You are on page 1of 9

ASKEP ATRESA AN / MALFORMAS

ANOREKTAL
Download Askep Kapuk Online Update Askep Anak, Askep Bedah tentang ASKEP ATRESIA ANI /
MALFORMASI ANOREKTAL

eIinisi

Malformasi anorektal (anus imperforate) ialah suatu malformasi kongenital dimana rektum tidak mempunyai jalan
keluar. Jadi pada kasus ini anus tertutup sama sekali dan tebalnya bagian yang tertutup ini bermacam-macam.

KlusiIikusi

Terdapat 3 macam bentuk anus imperforate :

Anomali tinggi (Supralevator) : Rektum berakhir diatas M.Levat0r ani (M.Puborektalis) dengan jarak antara
ujung buntu rectum dengan kulit perineum > 1 cm. Letak supralevator biasanya disertai dengan fistel
kesaluran kencing atau kesaluran genital
Anomali ntermediate : Rektum terletak pada M.Levator ani tapi tidak menembusnya
Anomali Rendah : Rektum berakhir dibawah >Levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum
paling j auh 1 cm.

Itiologi

Penyebabnya tidak diketahui. Tidak ada faktor resiko jelas yang mempengaruhi seorang anak dengan anus
imperforata. Tetapi, hubungan genetik terkadang ada. Paling banyak kasus anus imperforata jarang tanpa
adanya riwayat keluarga, tetapi beberapa keluarga memiliki anak dengan malformasi.

PutoIisiologi

Embriogenesis malformasi ini tidak jelas. Rectum dan anus berkembang dari bagian dorsal usus atau ruang
cloaca ketika mesenchym bertumbuh ke dalam membentuk septum anorectum pada midline. Septum ini
memisahkan rectum dan canalis anus secara dorsal dari vesica urinaria dan uretra. Ductus cloaca adalah
penghubung kecil antara 2 usus. Pertumbuhan ke bawah septum urorectalis menutup ductus ini selama 7
minggu kehamilan.

Selama itu, bagian ventral urogenital berhubungan dengan dunia luar ; membran analis dorsalis terbuka
kemudian. Anus berkembang dengan penyatuan tuberculum analis dan invaginasi external, diketahui sebagai
proctodeum, yang mengarah ke rectum tetapi terpisah oleh membran anal. Membran pemisah ini akan
terpisahkan pada usia 8 minggu kehamilan.

Gangguan perkembangan struktur anorectum pada tingkat bermacam-macam menjadi berbagai kelainan,
berawal dari stenosis anus, anus imperforate, atau agenesis anus dan gagalnya invaginasi proctodeum.
Hubungan antara tractus urogenital dan bagian rectum menyebabkan fistula rectourethralis atau
rectovestibularis.

%undu dun Gejulu

Secara klinik pada bayi ditemukan tidak adanya mekonium yang keluar dalam waktu 24-48 jam setelah kelahiran
atau tidak tampak adanya lubang anus. Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir
harus dilakukan pemasukan thermometer melalui anus.

Tindakan ini tidak hanya untuk mengetahui suhu tubuh, tetapi juga untuk mengetahui apakah terdapat anus
imperforata atau tidak. Bila anus terlihat normal dan terdapat penyumbatan yang lebih tinggi dari perineum maka
gejala akan timbul dalam 24-48 jam , berupa perut kembung, muntah, tidak bisa buang air besar dan ada yang
mengeluarkan tinja dari vagina atau ureter.

Pemeriksuun iugnostik [ penonjung

Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostic yang umum dilakukan pada gangguan
ini
Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel epitel mekonium
Pemeriksaan sinar-X lateral inverse (teknik Wangensteen-Rice) dapat menunjukkan adanya kumpulan
udara dalam ujung rectum yang buntu pada atau di dekat perineum; dapat menyesatkan jika rectum penuh
dengan mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rectal
Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak kantong rectal
Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan cara menusukkan jarum tersebut sambil
melakukan aspirasi; jika mekonium tidak keluar pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm, defek tersebut
dianggap sebagai defek tingkat tinggi

Komplikusi

Semua pasien yang mempunyai malformasi anorectal dengan komorbiditas yang tidak jelas mengancam hidup
akan bertahan. Pada lesi letak tinggi, banyak anak mempunyai masalah pengontrolan fungsi usus dan juga
paling banyak menj adi konstipasi. Pada lesi letak rendah, anak pada umumnya mempunyai control usus yang
baik, tetapi masih dapat menj adi konstipasi.

Komplikasi operasi yang buruk berkesempatan menj adi kontinensia primer, walaupun akibat ini sulit diukur.
Reoperasi penting untuk mengurangi terjadinya kontinensia. Kira-kira 90% anak perempuan dengan fistula
vestibulum, 80% anak laki-laki dengan fistula ureterobulbar, 66% anak laki-laki dengan fistula ureteroprostatic,
dan hanya 15% anak laki-laki dengan fistula bladder-neck mempunyai pergerakan usus yang baik. 76% anak
dengan anus imperforata tanpa fistula mempunyai pergerakan usus yang baik.

Selain itu, komplikasi lain yang dapat muncul yaitu :
Asidosis hiperkloremia
nfeksi saluran kemih yang berkepanj angan
Komplikasi jangka pendek :
Eversi mukosa anal
Stenosis (akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis)
Masalah atau kelambatan yang baerhubungan dengan toilet training
nkontinensia (akibat stenosis anal atau impaksi)
Prolaps mukosa anorektal (menyebabkan inkontinensia dan rembesan persisten)
Fistula kambuhan (karena tegangan di area pembedahan dan infeksi).

Penutuluksunuun[Pengobutun

Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan keparahan defek. Semakin tinggi lesi,
semakin rumit prosedur pengobatannya. Untuk anomaly tinggi, dilakukan kolostomi beberapa hari setelah lahir.
Bedah definitifnya, yaitu anoplasti perineal (prosedur penarikan perineum abdominal), umumnya ditunda 9-12
bulan.

Penundaan ini dimaksudkan untuk memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk
berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah berat badannya dan bertambah baik status
nutrisinya. Lesi rendah diatasi dengan menarik kantong rectal melalui sfingter sampai lubang pada kulit ananl.
Fistula, bila ada harus ditutup. Defek membranosa hanya memerlukan tindakan pembedahan yang minimal.
Membran tersebut dilubangi dengan hemostat atau scalpel.

Pada kebanyakan kasus, pengobatan malformasi anorektal memerlukan dua tahap tindakan pembedahan. Untuk
defek ringan sampai sedang, prognosisnya baik. Defeknya dapat diperbaiki, peristalsis dan kontinensia normal
juga dapat diperolah. Defek yang lebih berat umumnya disertai anomaly lain, dan hal tersebut akan menambah
masalah pada hasil tindakan pembedahan. Anus imperforata biasanya memerlukan operasi sedang untuk
membuka pasase feses.

Tergantung pada beratnya imperforate, salah satu tindakan adalah anoplasti perineal atau colostomy : prosedur
operasi termasuk menghubungkan bagian atas colon dengan dinding anterior abdomen, pasien ditinggalkan
dengan lubang abdomen disebut stoma. Lubang ini dibentuk dari ujung usus besar melalui insisi dan sutura ke
kulit.

Setelah colostomy, feses dibuang dari tubuh pasien melalui stoma, dan terkumpul dalam kantong yang melekat
pada abdomen yang diganti bila perlu. Pengobatan pada anus malformasi anorektal juga dapat dilakukan
dengan jalan operasi PSARP (Posterio Sagital Anorectoplasy). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka
lipatan bokong pasien.

Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama yaitu Abdomino Perineal Poli Through (APPT). Teknik lama ini
mempunyai resiko gagl tinggi karena harus membuka dinding abdomen



#INCANA ASLHAN KIPI#AWA%AN

Pengkujiun

Lakukan pengkajian kepatenan lubang anal pada bayi baru lahir
Observasi adanya pasase mekonium. Perhatikan bila mekonium tampak pada orifisium yang tidak tepat.
Observasi feses yang seperti karbon pada bayi yang lebih besar atau anak kecil yang mempunyai riwayat
kesulitan defekasi atau distensi abdomen
Bantu dengan prosedur diagnostik mis : endoskopi, radiografi

iougosu Keperuwutun

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan. intake tidak adekuat
Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
Konstipasi berhubungan dengan gangguan pasase feses, feses lama dalam kolon dan rectum
Distres pernafasan berhubungan dengan distensi abdomen
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kolostomi
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi

ntervensi Keperuwutun

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak adekuat
Tujuan : Mempertahankan Berat Badan stabil / menunjukkan kemajuan peningkatan Berat Badan
mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal
ntervensi :
Pertahankan potensi selang Naso-gastrik. Jangan mengembalikan posisi selang bila terjadi
perubahan posisi.
Rasional: Memberikan istirahat pada traktus G. Selama fase pasca operasi akut sampai
kembali berfungsi normal
Berikan perawatan oral secara teratur
Rasional: Mencegah ketidaknyamanan karena mulut kering dan bibir pecah
Kolaborasi pemberian cairan V,
Rasional: Memenuhi kebutuhan nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai
Awasi pemeriksaan laboratorium. Misalnya Hb / Ht dan elektrolit.
Rasional: ndikator kebutuhan cairan / nutrisi dan keaktifan terapi dan terjadinya konstipasi.
Nyeri berhubungan dengan distensi abdomen
Tujuan :
Menyatakan nyeri hilang
Menunjukkan rileks, mampu tidur, dan istirahat dengan tepat
ntervensi:
Catat keluhan nyeri, durasi, dan intensitasn nyeri
Rasional: Membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terj adinya komplikasi
Catat petunjuk nonverbal. Mis: gelisah, menolak untuk bergerak
Rasional: Bahasa tubuh / petunjuk non verbal dapat secara prikologis dan fisiologis dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi masalah
Kaj i faktor-faktor yang dapat meningkatkan / menghilangkan nyeri
Rasional: Menunjukkan faktor pencetus dan pemberat dan mengidentifikasi terjadinya
komplikasi
Berikan tindakan nyaman, seperti pijat penggung, ubah posisi dan
Rasional: Meningkatkan relaksasi, memfokuskan perhatian, dan meningkatkan koping
Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional: Memudahkan istirahat dan menurunkan rasa sakit
Konstipasi berhubungan dengan. gangguan pasase feses, feses lama dalam kolon dan rectum
Tujuan :
Menormalkan fungsi usus
Mengeluarkan feses melalui anus
ntervensi:
Kaj i fungsi usus dan karakteristik tinja
Rasional: Memperoleh informasi tentang kondisi usus
Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus
Rasional: Distensi dan hilangnya peristaltic usus menunjukkan fungsi defekasi hilang
Berikan enema jika diperlukan
Rasional: Mungkin perlu untuk menghilangkan distensi
Distres pernafasan berhubungan dengan distensi abdomen
Tujuan: Pola nafas efektif, tidak ada gangguan pernafasan
ntervensi:
Observasi frekuensi / kedalaman pernafasan
Rasional: Nafas dangkal, distress pernafasan, menahan nafas, dapat menyebabkan
hipoventilasi
Dorong latihan napas dalam
Rasional: Meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat pembersihan j alan napas, sehingga
menurunkan resikoatelektasis
Berikan oksigen tambahan
Rasional: memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan peningkatan kerja nafas
Tinggikan kepala tempat tidur 30
0

Rasional: Mendorong pengembangan diafragma / ekspansi paru optimal dan meminimalkan isi
abdomen pada rongga thorax
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy
Tujuan : Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu dan bebas tanda infeksi
ntervensi:
Observasi luka, catat karakteristik drainase
Rasional: Perdarahan pasca operasi paling sering terjadi selama 48 jam pertama, dimana
infeksi dapat terjadi kapan saja
Ganti balutan sesuai kebutuhan, gunakan teknik aseptik
Rasional: Sejumlah besar drainase serosa menuntut pergantian dengan sering untuk
menurunkan iritasi kulit dan potensial infeksi
rigasi luka sesuai indikasi, gunakan cairan garam faali
Rasional: Diperlukan untuk mengobati inflamasi infeksi praap / post op
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan adanya kolostomi
Tujuan:
Menyatakan penerimaan diri sesuai situasi
Menerima perubahan kedalam konsep diri
ntervensi:
Dorong pasien/orang terdekat untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional: Membantu pasien untuk menyadari perasaannya yang tidak biasa
Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan
Rasional: Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut dan terapi
lebih kuat
Gunakan kesempatan pada pasien untuk menerima stoma dan berpartisipasi dan perawatan
Rasional: Ketergantungan pada perawatan diri membantu untuk memperbaiki kepercayaan diri
Berikan kesempatan pada anak dan orang terdekat untuk memandang stoma
Rasional: Membantu dalam menerima kenyataan
Jadwalkan aktivitas perawatan pada pasien
Rasional: Meningkatkan kontrol dan harga diri
Pertahankan pendekatan positif selama tindakan perawatan
Rasional: Membantu pasien menerima kondisinya dan perubahan pada tubuhnya
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber informasi
Tujuan : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / proses penyakit, tindakan dan prognosis
ntervensi:
Tentukan persepsi anak tentang penyakit
Rasional: Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belaj ar individu
Kaj i ulang obat, tujuan, frekuensi, dosis
Rasional: Meningkatkan pemahaman dan kerjasama
Tekankan pentingnya perawatan kulit pada orang tua
Rasional: Menurunkan penyebaran bakteri



Bagan penatalaksanaan bayi dengan malformasi anorektal

You might also like