You are on page 1of 10

MAKALAH ISD PROGRAM PADAT KARYA SALAH SATU UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN

Nama Jurusan Kelas NIM

: Malik Ibrahim : Sistem Informasi : 1KA40 : 14111263

Fakultas Ilmu Komputer & Teknologi Informmasi Universitas Gunadarma Kampus J, Jl. KH Noer Ali, Kalimalang Bekasi Telp (021) 88860117

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah : Program Padat Karya Salah Satu Upaya Mengatasi Penganggurann Kelas : 1- KA40

Tanggal Penyerahan Makalah : 24 November 2011 Tanggal Upload Makalah : 25 November 2011 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini, saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM 14111263

Nama Lengkap Malik Ibrahim

Tanda Tangan

Program Sarjana Sistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga Makalah Mata Kuliah Ilmu Sosial Dasar ini dapat saya selesaikan guna sebagai salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu mata kuliah softskill.

Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar yang telah memberi pengajaran materi tugas, Orang tua yang telah memberikan dukungan materil maupun moril,& teman-teman yang juga membantu penyelesaian tugas makalah ini. Tugas makalah yang berjudul PROGRAM PADAT KARYA SALAH SATU UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN yang membahas mengenaihal-hal yang berkaitan dengan program padat karya di Indonesia.

Disadari bahwa makalah ini belum sesempurna apa yang diharapkan.Oleh karena itu saya mengharapkan bimbingan dari dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial Dasar serta Saran dan Kritik dari segala pihak. Sebagai harapan saya, semoga makalah ini dapat berguna bagi para Mahasiswa dan pembacanya. Demikian,saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Jakarta,24 November 2011 Salam

Penulis

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ........................................................................................................1 KATA PENGANTAR ...............................................................................................2 DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................4 1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................4 1.2. TUJUAN .............................................................................................................5 1.3. SASARAN ..........................................................................................................6

BAB II PERMASALAHAN ......................................................................................8 2.1. KEKUATAN .....................................................................................................8 2.2. KELEMAHAN ..................................................................................................9 2.3. PELUANG ..........................................................................................................9 2.4. TANTANGAN ...................................................................................................9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................9 3.1. KESIMPULAN ...................................................................................................9 3.2. REKOMENDASI ...............................................................................................9

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negaranegara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang. Jenis & macam pengangguran Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian. Pengangguran siklikal Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
4

masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

2. Tujuan Ada tiga tujuan yang hendak diwujudkan dari program Padat Karya ini. Pertama, penciptaan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi masyarakat agar dapat segera dipulihkan sebelum memasuki tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Kedua, memberikan bantuan uang tunai kepada penduduk miskin yang terkena dampak langsung bencana, yaitu pengungsi dan penduduk lokal, yang kehilangan usaha dan pekerjaannya, dengan memperkerjakan mereka secara padat karya. Ketiga, memfungsikan kembali secara minimal prasarana dan sarana umum serta bangunanbangunan umum untuk mendukung dimulainya kembali kehidupan sosial ekonomi di masyarakat.

3. Sasaran Rumah Tangga Sasaran [ RTS ] yang diharapkan terlibat adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memiliki akses pada asset lahan potensial [ pekarangan, ladang dan sawah ] yang dapat dikelola melalui padat karya. b. Memiliki kemauan untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan padat karya. c. Memiliki kemampuan dan pengalaman bertani untuk meningkatkan pengolahan tanah dan produksi. d. Memampuan secara ekonomi rendah yang ditandai dengan hanya satu orang pencari nafkah, kepala rumah tangga perempuan, rumah tangga dengan banyak anak [ dengan tiga atau lebih anak ] dan pendapatan per kapita rendah [ sesuai standard BPS ]. e. Bagi anggota keluarga inti yang berstatus PNS, TNI/POLRI, Pensiunan atau pengusaha/pedagang tidak berhak mendapatkan program ini. f. Bagi RTS yang benar-benar tidak memiliki lahan pertanian baik lahan basah maupun lahan kering serta tidak mempunyai akses untuk pinjam pakai lahan pertanian maka tetap diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan padat karya produktif dengan melakukan pekerjaan pada tempat-tempat umum sesuai kesepakatan di tingkat Desa/Kelurahan. Waktu, tipe dan volume pekerjaan disepakati bersama di tingkat desa/kelurahan. g. Bagi RTS yang kepala keluarganya adalah Ibu hamil, Ibu menyusui, jompo dan orang lanjut usia memperoleh dukungan pangan beras dengan tetap mengikuti kompensasi harga Raskin yang berlaku yaitu Rp. 1.600/kg, dengan memberdayakan sistem kekeluargaan/kekerabatan sosial.

BAB II PERMASALAHAN Analisis permasalahan program pada karya salah satu upaya mengatasi pengangguran dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek : 1. Kekuatan (Strength) a. Pengembangan Kegiatan Ekonomi Kegiatan ini ditujukan untuk pengembangan kegiatan ekonomi produktif skala kecil dan menengah yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah dengan mendasarkan pada kebutuhan pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri, seperti antara lain kegiatan: i. ii. iii. iv. v. peningkatan produksi dan produktivitas usaha tani peningkatan kecukupan pangan pengembangan agroindustri pengembangan industri rumah tangga dan lain sebagainya

Bentuk bantuan yang diberikan berupa bantuan investasi dan atau modal kerja kepada kelompk masyarakat dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi produktif. Dalam hal pengembangan kegiatan ekonomi produktif, mekanisme pengembangannya dilakukan melalui mekanisme perguliran yang dikelola langsung oleh suatu lembaga yang dibentuk sendiri oleh kelompok masyarakat. b. Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi

Kegiatan ini ditujukan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana sosial ekonomi masyarakat yang mendukung baik langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat dan pelestarian fungsi lingkunan hidup, seperti antara lain kegiatan: i. ii. iii. iv. v. rehabilitasi dan pemeliharan infrastruktur pengairan rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur perhubungan rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas sosial ekonomi (pasar, terminal, taman, dsb) rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dasar permukiman dan lain sebagainya

Dalam hal kegiatan yang sifatnya konstruksi, kelompok masyarakat bertindak sebagai pelaksana kegiatan dengan menerima imbalan berupa upah kerja. Upah kerja per hari disesuaikan dengan Upah Minimum Regional (UMR). Sedangkan perimbangan komponen kegiatan konstruksi ditetapkan sebesar 60% berbanding 40%, dimana komponen upah minimal sebesar 60 persen dan komponen non-upah maksimal 40 persen. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi penambahan aset.

c.

Pelatihan Keterampilan

Pelatihan keterampilan dan manajemen usaha ekonomi masyarakat ditujukan dalam rangka pengembangan lebih lanjut kegiatan ekonomi produktif serta dalam memelihara sarana dan prasarana sosial ekonomi, yang meliputi antara lain; pelatihan, penyuluhan dan bimbingan, promosi, kemitraan dan bantuan teknis. 2. Kelemahan (Weakness) a. Alokasi anggaran Pemerintah besar tidak sesuai dengan hasil b. Rentan akan KKN c. Prosedur yang tidak sesuai dengan sasaran kerja d. Ketidakefektifan sasaran hasil produksi 3. Peluang (Opportunity) a. Berorientasi pada kegiatan usaha yang bersifat ekonomi produktif dan berkelanjutan b. Tersedianya kesempatan kerja atau usaha dalam bentuk kegiatan usaha ekonomi produktif pedesaan yang berkesinambungan. c. Terbangunnya fasilitas infrastruktur ekonomi perdesaan dengan jangka waktu tertentu dan berkesinambungan bagi masyarakat setempat d. Penghentian pengiriman atau moratorium tenaga kerja Indonesia (TKI) 4. Tantangan/Hambatan (Threats) a. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat perusahaan-perusahaan yang ada tidak bisa kompetitif karena struktur biaya yang mahal b. Investor enggan berinvestasi di Indonesia karena kurang menguntungkan bagi mereka c. Regulasi-regulasi yang harus dipenuhi bagi para investor d. Perundang-undangan tenaga kerja dan pajak yang menyulitkan para pekerja

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan


a. Program padat karya produktif memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja

penganggur
b. Ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat c. Membangun fasilitas infrastruktur ekonomi perdesaan dengan jangka waktu tertentu d. Regulasi pemerintah yang kurang mendukung investor

2. Rekomendasi a. b. c. d. Pemerintah harus memberikan regulasi-regulasi yang mudah bagi investor Revisi tentang perundang-undangan tenaga kerja & pajak Rehibilitasi prosedur-prosedur proses kerja yang kurang efektif Kemudahan untuk memasarkan hasil produksi

Referensi http://www.p2kp.org/wartadetil.asp?mid=3570&catid=1& http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran http://www.ipotnews.com/index.php?jdl=Padat_Karya_Solusi_Atasi_Pengangguran_&level2 =newsandopinion&level3=industries&level4=basicindustry&news_id=502007&group_news =ALLNEWS&taging_subtype=AGRICULTURE&popular=&search=y&q= http://www.portalhr.com/people-management/employee-relations/industri-padat-karya-akansuram/ http://regionaldua.tripod.com/pakar.html

You might also like