You are on page 1of 70

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia 1 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah di tengah-tengah masyarakat itu sendiri, merupakan realisasi dari salah satu fungsi hidup setiap manusia Muslim, yaitu sebagai penerus risalah Nabi Muhammad saw, untuk menyeru dan mengajak manusia menuju jalan Allah, jalan keselamatan dunia akherat. Disamping fungsi hidup sebagai khalifah di muka bumi ini.2 Keharusan tetap berlangsungnya dakwah Islamiyah yang merupakan tugas sebagai manusia Muslim sudah tercantum dalam kitab suci al-Quran, surat al- Imron ayat 104 :

1 2

Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1987, Hal. 1 H. Halimi AR, Problematika Dakwah Masa Kini dan Pemecahannya, naskah makalah yang disampaikan dalam seminar pada tanggal 24 februari 2003 Hal. 1

Artinya : Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.3 Dalam melaksanakan tugas untuk mengajak manusia ke jalan Allah, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, seringkali jalan yang ditempuh tidak mulus, dan selalu menemui hambatan dan rintangan. Untuk itu dalam melaksanakan dakwah Islamiyah, diperlukan adanya siasat cermat dan strategi dakwah yang jitu, diantaranya dengan memahami kondisi madu yang dihadapi, dengan begitu dakwah yang kita sampaikan akan mudah diterima oleh madu. Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diusahakan usaha-usaha yang cepat dan konkrit, baik dalam bentuk metode atau alat yang akan dipakai untuk berdakwah. Salah satu usaha untuk dapat memenuhi harapan itu, yang perlu diperhatikan adalah semakin lajunya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Demikian pula dakwah dalam menyebarluaskan agama Islam, juga perlu memperhatikan hal tersebut. Dimana untuk mencapai tujuan tersebut maka harus mempertimbangkan media dan tidak lupa juga situasi dan kondisi masyarakat.4 Dalam beberapa tahun terakhir ini, era informasi dan globalisasi merupakan dua istilah yang sangat popular, dimana berbagai informasi dapat diperoleh secara mudah tanpa harus datang ke tempat peristiwa atau kejadian

3 4

Al-Quran dan terjemah, CV. Al-Waah, Semarang, 1993, Hal. 93 Bambang Sugito, Dakwah Melalui Media Wayang Kulit, Aneka, Solo, 1992, Hal. 11

dimana peristiwa atau kejadian itu terjadi, hanya dengan menonton televisi di rumah kita dapat menyaksikan peristiwa atau kejadian tersebut. Banyak pakar berpendapat, kedua istilah tersebut mempunyai pengaruh dan peran besar dalam membawa perilaku budaya, perilaku ekonomi, perilaku politik suatu bangsa kearah perkembangan dan kemajuan masa depan. Dalam pengertian bila suatu bangsa serta umat tidak mengantisipasi kehadiran era informasi dan globalisasi dengan langkah-langkah cermat, kreatif dan positif, maka bangsa serta umat itu akan menjadi kelompok yang tertingal.5 Pada zaman modern ini, bermacam tehnologi telah bermunculan seperti televisi, radio dan internet, berbagai macam media tersebut dapat dipandang sebagai media yang dapat berperan penting dalam mensukseskan, atau bahkan sebagai penghambat bagi dakwah itu sendiri. Dari sisi perannya, maka sebenarnya tehnologi semacam televisi, radio, internet dan lain sebagainya dapat menjangkau masyarakat yang sangat luas di Indonesia ini bahkan dunia. Dari luasnya jangkauan televisi, radio, internet maupun media massa lainnya inilah, peluang kita terbuka untuk dapat menyebarluaskan Islam kepada seluruh masyarakat baik dalam maupun luar negeri. Dari sisi penghambat lajunya dakwah, tehnologi membuat dunia yang kelihatannya sangat jauh terasa bagai tak berjarak. Bagaimana tidak, kita dapat menyaksikan secara cepat berbagai kejadian maupun peristiwa penting yang ada diluar negeri.

Sufirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet I, 1995, hal v

Dengan media yang serba canggih itulah kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari luar negeri dapat masuk dengan bebasnya serta dengan mudahnya kita dapat terpengaruhi, sehingga kita tidak menghirauan apakah budaya-budaya itu sesuai dengan kebudayaan bangsa apa tidak. Dengan begitu kebudayaan-kebudayaan yang berasal dari dalam negeri terancam ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri. Begitu juga kesenian, sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, kesenian juga terancam punah atau hilang, apabila generasi muda sekarang sudah tidak mau tahu lagi tentang kebudayaannya, maka kita tinggal menunggu waktu saja nasib kesenian tersebut, seperti halnya nasib Dinausaurus yang telah punah dibumi ini. Kesenian sebagai salah satu kekayaan budaya bangsa, juga dapat digunakan sebagai media dakwah, sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga, Ki Manteb Sudarsono, Ki Anom suroto dan dalang lainnya yang memanfaatkan wayang kulit sebagai media dakwah, H. Roma Irama dengan lagu dangdutnya, begitu juga Kesenian Kubrosiswo, salah satu kesenian yang berasal dari Magelang ini juga dapat digunakan sebagai media dakwah. Penulis mencontohkan kesenian kubrosiswo karena penulis tertarik dengan kesenian tersebut, ketertarikan penulis berawal pada saat penulis melakukan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Dusun Pakel Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Ketika tim KKN kami mau melakukan perpisahan dengan warga setempat, warga meminta agar

perpisahan itu diramaikan dengan kesenian Kubrosiswo, singkat cerita usul dari warga tersebut disetujui. Setelah disetujui maka para warga yang tergabung dalam kesenian Kubrosiswo melakukan latihan, setelah mendengarkan beberapa syair yang dinyanyikan sebagai iringan untuk tari-tarian, penulis mulai penasaran dengan pesan yang disampaikan dalam syair itu. Karena beberapa syair yang terkandung dalam lagu itu terdapat nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam atau pesan dakwah Islamiyah. Setelah itu penulis berusaha untuk menemui pak Sutrisno sebagai tokoh kesenian tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu. Beliau menjelaskan, bahwasanya beberapa syair dalam kesenian tersebut disisipkan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar orang-orang yang menonton pertunjukan kesenian Kubrosiswo tidak hanya mendapat tontonan saja, tetapi juga mendapat tuntunan, dalam artian mengingatkan kewajiban sebagai umat Islam. Dengan kata lain bahwa kesenian Kubrosiswo dipergunakan sebagai media untuk menyebarkan agama Islam.6 Saat hari pementasan kesenian tersebut tiba, kami satu tim KKN berbaur dengan masyarakat menyaksikan pementasan kesenian itu. Ditengah tengah pementasan, timbul pertanyaan dalam diri penulis, mengapa pada saat
6

Wawancara dengan Pak Sutisno, pada tanggal 17 Februari 2004

pementasan kesenian tersebut, seolah-olah para penontonnya lebih tertarik untuk menyaksikan tari-tariannya, atraksi dan kesurupannya saja, daripada mendengarkan syair lagu yang dibawakan. Padahal misi dakwah Islamiyah yang terdapat pada kesenian tersebut terletak pada beberapa syair lagunya. Itulah yang mendorong penulis untuk mengangkat kesenian Kubrosiswo sebagai bahan pembuatan skripsi.

B.

Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, ada sebuah permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini. Permasalahan itu adalah sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Manfaat dari penelitian ini adalah 1. Secara toritis penelitian ini merupakan sumbangsih bagi keilmuan dakwah dikemudian hari, yakni sebagai tolok ukur, apakah pesanpesan dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo berpengaruh terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang apa tidak. 2. Secara praktis penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya, baik akademis maupun non akademis.

D. Tinjauan Pustaka Sebagai bahan telaah pustaka pada skripsi ini, penulis mengambil judul-judul skripsi yang penulis kaji dari beberapa skripsi yang ada di Fakultas Dakwah, judul-judul skripsi itu adalah : 1. Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio bagi Perubahan Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur oleh Yani Mutriani (1194100). Dalam skripsinya, Yani

menyimpulkan tiga hal. Pertama, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan korelasi time off series, menyatakan bahwa nilai tertinggi untuk siaran agama Islam lewat radio pada responden adalah disiarkan pada sore hari, yaitu 47 orang dan terbanyak antara usia 20-40 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Kedua, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan korelasi assosiasional adalah

25,30 dan itu lebih besar dari 9,49. Berarti tidak ada assosiasi antara bentuk penyampaian siaran agama Islam dengan tingkat pendidikan. Ketiga, Atas dasar perhitungan dengan menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut, pada n yang berjumlah 100 responden, diperoleh nilai 3,20412803291. Berarti ada efektifitas atau radio masih efektif bagi masyarakat Kecamatan Tegal Timur dalam hal perubahan kehidupan beragama Islam, baik dalam bidang aqidah, syariah maupun ahlakul karimah. Sebagaimana ciri keunggulan media radio sebagi media dakwah yaitu mempunyai efektifitas tinggi, dapat menembus batas-batas geografis suatu wilayah serta memperpendek waktu berkomunikasi.7 2. Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan Robinson Semarang, oleh Endah Listiyaningsih

(1197081). Dalam penelitiannya, Endah menyimpulkan empat hal. Pertama, pengajian yang ada di Departemen Store Semarang dilaksanakan setiap bulan sekali, yang bertujuan untuk membentuk perilaku-perilaku keagamaan yang baik bagi jamaahnya. Kedua, dengan dibimbing oleh beberapa penceramah, pelaksanaan pengajian bulanan tersebut ditekankan pada materi syariah terutama bahasanbahasan mengenai sholat, disamping pengetahuan-pengetahuan
Yani Mutriani, Efektifitas Siaran Agama Islam Lewat Radio Bagi Perubahan Kehidupan Beragama Islam Masyarakat Kecamatan Tegal Timur, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 1999, Hal. 65
7

umum agama Islam lainnya. Ketiga, peningkatan perilaku-perilaku keagamaan, khususnya peningkatan sholat, tidak bisa diaplikasikan tanpa adanya bimbingan dari ustadz-ustadznya. Keempat,

Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah responden, diperoleh hasil bahwa rxy (korelasinya) adalah 0,665 dengan taraf signifikansi 95%. Sedangkan hasil dari r tabel product moment diperoleh 0,195. Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang dilaksanakan setiap bulannya tersebut, berpengaruh pada peningkatan ibadah sholat karyawan Robinson.8 3. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, yang ditulis oleh Fitrotin Zumala (1196008). Dalam penelitiannya, Fitrotin menyimpulakan tiga hal. Pertama,

pelaksanaan kegiatan dakwah muslimat diwilayah Margoyoso Kabupaten Pati selama ini berjalan secara rutin dan terjadwal. Pengajiannya dilakukan dengan menggunakan metode dakwah billisan (ceramah), metode tersebut dirasa sangat sesuai dan relevan, mengingat taraf pendidikan masyarakat terutama anggota pengajian itu sendiri yang masih relatif rendah. Kedua, berdasarkan analisis data kuantitatif baik dengan taraf signifikansi 95% dengan ro: 0,711

Endah Listiyaningsih, Pengaruh Pengajian Bulanan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Karyawan Robinson Semarang, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal. 57-58

10

dengan jumlah sampel 100 (N= 100) dan rt 0,05= 0,195 serta taraf signifikan 95%, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif dan signifikan. Ketiga, dengan adanya dukungan dari masyarakat dan tokoh agama, pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso dapat berjalan dengan lancar dan rutin.9 4. Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang), oleh Nasruddin (1197049). Dalam skripsinya, Nasruddin menyimpulkan beberapa hal penting. Pertama, kegiatan dakwah di komplek TNI AL Kalibanteng Semarang dilakukan secara rutin maupun temporer, pengajiannya dilakukan dengan metode dakwah bil lisan atau ceramah. Kedua, materi yang disampaikan oleh beberapa penceramah pada umumnya ditekankan dalam berbagai pengetahuan agama Islam, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman yang diharapkan mampu mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan ketentuan Islam. Ketiga, Bardasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan rumus product moment, dihasilkan rxy = 0,25599 dan rt = 0,195. Jadi rxy > rt maka signifikan, artinya pengajian yang diselenggarakan di

Fitrotin Zumala, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Peningkatan Ibadah Sholat Ibu-Ibu Jamaah Pengajian Muslimat di Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, 2002, Hal.101-102
9

11

kompleks TNI AL berpengaruh pada pemahaman dan pengamalan ajaran Islam oleh para jamaahnya.10 Sedangkan judul yang penulis angkat adalah Pengaruh Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dari beberapa telaah judul skripsi diatas, maka penulis beranggapan bahwa penelitian diatas berbeda sekali dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, baik judul maupun obyek penelitiannya.

E.

Sistematika Penulisan Untuk memberikan arah yang lebih jelas dan gambaran umum tentang skripsi ini, maka penulis membuat uraian singkat tentang isi setiap bab dari skripsi ini, sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK Dalam Bab ini berisi tentang kerangka teori yang terdiri dari deskripsi teoritik variabel independen, deskripsi teoritik variabel dependen, dan analisis

10

Nasruddin, Pengaruh Dakwah Bil Lisan terhadap Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Islam (Studi Kasus Kompleks TNI AL Kalibanteng Semarang, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2003, Hal. 56

12

teoritik hubungan variabel independen dan dependen. Dalam bab ini juga memuat tentang hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan metode penelitian, definisi konseptual dan operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data. BAB IV GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG Bab ini berisi tentang sekilas letak geografis, perekonomian, pendidikan, social kemasyarakatan, sosial keagamaan desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Selain itu juga memuat penjelasan sekilas tentang kesenian Kubrosiswo, yang meliputi sejarah masuknya kesenian tersebut di desa Ketawang tepatnya berada di dusun Pakel, perlengkapan, pementasan kesenian tersebut serta pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang perhitungan statistik tentang pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, yang terdiri dari analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut.

13

BAB VI PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan penutup.

14

BAB II KERANGKA DASAR PEMIKIRAN TEORITIK

2. 1. Landasan Kerangka Teori 2. 1. 1. Pesan-pesan dakwah Proses komunikasi merupakan aktivitas yang mendasar bagi manusia sebagai mahluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan. Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran dan sebagainya. 11 Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial, yakni gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau

menganggukkan kepala adalah kial yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang
11

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, Rosda Karya, Bandung, 2002, Hal. 6

15

yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan intruksi kepada para pemakai jalan. Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.12 Pesan seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah didalam usaha mecoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan ini dapat bersifat informatif, persuasif, dan coersif :13 1. Informatif : Memberikan keterangan-keterangan dan kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Dalam situasi tertentu pesan informatif lebih berhasil daripada pesan persuasive misalnya pada kalangan cendikiawan. 2. Persuasif : Bujukan yakni membangkitkan pengertian dan kesadaran seseorang bahwa apa yang kita sampaikan akan memberikan rupa pendapat atau

12 13

Ibid A. W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), Bumi Aksara, Hal. 14-15

16

sikap sehingga ada perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi itu adalah atas kehendak sendiri, misalnya pada waktu diadakan lobby, atau pada waktu istirahat makan bersama. 3. Coersif : Memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi. Bentuk yang terkenal dari penyampaian pesan secara ini adalah agitasi dengan penekananpenekanan yang menimbulkan tekanan batin dan ketakutan diantara sesamanya dan pada kalangan publik. Coersif dapat berbentuk perintah, instruksi dan sebagainya. Untuk merumuskan pesan agar mengena, pesan yang disampaikan harus tepat, ibarat kita membidik dan menembak, maka peluru yang keluar haruslah tepat kena sasarannya. Pesan yang mengena harus memenuhi syaratsyarat :14 a. Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik, serta sesuai dengan kebutuhan kita. b. Pesan itu dapat menggunakan bahasa yang tepat dimengerti kedua belah pihak. c. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan kepuasan.

14

Ibid, Hal. 15

17

Pendapat lain mengatakan syarat-syarat pesan harus memenuhi :15 1. Umum Berisikan hal-hal yang umum dan mudah dipahami oleh komunikan/ audience, bukan soal-soal yang Cuma berarti atau hanya dipahami oleh seseorang atau kelompok tertentu. 2. Jelas dan gamblang Pesan yang disampaikan tidak samar-samar. Jika mengambil perumpamaan hendaklah diusahakan contoh yang senyata mungkin, agar tidak ditafsirkan menyimpang dari yang kita kehendaki. 3. Bahasa yang jelas Sejauh mungkin hindarkanlah menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami oleh si penerima atau pendengar. Gunakanlah bahasa yang jelas dan sederhana yang cocok dengan komunikan, daerah dan kondisi dimana kita berkomunikasi, hati-hati pula dengan istilah atau kata-kata dari bahasa daerah yang dapat ditafsirkan lain oleh komunikan. 4. Positif Secara kodrati manusia selalu tidak ingin mendengar dan melihat halhal yang tidak menyenangkan dirinya. Oleh karena itu setiap pesan agar diusahakan dalam bentuk positif.

15

Ibid, Hal. 15-16

18

5. Seimbang Pesan yang disampaikan oleh karena kita membutuhkan selalu yang baik-baik saja atau jelek-jelek saja. Hal ini kadang-kadang berakibat senjata makan tuan, cenderung ditolak atau tidak diterima oleh komunikan. 6. Penyesuaian dengan keinginan komunikan Orang-orang yang menjadi sasaran dari komunikasi yang kita lancarkan selalu mempunyai keinginan-keinginan tertentu, oleh sebab itu pesan-pesan yang disampaikan harus dapat disesuaikan dengan keinginan-keinginan komunikan tersebut. Berbeda dengan komunikasi pada umumnya, komunikasi Islam mempunyai ciri khusus, yakni pesan-pesan yang ada dalam komunikasi tersebut bersumber dari Alquran dan hadis. Dengan sendirinya komunikasi Islam (Islami) terikat pada pesan khusus, Yakni dakwah, karena Alquran adalah petunjuk bagi seisi alam dan juga merupakan (memuat) peringatan, warning dan reward bagi manusia yang beriman dan berbuat baik (Surat Al Ashr).16Artinya bahwa dalam komunikasi Islam itu terdapat pesan-pesan dakwah. Pesan-pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah atau muaamallah maal Khaliq, hablum

16

A. Muis, Komunikasi Islami, Rosda Karya, Bandung, 2001, Hal. 66

19

minan-nas atau muamallah maalkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu.17 Model komunikasi Islam yang pesannya bersumber pada Alquran dan Hadis Nabi, tentulah pesan itu bersifat imperatif atau wajib hukumnya untuk dilaksanakan, karena merupakan pesan kebenaran berdasarkan firman Allah Swt. dan Hadis Nabi. Pesan tidak boleh merupakan sensasi, kebohongan, kefasikan, pelintiran kata-kata dan kebohongan publik (public lies). Meskipun demikian komunikasi Islam disamping sangat

mengutamakan etika (ahlakul karimah) juga mementingkan metode persuasi. Hal itu dapat dilihat antara lain didalam Surat An-Nahl ayat 125 dan surat AlAshr ayat 3. Didalam surat Al-Ashr Tuhan mengingatkan kepada manusia, bahwa orang-orang yang tidak berada dalam kerugian setiap waktu, hanyalah yang beriman, berbuat baik dan saling menasihati tentang kebenaran dan perlunya kesabaran. Didalam Surat An-Nahl manusia diperintahkan untuk saling mengajak kejalan Tuhan dengan kebijaksanaan, saling memberi penerangan yang baik, bertukar pikiran, berdiskusi dengan cara yang lebih baik.18 Berkaitan dengan pesan-pesan yang bersumber pada Alquran dan Hadis, dalam dakwah, pesan-pesan itu masuk dalam unsur materi dakwah. Materi dakwah adalah semua ajaran yang datangnya dari Allah SWT yang

17 18

Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1997, Hal. 43 A. Muis, Komunikasi Islami, opcit, Hal. 89

20

dibawa oleh Rosulullah saw untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia yang berada di muka bumi.19 Materi dakwah sebagai pesan dakwah merupakan isi ajakan, anjuran dan idea gerakan dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Sebagai isi ajakan dan idea gerakan dimaksudkan agar manusia mau menerima dan memahami serta mengikuti ajaran tersebut, sehingga ajaran Islam ini benar-benar diketahui, difahami, dihayati dan selanjutnya diamalkan sebagai pedoman hidup dan kehidupannya. Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang ingin dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu : Masalah aqidah, Masalah syariah dan Masalah budi pekerti (ahlakul karimah) : 1. Bidang Aqidah Aqidah Islam sabagai sistem kepercayaan yang berpokok pangkal atas kepercayaan dan keyakinan yang sungguh-sungguh akan ke-Esaan Allah Swt adalah merupakan materi terpenting dalam kegiatan dawah. Sebagaimana diketahui bahwa rukun iman itu ada 6 (enam) dimana rukun yang pertama adalah iman kepada Allah swt. Yang merupakan pokok dari rukun iman yang lain; sedangkan rukun iman secara keseluruhan menjadi asas dari ajaran islam secara keseluruhan pula. Dalam hubungan ini Al-Maududi mengatakan :
19

Anwar Masyari, Studi Tentang Ilmu Dakwah, Banjarmasin, 1979, Hal. 19

21

Bahwa dalam ajaran Muhammad saw. Percaya kepada Allah itu sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi Islam dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undangundang Islam berdiri diatas dasar ini, dan semua mempunyai kekuatan dari sumber ini. Dalam hubungannya dengan iman ini An-Nawawi mengatakan bahwa Iman itu adalah keyakinan ucapan dan perbuatan yang bisa bertambah dan berkurang Oleh karena itu penanaman dan pembinaan keimanan bagi penerima dawah secara terus menerus perlu dilakukan, baik yang masih lemah imannya maupun yang sudah kuat imannya. Selain penanaman dan pendidikan aqidah, maka penolakan dan bantahan terhadap faham lain diluar Islam perlu dilakukan, seperti terhadap faham meterialisme, atheisme dan ajaran lain yang tidak sesuai dengan aqidah Islam. Lain daripada itu pesan dawah dalam bidang aqidah ini juga berisi anjuran dan cara menjaga aqidah dari segi penyelewengan atau rusaknya aqidah serta jalan yang dapat menyebabkan rusaknya aqidah Islam. Materi dawah yang berkaitan dengan aqidah ini meliputi aspek aqidah kepercayaan, antara lain kepercayaan kepada Allah, kepercayaan kepada Rasul Allah, kepercayaan kepada kitab-kitab Allah,

22

kepercayaan kepada hari akhir, kepercayaan kepada yang ghaib termasuk percaya kepada Malaikat, Surga, Neraka dan lain-lain. 20 2. Bidang Syariah Syariah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya, dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.hal ini dijelaskan dalam sabda Rosulullah saw. yang artinya : Islam adalah bahwasanya engkau menyembah Allah SWT. Dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa dalam bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah (Baitullah). (H. R. Bukhori Muslim) Hadis diatas mecerminkan hubungan antara manusia dengan Allah Swt. artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariyah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual beli, berumah tangga, warisan kepemimpinan dan amal shaleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan dari Allah seperti minum, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula masalah-masalah yang menjadi materi dakwah Islam (nahi anil munkar).21

20 21

Aminuddin Sanwar, Ilmu Dakwah, Fakulas Dakwah IAIN Walisongo, Semarang, .Hal.75 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Al-Ikhlas, Surabaya, 1983, Hal. 62

23

3. Budi pekerti atau ahlakul karimah. Masalah ahlak dalam pelaksanaan dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun ahlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah ahlak kurang penting dibanding dengan masalah keimanan dan keislaman. Sebab Rosulullah sendiri pernah bersabda yang artinya : Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanya untuk menyempurnakan ahlak.(H.R. Muslim).22 Keseluruhan materi dakwah yang tersebut diatas pada dasarnya bersumber dari dua sumber, yaitu :23 1. Alquran dan Hadits Agama Islam adalah agama yang menganut ajaran kitab Allah yakni Al-quran dan hadits Rosulullah saw. Yang mana kedua sumber ini merupakan sumber utama ajaran-ajaran Islam. 2. Rayu Ulama (opini ulama) Islam menganjurkan umatnya untuk berfikir, berijtihad menemukan hukum-hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan takwil AlQuran dan hadits. Maka dari itu pemikiran dan penelitian para ulama

22 23

Ibid, Hal. 62-63 Ibid, Hal. 63-64

24

ini dapat pula dijadikan sebagi sumber kedua setelah Al-quran dan hadits. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan Al-quran dan hadits dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah.

2. 1. 2. Pengetahuan Keagamaan Pengetahuan yang merupakan alih bahasa dari knowledge, dikalangan para ahli telah dirumuskan pengertiannya, walaupun masing-masing ahli ada perbedaan rumusan redaksionalnya. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman disebut Pengetahuan pengalaman atau ringkasnya Pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut Ilmu. Bahwasannya pengetahuan saja bukan ilmu. Tetapi pengetahuan jangan dianggap sepele. Tiap-tiap ilmu mesti bersendi akan pengetahuan. Pengetahuan adalah tangga yang pertama bagi ilmu untuk mencari keterangan lebih lanjut.24 Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan kedalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya.Ketidakraguan merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan mengetahui.25

24

Heru Wibowo, Pengaruh Bulletin Al-Islam terhadap Pengetahuan Keagamaan Masyarakat Kecamatan Ngaliyan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 2005, Hal. 53-54 25 Mundiri, Logika, Rajawali Pers, Jakarta, 2000, Hal. 4

25

Sebelum kita membicarakan tentang pengetahuan keagamaan, sebaiknya kita membahas keberagamaan dahulu, karena pengetahuan keagamaan merupakan salah satu dari lima dimensi keberagamaan. Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktifitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktifitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktifitas yang nampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktifitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam sisi atau dimensi. Menurut Glock dan Stark, ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu :26 Dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrinnya. Dimensi praktek agama. Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai
26

Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, Hal. 76-78

26

kenyatassan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan spranatural). Dimensi pengamalan atau konsekuensi. Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang ada. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Dimensi pengetahuan keagamaan. Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Kaitannya dengan pengetahuan agama Islam, Dimensi pengetahuan atau ilmu menunjukkkan pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman Muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam keberislaman, dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukun Islam dan rukun iman), hukum-hukum Islam, sejarah Islam, dan sebagainya. Agak berbeda dengan tauhid yang telah ada sejak zaman azali, maka syariah (dimensi peribadatan) dan ahlak (dimensi pengamalan) harus dipelajari dengan sadar dan sengaja oleh manusia. Manusia harus berusaha untuk mengumpulkan ilmu tentang bagaimana sesungguhnya syariah Islam dan akidah Islam. Karena itu sebelum seseorang mewujudkan dimensi praktik

27

agama

(syariah

dan

dimensi

pengamalan

(ahlak),

maka

ia

harus

mendahulukan dimensi pengetahuan (ilmu). Dimensi ilmu adalah pra syarat terlaksananya dimensi peribadatan dan dimensi pengamalan. Ilmu adalah pra syarat syariah dan ahlak.27 2. 1. 3. Pengaruh pesan-pesan dakwah terhadap Pengetahuan Keagamaan Pesan-pesan dakwah agar dapat sampai kepada pendengar, penonton atau audience diperlukan alat bantu yang dinamakan dengan media. Dengan media tersebut maka pesan akan sampai dan dapat mempengaruhi penonton, pendengar atau audiencenya. Salah satu contoh media tersebut adalah kesenian Kubrosiswo, kesenian ini terbentuk dari beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesan-pesan dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti. Dari pesan-pesan dakwah itulah akan dapat mempengaruhi pengetahuan keagamaan

audiencenya. Dampak atau pengaruh dari media terhadap penonton, pendengar atau audience itu terjadi pada tiga aspek yaitu: 1. Efek Kognitif Pembaca surat kabar atau majalah, pendengar radio, dan penonton televisi merasa mendapatkan pengetahuan setelah membaca,
27

Ibid, Hal. 81-82

28

mendengar dan menonton. Dengan bertambahnya wawasan atau pengetahuan komunikan, maka itulah efek yang ditimbulkan secara kognitif.28 2. Efek Afektif Proses afektif seseorang berhubungan dengan emosi dan perasaan. Beberapa hal yang terkait dengan afektif, umpamanya, perasaan suka atau tidak suka, takut, kebencian, cinta dan sebagainya.29 3. Efek Perilaku Sedangkan pada efek perilaku berhubungan dengan hasil perluasan dari efek kognitif dan afektif. Dua hal yang penting dalam efek perilaku adalah bagaimana efek media menggairahkan perilaku individu karena efek media dapat menggairahkan perilaku seseorang. Sebaliknya, efek media juga mampu menghentikan perilaku seseorang untuk mengerjakan sesuatu.30 Efek kognitif, afektif maupun perilaku ini kemudian mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat, sekaligus juga dapat mempengaruhi kadar perubahan stabillitas struktur masyarakat. Semua perubahan itu akhirnya juga dirasakan oleh individu sebagai audiensi

Ibid, Hal. 31 Burhan Bungin, Erotika Media, Muhammadiyah University Press, Surakarrta, 2001, Hal. 22 30 Ibid, Hal. 22-23
28 29

29

pengguna media itu sendiri, serta dapat mempengaruhi derajat perubahan kebebasan informasi.31 Begitu juga kesenian Kubrosiswo yang merupakan suatu bentuk media, yang didalamnya mengandung beberapa pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang mengandung nilai-nilai Islam, maka kesenian itu akan dapat memberikan efek baik dari segi afektif, perilaku terutama efek pengetahuan, yakni pengetahuan keagamaan bagi orang yang menontonnya. Berangkat dari hal diatas, penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam model jarum Hipodermik. Model ini muncul selama dan setelah perang dunia I, dalam bentuk eksperimen. Penelitian dengan model ini dilakukan Hovland dan kawan-kawan untuk meneliti pengaruh propaganda sekutu dalam mengubah sikap. Boleh dikatakan inilah model penelitian komunikasi yang paling tua. Komunikasi menurut model jarum suntik (Hypodermic Needle) diibaratkan seperti hubungan S-R yang serba mekanistis. Media massa diibaratkan sebagai sebuah jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) yang amat kuat dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula, bahkan secara spontan, otomatis serta reflektif.32 Model Hypodermic Needle, selain diparalelkan dengan konsep S-R yang mekanistis, juga diibaratkan dengan teori peluru (Bullet Theory) yang

31 32

Ibid, Hal. 23 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta, 2000, Hal. 21

30

memandang pesan-pesan media bagaikan melesatnya peluru-peluru senapan yang mampu merobohkan tanpa ampun siapa saja yang terkena peluru. Sebagaimana teori jarum suntik yang dikatakan diatas, kesenian Kubrosiswo diibaratkan jarum suntik yang besar yang menyuntikkan berbagai pesan-pesan, diantaranya adalah pesan-pesan yang terdapat nilai-nilai Islam kedalam jiwa komunikannya, sehingga komunikannya mendapat pengetahuan dari yang disampaikan, diantaranya adalah pengetahuan keagamaan.

2. 2 Hipotesis Hipotesis merupakan gabungan dari kata Hipo artinya dibawah dan tesis yang berarti kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran, kebenaran yang masih berada dibawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang disertai bukti-bukti.33 Berdasarkan kerangka teoritik diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

33

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, Hal. 57

31

BAB III METODE PENELITIAN

3. 1.

Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang dipakai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif yang berarti menghimpun data, mengolah, menganalisis dan menafsirkan angka-angka hasil perhitungan statistik.34 Karena penulis ingin meneliti tentang pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan, maka untuk mengetahui pengaruh itu harus mempergunakan statistik atau dalam pengertian sempitnya adalah kenyataan yang berwujud angka-angka tentang suatu kejadian khusus.35 Dan statistik itulah yang menjadi ciri penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, penulis mempergunakan metode penelitian Survai, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok.36

Wardi Bahtiar, Metodologi Penenlitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarata, 1999, Hal. Sutrisno Hadi, Metodologi Research 3, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1980, Hal. 22 36 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (editor), Metode Penelitian Survai, LP3S, Jakarta, 1989, Hal. 3
34 35

32

3. 2.

Definisi Konseptual dan Operasional Dalam judul penelitian ini terdapat dua variabel, pertama variabel independen yaitu Faktor yang diduga muncul sebagai penyebab bagi faktor lainnya. Kedua Variabel dependen adalah faktor yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh faktor yang mendahuluinya.37 Dalam Judul penelitian ini, yang menjadi variabel independen adalah pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah pengetahuan keagamaan. Untuk menghidari terjadinya kesalah-pahaman dan penafsiran yang keliru terhadap judul diatas, maka penulis memberikan batasan atau penegasan judul agar terbentuk suatu pengertian yang utuh sesuai dengan apa yang dimaksud dengan judul tersebut. 1 Pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo merupakan semua pernyataan yang bersumber dari Al Quran dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tentang hablum minallah atau muaamallah maal Khaliq, hablum minan-nas atau muamallah maalkhalqi, Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, yang terdapat dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo. Sedangkan definisi operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator: a. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang aqidah.

37

Asep Saiful Muhtadi dan Agus Ahmad Safei, Metode Penelitian Dakwah, Metode Penelitian Dakwah, Pustaka Setia, Bandung, 2003, Hal, 88

33

b. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang syariah. c. Pesan-pesan yang berhubungan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah. 2. Pengetahuan Keagamaan merupakan dimensi yang mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritusritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.38 Sedangkan definisi

operasionalnya ditunjukkan dengan indikator- indikator : a. Mengenal b. Memahami c. Penerapan atau aplikasi d. Evaluasi Dari batasan-batasan tersebut diatas, maka maksud judul pada skripsi ini adalah ingin mengetahui tentang pengaruh pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

38

Jamaludin Ancok dan Fuad Nashori, Psikologi Islam, opcit, Hal. 78

34

3. 3.

Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah subyek dimana data diperoleh.39 Sumber data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berasal dari dua sumber. Pertama yakni sumber data primer yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai panduan pokok atau sumber utama dalam penulisan skripsi ini. Kedua, sumber data skunder yang merupakan sumber data yang digunakan sebagai panduan dalam penulisan skripsi ini, namun sifatnya hanya sebagai tambahan saja. Sumber data primer dalam penulisan skripsi ini adalah berasal dari sejumlah responden atau orang-orang yang bertempat tinggal di tiga dusun yang berada di Desa Ketawang, yaitu di dusun Pakel, Dusun Ketawang dan Dusun Gubugan yang diminta kesediaannya untuk menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan oleh penulis (penyebaran angket). Sedang sumber data skunder, penulis menggunakan tehnik wawancara untuk menggali data mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesenian Kubrosiswo dengan beberapa tokoh kesenian di dusun tersebut, selain itu juga digunakan untuk mengetahui tentang seluk beluk Desa Ketawang. Selain wawancara, juga melakukan observasi atau pengamatan lapangan penelitian.

39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), Rineka Cipta, Jakarata, 1998, Hal. 114

35

3. 4.

Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi obyek penyelidikan.40 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Sampel adalah kumpulan elemen yang merupakan bagian kecil dari populasi.41 Karena Luasnya wilayah dan juga terdiri dari tujuh dusun, untuk itu penulis mengambil sampel di tiga dusun yaitu dusun Gubugan, dusun Pakel dan dusun Ketawang. Pengambilan tiga dusun sebagai sampel tersebut, didasari dari perwakilan dusun atas yang masyarakatnya dapat dikatakan santri, dusun tengah yang masyarakatnya dapat dikatakan abangan dan dusun bawah yang masyarakatnya dapat dikatakan priyayi. Selain itu di dusun Gubugan tidak ada kesenian Kubrosiswo, dusun Pakel sudah lama ada kesenian Kubrosiswo dan dusun Ketawang baru ada sekitar dua tahun yang lalu. Adapun jumlah penduduknya adalah 996. Menurut Dr. Suharsimi Arikunto, pengambilan sampel terhadap subyek penelitian yang kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 orang maka dapat diambil antara 10-15%

J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1978, Hal. 32 41 Ibid, Hal. 34
40

36

atau 20-25 %.42 Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 10% dari keseluruhan sampel. Dengan demikian jumlah responden sebanyak 99,6, namun dibulatkan menjadi 100 responden. Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel random atau simple random sampling yaitu sampel yang terdiri dari n elemen, yang dipilih dari suatu populasi dengan cara sedemikian rupa, sehingga setiap kombinasi n mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih seperti kombinasi lainnya.43

3. 5.

Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : 1. Angket adalah daftar pertanyaan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui pos atau perantara).44Tehnik pengumpulan data yang berupa Angket ini, digunakan untuk megetahui pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

Suharsimi Arikunto, , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi IV), opcit, Hal. 107 43 J Supranto, Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, opcit, Hal. 34 44 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 1996, Hal. 60
42

37

2. Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara).45Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang kesenian Kubrosiswo dari para tokoh kesenian yang ada di Dusun Pakel, serta digunakan untuk menggali pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut. Selain itu juga digunakan untuk mengetahui lebih dalam tentang seluk beluk Desa Ketawang. 3. Metode observasi yaitu untuk mengamati dan meneliti obyek penelitian. Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang akan diselidiki.46 Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai situasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan kesenian Kubrosiswo, serta untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas mengenai situasi dan kondisi secara fisik mengenai obyek penelitian.

45 46

Moh Natsir, Metode Penelitian, Ghalis Indonesia, Jakarta, 1999, Hal. 234 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, Yogyakarta, 1984, Hal. 136

38

3. 6.

Tehnik Analisis Data Setelah data terkumpul maka perlu dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan dari data yang telah diperoleh dari penelitian. Tehnik analisa data pada penelitian ini adalah analisa data kuantitatif, dimana analisa data yang dilakukan untuk menguji hipotesa dari hasil penelitian dalam bentuk angkaangka yang diperoleh dari responden. Dalam menganalisa data ini digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Analisis pendahuluan Analisis ini merupakan tahapan pemberian score atau nilai atas angket yang dijawab oleh responden, dimana setiap pertanyaan mempunyai alternatif nilai sebagai berikut: 1. 2. 3. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3 Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2 Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

2. Analisis uji hipotesis Merupakan tahapan yang digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan. Untuk menganalisa masalah dapat digunakan alat bantu yang berhubungan dengan statistik. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik regresi linear, yang menarik hubungan

39

linear antara dua variabel. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:47 1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor, melalui teknik korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus:

rxy =

xy (x 2 )(y 2 )

diketahui bahwa :
XY = xy X2 = x 2 Y2 = y 2

(x)(y ) N ( x ) 2 N (y ) 2 N

2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus: Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X) Dimana ; a= X= Y=
XY X 2 X N Y N

Keterangan : Y X a K : Kriterium : Prediktor : Bilangan Koefisien : Bilangan Konstan

47

Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, Andi offset, Yogyakarta, 2004, Hal. 4-13

40

3. Mengadakan interpretasi terhadap pengaruh dalam hal ini menguji F regresi.


Tabel 3.1 Ringkasan Rumus Analisis Regresi Sumber Variasi db Jk Rk Freg

Regresi (reg)

(Xy ) 2 X 2 y 2 y 2 (Xy ) 2 X 2

jk reg dbreg
jk res dbres

Rk reg Rk res

Residu (res)

N-2

Total (T)

N-1

Keterangan : db Jk Rk Freg : daya beda : Jumlah Kuadrat : Rerata Kuadrat


: harga

bilangan F untuk garis regresi

3. Analisis lanjut Analisis ini merupakan analisis lanjutan dari analisis uji hipotesa, yakni menginterpretasikan hasil tersebut. Jika Freg hitung > Ft, pada taraf Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh signifikan atau hipotesis diterima. Begitu juga sebaliknya, jika Freg hitung < Ft, pada taraf Signifikansi 5%, maka hasil yang diperoleh non signifikan atau hipotesis ditolak.

41

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA KETAWANG KECAMATAN GRABAG

4. 1. Desa Ketawang Kecamatan Grabag

Desa Ketawang adalah salah satu desa dari 28 desa yang ada di Kecamatan Grabag. Desa ini dipimpin oleh bapak Sutrisno, yang bertindak sebagai kepala desa. Desa Ketawang sendiri terdiri dari tujuh dusun atau wilayah kekuasaan, yang masingmasing dusun dikepalai oleh Kepala Dusun (Kadus) atau bayan yang bertanggung jawab terhadap dusun yang dipimpinnya. Dusundusun tersebut adalah: 1. Dusun Pakel yang dipimpin oleh Bapak Suryanto yang baru saja terpilih dalam pemilihan Kadus tanggal 30 April 2005 yang lalu. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dusun Bawang yang dipimpin oleh Bapak Sudarman Dusun Ketawang yang dipimpin oleh Bapak Suprapto Dusun Sorobayan yang dipimpin oleh Bapak Pringadi Dusun Ngepoh yang dipimpin oleh Bapak Hadiyanto Dusun Gubugan yang dipimpin oleh Bapak Dahroni Dusun Maron yang dipimpin oleh Bapak Paryono

Dalam menjalankan tugas, Kepala Desa selain dibantu sekretaris desa, juga dibantu oleh beberapa Kaur (Kepala Urusan), adapun Kaur dalam Desa Ketawang adalah sebagai berikut: 1. Kaur Pemerintahan dibawah pimpinan Bapak Susanto 2. Kaur pembangunan dibawah pimpinan Bapak Pawit Waluyo. 3. Kaur Kesra dibawah pimpinan Bapak Saryono. 4. Kaur Keuangan dibawah pimpinan Bapak Eko Pribadi. 5. Kaur Umum dibawah pimpinan Bapak Winarsih. 6. Kaur Kesehatan dibawah pimpinan Bapak budi Hartono.

42

Letak geografis, Desa Ketawang terletak dalam wilayah Kecamatan Grabag,

sebelah utara berbatasan dengan Desa Banaran, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sugih Mas, sebelah barat berbatasan dengan Desa Salam, dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Magersari. Berdasarkan peta Desa Ketawang sebagaimana terlampir. Desa Ketawang mempunyai luas wilayah 114 Ha, dengan jumlah penduduk 2735 jiwa (hasil sensus bulan januari 2004) yang terbagi dalam 19 RT dan 9 RW, dengan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.379 orang dan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 1.356 orang, dan terdapat 688 kepala keluarga. Desa Ketawang boleh dikatakan tidak terlalu terpencil, dikarenakan desa ini tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan. Jarak dengan pemerintahan kecamatan sekitar 5 km, sedang jarak dengan pemerintahan kabupaten sekitar 40 km. Jalan ke desa Ketawang dapat ditempuh dengan angkutan yang tersedia, baik dengan angkutan pedesaan maupun dengan ojek yang berada di terminal Grabag.
Perekonomian, masyarakat Desa Ketawang sebagian besar bermata

pencaharian sebagai petani ladang, hasil ladangnya diantaranya adalah jagung, lombok, ketela pohon, ketela rambat, kacang panjang dan kubis. Selain petani ada juga yang berdagang, namun sebagian besar pendapatan sehari-harinya ditopang oleh pembuatan kerajinan keranjang yang terbuat dari bambu, baik keranjang buah maupun kerajang tembakau. Hampir setiap masyarakat di desa ini membuat kerajinan keranjang, karena itulah pekerjaan yang dapat menopang perekonomian mereka sehari-hari. Setiap harinya masyarakat dapat membuat sekitar 15-20 buah keranjang buah, yang setiap keranjang dihargai Rp.1000 rupiah. Namun berbeda pada saat musim panen tembakau tiba, yakni berkisar bulan juli sampai agustus, masyarakat lebih memilih membuat keranjang tembakau daripada keranjang buah, mereka beralasan dengan membuat keranjang tembakau maka akan mendapatkan keuntungan yang berlipat,

43

karena setiap keranjang tembakau perbijinya dihargai sekitar Rp. 40.000 sampai Rp. 80.000 rupiah, tergantung besar kecilnya ukuran. Dalam mencari nafkah, masyarakat Desa Ketawang tidak terbatas pada daerahnya saja, melainkan juga banyak yang merantau ke luar daerah, seperti Semarang, Surabaya, Jakarta dan kota-kota lainnya. Di kota-kota tersebut ada yang bekerja menjadi karyawan pabrik, buruh bangunan, serabutan dan lain sebagainya. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan sampai ada yang merantau ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Kesederhanaan masyarakat Desa Ketawang dapat dilihat dari masih aslinya bangunan rumah mereka yang merupakan ciri khas rumah orang Magelang. Ciri khas rumah tersebut yakni terdiri dari 2 bangunan dengan penampilan atapnya yang berbeda. Bangunan bagian depan atapnya berbentuk limasan yang menggambarkan bentuk-bentuk rumah yang banyak dijumpai di kawasan pedesaan. Bangunan bagian belakang berbentuk segi enam mirip dengan bangunan stupa candi dan beratapkan jenis joglo. Bangunan ini menggambarkan bahwa Candi Borobudur terletak di Kabupaten Dati II Magelang, Bangunan berbentuk stupa ini juga dilengkapi dengan sebagian relief cerita seperti pada bangunan Candi Borobudur. Bangunan-bangunan rumah tersebut kebanyakan masih terbuat dari kayu.
Sosial kemasyarakatan, Sistem kekerabatan masyarakat setempat masih

sangat erat, semisal ada tetangga yang mempunyai hajat, maka warga yang lain saling bergotong royong untuk membantu orang yang mempunyai hajat tersebut, mereka lakukan hal itu, karena mereka menyadari bahwa suatu saat mereka juga akan memerlukan bantuan orang lain. Apalagi dalam beberapa kesempatan yang

menyangkut kepentingan bersama, maka gotong royong hukumnya adalah wajib. Hal yang paling berkesan bagi penulis dalam melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Ketawang terutama di Dusun Pakel, adalah masyarakatnya yang ramah, sopan dan tidak mempersulit, sehingga membuat penulis dan teman-teman satu posko merasa kerasan tinggal disana. Setelah kami menyelesaikan KKN, hubungan kami pun tidak putus begitu saja, kami juga masih berhubungan dengan

44

masyarakat setempat, terkadang kami satu posko mengunjungi desa tersebut untuk bersilaturrahmi.
Pendidikan, Desa Ketawang mempunyai lembaga pendidikan diantaranya:

satu Taman Kanak-Kanak, dua Sekolah Dasar (SD) yaitu SD Ketawang I yang berada di Dusun Ketawang, dan SD Ketawang II yang berada di Dusun Maron. Selain mempunyai tiga lembaga pendidikan umum, didesa ini juga mempunyai empat lembaga pendidikan yang berbasis agama yakni Taman Pendidikan Quran (TPQ) yang berada di Dusun Bawang, Dusun Ketawang, Dusun Sorobayan dan Dusun Maron. Dalam hal pendidikan, masyarakat Desa Ketawang kebanyakan lulusan dari SD dan SMP, kalau toh ada lulusan SMA dan Perguruan Tinggi itu jumlahnya tak sebanyak lulusan dari SD dan SMP. Kendala utama pendidikan adalah latar belakang ekonomi masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka tidak mampu untuk membayar sekolah. Sebenarnya masyarakat sadar bahwa pendidikan itu penting untuk masa depan mereka, tapi bagaimana lagi, keadaan mereka yang memaksa untuk lebih mementingkan membantu orang tua dalam mencari nafkah daripada sekolah.
Sosial keagamaan, berbeda dengan pendidikan umum, pendidikan agama

masyarakat desa ini dapat dibilang lebih baik, ini dibuktikan dengan banyaknya anakanak yang ikut mengaji, baik yang diselenggarakan dirumah ustadz dimasing-masing dusun ataupun sekolah Taman Pendidikan Quran (TPQ) yang ada di desa tersebut. Majunya pendidikan agama dibanding dengan pendidikan umum terletak pada faktor biaya pendidikan yang jauh lebih murah. Di dusun Ketawang kegiatan belajar-mengajar agama (TPQ) dipusatkan dirumah ustadz Solihin. Walaupun tidak mempunyai gedung semewah dusun Bawang tetapi kurikulumnya sama, sebagaimana yang diajarkan di TPA dusun Bawang.

45

Namun TPQ ini hanya sampai pada kelas dua, setelah itu para siswanya sebagian melanjutkan TPQ di dusun Bawang. Kegiatan belajar mengajar didusun ini perlu adanya perhatian pemerintah setempat, karena tempat belajarnya kurang mendukung, semisal para siswanya duduk dilantai yang masih berupa tanah serta beralaskan dengan tikar, serta hanya ada tiga bangku untuk menulis, sehingga sebagian lagi menulis diatas lantai, dan kegiatan belajarnya bergantian antara kelas satu dan kelas dua, papan tulisnya pun hanya satu setengah meter persegi. Apalagi kalau aliran listriknya mati, maka penerangannya berasal dari lentera kecil ataupun dengan lilin, itupun tidak bisa menerangi seluruhnya, sehingga tulisan yang ada di papan tulis sulit dapat terbaca. Menurut data kependudukan desa Ketawang tahun 2005, seluruh masyarakat Desa Ketawang beragama Islam, di desa ini terdapat tujuh buah Masjid dan sepuluh buah mushola, untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1

Sarana Ibadah Desa Ketawang Kecamatan Grabag No 1 2 3 4 5 6 7 Desa Gubugan Ketawang Pakel Maron Sorobayan Ngepoh Bawang Masjid 1 1 1 1 1 1 1 Musholla 2 2 1 2 3

Data demografi Desa Ketawang tahun 2003

46

Kegiatan keagamaan yang ada di desa ini meliputi selapanan, yakni pengajian yang rutin diadakan setiap 35 hari sekali, yasin dan tahlil yang diadakan setiap kamis malam di setiap dusun, pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam minggu dan pengajian rutin dalam menyambut hari besar Islam. Tidak seperti pada dusun-dusun lainnya, kegiatan keagamaan di dusun Pakel jarang diadakan, di dusun ini hanya ada pengajian umum pada waktu-waktu tertentu, seperti pada acara hajatan dan syukuran. Meskipun jarang diadakan pengajian, namun antusisme masyarakat untuk mengikuti pengajian sangat tinggi, ini dibuktikan apabila ada pengajian di dusun atau desa lain, maka mereka tidak segan-segan berjalan kaki untuk menghadiri pengajian tersebut. Seperti halnya di dusun-dusun lainnya, pengajian yang rutin diadakan di dusun Pakel ini adalah pengajian setiap kamis malam yaitu membaca surat Yaasiin dan tahlil, yang bertempat di masjid untuk bapak-bapak dan di mushola untuk para pemuda. Namun demikian, di dusun Pakel terdapat seorang tokoh yang berpengaruh selain tokoh dari pemerintahan desa, tokoh tersebut bernama Eko Demas, beliau tidak hanya dikenal di desanya, tetapi juga sudah di kenal sampai keluar kota. Beliau merangkul pemuda-pemuda yang ada di dusun tersebut, agar supaya tidak terbawa arus perubahan zaman. Beliau selalu mengadakan sholat serta dzikir bersama setiap malam jumat kliwon, sholat dan dzikir tersebut diikuti oleh pemuda dan masyarakat setempat, bahkan juga ada yang berasal dari luar kota. Berbeda dengan dusun Pakel, dusun Ketawang dan dusun Gubugan mempunyai tingkat rutinitas mengaji lebih tinggi, setidaknya dalam 35 hari sekali dikedua dusun tersebut terdapat pengajian selapanan. Namun aktifitas pengajian di dusun Gubugan lebih banyak, semisal kegiatan pengajian yang diadakan setiap kamis malam, selain membaca surat yaasiin mereka juga diberikan ceramah keagamaan oleh ulama setempat, terkadang juga dari luar dusun tersebut.

47

Masyarakat dusun Gubugan juga mempunyai tingkat ketaatan terhadap agama yang cukup tinggi, ini bisa dilihat ketika sholat wajib dilaksanakan, masjid terlihat penuh oleh para jamaah yang melaksanakan sholat lima waktu. Ada sebuah kejadian yang cukup mengagetkan penulis di dusun ini, yakni pelaksanaan sholat ashar dilaksanakan pada jam 16.30 yang biasanya dilaksanakan kurang lebih jam 15.00, menurut pak Dahroni yang juga sebagai kepala dusun, pelaksanaan sholat yang mundur dari waktu yang semestinya itu, dikarenakan menunggu masyarakat yang pada saat itu masih di ladang, sehingga tidak bisa melaksanakan sholat pada waktunya.48 Walaupun begitu pada saat dilaksanakannya sholat, masjid dipenuhi oleh para jamaahnya.
Seni budaya. Kesenian rakyat yang ada di desa Ketawang ini tak jauh

berbeda dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Grabag maupun kecamatankecamatan lain yang berada dalam wilayah kabupaten Magelang, kesenian itu diantaranya adalah kesenian Kubrosiswo, warok, wayang orang dan rebana.

4. 2. Sekilas tentang Kesenian Kubrosiswo

Menurut pak Sutrisno kesenian Kubrosiswo berasal dari daerah Borobudur, kesenian ini selain berisi pesan-pesan dakwah juga bercerita tentang masa penjajahan dahulu hingga kemerdekaan. Dalam ceritanya disebutkan bagaimana para pejuang megorbankan harta, keluarga bahkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan yang merupakan cita-cita bangsa sejak dahulu.49 Menurut beliau kesenian Kubrosiswo dikenal oleh masyarakat desa Ketawang khususnya di dusun Pakel semenjak tahun 1982, awal perkembangan kesenian ini di

48 49

Wawancara dengan pak Dahroni pada tanggal 8 februari 2005 wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005

48

dusun Pakel disambut antusiasme masyarakat yang sangat besar, karena senangnya dengan kesenian itu maka pada tahun itu juga dibentuk kelompok kesenian Kubrosiswo.50 Pak Sutrisno juga menuturkan dengan adanya dukungan yang diberikan oleh pemerintahan kecamatan dan kabupaten, dengan mengagendakan festival kesenian Kubrosiswo yang diadakan setiap tahun, memberikan motivasi tersendiri kepada para pemain dan pendukung kesenian ini, ditambah kelompok ini sering mendapatkan order untuk tampil ke desa lain dalam beberapa kesempatan, sehingga semangat untuk melestarikan kebudayaan nenek moyangnya juga cukup tinggi. Namun seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kesenian Kubrosiswo pada masa sekarang dapat dibilang menghawatirkan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor:51 1. Berasal dari para pemain dan pendukung kesenian Kubrosiswo. Pemain atau pendukung dari kesenian ini banyak yang bekerja diluar daerah, dengan banyaknya masyarakat yang merantau keluar daerah itulah mengakibatkan kekurangan pemain,

walaupun kekurangan itu dapat ditutup oleh anggota dari anakanak, namun menurut mereka kurang enak ditonton, disamping mengurangi keserasian fisik pemain, juga mengurangi keserasian dalam permainannya. 2. Berkembangnya atau majunya ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dengan adanya televisi membuat mereka enggan dan malas untuk latihan, sehingga mengurangi kekompakan mereka pada saat tampil. Sedangkan dari segi antusiasme penontonnya, kalau dibandingkan dengan zaman dahulu masih kalah jauh, kalau zaman dahulu penontonnya sesak bahkan menurut cerita saling desak-desakan sehingga yang berada dibelakang tidak kelihatan,
50 51

wawancara dengan pak Sutrisno tanggal 17 Februari 2005 wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan pak Sutrisno tanggal 16 Februari 2005

49

bahkan ada yang dibela-belain naik pohon agar supaya dapat melihat dengan jelas. Masyarakat sekarang merasa tontonan seperti itu dianggapnya sudah kuno dan tidak menarik lagi untuk ditonton, apalagi para pemudanya lebih tertarik nonton televisi yang banyak menyuguhkan acara yang lebih bagus dari kesenian itu. 3. Sepinya orderan untuk pentas dan kurangnya perhatian dari pemerintah kecamatan maupun pemerintahan kabupaten.

Kelompok kesenian Kubrosiswo di Dusun Pakel ini pernah mengalami kejayaan, sekitar tahun 82 sampai 90-an. Pada saat itu kelompok kesenian ini sering dipanggil ke desa lain untuk tampil dalam rangka hajatan, baik nikahan, sunatan, maupun dalam rangka memperingati hari-hari besar baik nasional maupun keagamaan. Tidak itu juga, Kelompok kesenian ini sering mendapat juara dalam festival kesenian Kubrosiswo yang diselenggarakan baik ditingkat kecamatan maupun kabupaten. Sehingga para anggotanya mempunyai semangat untuk terus menerus dalam melestarikan kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyangnya tersebut. Tetapi masa-masa indah itu tinggal kenangan, sekarang orderan untuk pentas sepi dan kurangnya dukungan dari pemerintah kecamatan, membuat pemain dan pendukung kesenian ini kurang bersemangat. Dalam upaya melestarikan seni dan budaya bangsa, masyarakat di dusun ini menurunkan ketrampilannya bermain kesenian Kubrosiswo kepada anak-anak mereka, yang merupakan generasi penerus dari dusun tersebut, mereka lakukan hal ini sejak dini sebagai tindakan preventif agar kesenian Kubrosiswo tidak musnah diterjang masa.

4. 2. 1.

Pementasan

50

Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo, maka akan melibatkan hal-hal yang mendukung terselenggaranya acara tersebut. Rangkaian kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesan yang baik dalam setiap pementasan kesenian Kubrosiswo. Hal-hal itu meliputi:52 1. Pemain. Dalam setiap pementasan Kesenian Kubrosiswo memerlukan pemain sekitar 40 orang, yang terdiri dari 25 orang penari, 24 orang sebagai anggota, dan satu orang sebagai master atau komandannya yang bertugas memberi aba-aba, semua pemainnya laki-laki. Sedangkan yang memegang peralatan musiknya sebanyak 5 orang, yang kesemuanya juga laki-laki dan 2 orang yang melagukan syairnya, kadang dimainkan laki-laki kadang perempuan, Selebihnya sebagai pemain pengganti. 2. Peralatan musik. Peralatan musik yang dipakai masih alat musik tradisional, yang terdiri atas satu tanjidor (bedug tanggung), tiga Bende, dan satu gendang. Agar syair-syair yang dibawakan dapat terdengar dengan jelas, dan untuk memeriahkan acara tersebut biasanya menggunakan sound system atau pengeras suara. 3. Perlengkapan pemain. Sebelum tampil dalam pementasan, para pemain kesenian Kubrosiswo di rias terlebih dahulu. Agar terlihat serasi dalam penampilannya, para pemain memakai kostum tertentu yang seragam, serta memakai ikat kepala. Sedangkan master atau komandannya yang bertugas memberi aba-aba, memakai kostum dengan warna yang berbeda dengan pemain lainnya. Dalam pertunjukan para pemain dibagi menjadi dua bersap, satu baris memakai baju dan celana warna

52

wawancara dengan pak Iwan Suyoto dan mas Ipul, tanggal 18 Februari

51

merah, ikat pinggang biru dan ikat kepala berwarna hitam. Baris yang kedua memakai baju dan celana warna biru dan ikat pinggang warna merah dan ikat kepala berwarna hitam. Sedangkan Master atau pemimpinnya memakai baju dan celana berwarna ungu, ikat pinggang putih dan ikat kepala berwarna hitam. 4. Tempat pementasan. Tempat pementasan dibuat sekitar 25 m dan dikelilingi bambu, dengan tujuan agar pada saat pemain ada yang kesurupan tidak lari kepenonton. Selain dikelilingi bambu biasanya diberi tenda (tratak), agar dapat terlindung dari panas dan hujan saat tampil. 5. Waktu pementasan. Setiap pementasan kesenian Kubrosiswo dapat

berlangsung selama 30 sampai 45 menit setiap kali tampil, namun pementasan ini bisa tampil dua kali dalam setiap pementasan, tergantung dari orang yang menanggap kesenian ini. Kalau permintaannya dua kali tampil, biasanya dimainkan siang dan malam harinya.

6. Sesajen. Berhubung kesenian ini berbau mistik, maka sesaji tidak bisa dilepaskan. Sesaji ini terdiri dari telur ayam kampung, kembang setaman, bubur merah putih dan jatah pasar (bermacam makanan yang dibeli dari pasar).

4. 2. 2. Pesan-Pesan Dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo

Kesenian Kubrosiswo mempunyai beberapa unsur pembentuk, salah satu unsur pembentuk tersebut adalah lagu atau nyanyian, dan lagu atau

52

nyanyian itu diantaranya terdapat beberapa pesan dakwah, dimana pesanpesan dakwah itu meliputi tiga hal, yakni aqidah, syariah dan budi pekerti, dan kesemuanya itu sesuai dengan ajaran Islam yang bersumberkan Alquran dan Hadis. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam syair-syair kesenian Kubrosiswo itu ialah:53 1. Pesan dakwah yang meliputi bidang aqidah Bahagia kito muda Islam Muda yang tunduk peraturan Bersembahyang pada siang malam Untuk ingat pada nikmat Tuhan Sholat yang 2x wajib lima waktu Dikerjakan dengan sungguh-sungguh Taatkanlah lelupa selalu Karena takut Allah Tuhanku

2. Pesan dakwah yang meliputi bidang syariah Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo Ora abot lan ora rekoso Terjemah Para Muslimin sama senang Puji syukur kehadirat Allah
53

Wawancara dengan pak Iwan Suyoto tanggal 8 Januari 2006

53

Bulan rajab tanggal 27 Allah memanggil Rosulullah Nabi Muhammad menerima perintah Menjalankan kepada kewajiban Menjalankan sholat 50 waktu Buat bekal meminta restu (saat kita mati) 50 waktu tinggal lima untuk memudahkan semua manusia Sholat itu kewajiban yang mulya Tidak berat dan tidak membebani Dengarkanlah saudara-saudaraku Aku akan bercerita padamu Menerangkanlah rukun agamamu Agar saudara siapa tahu Lima perkara Banyak rukun Islam Agama suci di seluruh alam Ashaduala iilaha illallah Serta Muhammad utusan Allah Rukun pertama selesailah sudah Kedua kali mendirikan sholat Lima kali sehari beribadah dengan pernah membaca kalimah Membayar zakat rukun yang ke tiga Sesudah cukup seni sehartanya Puasa Romadhon yang keempatnya Dari awal sampai hari raya Sekarang satu lagi penghabisan Pergi ke Mekah mencari kesempurnaan Sudah cukuplah agaknya sekian Salam dan maaf kami ucapkan Agomo kito agomo Islam Mewatoni rung awerni sekawan Siji Quran loro hadis telu Isma (ijma) papat liyas (Qiyas) Temurune kitab Quran iku Marang gusti kanjeng Nabi Muhammad Gunane kanggo angganti rukun kitab kang wis lami Terjemah Agama kita agama Islam Berpegang pada empat pedoman Satu Quran dua hadits tiga Ijma empat Qiyas Turunnya kitab Quran itu

54

Kepada baginda Nabi Muhammad Berguna untuk mengganti rukun kitab yang sudah lama Ayo simbah-simbah Podho dong ibadah Umure rak tambah ojo kakean polah Lamun rak ngibadah Bakal nompo susah Besok ning akherat mlaku-mlaku kecemplung kolah Terjemah Ayo kakek-kakek Sama-sama menjalankan ibadah Umurnya tidak tambah jangan kebanyakan tingkah Tapi kalau tidak ibadah Akan menerima susah Besok di akherat jalan-jalan masuk ke kolam Ayo kakang-kakang Podo dong sembahyang Bumine wis goyang mundak rakaruang Lamun ora sembahyang Awakmu sak carang Besok nong akherat Mlaku-mlaku kecemplung blumbang. Terjemah Ayo mas-mas Sama melakukan sholat Buminya sudah goyang tidak beraturan Kalau tidak sholat Badanmu semuanya Besok di akherat Jalan-jalan masuk ke kolam. Anake wong tani Omahe ning pinggir kali Podo wira-wiri goleki senenge ati Anake wong tani 2x Omahe ning pingir kali Terjemah Anaknya orang tani

55

Rumahnya dipinggir sungai Sama kesana kesini mencari senangnya hati Anaknya orang tani 2x Rumahnya dipinggir sungai Anake wong jowo Lungo nonton bintang mudo Ojo main moto mundak ora prayogo Anake wong jowo2x Lungo nonton bintang mudo Terjemah Anaknya orang jawa Pergi melihat bintang muda Jangan main mata nanti tidak baik Anaknya orang jawa2x Pergi melihat bintang muda Ingatlah kepada Tuhan Yang telah memberi kenikmatan Semua perhiasan dari Tuhan bagi manusia jadi hiburan Dunia-dunia yang indah ini Wajib kita atur yang rapi Menurut tuntunan dari Ilahi Yang tercantum dalam kitab suci Rosulu-rosulu (Rosulullah-rosulullah) ya Muhammad Nabi pembawa amanat Ilahi Sejarah harus diikuti Larangan harus dihindari Putrane wong santri kudu tansah lungo ngaji Tansah lungo ngaji angudi ilmune Gusti Putro santri, putro santri putro utomo Monggo poro sepuh meniko jaman wis tuwo Milo poro sepuh angudi ilmu agamo Poro sepuh-poro sepuh pepunden kawulo Terjemah Anaknya orang santri harus selalu mengaji Pergi mengaji untuk mencari ilmu Allah (ilmu agama) Putra santri, putra santri, putra utama Mari para orang tua ini jamannya sudah tua

56

Maka para orang tua sama-sama mencari ilmu agama Para orang tua- para orang tua teladan bagi kami Ayo poro konco podo golek ilmu Agomo Sebab waktu iki jamane Jaman wis tuwo Namun ora gelem ning akerat bakal ciloko 2x Terjemah Ayo teman-teman sama-sama mencari ilmu agama Sebab waktu ini jamannya Jaman sudah tua Kalau tidak mau di akherat akan celaka 2x Ayo simbah, bapak, kakang, mbakyu podo lungo Lungo angibadah supoyo umure tambah Ayo simbah, bapak kakang mbakyu Wis mangsane wong ngluru ilmu suci iku panjenengane Gusti Bondo biso entek jalaran dienggo terus Ilmu biso tambah jalaran di udi terus Terjemah Ayo kakek, bapak mas, mbak sama pergi Pergi beribadah supaya umurnya tambah Ayo kakek, bapak, kakak, mbak sudah waktunya Orang mencari ilmu suci itu ilmu Allah Harta bisa habis masalahnya dipakai terus Ilmu bisa tambah masalahnya di cari terus Ayo mbakyu-mbakyu Podo ngudi ilmu Besuk ning akherat bakale ketemu Lamun rak mituhu bakale nompo blenggu Besok ning akherat mlaku-mlaku kejegur banyu Terjemah Ayo mbak-mbak Sama mencari ilmu Besok di akherat akan bertemu Tetapi kalau tidak mencari akan menerima siksa Besok di akherat jalan-jalan masuk ke air Sedulurku kabeh ayo ngibadah

57

Men ojo keweleh marang Gusti Allah Ilingono siro urip ning donyo Padane wong lungo mampir sedelok Iku temenono anggonmu ngaji Kanggo sangu kito wis tekan janji Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negoro mulyo Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka Terjemah Saudaraku semua mari beribadah Agar tidak malu pada Allah Ingatlah kamu hidup di dunia Seperti orang pergi hanya singgah sebentar Maka bersungguh-sungguhlah dalam mengaji Buat bekal saat kita mati Hai pemuda junjung tanah airmu Republik Indonesia negara besar Pancasila hidup dengan bahagia Hidup tentram damai tetap merdeka

3. Pesan dakwah yang meliputi bidang budi pekerti atau ahlakul karimah Bulan mulud bulan kelahiran Nabi Nabi besar ahir pesuruh Ilahi Muhammad Bangsa kesejahteraan sebagai umat Islam di seluruh alam Hai umat Islam Bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu Kerja bersama bangun tak sudah mengikuti jejak Nabimu

58

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5. 1. Analisa Pendahuluan

Untuk mengetahui tentang adakah Pengaruh pesan-pesan dakwah dalam Kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, penulis menggunakan angket yang berjumlah 40 pertanyaan, yang terdiri dari 20 pertanyaan untuk variabel independen dan 20 pertanyaan lagi untuk variabel dependen, dimana masing-masing mempunyai alternatif jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: 4. Alternatif jawaban A mempunyai nilai 3

59

5. 6.

Alternatif jawaban B mempunyai nilai 2 Alternatif jawaban C mempunyai nilai 1

Langkah pertama adalah memasukkan data-data hasil angket yang diperoleh kedalam tabel, kemudian diteruskan penghitungan dengan menggunakan rumus regresi linear. Adapun hasil angket untuk variabel X dan Y adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Tabel Kerja Analisis Korelasi dan Regresi


NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 X 54 54 53 52 57 52 48 57 56 57 56 57 55 55 58 56 55 53 55 57 57 56 58 36 Y 46 53 58 56 56 52 44 47 57 55 56 59 60 57 60 53 55 57 53 60 57 56 56 54

X
2916 2916 2809 2704 3249 2704 2304 3249 3136 3249 3136 3249 3025 3025 3364 3136 3025 2809 3025 3249 3249 3136 3364 1296

Y
2116 2809 3364 3136 3136 2704 1936 2209 3249 3025 3136 3481 3600 3249 3600 2809 3025 3249 2809 3600 3249 3136 3136 2916

XY
2484 2862 3074 2912 3192 2704 2112 2679 3192 3135 3136 3363 3300 3135 3480 2968 3025 3021 2915 3420 3249 3136 3248 1944

60

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

55 52 44 50 50 58 50 55 45 46 47 59 59 58 58 57 54 50 57 55 48 41 55 53 57 51 58 53 57 55 58 57 58 58 58

57 57 45 58 56 57 56 45 57 55 58 55 60 60 60 60 57 45 47 49 55 53 60 55 60 56 57 58 57 58 57 59 57 58 57

3025 2704 1936 2500 2500 3364 2500 3025 2025 2116 2209 3481 3481 3364 3364 3249 2916 2500 3249 3025 2304 1681 3025 2809 3249 2601 3364 2809 3249 3025 3364 3249 3364 3364 3364

3249 3249 2025 3364 3136 3249 3136 2025 3249 3025 3364 3025 3600 3600 3600 3600 3249 2025 2209 2401 3025 2809 3600 3025 3600 3136 3249 3364 3249 3364 3249 3481 3249 3364 3249

3135 2964 1980 2900 2800 3306 2800 2475 2565 2530 2726 3245 3540 3480 3480 3420 3078 2250 2679 2695 2640 2173 3300 2915 3420 2856 3306 3074 3249 3190 3306 3363 3306 3364 3306

61

60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94

58 53 57 57 57 52 56 56 57 58 56 57 57 57 56 57 54 39 52 54 50 59 57 56 56 60 59 47 55 55 42 57 50 56 58

58 57 60 60 60 53 53 57 55 56 58 57 57 45 45 49 56 48 46 57 46 56 54 56 60 57 47 50 56 56 54 55 43 53 44

3364 2809 3249 3249 3249 2704 3136 3136 3249 3364 3136 3249 3249 3249 3136 3249 2916 1521 2704 2916 2500 3481 3249 3136 3136 3600 3481 2209 3025 3025 1764 3249 2500 3136 3364

3364 3249 3600 3600 3600 2809 2809 3249 3025 3136 3364 3249 3249 2025 2025 2401 3136 2304 2116 3249 2116 3136 2916 3136 3600 3249 2209 2500 3136 3136 2916 3025 1849 2809 1936

3364 3021 3420 3420 3420 2756 2968 3192 3135 3248 3248 3249 3249 2565 2520 2793 3024 1872 2392 3078 2300 3304 3078 3136 3360 3420 2773 2350 3080 3080 2268 3135 2150 2968 2552

62

95 96 97 98 99 100 TOTAL

55 57 56 59 58 59 5441

58 60 54 53 57 55 5479

3025 3249 3136 3481 3364 3481 298103

3364 3600 2916 2809 3249 3025 302263

3190 3420 3024 3127 3306 3245 298702

5. 2. Analisis Uji Hipotesis

Dari tabel distribusi frekwensi analisis pendahuluan diatas dapat diperoleh data sebagai berikut: N Y = 100 X = 5441 = 5479 X Y = 298702 X = 298103 Y = 302263 Selanjutnya data-data tabel yang telah ada dimasukkan dalam rumus Analisis regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut 1. Mencari korelasi antara kriterium dan predictor, melalui teknik korelasi moment tangkar dari pearson dengan rumus: rxy =
xy

(x 2 )(y 2 )

diketahui bahwa :
XY = xy

(x)(y ) N

XY = 298702 5441 . 5479 = 298702 298112,39

100
XY = 589,61

63

X2 = x 2

( x ) 2 N

X2 = 298103 (5441) 2

100 = 298103 296044,81 = 2058,19

Y2 = y 2
=

(y ) 2 N
2 100

302263 (5479)

= 302263 300194,41
= 2068,59 xy

rxy =

(x 2 )(y 2 )

rxy = 589,61

2058,19 . 2068,59
= 589,61 2063,38 = 0,285749595 dibulatkan menjadi 0,286

Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa rxy = 0,286. sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195. Jadi rhit > rt, maka terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor. 2. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus: Y = aX + K, dengan rumus Y-Y = a (X-X) Dimana ;

64

a=

XY X 2 X N Y N

X=

Y=

Diketahui : N = 100 X = 5441 Y = 5479


XY = 589,61 X2 = 2058,19 Y2 = 2068,59 XY X 2

a=

a = 589,61 = 0,28647015096 dibulatkan menjadi 0,286 2058,19 X=


X N

X = 5441 = 54,41 100 Y=


Y N

Y = 5479 = 54,79 100 Kemudian adalah mencari harga k, dengan rumus : K = Y aX K = 54,79 0,286 . 54,41

65

K = 54,79 15,56126 = 39,22874 dibulatkan menjadi 39,23 Maka Y Y = a (X X) Y 54,79 = 0,286 (X 54,41) Y = 0,286 X 15,56126 + 54,79 Y = 0,286 X + 39,23 Jadi persamaan garis regresinya : Y = aX + k Y = 0,286 X + 39,23 3. Mencari Nilai Freg Untuk mendapatkan nilai Freg terlebih dahulu mencari Jkreg, Jkres dan Rkreg, Rkres. Adapun ringkasan-ringkasannya adalah analisis regresi

dengan skor deviasi sebagai berikut :


Tabel 5.2 Ringkasan Rumus Analisis Regresi Sumber Variasi Db Jk Rk Freg

Regresi (reg)

(Xy ) 2 X 2 y 2 y 2 (Xy ) 2 X 2

jk reg dbreg
jk res dbres

Rk reg Rk res

Residu (res)

N-2

Total (T)

N-1

Sebelum kita menghitung, sesuai dengan rumus tersebut telah diketahui :


N = 100

66

XY = 589,61 X2 = 2058,19 Y2 = 2068,59

Kemudian kita masukkan kedalam rumus : dbt = N 1 = 100-1 = 99 dbreg dbres =1 =N2 = 100 2 = 98 Jkreg (Xy ) 2 = X 2 = (589,61)2 2058,19 = 347639,9521 2058,19 = 168,9056657 dibulatkan menjadi 168,91 Jkres (Xy ) 2 = y X 2
2

= 2063,38 - (589,61)2 2058,19 = 2063,38 168,91 = 1894,47 Rkreg = Jkreg dbreg = 168,91 = 168,91 1 Rkres = Jkres dbres = 1894,47 = 19,331326530 dibulatkan menjadi 19,33

67

98 Freg
= Rkreg

Rkres = 168,91 19,33 = 8,7382307294 dibulatkan menjadi 8,74

Kemudian dimasukkan kedalam tabel rekapitulasi sebagai berikut :


Tabel 5.3 Rekapitulasi hasil penghitungan Freg

Sumber Variasi
Regresi (reg) Residu (res) Total (T)

db
1 98 99

Jk
168,91 1894,47 2063,38

Rk

Freg

F tabel B 0,05

168,91 8,74 19.33

3,94

5. 3. Analisis Lanjut

Dari hasil penghitungan yang telah dilakukan sebagaimana diatas, diketahui bahwa Freg adalah 8,74 sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5% adalah 3,94. Dengan demikian Freg > Ftabel, maka terdapat pengaruh pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.

68

BAB VI PENUTUP

6. 1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1 Dalam Kesenian Kubrosiswo terdapat beberapa pesan dakwah yang terkandung dalam syair yang dinyanyikannya. Pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian Kubrosiswo terdiri dari pesan-pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang aqidah, pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang syariah dan pesan dakwah yang berkaitan dengan bidang budi pekerti atau ahlakul karimah. Adapun pesan dakwah tersebut, diantaranya sebagai berikut: Para Muslimin podo bungah Puji syukur ing Gusti Allah Sasi rejeb tanggal pitulikur Allah animbali kanjeng rosul Nabi Muhammad kedawuhan Anindaake marang kewajiban Nindaake sholat 50 waktu

69

Kanggo sangune nyuwun pangestu 50 waktu mung kari limo Kanggo ngenteng-ngenteng poro manungso Sholat iku wajibe kang mulyo Ora abot lan ora rekoso 1 Berdasarkan penghitungan statistik untuk mencari korelasi antara kriterium dan prediktor, didapatkan kesimpulan, bahwa rxy = 0,286, sedangkan rt pada taraf signifikansi 5 % = 0,195, jadi rxy > rt, maka terdapat korelasi yang signifikan antara kriterium dan prediktor. 1 Setelah ditemukan korelasi yang signifikan, maka dilanjutkan dengan mencari pengaruh Variabel X terhadap variabel Y dengan

menggunakan rumus regresi linear. Setelah diadakan penghitungan, diperoleh hasil Freg hitung = 8,74, dan Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,94. Jadi Freg hitung > Ftabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan, pesan-pesan dakwah dalam kesenian Kubrosiswo terhadap pengetahuan keagamaan masyarakat Desa Ketawang.

6. 2. Saran

Untuk dapat dijadikan perhatian oleh semua pihak bahwa kesenian Kubrosiswo merupakan salah satu dari sekian banyak budaya bangsa yang harus dilestarikan keberadaannya agar anak cucu kita dapat menikmati kesenian tersebut. Sebagai anak bangsa tentunya tidak mau melihat kesenian yang sudah diwariskan turun temurun itu hilang begitu saja, karena keengganan kita untuk dapat merawat serta menunjukkan jatidiri bangsa, kalau bukan kita lalu siapa lagi yang mau melestarikannya. Untuk menghindari kepunahan kesenian tersebut hendaknya sejak dini perlu

dilakukan tindakan pencegahan, misalnya kita tidak bosan-bosannya selalu mengajarkan kesenian itu kepada anak cucu kita dan begitu terus selanjutnya.

70

Untuk mengoptimalkan pesan-pesan dakwah agar dapat diterima dengan lebih baik lagi, maka pesan-pesan dakwah dikemas tersendiri, dengan melagukan syair-syair itu sesuai dengan perkembangan zaman. Misalnya lagu dari kesenian itu tidak monoton satu lagu saja melainkan dapat dimainkan dengan lagu-lagu yang digandrungi oleh kawula muda, anak kecil, orang tua, agar supaya dapat manarik perhatian setiap pendengarnya. Selain itu, sebelum pementasan dimulai atau pada saat istirahat, dibuat acara khusus yang menyajikan dakwah, misalkan ceramah dengan menjelaskan tentang pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam kesenian tersebut ataupun ceramah lain, itu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, sehingga perhatiannya dapat tercurahkan untuk mendengarkan ceramah, diharapkan dengan cara tersebut masyarakat akan lebih mudah menerimanya.
6. 3. Penutup

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam mengkaji masalah tersebut. Meskipun skripsi ini tersusun dalam kesederhanaan, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan suatu manfaat baik bagi penulis, maupun pembaca.

You might also like