You are on page 1of 10

BAB I

Pendahuluan

A. atar Belakang

Seiring dengan datangnya era reIormasi pada pertengahan tahun 1998, Indonesia
memasuki masa transisi dari era otoritarian ke era demokrasi. Dalam masa transisi itu,
dilakukan perubahan perubahan yang bersiIat Iundamental dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk membangun tatanan kehidupan politik baru yang demokratis. Arah
baru ini menjadikan Indonesia oleh 700/42 4:80 (2003). Pada era reIormasi ini,
dilakukan percepatan pemilu yang semula direncanakan tahun 2003 dimajukan menjadi
tahun 1999. Setelah terbentuk pemerintahan baru hasil Pemilu 1999 berbagai agenda
reIormasi dijalankan, termasuk salah satu yang terpenting adalah melakukan perubahan
(amandemen) UUD 1945. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh sistem pemerintahan
Indonesia demokrasi yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
Peralihan orde baru (otoritarian) kepada orde reIormasi (demokrasi) jelas sangat
membuat perubahan yang sangat besar sekali bagi Indonesia. Pada era reIormasi ini,
segala sesuatu yang berhubungan dengan negara sangat ditentukan oleh masyarakat.
Hal ini dikarenakan oleh sistem pemerintahan Indonesia yang bersiIat demokrasi dan
berdasarkan kedaulatan rakyat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tentunya
sangat berbeda sekali jika dibandingkan pada masa orde baru sistem yang digunakan
otoriter. Segala sesusatunya diatur dan diselenggarakan oleh pemerintah saja serta
bersiIat memaksa sehingga dalam hal ini tidak melibatkan peran serta masyarakat dalam
ikut berpatisipasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki peranan penting dalam


sistem politik suatu negara. Manusia dalam konteks makhluk sosial, cenderung akan
berinteraksi dengan manusia lain dalam mewujudkan kebutuhan hidupnya. Kebutuhan
hidup manusia tidak hanya yang bersiIat dasar, seperti makan, minum, biologis, pakaian
dan papan (rumah). Namun, juga mencakup kebutuhan akan pengakuan eksistensi diri
dan penghargaan dari orang lain dalam bentuk pujian, pemberian upah kerja, status
sebagai anggota masyarakat, anggota suatu partai politik tertentu dan sebagainya.
Setiap warga negara, dalam kesehariannya hampir selalu bersentuhan dengan aspek-
aspek politik praktis baik yang bersimbol maupun tidak. Dalam proses pelaksanaannya
dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung dengan praktik-praktik politik. Jika
secara tidak langsung, hal ini sebatas mendengar inIormasi, atau berita-berita tentang
peristiwa politik yang terjadi. Dan jika seraca langsung, berarti orang tersebut terlibat
dalam peristiwa politik tertentu.
Kehidupan politik yang merupakan bagian dari keseharian dalam interaksi antar
warga negara dengan pemerintah, dan institusi-institusi di luar pemerintah (non-Iormal),
telah menghasilkan dan membentuk variasi pendapat, pandangan dan pengetahuan
tentang praktik-praktik perilaku politik dalam semua sistem politik. Oleh karena itu,
seringkali kita bisa melihat dan mengukur pengetahuan-pengetahuan, perasaan dan
sikap warga negara terhadap negaranya, pemerintahnya, pemimpim politik dan lai-lain.
Budaya politik merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat dengan ciri-ciri
masyarakat yang lebih khas. Istilah budaya politik meliputi masalah legitimasi,
pengaturan kekuasaan, proses pembuatan kebijakan pemerintah, kegiatan
partai-partai polit ik, perilaku aparat negara, serta gejolak masyarakat terhadap
kekuasaan yang memerintah. Kegiatan politik juga memasuki dunia keagamaan,
kegiatan ekonomi dan sosial, kehidupan pribadi dan sosial secara luas. Dengan

demikian, budaya politik langsung mempengaruhi kehidupan politik dan menentukan


keputusan keputusan yang menyangkut kepada kedaulatan masyarakat
1
.
Namun demokratisasi pada era reIormasi ini belum terjadi secara signiIikan. Hal
ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-KKN maupun anti
perbaikan. Demokrasi di Indonesia masih berada pada masa transisi dimana berbagai
prestasi sudah muncul dan diiringi prestasi yang lain. Sebagai contoh, munculnya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirasakan mampu menimbulkan eIek jera para
koruptor dengan dipenjarakannya beberapa koruptor. Dalam hal ini, maka perilaku
masyarakat atau budaya politik masyarakat sangatlah mempengaruhi proses
perkembangan dinamika pada era reIormasi ini. Jadi permasalahan yang akan dibahas
adalah bagaimana keterkaitan antara budaya politik masyarakat dan perkembangan
budaya demokrasi masyarakat pada masa era reIormasi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana keterkaitan antara budaya politik masyarakat dan perkembangan budaya
demokrasi masyarakat pada masa era reIormasi.

. %ujuan penelitian
Agar dapat memahami serta juga menjadi kritik terhadap perkembangan budaya
demokrasi masyarakat pada masa era reIormasi.



1
http://mjieschool.multiply.com/journal/item/30/BUDAYAPOLITIK. Budaya Politik, diakses pada tanggal 25
September 2011

BAB II
Konsep dan %eori

A.Pengertian Budaya Politik
Budaya politik merupakan pola perilaku suatu masyarakat dalam kehidupan
benegara, penyelenggaraan administrasi negara, politik pemerintahan, hukum, adat
istiadat, dan norma kebiasaan yang dihayati oleh seluruh anggota masyarakat setiap
harinya. Budaya politik juga dapat di artikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu
masyarakat yang memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan kolektiI dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya
2
.
Almond dan Verba (1963:13) mendeIinisikan budaya politik sebagai suatu
sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam
bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara yang ada di dalam sistem itu.
Namun, GaIIar (1999:99) mengartikan budaya politik sebagai orientasi psikologis
masyarakat terhadap objek sosial, sistem politik yang mengalami proses internalisasi
kepada 3 bentuk orientasi yang bersiIat cognitive ( pemahaman pengetahuan pada
sistem politik ), aIective ( perasaan terhadap sistem politik ) dan evaluatiI (keputusan
dan pendapat terhadap sistem politik ). Inglehard (1988) berpendapat bahwa budaya
politik merupakan pengaruh perilaku budaya dalam masyarakat terhadap perilaku
demokrasi.
Menurut Rusadi Sumintapura, budaya politik tidak lain adalah pola tingkah
laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para
anggota suatu sistem politik. Sidney Verba mengartikan budaya politik adalah suatu

2
http://id.wikipedia.org/wiki/Budayapolitik

sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresiI dan nilai-nilai yang menegaskan


suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. Alan R. Ball berpendapat budaya
politik adalah suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai
masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik. Austin
Ranney budaya politik adalah seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan
pemerintahan yang dipegang secara bersama-sama sebuah pola orientasi-orientasi
terhadap objek-objek politik.
B. Bentuk - Bentuk Budaya Politik
Gabriel Almond mengklasiIikasikan budaya politik menjadi 3 bentuk budaya
politik sebagai berikut :
. Budaya politik parokial (parochial political culture), yaitu tingkat partisipasi
politiknya sangat rendah, yang disebabkan Iaktor kognitiI (misalnya tingkat
pendidikan relatiI rendah).
. Budaya politik kaula (subyek political culture), yaitu masyarakat bersangkutan
sudah relatiI maju (baik sosial maupun ekonominya) tetapi masih bersiIat pasiI.
. Budaya politik partisipan (participant political culture), yaitu budaya politik yang
ditandai dengan kesadaran politik sangat tinggi.

. Budaya Demokrasi
Budaya berasal dari kata budi (akal) dan daya (kemampuan) yang berarti
kemampuan akal manusia. Jadi budaya demokrasi adalah kemampuan manusia yang
berupa sikap dan kegiatan mengharagai persamaan, kebebasan dan peraturan.
Sedangkan demokrasi berasal dari demos dan kratos artinya rakyat dan pemerintahan.

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan


pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau
melalui perwakilan (demokrasi perwakilan)
3
. Menurut cara penyaluran kehendak
rakyat, demokrasi dibedakan atas :
a. Demokrasi Langsung
-. Demokrasi Tidak Langsung
Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas :
a. Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal)
-. Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar)










3
http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

BAB III
Analisa

ra reIormasi ditandai dengan berakhirnya orde baru pada tahun 1998. Pada
masa inilah dapat dikatakan bahwa masa transisi telah berakhir dan Indonesia
memasuki era baru, yakni dimulainya era konsolidasi demokrasi. Larry Diamond (1999:
65-73) menjelaskan, masa transisi adalah titik awal atau interval (selang waktu) antara
rezim otoritarian dengan rezim demokratis. Transisi dimulai dari keruntuhan rezim
otoritarian lama yang kemudian diikuti atau berakhir dengan pengesahan lembaga-
lembaga politik dan aturan politik baru di bawah payung demokrasi. Adapun
konsolidasi demokrasi mencakup peningkatan secara prinsipil komitmen seluruh
elemen masyarakat pada aturan main demokrasi. Pada era reIormasi ini telah dilakukan
perubahan perubahan yang bersiIat Iundamental dalam berbagai bidang kehidupan,
termasuk membangun tatanan kehidupan politik baru yang demokratis. Arah baru ini
menjadikan Indonesia oleh 700/42 4:80 (2003). Pada era reIormasi ini, dilakukan
percepatan pemilu yang semula direncanakan tahun 2003 dimajukan menjadi tahun
1999. Setelah terbentuk pemerintahan baru hasil Pemilu 1999 berbagai agenda
reIormasi dijalankan, termasuk salah satu yang terpenting adalah melakukan perubahan
(amandemen) UUD 1945. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh sistem pemerintahan
Indonesia demokrasi yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
Peralihan orde baru (otoritarian) kepada orde reIormasi (demokrasi) jelas sangat
membuat perubahan yang sangat besar sekali bagi Indonesia. Pada era reIormasi ini,
segala sesuatu yang berhubungan dengan negara sangat ditentukan oleh masyarakat.
Hal ini dikarenakan oleh sistem pemerintahan Indonesia yang bersiIat demokrasi dan
berdasarkan kedaulatan rakyat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tentunya

sangat berbeda sekali jika dibandingkan pada masa orde baru sistem yang digunakan
otoriter. Segala sesusatunya diatur dan diselenggarakan oleh pemerintah saja serta
bersiIat memaksa sehingga dalam hal ini tidak melibatkan peran serta masyarakat dalam
ikut berpatisipasi terhadap penyelenggaraan pemerintahan. ra reIormasi telah
menjadikan Indonesia seperti yang diharapkan. Demokratisasi yang sedang berjalan di
Indonesia memperlihatkan beberapa kemajuan dibandingkan masa-masa sebelumnya.
Pemilihan umum dengan diikuti banyak partai adalah sebuah kemajuan. Pemilihan
presiden secara langsung yang juga diikuti oleh pemilihan kepala daerah secara
langsung adalah kemajuan lain dalam tahapan demokratisasi di Indonesia. Diluar hal
tersebut, kebebasan mengeluarkan pendapat dan menyampaikan aspirasi di masyarakat
juga semakin meningkat. Para kaum tertindas mampu menyuarakan keluhan mereka di
depan publik sehingga masalah-masalah yang selama ini terpendam dapat diketahui
oleh publik. Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila terlihat melakukan
penyimpangan dan bisa diajukan ke pengadilan bila terbukti melakukan kesalahan
dalam mengambil suatu kebijakan publik.
Jika diasumsikan bahwa pemilihan langsung akan menghasilkan pemimpin yang
mampu membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik, maka seharusnya
dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan mengalami peningkatan taraI
kesejahteraan masyarakat. Namun sayangnya hal ini belum terjadi secara signiIikan.
Hal ini sebagai akibat masih terlalu kuatnya kelompok yang pro-KKN maupun anti
perbaikan. Demokrasi di Indonesia masih berada pada masa transisi dimana berbagai
prestasi sudah muncul dan diiringi prestasi yang lain. Sebagai contoh, munculnya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirasakan mampu menimbulkan eIek jera para
koruptor dengan dipenjarakannya beberapa koruptor.

Dalam hal ini budaya politik masyarakat tidak lagi berperan dalam proses
demokratisasi. Demokrasi sekarang hanya digunakan sebagai alat oleh para aktor
pemerintahan untuk kepentingan kepentingan pribadinya. Jika kita melihat bagaimana
perilaku masyarakat / budaya politik masyarakat terhadap demokratisasi sekarang ini
sangatlah bermacam macam. Masyarakat ikut berperan aktiI serta berpatisipasi
terhadap jalannya proses pemerintahan (participant political culture) yang ditandai
dengan kesadaran politik yang tinggi seperti demonstrasi yang dilakukan dalam rangka
tuntutan, dukungan dan ketidakadilan terhadap pemerintahan Indonesia. Namun, usaha
masyarakat ikut berperan dalam pemerintahan ini tidak membuat proses demokratisasi
di Indonesia berjalan maksimal seperti yang diharapkan. Sebaliknya, membuat proses
demokratisasi semakin buruk yang ditandai banyaknya praktek KKN yang terjadi.
Harapan masyarakat sangatlah banyak tentunya adalah pada masalah kehidupan
ekonomi mereka serta bidang kehidupan lainnya. Demokrasi membuka celah
berkuasanya para pemimpin yang peduli dengan rakyat dan sebaliknya bisa melahirkan
pemimpin yang buruk. Harapan rakyat akan adanya pemimpin yang peduli di masa
demokrasi ini adalah harapan dari implementasi demokrasi itu sendiri.








BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Berakhirnya orde baru pada tahun 1998 menjadi awalnya era reIormasi di
Indonesia dari otoritarian kepada demokrasi. ra reIormasi telah membuat perubahan
perubahan yang bersiIat Iundamental dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
membangun tatanan kehidupan politik baru yang demokratis. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan negara sangat ditentukan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan
oleh sistem pemerintahan Indonesia yang bersiIat demokrasi dan berdasarkan
kedaulatan rakyat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Budaya politik masyarakat
atau perilaku masyarakat terhadap sistem politik pemerintahan sangatlah berpengaruh
sekali. Masyarakat bebas ikut berpatisipasi aktiI baik langsung maupun tidak langsung.
Pemerintah pun sangat mudah dikritik bila terlihat melakukan penyimpangan dan bisa
diajukan ke pengadilan bila terbukti melakukan kesalahan dalam mengambil suatu
kebijakan publik.
Akan tetapi proses demokratisasi di Indonesia belum terjadi secara signiIikan.
Hal ini sebagai akibat banyaknya praktek KKN yang terjadi. Sebagai contoh,
munculnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dirasakan mampu menimbulkan
eIek jera para koruptor dengan dipenjarakannya beberapa koruptor. Dalam hal ini
budaya politik masyarakat tidak lagi berperan dalam proses demokratisasi. Demokrasi
sekarang hanya digunakan sebagai alat oleh para aktor pemerintahan untuk kepentingan
kepentingan pribadinya. Namun, usaha masyarakat ikut berperan dalam pemerintahan
ini tidak membuat proses demokratisasi di Indonesia berjalan maksimal seperti yang
diharapkan. Sebaliknya, membuat proses demokratisasi semakin buruk yang ditandai
banyaknya praktek KKN yang terjadi.

You might also like