You are on page 1of 13

BAB I

Landasan Teoritis

1. efinisi
Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersiIat kronik dan residiI,
ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar,
berlapis-lapis dan transparan; disertai Ienomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.
Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa, karena ada psoriasis
lain, misalnya psoriasis pustulosa.
2. Anatomi Fisiologi
Pembagian kulit secara garis besar :
a. Epidermis
apisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus menerus mengalami mitosis dan diganti
dengan yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptor-resepror sensorik
untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri. apisan epidermis terdiri dari: stratum
korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum
basale.
b. ermis
ermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan ini dianggap jaringan ikat longgar
dan terdiri dari sel-sel Iibroblas yang mengeluarkan protein kolagen dan elastin.
apisan dermis terdiri dari pars papelare dan pars retikulare.
c. apisan Subkutis
apisan subkutis di bawah dermis. apisan ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat
dan berIungsi sebagai peredam kejut dan insulamtor panas. apisan subkutis adalah
tempat penyimpanan kalori.

Faal kulit:
a. Fungsi proteksi
b. Fungsi absorpsi
c. Fungsi ekskresi
d. Fungsi persepsi
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh
I. Fungsi pembentukan pigmen
g. Fungsi keratinisasi
h. Fungsi pembentukan vit.

. Etiologi
Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis
dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Berbagai
penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih
banyak dilakukan. Beberapa Iaktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya
psoriasisadalah
a. enetik
b. Imunologik
c. Stress psikik
d. InIeksi Iokal. Umumnya inIeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus
e. Faktor Endokrin. Puncak insidens pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu
kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus.
I. angguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis.
g. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan
penghentian mendadak korikosteroid sistemik.
h. Alkohol dan merokok.

4. !atofisiologi
Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan
alamiah penyakit ini sangat berIluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan
epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian
atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah
dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal.
ProliIerasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi
tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak ). Peningkatan
kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar
nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monoIosIat(AMP)siklik dan
guanosin monoIosIat (MP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada
penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum
dapat dimengerti secara jelas.

5. ejala Klinis
Penderita biasanya mengeluh adanya gatal ringan pada tempat-tempat predileksi,
yakni pada kulit kepala, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian
ekstensor terutama siku serta lutut, dan daerah lumbosakral.
Kelainan kulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama
diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata. Skuama berlapis-lapis, kasar, dan
berwarna putih seperti mika, serta transparan.
Pada psoriasis terdapat Ienomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner. Fenomena
tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada goresan, seperti
lilin digores. Pada Ienomena Auspitz serum atau darah berbintik-bintik yang disebabkan
karena papilomatosis. Trauma pada kulit, misalnya garukan, dapat menyebabkan
kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut kobner.
Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku yang agak khas yang disebut
pitting nail atau nail pit berupa lekukan-lekukan miliar.
Bentuk Klinis :
a. Psoriasis Vulgaris
b. Psoriasis utata
c. Psoriasis Inversa ( Psoriasis Fleksural)
d. Psoriasis Eksudativa
e. Psoriasis Seboroik (Seboriasis)
I. Psoriasis Pustulosa ( Pustulosa Palmoplantar & Pustulosa eneralisata Akut)
g. Eritroderma Psoriatik

6. iagnosis
Jika gambaran klinisnya khas, tidaklah sukar membuat diagnosis. Kalau tidak khas,
maka harus dibedakan dengan beberapa penyakit lain yang tergolong dermatitis
eritroskuamosa. Pada diagnosis banding hendaknya perlu diingat , bahwa pada psoriasis
terdapat tanda-tanda yang khas, yakni skuama kasar, transparan serta berlapis-lapis ,
Ienomena tetesan lilin,dan Ienomena auspitz serta kobner.
iagnostik banding:
a. ermatoIitosis dengan keluhan gatal sekali dan ditemukan ada jamur.
b. SiIilis PsoriasiIormis (siIilis stadium II)
c. ermatitis seboroik.

. !enatalaksanaan Medik
Sampai saat ini belum ditemukan pengobatan yang spesiIik karena penyebabnya
belum jelas dan banyak Iaktor yang berpengaruh. Psoriasis sebaiknya diobati secara
topikal. Jika hasilnya tidak memuaskan, baru dipertimbangkan pengobatan sistemik
karena eIek samping pengobatan sistemik lebih banyak.
Pengobatan Sistemik
a. Kortikosteroid ( Prednison )
b. Obat sitostatik ( Metroteksat )
c. evodopa
d. S(diaminodiIenilsulIon)
e. Etretinat dan Asitretein
I. Siklosporin
Pengobatan Topikal
a. Preparat Ter ( Iosil, kayu, batubara )
b. Kortikosteroid ( senyawa Iluor )
c. itranol ( antralin )
d. Pengobatan dengan peyinaran
e. Calcipotrio

BAB II
Asuhan Keperawatan

1. !engkajian Keperawatan
Pengkajian 11 Pola ordon:
a. Pola Persepsi Kesehatan
O Adanya riwayat inIeksi sebelumnya.
O Pengobatan sebelumnya tidak berhasil.
O #iwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu.
O Adakah konsultasi rutin ke okter.
O ygiene personal yang kurang.
O ingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan
-. Pola Nutrisi Metabolik
O Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari
makan.
O Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas.
O Jenis makanan yang disukai.
O Napsu makan menurun.
O Muntah-muntah.
O Penurunan berat badan.
O Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan.
O Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau
perih.
.. Pola Eliminasi
O Sering berkeringat.
O Tanyakan pola berkemih dan bowel.
d. Pola Aktivitas dan atihan
O Pemenuhan sehari-hari terganggu.
O Kelemahan umum, malaise.
O Toleransi terhadap aktivitas rendah.
O Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan.
O Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.
e. Pola Tidur dan Istirahat
O Kesulitan tidur pada malam hari karena stres.
O mimpi buruk.
f. Pola Persepsi KognitiI
O Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat.
O Pengetahuan akan penyakitnya.
g. Pola Persepsi dan Konsep iri
O Perasaan tidak percaya diri atau minder.
O Perasaan terisolasi.
h. Pola ubungan dengan Sesama
O idup sendiri atau berkeluarga
O Frekuensi interaksi berkurang
O Perubahan kapasitas Iisik untuk melaksanakan peran
i. Pola #eproduksi Seksualitas
O angguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan.
O Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
O Emosi tidak stabil
O Ansietas, takut akan penyakitnya
O isorientasi, gelisah.
k. Pola Sistem Kepercayaan
O Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah
O Agama yang dianut
2. iagnosa dan Ren.ana Keperawatan
P1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inIlamasi antara dermal-
epidermal sekunder akibat psoriasis
Tujuan : Kerusakan integritas kulit dapat teratasi dalam 3 x 24 jam.
Kriteria asil :
1. Area terbebas dari inIeksi lanjut.
2. Kulit bersih, kering, dan lembab
Intervensi :
1. Kaji keadaan kulit
# : Mengetahui dan mengidetiIikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi
yang tepat.
2. Kaji keadaan umum dan observasi TTV.
# : Mengetahui perubahan status kesehatan pasien.
3. Kaji perubahan warna kulit.
# : Megetahui keeIektiIan sirkulasi dan mengidentiIikasi terjadinya komplikasi.
4. Pertahankan agar daerah yang terinIeksi tetap bersih dan kering.
# : Membantu mempercepat proses penyembuhan.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan.
# : Untuk mempercepat penyembuhan.

P2. Ketakutan berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan : Ketakutan teratasi setelah 3 x 24 jam.
Kriteria asil :
1. Klien menyatakan peningkatan kenyamanan psikologis dan Iisiologis.
2. apat menjelaskan pola koping yang eIektiI dan tidak eIektiI.
3. MengidentiIikasi respons kopingnya sendiri.
Intervensi :
1. Kaji ulang perubahan biologis dan Iisiologis.
# : #eaksi Iisik kronis terhadap stresor-stresor menunjukkan adanya penyakit
kronis dan ketahanan rendah.
2. unakan sentuhan sebagai toleransi.
# : Kadang-kadang dengan memegang secara hangat akan menolongnya
mempertahankan kontrol.
3. ukung jenis koping yang disukai ketika mekanisme adaItiI digunakan.
# : Marah merupakan respon yang adaptiI yang menyertai rasa takut.
4. Anjurkan untuk mengekspresikan perasaannya.
# : apat mengurangi stres pada pasien.
5. Anjurkan untuk menggunakan mekanisme koping yang normal.
# : Ketepatan dalam menggunakan koping merupakan salah satu cara
mengurangi
ketakutan.
6. Anjurkan klien untuk mencari stresor dan menghadapi rasa takutnya.
# : Kesadaran akan Iaktor penyebabkan ketakutan akan memperkuat kontrol dan
mencegah perasaan takut yang makin memuncak.

P3 : Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan sekunder
akibat penyakit psoriasis
Tujuan : Ansietas dapat diminimalkan sampai dengan diatasi setelah 3 x 24 jam
Kriteria asil :
1. Pasien tampak rileks
2. Pasien mendemonstrasikanmenunjukan kemampuan mengatasi masalah dan
menggunakan sumber-sumber secara eIektiI
3. Tanda-tanda vital normal
4. Pasien melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
Intervensi :
1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebab bila mungkin
# : IdentiIikasi masalah spesiIik akan meningkatkan kemampuan individu untuk
menghadapinya dengan lebih realistis
2. Kaji ulang keadaan umum pasien dan TTV
# : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
3. Berikan waktu pasien untuk mengungkapkan masalahnya dan dorongan ekspresi
yang bebas, misalnya rasa marah, takut, ragu
# : Agar pasien merasa diterima
4. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
# : Ketidaktahuan dan kurangnya pemahaman dapat menyebabkan timbulnya
ansietas
5. iskusikan perilaku koping alternatiI dan tehnik pemecahan masalah
# : Mengurangi kecemasan pasien

P4 angguan konsep diri berhubungan dengan krisis kepercayaan diri
Tujuan : angguan konsep diri teratasi dalam 3 x 24 jam
Kriteria asil :
1. apat berinteraksi seperti biasa.
2. #asa percaya diri timbul kembali.
Intervensi :
1. Kaji perubahan perilaku pasien seperti menutup diri, malu berhadapan dengan
orang lain.
# : Mengetahui tingkat ketidakpercayaan diri pasien dalam menentukan
intervensi selanjutnya.
2. Bersika
3. p realistis dan positiI selama pengobatan, pada penyuluhan pasien.
# : Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara perawat-
pasien.
4. Beri harapan dalam parameter situasi individu.
# : Meningkatkan perilaku positiI
5. Berikan penguatan positiI terhadap kemajuan.
# : Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positiI.
6. orong interaksi keluarga.
# : Mempertahankan garis komunikasi dan memberikan dukungan terus-
menerus pada pasien.

P5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber inIormasi.
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah
Kriteria asil :
1. Pasien menunjukkan pemahaman akan penyakitnya.
2. Pasien menunjukkan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Intervensi :
1. Kaji ulang pengobatan.
# : Pengulangan memungkinkan kesempatan untuk bertanya dan meyakinkan
pemahaman yang akurat.
2. Ajar tanda dan gejala serta kemungkinan yang dapat menimbulkan inIlamasi.
# : Agar pasien memahami dan mencegah Iaktor resiko inIlamasi serta dapat
mengantisipasi secara dini kelanjutan keadaan tersebut.
3. iskusikan jadwal pengobatan.
# : Agar pasien dapat menentukan waktu yang tepat untuk terapi sehingga
memahami Iungsi terapi yang diikuti.
4. iskusikan tentang peningkatan jadwal kunjungan ke okter.
# : Agar pasien lebih mengerti akan kondisinya




















aItar Pustaka

Ajunadi, Purnawan dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius: Jakarta.
Carpenito, ynda Juall. 1998. iagnosa Keperawatan. EC: Jakarta.
juanda, Adhi. 1993. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran UI: Jakarta.
oengoes, Marilynn E. 2000. #encana Asuhan Keperawatan. EC: Jakarta.

































kA1A LNGAN1Ak

u[l dan syukur penulls pan[aLkan kepada 1uhan ?ang Maha Lsa aLas berkaL dan anugrah
nya yang mellmpah kepada penulls sehlngga makalah lnl dapaL kaml selesalkan
Adapun Lu[uan pembuaLan makalah lnl yalLu sebagal Lugas yang dlselesalkan oleh
ke|ompok 8 (delapan) rogram SLudl ulll keperawaLan dl ollLeknlk kesehaLan Medan pada maLa
kullah kM8 lll dengan [udul "4suhon keperowoton Podo k/ien Penderito Psoriosis"
ualam penyelesalan makalah lnl penulls banyak menemul hambaLan yang cukup berarLl
namun berkaL banLuan darl berbagal plhak balk darl uosen pemblmblng maupun darl LemanLeman
akhlrnya penulls dapaL menyelesalkan makalah lnl karena lLu pada kesempaLan lnl penulls
mengucapakan banyak Lerlmakaslh kepada dosen pemblmblng yang Lelah banyak membanLu dan [uga
kepada LemanLeman sehlngga makalah lnl selesal LepaL wakLunya
enulls menyadarl bahwa makalah lnl maslh [auh darl sempurna Cleh karena lLu kaml
mengharapkan saran dan krlLlk yang berslfaL membangun darl semua plhak unLuk perbalkan dlmasa
mendaLang
Akhlr kaLa kaml mengucapkan Lerlmakaslh dan semoga makalah lnl bermanfaaL bagl klLa
semua



Medan MareL 2011
PormaL kaml

ke|ompok 8








D
I
S
U
S
U
N

OLEH: KeIompok S
O onti Novo
O e/ni Purbo
O ohono 5iohoon
O udho Promono









KEMENTRIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
URUSAN KEPERAWATAN
2011

You might also like