You are on page 1of 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) justru belum banyak mendapat perhatian. Saat ini, pendidikan usia
dini baru diperoleh oleh sebagian kecil anak di Indonesia.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitiI
anak usia prasekolah.manIaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan
masukan bagi pendidik PAUD untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga
metode yang digunakan sesuai dengan tahap perkembangan anak, memberikan
inIormasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikutsertakan anak
dalam program PAUD untuk merangsang perkembangan kognitiI anak serta
memberikan inIormasi bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu
keperawatan pada komunitas PAUD.
Penggunaan media pembelajaran disadari akan sangat membantu
aktivitas pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Namun, tidak bisa
dipungkiri, bahwa di dalam implementasinya, tidak banyak guru yang mampu
merancang, mencipta atau mempergunakan media pembelajaran secara
optimal. Di sisi lain, keterbatasan alat-alat teknologi juga menjadi penyebab
kurang maksimalnya usaha guru dalam memanIaatkan keberadaan media
pembelajaran.
Menurut Munadi (2008), mendengar sesungguhnya suatu proses rumit
yang melibatkan empat unsur penting, yaitu: 1). Mendengar, 2).
memperhatikan, 3). Memahami, 4). Mengingat. Jadi mendengarkan adalah
proses selektiI untuk mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat
simbol-simbol sesuai dengan Iungsi dan maksud yang dikandung.
Dewasa ini sistem pendidikan di negara Indonesia yang disusun sudah
sangat baik, namun masih belum dapat dilaksanakan secara merata. Banyak
sekolah yang tidak mampu menerapkan kurikulum yang bermutu hanya
karena tidak tersedianya Iasilitas sekolah. Faktor biayalah yang menghambat
tercapainya pendidikan yang berkualitas. Di lain pihak, sekolah yang memiliki
Iasilitas lengkap terkadang kurang dimanIaatkan secara maksimal oleh siswa.
Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya
pendidikan di masa mendatang.
Dongeng dan mendongeng adalah dua hal yang saling berkaitan satu
sama lain. Dongeng termasuk ke dalam jenis cerita rakyat lisan. Dongeng
sendiri diartikan sebagai cerita khayali yang dianggap tidak benar-benar
terjadi, baik oleh penuturnya maupun oleh ,:/03.0nya. Dongeng tidak terikat
oleh ketentuan normatiI dan Iaktual tentang pelaku, waktu, dan tempat.
Pelakunya merupakan makhluk-makhluk khayali yang memiliki
kebijaksanaan atau kekurangan untuk mengatur masalah manusia dengan
segala macam cara. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun
banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral, bahkan
sindiran (Danandjaja, 2008). Hal ini sesuai dengan kondisi sebagian besar
masyarakat Indonesia, di mana budaya lisan masih sangat kental jika
dibandingkan dengan budaya baca ataupun budaya tulisnya.
Berdasarkan Ienomena di atas, kita tentunya akan merasa kecewa
karena ternyata pendidikan yang kita laksanakan selama ini belum mampu
memenuhi kebutuhan akan ilmu yang bermanIaat bagi kehidupan. Semua ilmu
pengetahuan pada dasarnya berguna bagi kehidupan. Sama halnya ilmu lain,
ilmu bahasa juga memiliki peran penting dalam kehidupan. Dengan
menguasai ilmu bahasa, seorang pembicara dapat memengaruhi masyarakat
luas dan mengejak mereka mengikuti apa yang diinginkan oleh pembicara
tersebut. Selain itu, ilmu bahasa juga memiliki peran krusial dalam menjaga
kelestarian budaya.
Kedisiplinan merupakan suatu ketaatan dan kepatuhan terhadap
ketentuan atau tata tertib yang telah ditentukan oleh suatu institusi atau
organisasi tertentu. Kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran terutama
dalam kaitannya dengan kepatuhan siswa untuk tidak melanggar peraturan/tata
tertib sekolah merupakan hasil dari pembentukan watak dan kepribadian siswa
dari suatu proses pendidikan.
Berdasarkan pemahaman diatas dapat diketahui bahwa terdapat Iaktor-
Iaktor yang dapat meningkatkan kedisiplinan anak melalui kegiatan
mendongeng dengan menggunakan alat peraga, maka dalam penelitian kali ini
akan mengambil tema 'Meningkatkan Kedisiplinan Anak Melalui
Mendongeng Menggunakan Alat Peraga yang merupakan penelitian tindakan
kelas pada TK Aisyiah Banyuroto Sawangan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dalam penelitian
ini permasalahan yang dapat di kemukakan adalah 'Bagaimana hasil
meningkatkan kedisiplinan anak melalui mendongeng menggunakan alat
peraga pada TK Aisyiah Banyuroto Sawangan?.

. %ujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalah diatas, maka tujuan penelitian yang
dilakukan kali ini adalah untuk mengetahui hasil meningkatkan kedisiplinan
anak melalui mendongeng menggunakan alat peraga pada TK Aisyiah
Banyuroto Sawangan.

D. Manfaat Penelitian
1. ManIaat Teoritis, Sebagai penerapan dan pengembangan ilmu
pengetahuan bidang pendidikan serta sebagai kerangka acuan dalam
penelitian yang akan datang dengan tema yang sejenis maupun sebagai
dasar penelitian tambahan.
2. ManIaat Praktis, Sebagai alternatiI bembelajaran, bahan evaluasi dan
pertimbangan dalam kegiatan belajar mengajar disekolah lanjutan dalam
menerapkan strategi pembelajaran saat ini.

You might also like