You are on page 1of 2

: Kinerja Pemerintahan Nagari di Era Kembali ke Nagari di Nagari Singgalang Tanah

Datar
Raul Amarullah
Rabu, 03 September 2008
Eny Christyawati, dan Ernatip, Kinerja Pemerintahan Nagari di Era Kembali ke
Nagari di Nagari Singgalang Kabupaten Tanah Datar. Padang : Balai Kajian
Sejarah dan Nilai Tradisional Padang, 2004.

Penelitian ini memfokuskan pada masalah mengungkapkan kinerja pemerintah
nagari, selama berjalannya sistem pemerintahan nagari. Manfaat yang ingin
dicapai dari hasil penelitian ini adalah: menjadi bahan masukan bagi para
pengambil kebijakan atau para tokoh masyarakat yang aktif berperan dalam
nagari yang bersangkutan maupun Pemerintah Daerah dalam usaha
pengembangan nagari pada khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya. Selain
itu juga untuk menambah khasanah pengetahuan bagi peminat dan pemerhati
kemajuan nagari khususnya, dan kebudayaan pada umumnya
Penelitian ini dibatasi oleh ruang lingkup materi dan operasional. Adapun ruang
lingkup materi mencakup tentang Pemerintahan Nagari itu sendiri, dan kinerja
pemerintah nagari selama kembali ke sistem pemerintahan nagari. Kinerja yang
dimaksud dalam penelitian ini meliputi pembuatan rencana kerja, pelaksanaan
tugas dan hasil dari pelaksanaan program kerja tersebut.
Ruang lingkup operasional dalam ini adalah wilayah operasional atau daerah yang
yang dipilih untuk penelitian di Nagari Singgalang, Kecamatan X Koto, Tanah
Datar dengan alasan bahwa nagari ini merupakan nagari yang berprestasi, terbukti
nagari ini merupakan nagari terbaik pada lomba nagari tingkat provinsi Sumatera
Barat. Masyarakat di nagari ini pun merupakan masyarakat yang masih kuat
memegang adat. Oleh karena itu diharapkan di lokasi ini akan ditemukan suasana
dan semangat kembali ke nagari yang tinggi dan antusias.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dalam
pengumpulan data kualitatif ini digunakan beberapa cara, yaitu: Wawancara
mendalam dan terstruktur dengan para informan. Informan yang dimaksud adalah
para tokoh masyarakat , yaitu tokoh pemerintah nagari seperti, wali nagari,
sekretaris nagari, kepala-kepala seksi, kepala jorong, serta tungku tigo sajarangan.
Sementara wawancara tak berstruktur digunakan untuk menjaring informasi yang
mendukung atau data yang tidak diperoleh dari informan kunci. Observasi, yaitu
pengamatan di lapangan secara langsung. Pengamatan ini dilakukan untuk
menjaring data dan informasi yang tidak diperoleh dengan wawancara. Adapun
untuk kelengkapan data, dilakukan pemotretan pada lingkungan obyek penelitian
dalam bentuk gambar.
Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu berusaha mengungkapkan dan
mendeskripsikan gejala sosial yang ada serta menganalisisnya. 1adi, penelitian ini
bukan untuk menguji teori.
Selain menggunakan data primer(hasil wawancara), juga digunakan data sekunder
yang diperoleh dari kantor kelurahan setempat, seperti: monografi kelurahan,
'

data-data statistik. Penelitian ini juga menggunakan studi kepustakaan. Studi
kepustakaan dilakukan dengan menganalisis berbagai buku, artikel, dan juga
laporan hasil penelitian yang relevan dengan pokok permasalahan yang diteliti.
Hasil penelitian diperoleh bahwa kembalinya Singgalang ke bentuk sistem
pemerintah nagari telah berjalannya selama sekitar tiga tahun. Bisa dikatakan
proses kembali ke nagari pasca pemerintahan desa. Tidak banyak menghadapi
kendala, sehingga roda pemerintahan pun dapat berjalan dengan baik dan lancar
seperti yang diinginkan. Faktor-faktor yang melatarbelakanginya, antara lain
adalah keinginan dan kerinduan yang besar dari masyarakat sendiri yang ingin
bersatu kembali dalam satu bentuk pemerintahan seperti di masa lalu, yaitu dalam
bentuk satu kenagarian. Peratuan dan kesatuan jorong dalam satu nagari sempat
terhempas ketika mereka terpecah dan terikat di dalam desa-desa ketika
diberlakukannya sistem pemerintahan desa beberapa waktu yang lalu.
Spirit bernagari, semangat bersatu, dan menyatukan visi kembali mengapung
ketika diberlakukannya kembali sistem pemerintahan nagari di Singgalang ini.
Sebagai pemerintahan terendah yang otonom mereka bebas menentukan nasibnya
dan mengurus rumah tangganya sendiri. Dengan demikian mereka telah menjadi
tuan rumah di nagari sendiri sekarang ini. Pemimpin yang baru pun sudah dipilih
atas kehendak anak nagari.
Dampak positif yang nyata dari ~Kembali ke Nagari adalah makin besarnya
antusiasme dan partisipasi masyarakat nagari terhadap kemajuan dan
pembangunan nagarinya. Bentuk partisipasi adalah maraknya kegiatan gotong
royong di dalam nagari. Dampak lain adalah segala keputusan wali nagari selalu
dikompromikan terlebih dahulu rakyat, melalui wakilnya yang duduk dalam
keanggotaan Badan Perwakilan Rakyat Nagari (BPRN). Peran ninik mamak yang
tergabung dalam Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) pun semakin nyata
dalam mengatur anak kemenakannya. Intinya nilai-nilai demokratis, seperti prinsip
musyawarah dan mufakat kembali bangkit dan hidup kembali.
Bukti nyata dari peran serta masyarakat dan suksesnya kinerja pemerintah nagari
adalah berprsetasinya Nagari Singgalang dalam berbagai lomba dan event. Salah
satunya adalah terpilihnya nagari Singgalang menjadi nagari terbaik dalam lomba
nagari tingkat provinsi Sumatera Barat. Nagari inipun telah berhasil menjadi
menjadi nagari percontohan bagi nagari-nagari lain di Sumatera Barat dan di
daerah-daerah lain di luar Sumatera Barat.

You might also like