Professional Documents
Culture Documents
NILAI PENGETAHUAN
(AXIOLOGI)
Satu-satunya yang dimiliki manusia untuk menangkap esensi realitas dan mengungkapkan
rahasia-rahasia alam adalah melalui seluruh ilmu dan pengetahuan yang ada padanya.
FilsaIat Marxisme percaya akan kemungkinan mengetahui alam dan akan kemampuan
pikiran manusia untuk mengungkapkan realitas-realitas objektiI (menolak skeptisisme dan
soIisme).
Idealisme mengingkari kemungkinan mengetahui alam dan hukum-hukumnya, yang tidak
melihat nilai pengetahuan, tidak mengakui adanya realitas objektiI dan menganggap bahwa
alam itu penuh dengan benda-benda yang berdiri sendiri dan bahwa ilmu selamanya tidak
akan mengetahui alam tersebut. Materialisme marxis berdiri diatas prinsip yang mengatakan
bahwa adalah mungkin untuk benar-benar mengetahui alam dan hukum-hukumnya.
Pengetahuan yang dicapai melalui praktek dan pengalaman indera adalah pengetahuan yang
memiliki nilai dan menunjukkan realitas objektiI.
FilsaIat marxis tidak puas dengan berdiri diatas barisan soIisme dan aliran-aliran
pengingkaran atau skeptisisme yang memaklumkan kehancuran mereka di lapangan IilsaIat.
Berikut beberapa doktrin yang mengingkari dan anti soIisme :
Pandangan (para filosof) Yunani
O eorgias (483-380 SM)
1. Tak ada sesuatu (tak ada yang maujud). Jika ada, tentu berasal dari ketiadaan atau dari
sesuatu. Mustahil sesuatu maujud dari ketiadaan. Berdasarkan teori eleatik, tak
mungkin maujud dari sesuatu yang lain;
2. Jika ada sesuatu, orang tak dapat mengetahuinya; tak mungkin dikenal, sebab pikiran
dan segala sesuatu itu berbeda;
3. Kalau di asumsikan, dapat dikenal bahwa orang dapat mengetahuinya ia tak dapat
menyampaikan hal itu kepada orang lain, sebab niat dan pemahaman itu berbeda.
2
O ristoteles menggariskan logika terkenalnya untuk menemukan kesalahan soIisme
dan untuk mengorganisasikan pikiran manusia, yakni pengetahuan inderawi dan
pengetahuan rasional primer atau sekunder, yang didapat dengan mempertimbangkan
prinsip-prinsip logika, adalah realitas-realitas yang sangat bernilai. ristoteles
memperbolehkan penggunaan pengetahuan inderawi dan rasional dalam pembuktian.
O Pyrrho (360-270 SM) tidak mungkin mengetahui watak sesuatu. Setiap pernyataan
mengandung kontradiksinya yang sama dengan validitasnya. Maka, penilaian tak
boleh dibuat, karena penilaian tak boleh dibuat maka harus diam berkenaan dengan
segala sesuatu. Ini membuat orang harus undur diri dan hidup dalam ketenangan.
Setiap proposisi mengandung dua kemungkinan yang sama kuat : positiI dan negatiI.
Merujukkan dua orientasi yang saling bertentangan, yaitu antara orientasi yang
cenderung kepada pengingkaran sepenuhnya (soIisme), dan orientasi yang
membenarkan (logika ristoteles)
O escartes 'keyakinan, mempunyai andil besar dalam mengendalikan derajat tertentu
keyakinan kepada kecenderungan IilosoIis.
O #ene escartes (1596-650)
Keniscayaan skeptisisme yang mutlak, dan menunjukkan logikanya dengan Iakta bahwa
manusia mungkin saja berada dalam cengkeraman kekuatan yang menguasai eksistensi dan
pikirannya, dan yang berusaha menipu dan menyesatkannya. Berpikir adalah suatu kebenaran
yang pasti. escartes membenarkan bahwa sesuatu yang tidak mungkin maujud dari
ketiadaan (ex nihilo nihilfit). Menyususn pemikiran manusia ke dalam tiga kelompok, yakni :
1. agasan-gagasan instinktiI atau Iitri, yaitu gagasan-gagasan alami manusia yang
tampak dengan jelas. Seperti gagasan tentang Tuhan, gerak, pertentangan (extension),
dan jiwa;
2. agasan-gagasan samar yang terjadi dalam pikiran karena adanya gerak yang datang
pada indera dari luar. Hal ini tidak mempunyai asas di dalam pikiran manusia;
3. agasan-gagasan yang berbeda-beda yang disusun manusia dari gagasan-gagasan
yang lain.
3
escartes percaya kepada pengetahuan Iitri atau rasional manusia dan kepada Iakta bahwa
pengetahuan itu adalah pengetahuan yang benar dan absah, Ia membagi pikiran-pikiran
tentang materi menjadi dua bagian :
1. Pikiran-pikiran Iitri (innate ideas), seperti gagasan tentang pertentangan (extension);
2. Pikiran-pikiran yang maujud (kemudian) yang mengekspresikan rreaksi-reaksi
tertentu jiwa karena pengaruh-pengaruh luar, seperti gagasan tentang suara, bau, rasa,
panas dan warna.
escartes membagi pengetahuan kedalam :
1. Pengetahuan rasional;
2. Pengetahuan inderawi (empirikal);
O ohn Locke (1632-1704)
Pengetahuan terbagi sebagai berikut :
1. Pengetahuan intuitiI (al-marifah al-wifdaniyyah) pengetahuan yang dapat dicapai
pikiran tanpa perlu mengakui sesuatu yang lain;
2. Pengetahuan reIlektiI (al-marifah al-taammuliyah) pengetahuan yang tidak
mungkin didapat tanpa bantuan inIormasi sebelumnya;
3. Pengetahuan yang merupakan hasil dari pengetahuan empirikal atas satu objek yang
sudah diketahui.
Pengetahuan intuitiI adala pengetahuan yang hakiki yang mempunyai nilai IilosoIis yang
sempurna. emikian pula pengetahuan reIlektiI yang dapat dijelaskan sebagai penalaran
(reasioning) yang valid. Sedangkan pengetahuan empirikal tidak mempunyai nilai IilosoIis,
meskipun bernulai dalam kriteria-kriteria kehidupan praktis. Locke tidak percaya kepada
objektivitas semua kausalitas materi yang dikenal oleh indera, menganggap sebagiannya
sebagai hakiki dan objektiI. John Locke memulai upaya-upaya pemikiran IilosoIisnya dengan
menghindari pikiran-pikiran Iitri, dan percaya kepada dominasi indera atas dasar
pengetahuan, jadi hanya inderalah yang dapat mempersepsi kausalitas-kausalitas benda.
4
Skeptis mutlak terhadap nilai setiap pengetahuan manusia, sebab pada esensi dan realitas
dasarnya, pengetahuan itu hanyalah persepsi inderawi yang didapat dengan pengalaman lahir
dan batin.
O aum Idealis
Plato mengukuhkan objektivitas persepsi inderawi, objektivitas pengetahuan rasional
mengungguli pengetahuan empirikal, menegaskan bahwa pengetahuan rasional yaitu
pengetahuan tentang bentuk-bentuk umum.
- Idealisme Platonik menekankan realitas objektiI pengetahuan rasional dan
empirikal.
O Idealisme Filosofis (George Berkeley 1685-1753)
Sesuatu tak mungkin dinyatakan ada selama sesuatu itu tidak mengetahui atau tidak
diketahui. Sesuatu yang mengetahui adalah jiwa, dan sesuatu yang diketahui adalah konsepsi-
konsepsi dan gagasan-gagasan yang berada dalam wilayah persepsi dan pengetahuan
inderawi. alam konsep idealismenya tentang alam, Berkley memberi komentar tegas bahwa
ia bukanlah soIistis dan bukan pula skeptis terhadap eksistensi alam dan isinya, yaitu realitas
dan entitas. Eksistensi menurut Berkley adalah bahwa eksistensi sesuatu adalah eksistensinya
dalm pengetahuan mengenai sesuatu itu. Konsep idealisme Berkley dapat diartikan sebagai
idealisme murni, yakni konsep idealis yang benar-benar idealistik yang tidak mengakui
apapun selain selain eksistensi jiwa yang mengetahui persepsi-persepsi inderawi yang
berturut-turut di dalam jiwa.
Konsep idealisme tersebut ditegaskan oleh dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa semua pengetahuan manusia berdasarkan dan berasal dari indera. Jadi, indera
adalah prinsip pokok pengetahuan. Tetapi dalil tersebut tidak mempunyai nilai apa-
apa, karena alasan-alasan sebagai berikut :
1) Tidak semua pengetahuan manusia itu berdasarkan indera dan pengalaman
inderawi, ditegaskan adanya pengetahuan niscaya dan primer yanga da dalam akal
manusia.
2) Berkontradiksi dengan prinsip IilosoIis idelaisme Berkley, yaitu teori empirikal
dan doktrin empirikal, yang menganggap prinsip nonkontradiksi sebagai
3
kenyataan (realitas) yang pasti, pengetahuan kontradiksi dan pengalaman inderawi
tak memiliki realitas objektiI.
3) Keharusan untuk membedakan antara :
a. Persoalan adanya realitas objektiI bagi pengetahuan dan persepsi inderawi;
dan
b. Persoalan kesesuaian realitas tersebut dengan apa yang tampak oleh
pengetahuan dan persepsi inderawi.
2. Bahwa mempercayai adanya sesuatu diluar jiwa dan konsepsi yang bertumpu pada
Iakta bahwa kita melihat dan merabanya, yakni mempercayai adanya sesuatu itu
karena ia memberikan persepsi inderawi tertentu.
alil tersebut tidak begitu memuaskan, adapun misteri kesalahan yang ada dalam dalil
tersebut, yaitu terbaginya pengetahuan menjadi dua kelompok besar :
1) Pembenaran (tashdiq) bentuk lain pengetahuan, titik tolak untuk melangkah dari
yang konseptual kepada yang objektiI; penilaian jiwa akan adanya suatu realitas
tertentu dibalik konsepsi.
2) Konsepsi ungkapan adanya bentuk salah satu esensi dalam Iakultas-Iakultas
intelektiI tertentu.
oktrin empirikal dan teori empirikal memaujudkan tendensi idealisme, menurut
kedua teori tersebut jiwa manusia tidak memiliki pengetahuan niscaa atau Iitri sama
sekali. Pengetahuan jiwa muncul dari persepsi inderawi, dan berbagai kognisinya
berdasarkan persepsi ini, persepsi inderawi yang tak lain adalah sebentuk konsepsi.
3. Jika kognisi dan pengetahuan manusia mempunyai kemampuan mengungkapkan
secara esensial apa yang ada di balik kognisi dan pengetahuan itu, maka setiap
pengetahuan dan kognisi itu benar, karena padda watak dan esensinya ia memang
mampu mengungkapkannya; dan sesuatu tidak dapat tidak memiliki siIatnya yang
esensial. Pengungkapan esensial ialah bahwa pengetahuan memperlihatkan kepada
kita objek yang dinyatakan sebagai pasti ada dalam realitas di luar batas-batas
pengetahuan dan kesadaran.
4. Jika pengetahuan tashdiq dapat salah, dan jika pengungkapan esensialnya tidak
melindunginya dari kesalahan tersebut.
Idealisme bertujuan menganggap pengetahuan manusia sebagai sesuatu yang subjektiI
yang tidak melicinkan jalan bagi kita untuk menuju realitas objektiI.
6
Pengetahuan manusia dibagi atas :
1) Pengetahuan yang keniscayaannya terjamin terbentuk prinsip pokok berpikir;
2) Pengetahuan sekunder yang dihasilkan dari prinsip pokok tersebut bisa terjadi
kesalahan.
alil-dalil Berkley :
a. Mengakui adanya prinsip nonkontradiksi yang diatasnya dalil pertama didasarkan;
b. Percaya kepada prinsip kausalitas dan keniscayaan.
#ealisme berdasarkan pada dua prinsip :
1) Pengakuan adanya pengungkapan esensial pengetahuan tashdiqi;
2) Pengakuan adanya prinsip dasar bagi pengetahuan manusia yang kebenarannya
niscaya dijamin.
O Idealisme Fisis
Fisika menaIsirkan alam secara realistik-materialistik sebagai dikuasai hukum-hukum
mekanik umum. Bagi para Iisikawan, alam adalah realitas dalam arti ia ada, berdiri sendiri
terlepas dari akal dan kesadaran. lam juga material, karena menurut analisis ilmiah mereka,
alam tersusutkan menjadi partikel-partikel kecil dan solid yang tidak dapat berubah dan tidak
terbagi-bagi yaitu substansi-substansi individual yang dikatakan oleh emocritus dalam
IilsaIat Yunani. Partikel-partikel atau massa-massa primordial alam itu bergerak terus
menerus. Materi adalah segenap partikel tersebut, dan Ienomena-Ienomena alam di dalamnya
adalah hasil dari perpindahan dan gerak spasial massa-massa itu.
lam dapat dianggap sebagai usaha untuk tidak memerlukan realitas substansial apapun
maupun alam. Ilmu setiap hari menemukan bukti-bukti baru yang menyangkal nilai objektiI
pengetahuan manusia dan segi material alam, maka atom atau struktur pokok materi, setelah
lenyap berdasarkan ilmu pengetahuan, hanyalah metode yang tepat untuk mengungkapkan
pikiran, dan metaIor atau isyarat yang tidak mengandung realitas objektiI apapun.
Tendensi idealistik kaum Iisikawan timbul karena kesalahan dalam pemikiran IilosoIis,
bukan karena bukti Iisikawi dalam lapangan ilmiah. Para Iisikawan menjawab persoalan yang
timbul sebagai berikut :
7
a. Bahwa alam dianggap berasal dari akal dan kesadaran, karena itu tidak memiliki
wujud objektiI.
b. Bahwa alam ini adalah suatu realitas material yang maujud diluar akal dan kesadaran.
Namun jawaban itu pun dianggap tidak benar oleh kaum idealisme das realisme.
- Lenin lenyapnya materi membuat tingkat pengetahuan tentang materi yang kita
capai juga lenyap, dan membuat kesadaran kita menjadi lebih mendalam.
Lenin bermaksud menolak idealisme Iisikawi dan memperkuat konsep materialismenya,
Lenin mengabaikan setiap IilsaIat realisme, keculai IilsaIat realisme yang berdasarkan
atas landasan-landasan material. Lenin mengakui adanya realitas mutlak. Karena
bertentangan dengan dialektika yang mengatakan adanya perkembangan setiap realitas
yang sesuai dengan kontradiksi-kontradiksi yang ada di dalamnya.
Tendensi idealistik kaum Iisikawan muncul karena tidak berhasil membedakan dua persoalan
IilsaIat.
Eksperimen tidak mungkin dapat menumbuhkan keyakinan, dan menggerakan manusia dari
konsepsi kepada objektivitas. Tetapi, itulah keyakinan Iitri yang niscaya dalam tabiat
manusia.
Kepastian bentuk subjektiI persepsi inderawi manusia bergantung pada susunan indera dan
pada sistem organik secara umum. Jadi, watak persepsi inderawi yang datang dari alam luar
tidak akan datang dengan sendirinya menentukan bentuk sesuatu dalam persepsi inderawi.
Pendukung Skeptisisme Modern
Berasal dari doktrin lama skeptisisme yang dianut oleh aliran skeptisisme Yunani yang
dipelopori Pyrrho, yang yakin bahwa manusia tak dapat memberikan penilaian apapun atas
segala sesuatu. Konsep skeptisisme menegaskan agnostisisme mutlak, berusaha
membenarkan agnotisisme dengan membeberkan kontradiksi-kontradiksi indera dan
pertentangan pemikiran yang melucutinya dari kualitas kepercayaan ilmiah.
- avid Hume kepastian tentang nilai objektiI pengetahuan manusia merupakan
masalah yang tak terjangkau. Sarana pengetahuan manusia adalah kognisi atau
pikiran, dan tak sesuatu pun yang dapat ada pada akal pikiran itu selain pengetahuan.
8
Klaim Hume indera tidak memperlihatkan kepada kita adnya suatu keharusan antara
Ienomena-Ienomena dan peristiwa-peristiwa. Namun, gagasan tentang kausalitas itu
dianggap berasal dari kebiasaan semata-mata atau satu bentuk asosiasi gagasan.
- #ealisme realitas itu ada secara objektiI dan mandiri
aum Relativis
Menyatakan adanya realitas dan kemungkian pengetahuan manusia, yaitu pengetahuan nisbi
dan realitas nisbi, dalam arti bukan realitas yang bebas dari pengikatan subjektiI atau realitas
mutlak. abungan sisi objektiI sesuatu dari sisi subjektiI pikiran yang mengetahui, karenanya
tidak bisa dipisahkan.
ua tendensi pokok yang berbeda tentang relativisme dan batas-batasnya dalam ilmu
pengetahuan :
1) Emmanuel Kant penilaian rasional menurut Kant dibagi dua :
a. penilaian analitik penilaian yang dipakai akal untuk menjelaskan saja, tidak
memberi inIormasi baru tentang subjek itu, hanya sebagai penjelas;
b. penilaian sintetik penilaian yang predikatnya menambahkan sesuatu yang baru
kepada subjek itu, merupakan penilaian-penilaian primer, terkadang juga
merupakan keputusan sekunder. !enilaian primer adalah penilaian yang sudah
ada di dalam pikiran sebelum pengalaman inderawi.
Kant membagi pengetahuan ke dalam tiga kelompok :
(1)Matematika pengetahuan rasional dalam kelompok ini adalah penilaian-
penilaian sintetik primer yang mendahului pengalaman inderawi;
(2)Ilmu Pengetahuan lam pengetahuan manusia tentang alam objektiI yang
tunduk kepada pengalaman inderawi, penilaian dalam ilmu alam adalah sintetik
dan sekunder, didasarkan pada studi terhadap Ienomena-Ienomena objektiI alam
yang diketahui oleh pengalaman inderawi;
(3)MetaIisika bahwa adalah mustahil untuk sampai kepada pengatahuan dalam
metaIisika melalui akal-teoritis, dan bahwa udaha apapun untuk mendirikan
pengetahuan metaIisis diatas dasar IilsaIat adalah sia-sia, tidak memiliki nilai.
Penilaiannya sistetik primer mandiri terlepas dari pengalaman inderawi.
9
MetaIisika tidak menelaah entitas-entitas mental, tetapi hanya berusaha membahas
segala sesuatu yang objektiI dan mandiri. Oleh sebab itu penilainnya sekunder :
memerlukan pengalaman inderawi.
apat disimpulkan :
a. Bahwa penilaian-penilaian ilmu matematis adalah sintetik primer, dan memiliki
nilai mutlak;
b. Bahwa penilaian-penilaian yang berdasarkan pengalaman inderawi dalam buku-
buku ilmu alam adalah penilaian-penilaian sintetik sekunder. Kebenaran yang ada
pada penilaian-penilaian itu tidak lebih daripada kebenaran nisbi;
c. Bahwa dalam subjek-subjek metaIisika tak mungkin ada pengetahuan rasional
yang sahih, yang tidak berdasarkan penilaian-penilaian sintetik primer maupun
sekunder.
Hal pokok dalam teori Kant adalah bahwa pengetahuan rasional primer bukanlah ilmu yang
berdiri sendiri yang terlepas dari pengalaman inderawi. Tetapi, adalah hubungan-hubungan
yang membantu mengorganisasikan dan meghubungkan segala sesuatu, untuk mengetahui
hal-hal empirikal, sesuai dengan kerangka-kerangka tertentu.
ua kesalahan pokok teori Kant :
1. Ilmu-ilmu matematis dianggap sebagai yang memunculkan kebenaran-kebenaran
matematis dan prinsip-prinsipnya.
2. Kant menganggap hukum-hukum yang berakar dalam akal manusia sebagai hukum-
hukum pikiran, bukan cerminan ilmiah hukum-hukum objektiI yang menguasai alam
secara umum.
Relativisme Subjektif
Yakin pada watak relatiI dalam setiap yang tampak benar bagi manusia menurut peranan akal
setiap individu dalam mencari kebenaran itu, jadi, kebenaran hanyalah sesuatu yang
diniscayakan oleh kondisi-kondisi dan situasi-situasi untuk mengetahui.
Sebab pokok munculnya relativisme subjektiI adalah penjelasan materialistik mengenai
pengetahuan, dan menganggap pengetahuan sebagai mengandung proses material yang
10
didalamnya sistem syaraI yang mengetahui dan sesuatu yang objektiI saling berinteraksi.
#elativisme subjektiI ini berbeda dengan relativisme Kant dalam dua hal :
1) Menundukkan segala realitas tanpa kecuali, kepada relativitas subjektiI, Kant
menganggap pengetahuan dan prinsip-prinsip matematis sebagai realitas (kebenaran)
mutlak.
2) Kebenaran nisbi, bagi akum relativitas subjektiI, berbeda-beda pada individu-
individu. Bukanlah keharusan bagi semua orang untuk sama memiliki realitas-realitas
tertentu.
Bagi Kant, pola-pola Iormal adalah Iitri. Semua akal pikiran manusia ikut serta di
dalamnya. Karena itu, kebenaran relatiI ada pada semua orang.
Skeptisisme Ilmiah
idasarkan pada kesalahan IilosoIis, atau pada krisis (kesulitan) kejiwaan. Mempercayai nilai
pengetahuan dan objektivitasnya, skeptisisme lahir dari teori-teori tersebut (skeptisisme
ilmiah).
iantara teori-teori terpenting tersebut adalah :
1. Behaviourisme MenaIsirkan ilmu jiwa berdasarkan Iisiologi, salah satu aliran
terkenal dalam ilmu jiwa yang berorientasi materialistik, menempatkan tingkah laku
makhluk hidup dan gerak gerik jasmaniahnya, yang dapat ditundukkan kepada
observasi ilmiah dan eksperimen, sebagai subjek ilmu jiwa. Menolak mengakui apa
yang ada dibalik observasi ilmiah, yaitu subjek-subjek nonempirikal seperti pikiran
dan kesadaran, berupaya menaIsirkan psikologi manusia dan segenap kehidupan
kejiwaan dan kesadarannya tanpa berasumsi bahwa manusia mempunyai pikiran dan
ide-ide gaib serupa.
Setiap upaya untuk membuat suatu teori pengetahuan berdasarkan behaviourisme
semacam ini pasti mendatangkan sikap negatiI terhadap nilai pengetahuan, dan
penolakan terhadap nilai objektiInya.
2. Freud oktrin psikoanalisis Freud merekam kesimpulan-kesimpulan yang sama
dengan yang diperoleh behaviourisme yang berhubungan dengan teori pengetahuan.
Membagi pikiran menjadi dua kelompok :
11
a. &nsur-unsur sadar, yaitu sekumpulan ide, emosi dan keinginan yang kita rasakan
di dalam diri kita;
b. &nsur-unsur bawah sadar pikiran, yakni selera dan instink yang tersembunyi di
balik kesadaran.
Pengaruh doktrin analitik terhadap teori pengetahuan, bahwa pikiran bukanlah sarana untuk
mengubah alam aktual atau melahirkan event-event yang real. Tetapi tugasnya adalah
mengekspresikan tuntutan-tuntutan bawah sadar, dan tentu saja mencapai hasil-hasil yang
diberikan selera dan instink kita dan yang tersembunyi di dalam maujud terdalam kita.
Materialisme Historis
liran ini menolak skeptisme dan menerima secara IilosoIis nilai pengetahuan dan
kemampuannya dalam mengungkapkan realitas. Memperlakukan ide-ide dan pengetahuan
umum manusia sebagai suatu bagian dari susunan masyarakat manusia. Ide pokok
materialisme historis adalah bahwa kondisi ekonomi yang ditentukan oleh sarana produksi,
adalah asas real masyarakat dengan segala seginya. Menghubungkan pengetahuan manusia
secara umum dengan kondisi ekonomi juga, karena pengetahuan adalah bagian dari struktur
mayarakat yang semuanya bergantung pada Iaktor ekonomi.
Pikiran bagi Ireud pasti adalah ekspresi tuntutan instink dan selera yang tersembunyi, maka
dalam materialisme historis, Ia adalah ekspresi tuntutan kekuatan ekonomi dan kondisi
ekonomi pada umumnya. Tetapi dalam keduanya, hasilnya adalah sama, tidak adanya
kepercayaan kepada pengetahuan, dan tidak adanya kepercayaan kepada nilai pengetahuan,
karena pengetahuan adalah sarana bagi pemenuhan tuntutan suatu kekuatan yang kuat
menguasai pikiran, yaitu kekuatan bawah sadar, atau kekuatan kondisi ekonomi.
Teori behaviourisme menggambarkan pikiran sebagai keadaan material yang terjadi di dalam
tubuh pemikir karena sebab-sebab material, melepaskan pikiran dari nilai objektiInya.
Keadaan tertentu yang terjadi di dalam tubuh para pendukung teori itu sendiri, dan tidak
mengekspresikan apa pun selain itu saja.
Teori Freud adalah bagian dari kehidupan mental sadarnya, jika benar bahwa kesadaran
adalah ekspresi terdistorsi kekuatan-kekuatan dan hasil pasti penguasaan kekuatan-kekuatan
tersebut atas psikologi manusia, maka teori Freud kehilangan nilainya.
12
Materialisme Historis menghubungkan pikiran dengan kondisi ekonomi, dan pada gilirannya
menjadikan dirinya sebagai produk kondisi ekonomi tertentu di masa hidup Marx, dan
tercermin dalam pikiran sebagai ekspresi tuntutan-tuntutannya berkenaan dengan konsep-
konsep materialisme historis.
====== ```` ======