Bulan pucat tak bergairah menebar cahaya Jalanan menebal bertumpuk dengan beribu roda-roda karet yang menempel
Gedung bertumpuk menancap di gugus tanah Memperkosa tanah-tanah, menelanjangi rimba hutan, serta menghisap madu di dalam kelopak bumi
Benarkah peradaban sudah berubah Gemulai dedaunan hijau yang meliuk-liuk telah tersibak Peradaban modern telah merobek-robek kemaluan bumi
Kevitalan tak lagi nampak, keindahan berpaling muak Tertutup bedak tebal gedung-gedung menjulang Tersilau cahya kerucut lampu-lampu kota
Tahukah engkau akan udara-udara yang akan menyumbat hidung dan mendekap jantungmu. Udara-udara yang kau kandung di dalam otakmu Lalu kau lahirkan dan kau besarkan bersama naIsu intelektualmu Udara yang tak pernah mendapat belaian lentik jari ibu sang hati Bahwa udara yang mendurhakai bumi yang telah kau lahirkan. Surabaya, 14 Maret 2011