You are on page 1of 46

AWAN

OLEH :
R. NNUK HERLNA, MS
Pengertian
AWAN : Kumpulan dari titik-2 air atau es
yg melayang-layang dan tersuspensi
di udara pada ketinggian > 1 km & dpt
dilihat dg mata telanjang
KABUT : kumpulan dari titik-2air atau es
(FOG) yg melayang-layang di udara
di dekat permukaan tanah
$ARAT TERBENTUKNA AWAN :
1. UAP AIR
2. INTI KONDEN$A$I
3. PRO$E$ PENDINGINAN
i dalam proses terbentuknya awan, kondensasi
mrp faktor yg sangat penting, walaupun pada
dasarnya ada 3 hal yg menjadi syarat
terbentuknya awan, yg apabila salah satu tidak
ada maka tidak terbentuk awan
Proses Pembentukkan Awan
1. UAP AIR
Uap air yg dihasilkan melalui proses ET dari
berbagai sumber di PB akan bergerak ke
lapisan atas troposfer.
Suhu udara pd lapisan atas troposfer bumi akan
semakin rendah dengan bertambahnya ketinggian.
Penurunan suhu udara akan mempercepat
tercapainya kejenuhan uap air pd udara tsb.
akan merangsang terjadinya kondensasi.
Proses naiknya udara yg banyak mengandung uap
air ke lapisan atas troposfer :
konveksi, orografis dan frontaI.
KONVEK$I :
akibat suhu udara lapisan bawah ini > tinggi,
sehingga udara tsb memuai dan menjadi > ringan
( > renggang) dan udara dingin pada lapisan
atas akan turun karena lebih berat ( > rapat).
Hujan yg terjadi : hujan konveksi.
.
OROGRAFI$ :
akibat udara bergerak terhalang oleh adanya
pegunungan/penghalang geografis lainnya
massa udara tsb dipaksa naik sesuai dg ketinggian
penghalang geografis tersebut.
Suhu massa udara yg naik ini akan turun, sehingga
proses kondensasi dapat berlangsung.
Hujan yg terjadi akibat peristiwa ini disebut hujan
orografis
FrontaI :
Jika massa udara panas yg bergerak bertemu
dg massa udara dingin dari arah yg berlawanan,
maka massa udara panas akan naik, sedangkan
massa udara dingin akan tetap di lapisan bawah.
Bila udara panas tsb banyak mengandung uap air,
maka uap air yg terkandung akan mengalami
kondensasi .
Hujan yg dihasilkan disebut hujan frontaI.
2. INTI KONDEN$A$I :
adalah kristal-2 kecil yg naik ke udara dg
diameter 10 -6 mm & melayang-layang di udara
a. inti higroskopis : inti yg dpt menyerap &
mengikat uap air, terdiri dari hasil pembakaran
(asam belerang & uap zat lemas) & garam-2 laut
yg dpt mempercepat terbentuknya awan
b. inti non higroskopis : berupa debu, pasir atau
bahan padatan tanah yg sangat kecil, tetapi tdk
dpt menyerap & mengikat uap air, tidak
berpengaruh thd pembentukkan awan
KONDEN$A$I : Proses perubahan bentuk dari
uap air menjadi air
Kapasitas Udara : banyaknya uap air max yg dpt
ditampung oleh udara pd suhu tt,
besarnya tgt pada suhu
Suhu meningkat, kapasitas udara juga meningkat
ApabiIa kapasitas udara teIah tercapai maka
udara teIah jenuh
Kapasitas Udara pada berbagai suhu :
Suhu ( C) -20 -10 0 10 20 30
Kapasitas 1,1 2,4 4,9 9,4 17,3 30,4
Udara (g/m3)
UDARA TDK JENUH MENJADI JENUH APABILA :
1. Pada suhu tetap, terjadi penambahan uap air
dari EV
2. Jumlah uap air tetap, terjadi penurunan kapasitas
udara melalui penurunan suhu
Titik Embun (dew point) : suhu dimana udara
telah jenuh
Jika udara mengalami pendinginan spi suhu dibawah
titik embun, maka Uap air yg ada di udara akan
melebihi kapasitasnya
Kelebihan uap air ini harus diubah menjadi titik-2 air
atau titik-2 es
Perubahan uap air menjadi titik-2 air/es : kondensasi
(diatas titik beku)
Titik-2 air menjadi uap air : subIimasi
(dibawah titik beku)
Kondensasi dapat terjadi meIaIui beberapa cara :
1. Bila suhu turun spi titik embun tanpa pe + uap air
1. Jika ada pe + an uap air tanpa pengurangan panas/
kenaikan suhu
3. Jika kapasitas udara ber akibat kenaikan tekanan/
penurunan suhu
3. PENDINGINAN :
Jika ada massa udara yg naik ke atas akibat
konveksi atau turbulensi
Akibat hilangnya panas secara radiasi
Jika massa udara bersentuhan dg sesuatu yg dingin
Jika terjadi percampuran massa udara panas & dingin
Howard pendiri WMO dalam mengklasifikasikan awan
lebih menekankan pada bentuk awan.
Sistem WMO membagi/ mengelompokan awan
menjadi 10 jenis.
Berdasarkan posisi terbentuknya, awan dikelompokan
menjadi 2 bentuk dasar, yaitu :
A. Awan Stratiform (awan berlapis)
B. Awan Cumuliform (awan bergumpal)
A. Awan $tratiform
merupakan awan yg pd tingkatan ketinggian berlapis-
lapis, yg dibedakan atas :
1. Awan Tinggi (awan buIu)
Ketinggian 5 13 km, suhu berkisar 25 C.
Ciri-2 : warnanya putih, bentuknya menyerupai benang
serat /bulu yg terdiri dari kristal es.
Panamaannya ditandai dg awalan 'cirro'.
Kadang-2 awan ini membentuk haIo, yaitu seperti
cincin mengelilingi matahari atau bulan.
Awan tinggi :
1. Cirrus (Ci) : terletak pd ketinggian > 9 km, bentuknya spt
bulu & tersusun seperti pita yg melengkung di langit membentuk
halo. Tidak mampu menghasiIkan hujan
2. CirrocumuIus (Cc) : berada pd ketinggian 7,5 9 km, yg terdiri
dari awan kristal es. Bentuknya menggumpal, berwarna putih
spt gerombolan domba. Tidak menghasiIkan hujan
3. Cirrostratus (Cs) : terletak pd ketinggian 6 7 km, bentuknya spt
rumbai-2 berwarna putih dan membentuk halo disekeliling
matahari atau bulan. Tidak menghasiIkan hujan
AWAN CRRUS
AWAN CRROCUMULUS
AWAN CRROSTRATUS
2. Awan Menengah (awan berIapis)
Awan tipe ini disebut awan menengah,
yaitu terletak pada ketinggian 2 6 km,
warnanya kelabu
berbentuk seperti selimut.
Penamaan awan ini dicirikan dg nama 'aIto'.
Suhunya berkisar 0 25 C.
AWAN MENENGAH :
1. AItocumuIus (Ac)
Berada pd ketinggian 4,5 6 km, bentuknya spt
bola-2 kecil berwarna putih pucat dan ada bagian yg
berwarna kelabu.
Awan ini tersusun membentuk garis-2 putih
bergelombang dan tidak menghasilkan hujan.
2. AItostratus (As)
Terletak pd ketinggian 3 4,5 km, berbentuk spt
selendang yg seragam dan berwarna kelabu kebiru-
biruan dan tersusun seperti bulu tapi > tebal
dibanding cirrostratus, diikuti oleh turunnya hujan.
AWAN ALTOCUMULUS
AWAN ALTOSTRATUS
3. AWAN RENDAH (AWAN MENGGUMPAL)
Awan yg terbentuk di dekat permukaan tanah
sampai ketinggian 2 km.
Suhu berkisar 50 C
Sangat potensial menghasilkan hujan.
Nama penciri dari awan rendah adalah $trato.
AWAN RENDAH :
1. Awan $tratocumuIus ($c)
Terdiri dari butiran kecil tetapi banyak
Warnanya abu-2 halus dg celah-2 yg terang.
Tidak menghasilkan hujan.
Berbentuk gumpalan-2 yg bagian tepinya
seperti rumbai-2 compang-camping, berwarna
putih kelabu, terletak pd ketinggian 1,5 km.
2. Awan $tratus ($t)
Merupakan bagian awan rendah yg mirip spt
kabut tetapi tdk menyentuh permukaan tanah.
AWAN STRATOCUMULUS
AWAN STRATUS
B. Awan CumuIiform
Awan yg tipe pertumbuhannya secara vertikal,
tumbuh dr PB sampai pada posisi yg
cukup tinggi, pada ketinggian 500 m &
puncaknya 15 km.
ang termasuk awan Cumuliform :
1. CumuIus (Cu)
Bentuknya seperti gerombolan domba/ gumpalan-2 yg
bagian bawahnya rata.
Terletak pd ketinggian dibawah 1,5 km.
Cukup tebal dan biasanya paling banyak terjadi pd
siang hari karena adanya pemanasan permukaan yg
mampu mendorong massa udara naik ke atas.
Bagian puncaknya mempunyai permukaan yg
bulat-2 dan bagian dasarnya hampir horisontal.
2. Awan CumuIonimbus (Cb)
Awan tipe ini berukuran sangat besar, bentuknya
menyerupai gunung tetapi bag puncaknya
menyerupai bidang datar.
Warnanya kelabu kehitaman.
Awan ini terbentuk dr gabungan beberapa awan
cumulus
penghasil hujan yg sangat lebat & disertai
halilintar.
AWAN CUMULUNMBUS
Awan khusus, yaitu awan campuran dr kelompok yg
sudah ada :
1. Awan Frakto : mis Fraktocumulus, Fraktostratus,
Fraktonimbus yg mrp awan rendah yg berasosiasi
dg awan yg tumbuh scr vertikal spt cumulus /stratus.
2. Awan Orografi : awan yg terbentuk akibat adanya
rintangan gunung-gunung.
3. Awan GeIombang : awan yg terbentuk di daerah
Bayangan gunung yg mpy bentuk spt gelombang.
KEKUATAN JATUH BUTRAN > GAA ANGKAT KE ATAS HUJAN
KEKUATAN JATUH BUTRAN > GAA ANGKAT KE ATAS BUTRAN
AR TETAP MELAANG SBG AWAN
HUBUNGAN BUTIRAN DG KECEPATAN JATUH BUTIR-2 AIR :
AMETER BUTRAN (M) KECEPATAN JATUH (CM/ET)
BUTRAN AWAN : 1 50 0,003 7,60
BUTRAN GERMS : 100 1.000 27,0 403,0
BUTRAN HUJAN : 2.000 5.000 649,0 909,0

You might also like