Professional Documents
Culture Documents
ionv 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan merupakan upaya menata sumber daya agar organisasi
terwujud secara produktiI. Sedangkan kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk
kegiatan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah adalah kurikulum standar
nasional. Dalam implementasinya, sekolah dapat memperdaya, memperkaya, dan
memodiIikasi kurikulum yang telah dibuat pemerintah pusat dan tentunya tetap
pada koridor yang ditentukan pemerintah dalam artian tidak boleh mengurangi isi
kurikulum yang berlaku secara nasional.
Dalam hal pengelolaan kurikulum pada sekolah kategori mandiri/standar
nasional, kurikulum yang dapat digunakan adalah kurikulum yang disusun satuan
pendidikan atau lebih dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dengan pengorganisasian materi kurikulum dibuat menjadi materi umum/wajib
dan materi khusus/pilihan. Bentuk pengelolaan yang sesuai adalah kurikulum
yang disusun menggunakan pendekatan satuan kredit semester.
Penerepan satuan kredit semester (SKS) pada sekolah kategori mandiri
(SKM)/sekolah standar nasional (SSN) memang tergolong baru. Sistem belajar
yang diterapkan di perguruan tinggi ini dicoba diterapkan di sekolah yang sudah
kategori mandiri dan standar nasional. Dalam PP No. 19 tahun 2005 pun
dijelaskan sekolah standar nasional dimungkinkan untuk menarapkan SKS.
Namun tentunya dengan diberlakukan SKS ini diharapkan mutu
pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik dan dapat bersaing secara global
dengan negara-negara maju.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv 2
BAB II
KA1IAN TEO#I
2.1 Pengertian K:rik:l:2
Pasal 1 butir 19 Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pada hakekatnya sendiri, pelajaran itu
sendiri merupakan suatu pengalaman masa lampau yang memberi pengaruh
berarti dalam pengembangan ilmu, moral, sikap, dan perilaku individu di masa
yang aka datang. Kurikulum nasional yang bersiIat minimal pada dasarnya dapat
dimodiIikasi untuk melayani kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan dan
kemampuan luar biasa.
2.2 Kon8ep Sekolah Standar Na8ional
Penjelasan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 11 ayat 2 menyebutkan bahwa
pemerintah mengkategorikan sekolah/madrasah yang telah atau hampir memenuhi
standar nasional ke dalam kategori mandiri. Penjelasan selanjutnya menyebutkan
bahwa sekolah kategori mandiri (SKM) harus menerapkan sistem kredit semester
(SKS). SKS adalah salah satu sistem penerapan program pendidikan yang
menempatkan peserta didik sebagai subyek. Pembelajaran berpusat pada peserta
didik, yaitu bagaimana peserta didik belajar. Peserta didik diberi kebebasan untuk
merencanakan kegiatan belajarnya sesuai dengan minat, kemampuan, dan harapan
masing-masing (Chandramohan, 2006).
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan
bahwa sistem kredit semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang
diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Mengacu pada konsep tersebut,
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv !
SKS dapat diterapkan untuk menunjang realisasi konsep belajar tuntas yang
digunakan dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Pada Sistem Kredit Semester, setiap satu satuan kredit semester (1 SKS) berbobot
dua jam kegiatan pembelajaran per minggu selama 16 minggu per semester. Pada
SMA/MA/SMLB, SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, satu jam kegiatan
tatap muka berlangsung selama 45 menit, sedangkan 25 menit kegiatan terstruktur
dan 25 menit kegiatan mandiri.
Dengan demikian, penerapan SKS pada KTSP perlu dilakukan
penyesuaian dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tuntas di mana
satuan kegiatan belajar peserta didik tidak diukur berdasarkan lama waktu
kegiatan per minggu-semester tetapi pada satuan (unit) kompetensi yang dicapai.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Pengertian Sekolah Standar Na8ional
Sekolah Kategori Mandiri (SKM)/Sekolah Standar Nasional (SSN) adalah
sekolah yang hampir atau sudah memenuhi standar nasional pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yaitu standar isi, standar,
kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Pengertian masing-masing standar tersebut adalah:
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
b. Standar kompetensi lulusan adalah kualiIikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan Iisik maupun mental, serta pendidikan dalam
jabatan.
d. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain,
tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
inIormasi dan komunikasi.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv
c. Kelompok IPA, yaitu Kimia dan Biologi, bagi peserta didik yang akan
melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan mengambil bidang
kedokteran, Iarmasi, biologi, pertanian, dan sejenisnya.
d. Kelompok Pasti, Matematika dan Fisika, bagi peserta didik yang akan
melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan mengambil bidang rekayasa,
komputer, dan sejenisnya.
e. Kelompok IPS, yaitu PPKn, Ekonomi, Sosiologi dan Sejarah, bagi
peserta didik yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi dengan
mengambil bidang hukum, ekonomi, dan sejenisnya.
I. Kelompok Seni, bagi peserta didik yang akan melanjutkan ke
pendidikan tinggi dengan mengambil bidang seni.
g. Kelompok Keterampilan, bagi peserta didik yang mungkin terpaksa
akan masuk ke pasar kerja (tidak akan melanjutkan ke pendidikan
tinggi).
5. Mata pelajaran pilihan bebas, seperti teknologi inIormasi, keterampilan,
olah raga, dan seni. Peserta didik memilih beberapa mata pelajaran ini
sesuai dengan bakat dan kegiatan rekreatiI dan/atau sosial yang
diminatinya.
6. Peserta didik dinyatakan lulus bila telah menyelesaikan total kredit
minimal sebesar 120 sks yang terdiri atas matapelajaran wajib 40 sks
(Bahasa Indonesia 8 sks, Matematika 8 sks, IPA 8 sks, IPS 8 sks,
Pendidikan Olah Raga 4 sks dan Seni 4 sks), mata pelajaran pilihan
kelompok 40 sks, mata pelajaran pilihan bebas sebesar 40 sks.
7. Satu kredit semester terdiri dari 1 (satu) jam kegiatan tatap muka 45`, 25`
kegiatan terstruktur dan 25` kegiatan mandiri per minggu selama 16
minggu.
8. Kredit diberikan kepada peserta didik yang telah menyelesaikan proses
pembelajaran yang baik (bonafide) secara aktiI selama satu semester dan
telah mencapai standar kompetensi minimal yang ditetapkan (misal 75)
untuk semua mata pelajaran.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv
pengelolaan yang sesuai dengan uraian di atas adalah kurikulum yang disusun
menggunakan pendekatan satuan kredit semester.
Pada penerapan SKS, kurikulum dan beban belajar peserta didik
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Mata pelajaran dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu mata pelajaran umum (MPU), mata pelajaran dasar (MPD),
dan mata pelajaran pilihan (MPP). MPU harus diambil oleh semua peserta didik
sebagai proses pembentukan pribadi yang memiliki akhlak mulia, kepribadian,
estetika, jasmani yang sehat, dan jiwa sebagai warganegara yang baik. MPD harus
diambil peserta didik sebagai landasan menguasai semua bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. MPP adalah sejumlah mata pelajaran yang disusun
menjadi program bidang tertentu yang dipilih sesuai dengan minat, potensi dan
kebutuhan serta orientasi bidang studi di perguruan tinggi. Namun, mata pelajaran
dari program tertentu boleh juga diambil oleh peserta didik yang telah memilih
program lain untuk memperkaya bidang karirnya.
Mengingat kemungkinan bervariasinya mata pelajaran yang dipilih peserta
didik maka sekolah perlu menunjuk petugas pengelola data akademik untuk
mendata kemajuan belajar setiap peserta didik dan menyimpannya dengan baik
yang dapat dibuka kembali setiap diperlukan. Sekolah mengatur jadwal kegiatan
pengganti bagi peserta didik yang pernah absen dan mengatur jadwal kegiatan
remidial bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal yang
ditetapkan.
Sekolah menunjuk guru sebagai petugas pembimbing akademik yang
membina peserta didik maksimum 16 orang setiap guru. Guru pembimbing
akademik bertugas membantu peserta didik memilih mata pelajaran yang akan
diambil pada suatu semester, memilih program jurusan, dan menyelesaikan
persoalan akademik secara umum serta menjawab pertanyaan akademik dari
orang tua peserta didik yang menjadi binaannya. Peserta didik yang pada suatu
semester memiliki indeks prestasi (IP) tinggi maka pada semester berikutnya
diberi kesempatan untuk mengambil beban belajar lebih banyak sehingga dapat
mencapai kebulatan studi dalam rentang waktu kurang dari enam semester, dan
sebaliknya.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv 1
BAB IV
KESIMPULAN DAN SA#AN
4.1 Ke8i2p:lan
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah adalah kurikulum standar
nasional. Dalam implementasinya, sekolah dapat memperdaya, memperkaya, dan
memodiIikasi kurikulum yang telah dibuat pemerintah pusat dan tentunya tetap
pada koridor yang ditentukan pemerintah dalam artian tidak boleh mengurangi isi
kurikulum yang berlaku secara nasional. Pada hakekatnya sendiri, pelajaran itu
sendiri merupakan suatu pengalaman masa lampau yang memberi pengaruh
berarti dalam pengembangan ilmu, moral, sikap, dan perilaku individu di masa
yang akan datang. Kurikulum nasional yang bersiIat minimal pada dasarnya
dapat dimodiIikasi untuk melayani kebutuhan siswa yang memiliki kecerdasan
dan kemampuan luar biasa. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal
tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari delapan standar yaitu standar
isi, standar, kompetensi lulusan, standar proses, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan paparan di atas dapat
dikemukakan bahwa kurikulum dan materi pelajaran yang digunakan dalam
penyelenggaraan SKM/SSN adalah kurikulum yang disusun satuan pendidikan
dengan pengorganisasian materi kurikulum dibuat menjadi materi umum/wajib
dan materi khusus/pilihan. Bentuk pengelolaan yang sesuai dengan uraian di atas
adalah kurikulum yang disusun menggunakan pendekastan satuan kredit semester.
4.2 Saran
Untuk pembuat kurikulum harus mengacu sesuai dengan SNP dan
keadaan, perkembangan jaman dan harus lebih kreatiI dalam pengembangan
kurikulum agar dapat terujudnya tujuan pendidikan nasional.
Tcncovvn )vi[vvn c[ovn vnvv )v.ionv 1
DAFTA# PUSTAKA
Depdiknas. 2008. !engelolaan Kurikulum Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah Standar
Nasional.|Online|.Tersedia:
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/01/pengelolaan-kurikulum-sekolah
-kategori-mandiri-sekolah-standar-nasional/. |27 November 2010|.
Docstoc. 2010. Konsep Sekolah Standar-nasional. |Online|. Tersedia:
http://www.docstoc.com/docs/40031873/konsep-sekolah-standar-nasional$ . |27
November 2010|.
Katiman, E. 2010. !engelolaan Kurikulum Sekolah Kategori Mandiri /Sekolah
Standar Nasional. |Online|. Tersedia:
http://www.placeschool.com/index.php?optioncomcontent&viewarticle&id8
0:pengelolaan-kurikulum-sekolah&catid50:kurikulum&Itemid95&langpt|27
November 2010|.
Nidasa. 2010. !engelolaan Kurikulum. |Online|. Tersedia:
http://nidasa.wordpress.com/2010/08/08/pengelolaan-kurikulum/ |27 November
2010|.
Tim Dosen Adminstrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. (2009).
Manafemen !endidikan. Bandung: AlIabeta.