You are on page 1of 13

BEDA ARTERI DAN VENA

Pembuluh Nadi

Tempat Agak ke dalam Dinding Pembuluh Tebal, kuat, dan elastis Aliran darah Berasal dari jantung Denyut terasa Katup Hanya disatu tempat dekat jantung Bila ada luka Darah memancar keluar

Pembuluh Vena 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dinding Pembuluh Tipis, tidak elastis Dekat dengan permukaan tubuh (tipis kebiru-biruan) Aliran darah Menuju jantung Denyut tidak terasa Katup Disepanjang pembuluh Bila ada luka Darah Tidak memancar

Diposkan oleh ISHARMANTO - BIOLOGI . di 01:58 pembuluh arteri = dindingnya elastis dan tebal,diameternya dapat berubah sesuai kebutuhan,letaknya agak dalam,tekanan darahnya kuat/cepat,jika luka darah akan memancar,hanya memiliki satu katup yaitu valvula semilunair,darah dalam arteri kaya akan oksigen kecuali arteri paru paru. pembuluh vena = dindingnya tipis dan kurang elastis,berfungsi mengalirkan darah dari kapiler ke jantung,tekanan darah didalamnya lemah,kaya akan karbo dioksida kecuali vena paru paru,dekat dengan permukaan kulit.

PERBEDAAN PEMBULUH DARAH ( ARTERI DAN VENA )

Pembuluh darah terdiri atas arteri dan vena. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal. Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut. A. Pembuluh darah arteri 1.Tempat mengalir darah yang dipompa dari bilik 2.Merupakan pembuluh yang liat dan elastis 3.Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik 4.Memiliki sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung 5.Terdiri atas : 1 Aorta ( paling besar ) yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh 2 Arteriol yaitu percabangan arteri 3 Kapiler : a. Diameter lebih kecil dibandingkan arteri dan vena b. Dindingnya terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal 6.Dindingnya terdiri atas 3 lapis yaitu : 1 Lapisan bagian dalam yang terdiri atas Endothelium 2 Lapisan tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastis 3 Lapisan terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastis 7.Letaknya agak tersembunya dari lapisan kulit 8.Denyut terasa 9.Membawa darah bersih yang banyak mengandung kecuali pada arteri pulmonalis

10.Arah aliran keluar dari jantung 11.Warna darah lebih merah terang dibandingkan vena B. Pembuluh Balik (Vena) 1. Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali 2. Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis. 3. Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi 4. Terdapat katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan menjaga agar darah tak berbalik arah. 5. Terdiri dari : 5.1. Vena cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju serambi kanan jantung. 5.2. Vena cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung. 5.3. Vena cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung. 6. Letak dekat dengan permukaan kulit 7. Denyut tidak terasa 8. Membawa darah kotor yang mengandung banyak 9. Arah aliran menuju jantung 10. lebih mudah membeku

Tanda dan Gejala Infeksi


Gambaran makroskopik peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau. Tanda-tanda radang ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup pada abad pertama sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda radang utama. Tanda-tanda radang ini masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakup rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (rasa sakit), dan tumor (pembengkakan). Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitu functio laesa (perubahan fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).

Umumnya, rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37oC disalurkan ke

permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang (Abrams, 1995; Rukmono, 1973). Berdasarkan asal katanya, functio laesa adalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002). Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang (Abrams, 1995).

Apa Saja Tanda-tanda dan Gejala Infeksi


Home Kesehatan Apa Saja Tanda-tanda dan Gejala Infeksi Gejala dan Tanda-tanda Infeksi - Luka sangat rentan terhadap infeksi baik dari virus, bakteri maupun jamur. Namun terkadang kita tidak menyadari kapan infeksi mulai terjadi pada luka sehingga setelah infeksi sudah sangat parah kita baru tahu karena menimbulkan masalah kesehatan sehingga kita harus merogoh uang lebih banyak untuk mengobatinya. Untuk itu kita perlu mengetahui gejala atau tanda-tanda awal dari infeksi yitu dolor, kalor, rubor, tumor dan fungsio laesa. Wah... apaan tu ? Mari kita bahas satu-satu. Dolor Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri . Rasa nyeri mengisyaratkan bahwa terjadi gangguan atau sesuatu yang tidak normal [patologis] jadi jangan abaikan rasa nyeri karena mungkin saja itu sesuatu yang berbahaya. Kalor Kalor adalah rasa panas, pada daerah yang mengalami infeksi akan terasa panas. Ini terjadi karena tubuh mengkompensasi aliran darah lebih banyak ke area yang mengalami infeksi untuk mengirim lebih banyak antibody dalam memerangi antigen atau penyebab infeksi.

Tumor Tumor dalam kontek gejala infeksi bukanlah sel kanker seperti yang umum dibicarakan tapi pembengkakan. Pada area yang mengalami infeksi akan mengalami pembengkakan karena peningkatan permeabilitas sel dan peningkatan aliran darah. Rubor Rubor adalah kemerahan, ini terjadi pada area yang mengalami infeksi karena peningkatan aliran darah ke area tersebut sehingga menimbulkan warna kemerahan. Fungsio Laesa Fungsio laesa adalah perubahan fungsi dari jaringan yang mengalami infeksi. Contohnya jika luka di kaki mengalami infeksi maka kaki tidak akan berfungsi dengan baik seperti sulit berjalan atau bahkan tidak bisa berjalan. Jika infeksi sudah cukup lama maka akan timbuh nanah [pes]. Nanah terbentuk karena "perang" anatara antibody dengan antigen sehingga timbullah nanah, jika ditenggorokan disebut dahak [batuk berdahak]. Dengan pemeriksaan nanah/dahak ini kita bisa mengetahui jenis antigen yang menyebabkan infeksi. Bagaimana jelaskan apa saja tanda-tanda infeksi Gejala dan Tanda-tanda Infeksi. Sources/Sumber: http://www.emingko.com/2011/06/apa-saja-tanda-tanda-dan-gejalainfeksi.html#ixzz1eQykMJaX www.emingko.com

Tanda dan Gejala Klinis Infeksi


OPINI | 09 November 2011 | 14:57 111 2 Nihil

Organisme yang secara protensial pathogen dapat terdapat di dalam luka tanpa menyebabkan tanda tanda kliniks infeksi.Oleh karena itu,penting artinya untuk membedakan antara organism yang berkolonisasi pada luka tetapi tidak menyebabkan kerusakan jaringan dan organism yang menyebabkan respon jaringan. Pada infeksi tahap awal ,mungkin tidak tampak tanda-tanda klinis tetapi organism telah memicu memori emonologis.dalam kasus ini,infeksi dikatakan bersifat sub klimis. Apabila tampak tanda dan gejala infeksi,seperti pireksia,nyeri setempat,dan eritema,edema local,exsudect yang berlebihan,pus,dan bau busuk maka berarti luka terinfeksi ecara klinis.dalam kasus ini dianjurkan untuk mengambil hapusan luka untuk mengidentifikasi organism dan pemeriksaan sensitifitas antibiotic,kususnya pada pasien lansia,pasien yang sangat lemah,atau pada setiap pasien yang mengalami gangguan imunologis.sempel hars di

ambil sebelum luka dibersihkan,dengan menghindari kulit dan membrane mukosa sekelilingnya yang mungkin didiami oleh organisme didalam luka yang menyebabkan infeksi.ahli bakteriologi harus diberikan informasi sebanyak mungkin agar mereka mampu memberikan layanan yang terbaik terhadap pasien yang mengalami.tempat luka,kemungkinan penyebabnya segala antibiotic sistemic yang baru baru ini digunakan untuk alas an apa saja terhadap luka,dan apakah luka memburuk dengan cepat atau tidak semuanya harus dinyatakan dalam formulir bakteirologi. Pada pasien yang sangt muda dan yang sangat tua,tanda tanda klasik infeksi luka seperti yang telah dijelaskan yang panjang lebar,mungkin tidak dapat dilihat karena imaturitas atau kerusakan sistem imun nah gejala ini sangat membahayakan kesehjatan seseorang.menolak untuk makan mungkin merupakan satu-satunya tanda infeksi paska operasi yang mengancam jiwa seorang bayi.nah keadaa n ini perlu kita perhatikan.pada pasien yang sangt tua,bukti pertama infeksi dapat berupa septikenia umum yang disertai,barangkali oleh suhu sub normal.

CARA MERAWAT LUKA

PERAWATAN LUKA LUKA TERPUTUSNYA HUBUNGAN ATAU KONTINUITAS JARINGAN TUBUH.

JARINGAN TUBUH: KULIT OTOT TULANG ORGAN-ORGAN VISCERAL PEMBULUH DARAH DLL SIFAT/ KARAKTERISTIK LUKA. JENIS JENIS LUKA Luka Abrasi/ Babras/Lecet Luka Robek / Lacerasi Luka Tusuk Luka Tembak Luka Gigitan Luka Avulsi Luka Hancur LUKA ABRASI / BABRAS / LECET. TAK DALAM (SUPERFISIAL). MENGENAI SEBAGIAN/ SELURUH KULIT. TAK SAMPAI JARINGAN SUBCUTIS. SANGAT NYERI KARENA BANYAK UJUNG-UJUNG SYARAF YANG T ERLUKA. LUKA ROBEK( LACERASI) BANYAK TERJADI KARENA BENDA TAJAM ATAU TUMPUL.

BENDA TAJAM: TEPI LUKA RATA, TERATUR. BENDA TUMPUL: TEPI LUKA TAK RATA DAN TAK TERATUR. BENTUK LUKA ROBEK : LURUS, LENGKUNG,PATAH ATAU BERBENTUK BINTANG(STELAT) LUKA TUSUK PENYEBAB: BENDA TAJAM DAN RUNCING. CIRI LUKA: LEBAR LUKA LEBIH KECIL DIBANDINGKAN DALAMNYA. PERHATIKAN LUKA TUSUK PADA THORAX DAN ABDOMEN, APAKAH MENGENAI ORGAN DALAMNYA MUDAH TERJADI INFEKSI OLEH BAKTERI ANAEROB- TETANUS LUKA TEMBAK PENYEBAB: PELURU. CIRI LUKA: LUKA TEMBAK MASUK DAN LUKA TEMBAK KELUAR. KADANG 2 HANYA LUKA TEMBAK MASUK . LUKA STERIL KERENA PELURU PANAS. PELURU BERSARANG :

OTOT. TULANG. ORGAN ORGAN DALAM THORAX ATAU ABDOMEN. PEMBERIKASAAN RONTGENOLOGIS: UNTUK MENGETAHUI LOKASI PELURU LUKA GIGITAN GIGITAN BINATANG BERBISA ATAU TIDAK BERBISA. CIRI LUKA: KECIL TAPI DALAM. GIGITAN ULAR BERBISA SERUM ANTI BISA ULAR(SABU). GIGITAN MANUSIA : BERBAHAYA KOMPLIKASI INFEKSI BERAT. LUKA AVULSI KULIT DAN JARINGAN BAWAH KULIT TERKELUPAS, TAPI SEBAGIAN MASIH ADA HUBUNGAN DENGAN TUBUH. PERLU PENANGANAN KHUSUS. LUKA HANCUR SULIT DIGOLONGKAN PADA SALAH SATU JENIS LUKA. JARINGAN HANCUR. BANYAK JARINGAN NON VITAL. SERING AMPUTASI. BERDASARKAN ADA TIDAKNYA HUBUNGAN DENGAN LUAR 1. LUKA TERTUTUP (VULNUS OCCLUSUM).

LUKA TAK MELAMPAUI TEBAL KULIT. MISALNYA: LUKA ABRASI, KONTUSIO ATAU MEMAR 2. LUKA TEBUKA. (VULNUS APERTUM). LUKA MELAMPAUI TEBAL KULIT. MISALNYA: LUKA ROBEK BERDASARKAN MACAM DAN KUALITAS PENYEMBUHAN LUKA FIRST INTENTION/PRIMARY UNION/PER PRIMAM. PENYEMBUHAN TERJADI PADA LUKA TAJAM DAN BERSIH. PARUT MINIMAL HAIR LINE SCAR. THIRD INTENTION/DELAYED SUTURE/PER TERTIAM. PENYEMBUHAN LUKA KOTOR, INFEKSI. LUKA TAK DIJAHIT ATAU JAHIT SITUASI SETELAH LUKA BERSIH GRANULASI JAHIT. GEJALA- GEJALA LUKA LOKAL: NYERI. PERDARAHAN PEMBULUH DARAH KECIL UMUM: PERDARAHAN PEMBULUH DARAH BESAR. SHOCK HYPOVOLEMIC. FEBRIS,INFEKSI,SEPSIS. PERAWATAN LUKA LUKA TERTUTUP:

BERSIHKAN LUKA ( SAVLON,YODIUM). OBAT TOPIKAL: SALEP, TULE, MERCUROCHROM. LUKA TERBUKA: 1. LUKA BERSIH. 2. LUKA TERKONTAMINASI. 3. LUKA KOTOR ATAU INFEKSI. LUKA BERSIH LUKA DIANGGAP TIDAK ADA KONTAMINASI KUMAN. LUKA BERSIH TERKONTAMINASI DIANGGAP LUKA BERSIH. CONTOH: LUKA OPERASI- JAHIT PRIMER LUKA BERSIH TERKONTAMINASI. BERSIHKAN LUKA JAHIT. ANTIBIOTIKA: TEORITIS TAK DIPERLUKAN LUKA TERKONTAMINASI LUKA TERDAPAT KUMAN TAPI BELUM BERKEMBANG BIAK. LUKA TERDAPAT KUMAN YANG MULAI BERKEMBANG BIAK TAPI BELIM INVASIF. LUKA TeRJADI ANTARA 6-8 JAM PERAWATAN LUKA KONTAMINASI TOILET LUKA: MEKANIS (DEBRIDEMENT) : DEVITALISASI JARINGAN. ANGKAT KOTORAN DAN BEDA ASING. PERIODE EMAS (GOLDEN PERIOD)

PERBAIKAN STRUKTUR LUKA. KHEMIS: IRIGASI DENGAN CAIRAN GARAM FISILOGIS, YODIUM(BETADIN) ATAU HYDROGEN PEROKSIDA( H2O2). LARUTAN DESINFEKTAN, BILA PERLU ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS. LUKA INFEKSI TERJADI LEBIH DARI 8 JAM. KUMAN BERKEMBANG BIAK DAN INVASIF (10 5). GEJALA-GEJALA RADANG / INFEKSI PERAWATAN LUKA INFEKSI BERSIHKAN LUKA. DEVITALISASI, NEKROTOMI. IRIGASI. ANTIBIOTIKA. LUKA LUAS,KOTOR,DALAM ATS. SETELAH LUKA BERSIH JARINGAN GRANULASI JAHIT PERAWATAN LUKA AVULSI PENILAIAN VITALITAS KULIT YANG TERLEPAS. TEST VITALITAS KULIT INCISI KULIT KEARAH PANGKAL DENGAN JARAK 1 CM SAMPAI TERJADI PERDARAHAN. POTONG KULIT SEBATAS PERDARAHAN. JAHIT KULIT YANG VITAL, SETELAH DILAKUKAN TOILET LUKA. SISA KULIT YANG DIPOTONG DIGUNAKAN UNTUK MENUTUP LUKA YANG MASIH TERBUKA TEKNIK SPLIT THICKNESS SKIN GRAFTING

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Faktor lokal: Penyebab luka, infeksi, benda asing, suplai darah yang kurang, gerak berlebihan, aposisi tepi luka yang tidak baik, lemahnya kontraksi luka karena regangan, infiltrasi tumor, dan riwayat radiasi. Faktor sistemik: Malnutrisi, glukokortikosteroid yang berlebihan, menderita penyakit sistemik.

You might also like