You are on page 1of 9

MAKALAH

TAFSIR QS. AL-BAQARAH (2)


AYAT 31





















KATA PENGANTAR


Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala
limpahan rahmat, tauIiq serta hidayahnya sehingga kita mampu melaksanakan
segala aktivitas rutinitas dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Selanjutkan makalah ini kami persembahkan untuk memenuhi tugas dan kami
ucapkan banyak terima kasih kepada Bapak .........................................yang
membina mata kuliah TaIsir.
Semoga makalah ini menjadi suatu ilmu yang bermanIaat bagi kita
semua khususnya bagi kami pribadi. Dan hanya kepada Allah kami akan kembali.


Penulis













BAB I
PENDAHULUAN

A. Latang Belakang
Surat Al Baqarah yang 286 ayat itu turun di Madinah yang sebagian
besar diturunkan pada permulaan tahun Hijrah, kecuali ayat 281 diturunkan di
Mina pada Hajji wadaa' (hajji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir). Seluruh
ayat dari surat Al Baqarah termasuk golongan Madaniyyah, merupakan surat yang
terpanjang di antara surat-surat Al Quran yang di dalamnya terdapat pula ayat
yang terpancang (ayat 282). Surat ini dinamai Al Baqarah karena di dalamnya
disebutkan kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada
BAni Israil (ayat 67 sampai dengan 74), dimana dijelaskan watak orang Yahudi
pada umumnya. Dinamai Fusthaatul-Quran (puncak Al Quran) karena memuat
beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamai juga surat
aliI-laam-miim karena surat ini dimulai dengan AliI-laam-miim.
Sebagaimana kita ketahui bawah khususnya dalam Surat Al-baqarah ayat 31-32
merupakan ayat yang sangat menarik untuk dibahas karena disitu ada sitilah yang
kita kenal sekaran dengan TransIer oI knowledge, Maka dari itu di dalam makalah
ini kami akan membahas Surat Al-Baqarah ayat 31
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan merumuskan pembahasan seputar ayat dan
Makna QS. Al-Baqarah 31, TaIsir MuIradat, Kandungan dan PenaIsiran Ayatnya.






BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat dan Makna QS. Al-Baqarah 31

1, @b, ,BJ.Bb
B1H @ [V
N1Bb XBf
[_P0 B0
N f J1H C)@


Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berIirman:
"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-
orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah 31)

B. TaIsir MuIradat
Kata ( ` ) tsummah / kemudian pada Iirman-Nya : kemudian Dia
memaparkannya kepada malaikat ada yang memahaminya sebagai waktu yang
relatiI lama antara pengajaran Adam dan pemaran itu, dan ada juga yang
memahaminya bukan dalam arti selang waktu, tetapi sebagai isyarat tentang
kedudukan yang lebih tinggi, dalam arti pemaparan serta ketidak mampuan
malaikat dan jelasnya keistimewaan Adam as. melalui pengetahuan yang
dimilikinya, serta terbuktinya ketetapan kebijaksanaan Allah menyangkut
pengangkatan Adam as. sebagai kholiIah, semua itu lebih tinggi nilainya dari pada
sekedar inIormasi tentang pengajaran Allah kepada Adam yang dikandung oleh
penggalan ayat sebelumnya. .
Ucapan malaikat Maha Suci Engkau yang mereka kemukakan sebelum
menyampaikan ketidaktahuan mereka, menunjukkan betapa mereka tidak
bermaksud membantah atau memprotes ketetapan Allah menjadikan manusia
sebagai khaliIah di bumi, sekaligus sebagai tertanda 'Penyesalan mereka atas
ucapan atau kesan yang ditimbulkan oleh pernyataan itu. Firman-Nya : ( ) innaka
anta al-alim al-hakim / sesungguhnya Engkau, Engkau Yang Maha Mengetahui
(lagi) Maha Bijaksana, mengandung dua kata yang menunjukkan kepada mitra
bicara yaitu huruI (=) kaI pada kata ( =- ) innaka dan kata (- ) anta. Kata anta
oleh banyak ulama dipahami dalam arti penguat sekaligus untuk memberi makna
pengkhususan yang tertuju kepada Allah swt. dalam hal ini pengetahuan dan
hikmah, sehingga penggalan ayat ini menyatakan 'Sesungguhnya hanya Engkau
tidak ada selain Engkau Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana .
Kata (- ' ) al-alim terambil dari akar kata ( =) ilm yang menurut pakar-
pakar bahasa berarti menjangkau sesuatu sesuai dengan keadaannya yang
sebenarnya. Allah swt. dinami ( ' =) alim atau ( - =) alim karena pengetahuan-
Nya yang amat jelas sehingga terungkap baginya hal-hal yang sekecil-kecilnya
apapun. Pengetahuan semua makhluk bersumber dari pengetahuan-Nya : 'Allah
mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan dibelakng mereka, dan mereka
tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya
(QS. Al-Baqarah : 255)
Kata (- = ' ) al-hakim dipahami oleh sementara ulama dalam arti
Yang Memiliki hikmah, sedang hikmah lain berarti mengetahui yang paling utama
dari segala sesuatu, baik pengetahuan maupun perbuatan. Seorang yang ahli
dalam melakukan sesuatu dinamai ( - =) hakim, Hikmah juga diartikan sebaga
sesuatu yang bila digunakan atau diperhatikan akan menghalangi terjadinya
mudharat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkan kemaslahatan
dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata ( ~ =) hakamah,
yang berarti kendali karena kendali menghalangi hewan atau kendaraan mengarah
ke arah yang tidak diinginkan.
C. Kandungan dan PenaIsiran Ayat
Ayat ini menginIormasikan bahwa manusia dianugerahkani Allah
potensi untuk mengetahui nama atau Iungsi dan karakteristik benda-benda,
misalnya Iungsi api, Iungsi angin dan sebagainya. Dia juga dianugerahi potensi
untuk berbahasa. Sistem pengajaran bahasa kepada manusia (anak kecil) bukan
dimulai dengan mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarnya terlebih dahulu nama-
nama. Ini Papa, ini Mama, itu pena dan sebagainya. Itulah sebagian makna yang
dipahami oleh para ulama dari Iirman-Nya : Dia mengajar Adam nama-nama
(benda) seluruhnya . Hal ini pun ditegaskan oleh Hadits tentang syaIa`atul uzhma.
Nabi saw. bersabda :
' . lalu mereka datan kepada Adam seraya berkata, Engkau adalah bapak
manusia, Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaan-Nya, Dia
membuat para malaikat bersujud kepadamu, dan Dia mengajarimu nama-nama
seluruh perkara (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah telah mengajari Adam nama-nama makhluk.
Oleh karena itu, Dia berIirman, 'kemudian Dia mengemukakan nama-nama itu
kepada para malaikat. aradhahum menggunakan bentuk untuk yang berakal. Hal
ini dimaksudkan untuk menyatakan universalitas sehingga termasuk ke dalamnya
makhluk yang tidak berakal .
Bagi ulama-ulama yang memahami pengajaran nama-nama kepada
Adam as. dalam arti mengajarkan kata-kata, di antara mereka ada yang
berpendapat bahwa kepada beliau dipaparkan benda-benda itu, dan pada saat yang
sama beliau mendengar suara yang menyebut nama benda yang dipaparkan itu.
Ada juga yang berpendapat bahwa Allah mengilhamkan kepada Adam nama
benda itu pada saat dipaparkannya sehingga beliau memiliki kemampuan untuk
memberi kepada masing-masing benda nama-nama yang membedakannya dari
benda-benda yang lain. Pendapat ini lebih baik dari pendapat pertama. Ia pun
tercakup oleh kata mengajar karena mengajar tidak selalu dalam bentuk
mendiktekan sesuatu atau menyampaikan suatu kata atau idea, tetapi dapat juga
dalam arti mengasah potensi yang dimiliki peserta didik sehingga pada akhirnya
potensi itu terarah dan dapat melahirkan aneka pengetahuan. Di sini kita dengan
mata hati kita di dalam cahaya kemuliaan melihat apa yang dilihat para malaikat
di kalangan makhluk yang tinggi. Kita menyaksikan sejemput kecil dari rahasia
Ilahi yang besar yang dititipkan-Nya pada makhluk yang bernama manusia ini,
ketika Dia menyerahkan kepadanya kunci-kunci kekhaliIahan. Rahasia kekuasaan
itu diisyaratkan pada nama dan benda-benda yang berupa laIal-laIat yang
terucapkan hingga menjadikannya isyarat-isyarat bagi orang-orang dan benda-
benda yang diindranya .
Setelah pengajaran Allah dicerna oleh Adam as sebagaimana dipahami dari kata
kemudian, Allah mengemukakannya benda-benda itu kepada para malaikat lalu
berIirman, 'sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu, jika kamu benar.
dalam dugaan kamu bahwa kalian lebih wajar menjadi khaliIah.
Sebenarnya perintah ini bukan bertujuan penugasan menjawab, tetapi bertujuan
membuktikan kekeliruan mereka. Mereka para malaikat yang ditanya itu secara
tulus menjawab sambil menyucikan Allah 'Maha suci Engkau, tidak ada
pengetahuan bagi kami selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami,
sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Maksud mereka, apa yang Engkau tanyakan itu tidak pernah Engkau ajarkan
kepada kami. Engkau tidak ajarkan itu kepada kami bukan karena Engkau tidak
tahu, tetapi karena ada hikmah di balik itu. Demikian jawaban malaikat yang
bukan hanya mengaku tidak mengetahui jawaban pertanyaan, tetapi sekaligus
mengakui kelemahan mereka dan kesucian Allah swt dari segala macam
kekurangan atau ketidakadilan, sebagaimana dipahami dari penutup ayat ini.
Benar, pasti ada hikmah dibalik itu. Boleh jadi karena pengetahuan menyangkut
apa yang diajarkan kepada Adam tidak dibutuhkan oleh para malaikat karena
tidak terkait dengan Iungsi dan tugas mereka. Berbeda dengan manusia, yang
bibebani tugas memakmurkan bumi. Jawaban para malaikat, 'Sesungguhnya
Engkah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, juga mendaung makna bahwa
sumber pengetahuan adalah Allah. Dia juga mengetahui segala sesuatu termasuk
siapa yang wajar menjadi khaliIat, dan Dia Maha Bijaksana dalam segala
tindakan-Nya, termasuk menetapkan makhluk itu sebagai khaliIah. Jawaban
mereka ini juga menunjukkan kepribadian malaikat dan dapat menjadi bukti
bahwa pertanyaan mereka pada ayat 31 di atas bukanlah keberatan sebagaimana
diduga sementara orang.








BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam hal ini bisa disimpulkan bahwa Surat Al-Baqarah ayat 31
menginIormasikan bahwa manusia dianugerahkani Allah potensi untuk
mengetahui nama atau Iungsi dan karakteristik benda-benda, misalnya Iungsi api,
Iungsi angin dan sebagainya. Dia juga dianugerahi potensi untuk berbahasa.
Sistem pengajaran bahasa kepada manusia (anak kecil) bukan dimulai dengan
mengajarkan kata kerja, tetapi mengajarnya terlebih dahulu nama-nama. Ini Papa,
ini Mama, itu pena dan sebagainya. Itulah sebagian makna yang dipahami oleh
para ulama dari Iirman-Nya : Dia mengajar Adam nama-nama (benda)
seluruhnya. Hal ini pun ditegaskan oleh Hadits tentang syaIa`atul uzhma. Nabi
saw. bersabda : ' . lalu mereka datan kepada Adam seraya berkata, Engkau
adalah bapak manusia, Allah telah menciptakanmu dengan tangan kekuasaan-
Nya, Dia membuat para malaikat bersujud kepadamu, dan Dia mengajarimu
nama-nama seluruh perkara (HR. Bukhari)
B. Saran
Setelah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, kami harapkan
saran dan kritik dari bapak pembimbing dan rekan-rekan sekalian demi
kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanIaat bagi yang
membaca. Amien.







DAFTAR PUSTAKA


Muhammad Nasib Ar-RiIa`i, Ringkasan TaIsir Ibnu Katsir Jilid 1, (Jakarta :
Gema Insani, 1999), hlm. 106.
M. Quraish Shihab, TaIsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera Hati, 2002), hlm. 147.
Sayyid Quthb, TaIsir Fi Zhilalil-Qur`an I, (Jakarta : Gema Insani, 2000), hlm 6

You might also like