You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Globalisasi yang melanda seluruh dunia mempengaruhi semua bidang kehidupan, namun
yang paling tampak dan terasa adalah bidang ekonomi, khususnya perdagangan. Era ini ditandai
dengan lahirnya berbagai macam perjanjian multilateral dan bilateral maupun pembentukan
blok-blok ekonomi yang menjurus kepada kodisi yang -47/07088dalam dunia perdagangan.
Majunya perdagangan dunia ini, disatu sisi memang memberikan dampak positiI, namun
disisi lain dapat menimbulkan perbedaan paham, perselisihan pendapat maupun pertentangan
atau sengketa sebagai akibat adanya salah satu pihak yang melakukan wanprestasi terhadap
kontrak dagang tersebut. Perbedaan paham, perselisihan pendapat, pertentangan maupun
sengketa tersebut tidak dapat dibiarkan berlarut-larut dan harus diselesaikan secara memuaskan
bagi semua pihak.meskipun tiap-tiap masyarakat memiliki cara sendiri-sendiri untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut, namun demikian perkembangan dunia usaha yang
berkembang secara universal dan global mulai mengenal bentuk-bentuk penyelesaian sengketa
yang homogen, 'menguntungkan dan memberikan rasa 'aman dan keadilan bagi para pihak.
Salah satu yang cukup populer dan banyak diminati dewasa ini adalah cara penyelesaian
sengketa melalui arbitrase.
Pembicaraan mengenai arbitrase memang tidak dapat dilepaskan dengan berbagai
peraturan perundang-undangan yang ada. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang pokok-
pokok Kekuasaan Kehakiman, menegaskan bahwa penyelenggaraan kekuasaan kehakiman
diserahkan kepada badan peradilan dengan berpedoman pada undang-undang tersebut. Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1970 ini dianggap sebagai induk dan kerangka umum yang meletakan
dasar dan asas peradilan serta pedoman bagi lingkungan peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara yang masing-masing selanjutnya diatur dalam
undang-undang tersendi. Kalau kita melihat sejarah, selama ini yang dipakai sebagai dasar
pemeriksaan arbitrase di indonesia adalah pasal 615 sampai dengan pasal 651 Reglemen Acara
Perdata (Reglement op de Rechtsvorerdering, staatsblad 1847 :52 Rv.) dan pasal 377
Reglement Indonesia yang diperbaharui (Het Herziene Indonesisch Reglement, Staatsblad 1941:
44 HIR) dan pasal 705 Reglement Acara Untuk Daerah Luar Jawa dan Madura
(Rechtsreglement buitengewesten, staadblad 1927: 227 RBg).

You might also like