi perubahan pendidikan. Banyak usaha perubahan mengalami kegagalan karena tidak ada perbedaan antara teori perubahan (apa yang menyebabkan perubahan) dan teori pengubahan (bagaimana mempengaruhi penyebab perubahan). Dan pada saat solusi dicoba, seringkali permasalahan lain muncul dan lebih sulit daripada yang sebelumnya. Reformasi seiring dengan kemajuan (Sieber, 1979). Sukses itu mungkin namun kita harus mengetahui tentang penyebab-penyebab dan dinamika-dinamika mengenai bagaimana perubahan muncul. Inti dari semua ini adalah bahwa perubahan yang sukses bisa terjadi pada dunia nyata, bahkan dalam kondisi yang paling sulit. Bagaimanapun juga, ada kelas-kelas, sekolah-sekolah, masyarakat, distrikdistrik, dan Negara-negara yang telah mengubah kondisi untuk perubahan dalam arah yang menguntungkan dan dapat dikerjakan. Mereka yang berada pada situasi dimana mereka harus merespon sebuah perubahan harus berasumsi bahwa situasi tersebut tidak menguntungkan tetapi juga ada gunanya Pendirian awal yang besar harus melibatkan penilaian kritis mengenai apakah perubahan layak diusahakan, sebab akan menjadi suatu usaha jika semuanya bermanfaat. Sebagai tambahan, kita harus menyadari bahwa implementasi tidak dapat dimonitor dengan mudah; untuk kebanyakan perubahan kependidikan cukup dengan mengadakan implementasi sebuah perubahan, seperti menggunakan beberapa materi. Sebagai kesimpulan, masalahnya adalah mengembangkan pengertian yang cukup mengenai perubahan agar kita berada pada posisi untuk mengimplementasinya dengan efektif atau bahkan menolaknya. Perubahan bukanlah sebuah proses yang dapat diprediksi. Jawabannya tidak dapat ditemukan dengan menggunakan pedoman yang sudah jadi, tetapi dengan berjuang untuk mengerti dan memodifikasi kejadian-kejadian dan proses-proses yang secara intrinsic rumit, sulit untuk dipikirkan, dan selalu berubah. Memahami kepentingan sentral dari pengertian bagi mereka yang mengimplementasi perubahan, memberi kita petunjuk mengenai proses yang diperlukan dan membuat asumsiasumsi dan pedoman-pedoman masuk akal untuk tindakan yang terkandung dalam bab ini. Lebih mudah, nyata, jelas, dan memuaskan untuk berkonsentrasi pada pengembangan sebuah program baru daripada memasuki dunia yang penuh konflik, keambiguan, dan kecemasan yang selalu ingin tahu apa yang orang lain pikirkan tentang ide kita. Perlu untuk mendiami seluk beluk dari penanganan perubahan sebab bahkan perbedaan antara isi dan proses dari perubahan tidaklah cukup. Perhatian yang konstan terhadap isi dan proses dari reformasi dan hubungan timbal balik rumit mereka diperlukan. Hal ini bisa efektif jika diletakkan dalam peran-peran tertentu dalam situasi-situasi tertentu.

You might also like